Vous êtes sur la page 1sur 18

TUGAS

SJ 5114 PEMBANGUNAN DAN PEMELIHARAAN JALAN

ANALISA KAPASITAS SALURAN DRAINASE SAMPING


Jalan Kyai Gede Utama, Lebakgede, Coblong, Kota Bandung

Oleh:
Muhammad Fachrurrokhman Dika
(26916007)

DOSEN
Dr. Ir. Agung Wiyono, M.Eng

PROGRAM STUDI MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK JALAN RAYA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
ANALISIS KAPASITAS
SALURAN DRAINASE SAMPING
JALAN KYAI GEDE UTAMA, LEBAKGEDE, COBLONG, KOTA BANDUNG

Drainase (drainage) adalah susunan atau sistem saluran untuk mengalirkan aliran
permukaan akibat hujan. Sedangkan drainase sebagai suatu sistem merupakan prasarana yang
terdiri dari kumpulan sistem saluran didalam kota yang berfungsi mengeringkan lahan
perkotaan dari banjir/genangan akibat hujan dengan cara mengalirkan kelebihan air permukaan
ke badan air melalui sistem saluran-saluran tersebut.
Sistem drainase yang baik adalah sistem drainase yang dapat memenuhi fungsi-fungsi
sebagai berikut:
Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehigga lahan dapat
difungsikan secara optimal.
Sebagai pengendali air kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah
becek, genangan air/banjir.
Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehinga tidak terjadi bencana banjir.
Air hujan tidak diperkenankan menggenang di atas permukaan jalan karena dapat
menyebabkan kerusakan pada struktur jalan itu sendiri. Agar tidak terjadi genangan, selain
membuat profil jalan menjadi miring, perlu dibuat pula saluran drainase untui mengalirkan air
limpasan (runoff) akibat hujan. Tipikal drainase jalan sebagaimana ditunjukkan pada gambar
berikut.

Gambar 1. Tipikal Penampang Melintang Jalan dengan Drainase

Tugas Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan 1


Guna terjaminnya fungsi-fungsi tersebut tetap terlayani, maka perlu dilakukan evaluasi
dan perawatan (maintenance) pada sistem drainase khususnya pada saluran drainase. Evaluasi
dan pemeliharaan perlu dilakukan mengingat mungkin adanya perubahan fungsi lahan,
timbulnya endapan, dan sebab-sebab lainnya.
Dalam tugas ini dilakukan evaluasi drainase pada suatu ruas jalan di Kota Bandung,
tepatnya pada ruas Jalan Kyai Gede Utama, Lebakgede, Coblong, Kota Bandung. Evaluasi
dilakukan untuk mengetahui apakah penampang saluran tersebut dapat menampung debit banjir
rencana untuk 2, 5, 10, 15, 20, dan 25 tahun. Gambaran lokasi sebagaimana ditunjukkan pada
gambar di bawah ini.

Gambar 2. Gambaran Lokasi Survay


A. Data Kondisi Eksisting
Data-data yang digunakan untuk evaluasi kapasitas antara lain:
A.1. Data kondisi permukaan jalan
Panjang saluran drainase (L) = 350 meter
I1 = perkerasan jalan (aspal) =3 meter
I2 = bahu jalan (taman) = 2,5 meter
I3 = bagian luar jalan (perumahan) = 30 meter
Kondisi eksisting permukaan berikut potongan melintangnya sebagaimana
ditunjukkan pada gambar 3:

Tugas Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan 2


Daerah Sekitar (A3) Sal. Drainase Taman Jalan (A2) Perkerasan (A1) Perkerasan (A1) Taman Jalan (A2) Sal. Drainase Daerah Sekitar (A3)

3% 2% 2% 2% 2% 3%

Gambar 3.a. Potongan Melintang Jalan dan Bangunan Sekitarnya

Ke arah
Jl. Hasanudin

Ke arah
Jl. Dipatiukur
Saluran yang ditinjau

Gambar 3.b. Tampak Atas Situasi Saluran yang Ditinjau


Selanjutnya tentukan besarnya koefisien runoff, (C):
- Aspal : I1, koefisien C1 = 0,70
- Taman : I2, koefisien C2 = 0,20
- Perumahan : I3, koefisien C3 = 0,50 (pemukiman tidak padat)
luas daerah pengaliran diambil per meter panjang sebagai berikut:
- Aspal A1 = 3,00 x 350 = 1050 m2
- Taman A2 = 2,50 x 350 = 875 m2
- Perumahan A3 = 30,00 x 350 = 10500 m2
Dari data tersebut dapat dihitung koefisien pengaliran (runoff) rata-rata:
C1 A1 C 2 A2
C1 (jalan & taman) =
A1 A2
0,7 1050 0,2 875 0,2
=
1050 875
= 0,473
C2 (perumahan) = 0,500

Tugas Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan 3


A.2. Data curah hujan
Data curah hujan didapat dari Stasiun Pengamatan BMKG Bandung untuk tahun
2006 2013 sebagaimana ditunjukkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. data curah hujan per tahun di kota bandung
Curah Hujan Max. per Tahun
No. Tahun
(mm)
1 2006 123,00
2 2007 206,00
3 2008 201,00
4 2009 174,80
5 2010 322,40
6 2011 149,06
7 2012 209,20
8 2013 223,45

A.3. Kondisi eksisting penampang saluran


Bentuk tipikal saluran drainase eksisting adalah segi empat dengan material
penyusunnya terbuat dari pasangan batu kali. Dimensi penampang sebagaimana
ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
H=0,85m

b=0,55m

Gambar 1. Dimensi Saluran Eksisting


B. Perhitungan dan Analisis Data
B.1. Perhitungan curah hujan rencana
Perhitungan curah hujan rencana dilakukan dengan menggunakan distribusi Log
Pearson III. Dari data curah hujan seperti diberikan dalam tabel 1 dihitung nilai
y = ln R, sebagaimana yang terdapat pada tabel berikut:

Tugas Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan 4


Tebel 2. nilai logaritma data curah hujan (y)
R
No. Tahun y = lnR
(mm)
1 2006 123,00 4,812
2 2007 206,00 5,328
3 2008 201,00 5,303
4 2009 174,80 5,164
5 2010 322,40 5,776
6 2011 149,06 5,004
7 2012 209,20 5,343
8 2013 223,45 5,409
Jumlah 1608,91 42,140
Menghitung rerata () deviasi standar (Sy), dan koefisien kemencengan (Csy) dengan
menggunakan persamaan berikut:
1
= =1

1
Sy = =1( )2
1
a
Csy =
s3
dengan
n
a = ni=1(yi y )3
(n1)(n2)

dari persamaan tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:


= 5,267
Sy = 0,287
Csy = 0,171
Dari tabel pada lampiran 1, untuk nilai Csy = 0,171 dan periode ulang 2 tahun, maka
dapat dihitung nilai K dengan cara interpolasi linear:
0,1710,1
K2 = 0,017 + ( ) (0,033 (0,017)) = 0,028
0,20,1

Dengan menggunakan persamaan berikut dihitung :


R2 = arc ln 2
dimana,
=
+ KT Sy = 5,267 + (0,028) 0,287 = 5,2594

Tugas Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan 5


maka, curah hujan dengan periode ulang 2 tahun adalah:
R2 = arc ln 5,2594 = 192,366 mm
Dengan cara yang sama, hitung pula RT untuk periode ulang 5, 10, 15, 20, dan 25
tahun. Hasil perhitungan seperti pada tabel berikut:
Tabel 3. hasil perhitungan curah hujan rencana (RT)
Periode Ulang
No KT Sy RT
(T)
1 2 5,267 -0,028 0,287 5,2594 192,366
2 5 5,267 0,832 0,287 5,5062 246,214
3 10 5,267 1,298 0,287 5,6399 281,435
4 15 5,267 1,468 0,287 5,6887 295,509
5 20 5,267 1,638 0,287 5,7375 310,288
6 25 5,267 1,808 0,287 5,7863 325,805
B.2. Perhitungan intensitas curah hujan
Dengan mengunakan persamaan (3), (4), dan (5) dalam Pedoman Perencanaan
Sistem Drainase Jalan, dihitung waktu konsentrasi sebagai berikut :
Waktu konsentrasi (Tc) = t1 + t2
dengan :
0 ,167
2 0,013
t1 aspal = 3,28 3,0 = 0,919 menit
3 0,02
0 ,167
2 0,200
t1 taman = 3,28 2,5 = 1,407 menit
3 0,02
0 ,167
2 0,013
t1 perumahan = 3,28 30 = 1,305 menit
3 0,03

L 350
t2 = = = 3,889 menit
60 V 60 1,5
maka, waktu konsentrasi sebesar :
Tc1 (jalan & taman) = t1 aspal + t1 taman + t2
= 0,919 + 1,407 + 3,889 = 6,215 menit
= 0,104 jam
Tc2 (perumahan) = t1 perumahan + t2
= 1,305 + 3,889 = 5,194 menit
= 0,087 jam

Tugas Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan 6


Dengan menggunakan persamaan Mononobe dihitung Intensitas hujan untuk periode
ulang 2 tahun yang berasal dari daerah jalan + taman sebagai berikut:
2
R 24 3
Intensitas hujan (I2) = ( )
24 T
2
192,366 24 3
= ( ) = 302,364 mm/jam
24 0,104
Dengan cara yang sama, hitung pula Ir untuk periode ulang 5, 10, 15, 20, dan 25
tahun. Hasil perhitungan seperti pada tabel berikut:
Tabel 4. hasil perhitungan intensitas hujan rencana (Ir) yang berasal dari jalan &
taman
Periode Ulang Tc Ir
No RT
(T) (jam) (mm/jam)
1 2 192,366 0,104 302,364
2 5 246,214 0,104 387,003
3 10 281,435 0,104 442,364
4 15 295,509 0,104 464,486
5 20 310,288 0,104 487,716
6 25 325,805 0,104 512,106
Tabel 5. hasil perhitungan intensitas hujan rencana (Ir) yang berasal dari daerah
perumahan
Periode Ulang Tc Ir
No RT
(T) (jam) (mm/jam)
1 2 192,366 0,087 340,798
2 5 246,214 0,087 436,195
3 10 281,435 0,087 498,593
4 15 295,509 0,087 523,527
5 20 310,288 0,087 549,710
6 25 325,805 0,087 577,200
B.3. Perhitungan debit banjir rencana (QTr)
Perhitungan debit banjir rencana (QTr) menggunakan metode rasional dengan
persamaan:
QTr = 0,278.C.I.A, untuk periode ulang 2 tahun yang berasal dari jalan & taman
maka:
Q2 = 0,278 x 0,473 x 302,364 x 0,001925
= 0,076 m3/detik
Dengan cara yang sama, hitung pula QTr untuk periode ulang 5, 10, 15, 20, dan 25
tahun. Hasil perhitungan seperti pada tabel berikut:

Tugas Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan 7


Tabel 6. hasil perhitungan debit banjir rencana yang berasal dari jalan & taman (Q1)
Periode Ir A1 Q1
No C1
Ulang (T) (mm/jam) (km2) (m3/dt)
1 2 302,364 0,473 0,001925 0,076
2 5 387,003 0,473 0,001925 0,098
3 10 442,364 0,473 0,001925 0,112
4 15 464,486 0,473 0,001925 0,118
5 20 487,716 0,473 0,001925 0,123
6 25 512,106 0,473 0,001925 0,130
Tabel 7. hasil perhitungan debit banjir rencana yang berasal dari daerah
perumahan (Q2)
Periode Ir A1 Q2
No C1
Ulang (T) (mm/jam) (km2) (m3/dt)
1 2 340,798 0,500 0,0105 0,497
2 5 436,195 0,500 0,0105 0,637
3 10 498,593 0,500 0,0105 0,728
4 15 523,527 0,500 0,0105 0,764
5 20 549,710 0,500 0,0105 0,802
6 25 577,200 0,500 0,0105 0,842
Maka, debit banjir rencana untuk masing-masing periode ulang adalah sebagai
berikut:
Tabel 8. hasil perhitungan debit banjir rencana (QTr) yang berasal dari daerah
Periode Q1 Q2 QTr
No
Ulang (T) (m3/dt) (m /dt) (m3/dt)
3

1 2 0,076 0,497 0,574


2 5 0,098 0,637 0,735
3 10 0,112 0,728 0,840
4 15 0,118 0,764 0,882
5 20 0,123 0,802 0,926
6 25 0,130 0,842 0,972
B.4. Analisa kapasitas debit penampang saluran
Sebagaimana hasil pengamatan, didapatkan bentuk penampang berupa segi empat
dengan tinggi saluran H = 0,85 m dan lebar dasar saluran b = 0,55 m. Dengan asumsi
tinggi jagaan W = 0,1 m maka:
a. Luas penampang aliran (F)
F = b x h, dengan h = H W
F = b x (H W)
= 0,55 x (0,85 0,1) = 0,413 m2

Tugas Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan 8


b. Keliling basah saluran (P)
P = b + 2h
= 0,55 + 2(0,75)
= 2,05 m
c. Jari-jari hidrolis (R)
F
R =
P
0,413
=
2,05
= 0,201 m
d. Rumus pengaliran (V)
Koefisien manning (n) saluran pasangan batu kali (kondisi sedang) = 0,025
Dari hasil pengukuran diketahui elevasi
Hulu saluran (Sp. Jl. Hasanudin) = + 761 m
Hilir saluran (Sp. Jl. Dipatiukur) = + 751 m
H
Kemiringan memanjang (s) =
L
(761 751)
= = 0,029
350
maka:
1 2 3 12
V = .R .s
n
1 2 1
= 0,201 3 0,029 2
0,025
= 2,322 m/detik
e. Debit lapangan/eksisting (Q)
Q =F.V
= 0,275 x 2,866
= 0,958 m3/detik
B.5. Perbandingan debit aliran
Untuk dapat mengetahui apakah kapasitas saluran dapat memenuhi debit banjir yang
terjadi paa periode ulang tertentu, maka perlu dibandingkan nilai debit
lapangan/saluran eksisting dengan debit banjir hasil perhitungan untuk periode ulang
tertentu. perbandingannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tugas Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan 9


Tabel 9. perbandingan debit saluran dengan debit banjir yang terjadi
Periode Ulang QTr Qsal
No Ket.
(T) (m3/dt) (m3/dt)
1 2 0,574 0,958 <ok>
2 5 0,735 0,958 <ok>
3 10 0,840 0,958 <ok>
4 15 0,882 0,958 <ok>
5 20 0,926 0,958 <ok>
6 25 0,972 0,958 <error>
C. Kesimpulan
Dari hasil analisis terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil, antara lain:
1. Debit air yang dapat dialirkan oleh saluran tersebut sebesar 0,958 m3/detik;
2. Dari tabel 9 dapat disimpulkan bahwa saluran tersebut dapat menampung debit banjir
rencana (QTr) sebesar 0,926 m3/detik dengan kala ulang/periode ulang kejadian hingga
20 tahun;
3. Kecepatan aliran pada saluran drainase eksisting dapat mencapai 2,322 m/detik, dimana
kecepatan tersebut melebihi kecepan yang diijinkan pada saluran yang terbuat dari
pasangan batu, yaitu sebesar 1,5 m/detik;
4. Melihat hal tersebut, perlu dilakukannya perbaikan baik pada pada kemiringan saluran
sehingga dapat dicapai kecepatan yang diijinkan, maupun dimensi profilnya.sehingga
tidak merubah kapasitas debitnya.

Tugas Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan 10


Lampiran 1. Tabel faktor frekuensi metode distribusi Log Pearson III

Tugas Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan 11


Lampiran 1. Tabel faktor frekuensi metode distribusi Log Pearson III (lanjutan)

Tugas Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan 12


Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Survay

Foto 1. Kondisi Jalan Eksisting (Sp. Jl. Hasanudin)

Foto 2. Kondisi Saluran Eksisting

Foto 3. Mengukur Dimensi Saluran Eksisting

Tugas Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan 13


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum, 2006. Pedoman Perencanaan Sistem Drainase Jalan,


Jakarta : Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum.

Japan International Cooperation Agency, 1978. Drainage and Subsoil Drainage (The Post
Graduate Program on Highway Engineering, ITB and DPU)

Triatmodjo, Bambang. 2008, Hidrologi Terapan , Yogjakarta : Beta Offset.

Tugas Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan 14


REKOMENDASI
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SALURAN DRAINASE JALAN

Menurut terminologinya, Operasi dan Pemeliharaan dapat didefinisikan sebagai berikut:


a. Operasi
Operasi adalah menjalankan atau memfungsikan prasarana dan sarana drainase sesuai
dengan maksud dan tujuannya.
b. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menjamin fungsi prasarana dan
sarana drainase bekerja sesuai dengan rencana.
Prinsip utama operasional saluran adalah untuk mengalirkan air permukaan dari suatu
kawasan ke titik pelepasan (out-fall) sedapat mungkin ditahan dulu dalam kolam, bangunan
resapan alam/buatan agar mengisi air tanah (drainase berwawasan lingkungan).
Agar saluran drainase dapat beroperasi sebagaimana mestinya, yang mana dapat saluran
dapat mengalirkan air dengan debit rencana yang telah direncanakan, maka perlu dilakukan
pemeliharaan terhadap drainase tersebut. Ada 4 (empat) macam pekerjaan pemeliharaan yang
dapat dilakukan yaitu :
a. Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan rutin adalah Pekerjaan yang selalu dilakukan berulang-ulang pada waktu
tertentu, misalnya setiap hari.
b. Pemeliharaan berkala
Pemeliharaan berkala merupakan Pekerjaan yang dilakukan pada waktu tertentu,
misalnya setiap minggu sekali atau bulan atau tahun.
c. Pemeliharaan khusus
Pemeliharaan khusus dapat dilakukan apabila saluran mengalami kerusakan yang sifatnya
mendadak.
d. Rehabilitasi
Rehabilitasi dilakukan apabila saluran mengalami kerusakan yang menyebabkan aliran
tidak sesuai lagi dengan debit banjir.
Pemeliharaan rutin merupakan pemeliharaan yang dapat dilakukan siapa saja. Tidak
hanya petugas kebersihan, tapi juga kita sebagai masyarakat setempat pun memiliki kewajiban

Tugas Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan 1


moral untuk melakukannya. Yang termasuk kegiatan pemeliharaan rutin yang dapat kita
lakukan bersama antara lain:

1. Mengangkut sampah yang hanyut disaluran agar tidak terjadi penyumbatan terutama pada
gorong-gorong
2. Membuang tumbuh-tumbuhan (gulma) pada dinding saluran terutama pada saluran yang
diperkeras, agar tidak merusak struktur saluran drainase
Terkait dengan kegiatan operasi, agar prasarana dan sarana drainase dapat dijalankan atau
difungsikan sesuai dengan maksud dan tujuannya maka perlu dilakukan isnpeksi secara berkala
pada saluran drainase. Inspeksi dilakukan untuk mengetahui kondisi saluran apakah saluran
mengalami kerusakan, endapan yang over, maupun apabila saluran mengalami perubahan/alih
fungsi.
Fenomena alih fungsi saluran drainase jalan sering kita lihat di sekitar kita. Salah satunya
adalah dipakainya saluran sebagai tempat untuk berjualan pedagang kaki lima. Perubahan alih
fungsi saluran drainase tersebut dapat menyebabkan berkurangnya dimensi saluran sehingga
saluran drainase tidak dapat menampung debit aliran yang direncanakan, dan akhirnya air
meluap dari saluran drainase.
Menjaga dan merawat saluran drainase seharusnya dapat menjadi budaya bagi
masyarakat. Budaya gotong-royong dalam membersihkan lingkungan seharusnya dapat
menjadi solusi bagi pemeliharaan saluran drainase yang berbasis pada masyarakat. Bahkan
mungkin perlu adanya regulasi yang mengatur bahwa setiap pemilik bangunan wajib
menyediakan fasilitas drainase di sekitar bangunannya dengan desain yang ditetapkan oleh
pemerintah, dalam hal ini adalah dinas SDA, serta bertanggung jawab untuk memeliharanya.
Dengan adanya tanggung jawab tersebut, maka semua aspek masyarakat pasti ikut andil
dalam memelihara saluran drainase di lingkungannya, dan saluran drainse dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.

Tugas Perencanaan dan Pemeliharaan Jalan 2

Vous aimerez peut-être aussi