Vous êtes sur la page 1sur 7

All About Archimedes, Matematikawan Dunia

30 September, 2008 Vincentius Haryanto


Tags: Archimedes
Archimedes, tokoh Fisika dan Matematika dunia

Berikan saya tempat untuk berdiri dan saya akan mengangkat bumi

(Give me a place to stand on and I will move the earth)

Di kutip dari http://mate-mati-kaku.com/matematikawan/archimedes.html

Apabila Matematikawan dan fisikawan ikut perang Archimedes (287 212 SM)

Riwayat Archimedes adalah seorang arsitokrat. Archimedes adalah anak astronom

Pheidias yang lahir di Syracuse, koloni Yunani yang sekarang dikenal dengan nama

Sisilia. Dia mempunyai hubungan keluarga dengan tiran (raja) Hieron II yang berkuasa di

Syracuse pada jaman itu. Archimedes berteman dengan Gelon, anak Hieron II, dimana

keduanya adalah matematikawan andalan raja.

Membicarakan Archimedes tidaklah lengkap tanpa kisah insiden penemuannya saat

dia mandi. Saat itu dia menemukan bahwa hilangnya berat tubuh sama dengan berat air

yang dipindahkan. Dia meloncat dari tempat mandi dan berlari terlanjang di jalanan

Syracuse sambil berteriak Eureka, eureka! (saya sudah menemukan, saya sudah

menemukan). Saat itulah Archimedes menemukan hukum pertama hidrostatik. Kisah di

atas diawali oleh tukang emas yang tidak jujur dengan mencampurkan perak ke dalam

mahkota pesanan Hieron. Hieron curiga dan menyuruh Archimedes untuk memecahkan

problem tersebut atau melakukan pengujian tanpa merusak mahkota. Rupanya saat

mandi tersebut, Archimedes memikirkan problem tersebut. Tentang nasib tukang emas itu

sendiri tidak ada yang mengetahuinya. Masa sekolah Saat muda usia dia menuntut ilmu di

Alexandria, Mesir.

Pada saat itu dia menjalin persahabatan dengan dua orang istimewa. Teman

pertama, Conon adalah matematikawan berbakat yang sangat dihormati Archimedes baik
secara pribadi maupun intelektual. Teman kedua, Eratosthenes *), juga seorang

matematikawan sekaligus astronom, meski mempunyai kelainan yaitu: suka bersolek.

Dengan kedua teman ini, teristimewa Conon, Archimedes dapat berbagi pemikiran dan

berdiskusi. Akhirnya, Conon meninggal dan surat menyurat antar keduanya digantikan

oleh Dositheus, murid Conon.

Tahun 1906, J.L. Heiberg, membuat penemuan dramatis di Konstantinopel yaitu:

surat Archimedes kepada Erastosthenes: Theorema mekanikal, suatu metode. Dalam

suratnya ini, Archimedes mengukur berat, dalam imajinasi, guna menghitung luas atau

mengetahui volume (isi) sesuatu yang tidak diketahui lewat sesuatu yang diketahui, dia

merintis ilmu pengetahuan berdasar penggalian fakta; fakta ini digunakan sebagai

pembanding untuk kemudian dibuktikan secara matematis.

Ada versi lain yang menyebut bahwa Archimedes diperkirakan berguru pada murid

Euclid. Archimedes dapat disebut sebagai matematikawan sekaligus fisikawan pertama,

dimana selain menemukan mesin perang, alat-alat mekanis serta pompa air untuk

mengangkat air sungai Nil guna mengairi (irigasi) tanah-tanah di seluruh negeri.

Sifat eksentrik Archimedes Dalam hal eksentrik Archimedes sering dibandingkan

dengan Weierstrass (1815 1897). Menurut penuturan saudarinya, Weierstrass pada

waktu sekolah, tidak pernah diberi kepercayaan untuk memegang pinsil. Apabila

memegang pinsil, maka dia akan menggambari apapun yang dianggapnya masih kosong.

Dari wallpaper sampai balik kerah baju. Sebaliknya, Archimedes - belum mengenal kertas,

selalu menggambar di pasir atau tanah yang lembek sebagai ganti fungsi papan tulis.

Dia akan menggambar sesuka hatinya. Apabila duduk di dekat perapian, dia akan

mengambil arang atau sisa pembakaran dan digunakan untuk menggambar. Setelah

mandi, biasanya dia akan melumuri seluruh tubuhnya dengan minyak zaitun, yang lazim

dipakai pada jaman itu, daripada mengenakan pakaian, dia akan menggambar diagram-

diagram dengan menggunakan jari kuku dengan papan tulis adalah seluruh tubuhnya
yang berminyak. Ada sifat yang lazim diidap oleh para matematikawan seperti: lupa

makan. Sifat lupa makan Archimedes, saat menekuni problem matematika, ternyata

diwariskannya kepada Newton dan Hamilton.

Archimedes terlibat perang Saat ini Romawi adalah kerajaan dengan banyak

pejabatnya korup. Di Mediteranian, sekarang Tunisia, dan kota Carthage, muncul dan

menjadi penguasa dengan koloni meliputi wilayah sepanjang pantai Afrika sampai

Spanyol. Romawi merasa iri hati dan menyerbu. Dua kali serangan yang disebut dengan

perang Punic, mampu menaklukkan Carthage. Tetapi tidak lama kemudian, Carthage

mampu bangkit kembali, sehingga memaksa Romawi kembali melancarkan serangan,

perang Punic ketiga. Kali ini, tentara Romawi tidak memberi ampun lagi. Begitu dapat

menaklukkan, mereka menghancurkan kota dan membunuhi para penghuninya (146 SM).

Di atas adalah latar belakang terjadinya perang Punic. Selama perang Punic ini, Romawi

mengirim pasukan di bawah komando Claudius Marcellus pada tahun 214 SM untuk

menyerang Syracuse. Alasan utamanya adalah karena raja Syracuse menjalin hubungan

dengan Carthage; alasan lain, tentara Romawi selalu dapat menaklukkan wilayah kecil

dengan mudah. Tetapi saat ini mereka ketemu batunya. Tentara Romawi menyerbu

Syracuse dari segala penjuru, daratan dan lautan, terhadang oleh rekayasa sains; tidak

canggih namun cerdik. Penduduk Syracuse sudah diajari bagaimana menggunakan tuas

(lever) dan berbagai macam bentuk pelontar, dan mereka menerapkan kemampuan ini

pada perang di darat maupun di laut. Tentara Romawi dipaksa mundur dan lari lintang-

pukang di bawah hantaman badai batu dan panah yang dilontarkan oleh ketapel-ketapel

buatan Archimedes. Belum lagi adanya serangan dari pelontar tali berisi peluru dan busur

kecil (crossbow) yang menembakkan anak panah besi. Serangan pasukan Romawi lewat

laut, hasilnya tidak jauh berbeda, hampir semua armada kapal perang mereka hancur.

Besi-besi besar dijatuhkan oleh pasukan Syracuse lewat derek (crane) yang dibangun,

mampu menenggelamkan kapal-kapal Romawi. Derek lain digunakan mengangkat kapal-


kapal Romawi dan pasukan-pasukan berebut menyelamatkan diri dengan terjun ke laut.

Masih ditambah dengan cermin pembakar, maka lengkaplah derita kapal-kapal Romawi.

Seorang tua menciptakan cermin heksagonal dan di sela-sela cermin berukuran

proporsional tersebut dipasang empat cermin segi empat, digerakkan dengan besi yang

dibentuk seperti engsel jaman modern, diarahkan ke matahari. Berkas sinar yang

dipantulkan oleh cermin-cermin tersebut diarahkan ke kapal, menimbulkan api dan kapal

terbakar. Pengoperasian cermin dilakukan dari ketinggian di tengah kota oleh seorang

lelaki tua. Siasat lain mulai dicari. Tentara Romawi mencoba membangun tembok di luar

tembok kota, namun tidak pernah selesai dibangun. Muasalnya adalah derek dengan

bandulan besi berputar mengelilingi kota Syracuse untuk menghancurkan tembok-tembok

tersebut sekaligus menghalau pasukan Romawi yang akan maju. Gagal dengan serangan

frontal, Marcellus menggunakan cara lain. Saat penduduk Syracuse merayakan

kemenangan, diselimuti oleh gelapnya malam, dikirimlah mata-mata (Buku legendaris

Seni Berperang Sun Tzu hidup 500 SM, tentang penggunaan mata-mata, bab 13, bab

terakhir, barangkali mengilhami atau barangkali ide dari perang Troya dengan taktik kuda

Troya) untuk menghancurkan monster-monster ciptaan Archimedes dan membuka pintu

gerbang kota. Perang berlangsung selama 3 tahun, sebelum Romawi dapat mengalahkan

si kecil cerdik, Syracuse.

Penemuan-penemuan ArchimedesMinat Archimedes adalah matematika murni:

bilangan, geometri, menghitung luas bentuk-bentuk geometri. Archimedes dikenal karena

kehebatannya mengaplikasikan matematika. Kehebatan inilah yang akan diuraikan di

bawah ini.

Archimedes berjasa menemukan ulir Archimedes, alat untuk mengangkat air

dengan jalan memutar gagang alat ini dengan tangan. Penggunaan awal alat ini adalah

untuk membuang air yang masuk ke dalam perahu atau kapal. Tapi dalam

perkembangannya digunakan untuk memompa air dari dataran yang lebih rendah ke
tanah yang lebi tinggi. Alat ini sampai sekarang masih dipakai oleh para petani di seluruh

dunia. Penggunaan cermin pembakar, memberi indikasi bahwa beberapa bentuk geometri

sudah diketahui Archimedes, teristimewa bentuk hiperbola.

Bentuk lingkaran, elips dan hiperbola terbentuk hanya bagaimana cara kita mengiris

suatu bidang. Parabola adalah bentuk istimewa: dapat mengambil sinar matahari, dari

arah manapun, dan difokuskan pada suatu titik, dan konsentrasikan semua energi cahaya

pada bidang sempit untuk dipancarkan kembali dalam berkas sinar yang sangat panas.

Archimedes sudah mencoba menghitung luas parabola, elips, hiperbola dan menentukan

titik pusat gravitasi pada setengah lingkaran dan lingkaran.

Tidak diketahui secara pasti berapa banyak karya-karya Achimedes yang hilang

atau belum ditemukan satu yang terpenting, Metode (The Method, sebagian besar sudah

ditemukan pada tahun 1906), tapi karya lain termasuk: On Spiral, On the Measuremant of

the Circle, Quadrature of the Parabola, on Conoids & Spheroids, on the Sphere &

Cylinder, Books of Lemmas dll. tidak sesuai dengan segala sesuatu yang dihasilkan

Archimedes pada jaman Romawi.

Archimedes adalah orang pertama yang memberi metode menghitung besar ? (pi)

dengan derajat akurasi yang tinggi. Menghitung besar ? dilakukan dengan cara membuat

lingkaran diantara dua segi enam. Luas segi enam kecil < luas lingkaran < luas segi enam

besar. Dengan memperbesar jumlah segi - Archimedes membuat 96 sisi, diperoleh

besaran: 3 10/71 < < 3 1/7 (3,14084 < < 3,14285) Dalam menghitung , jaman modern,

para matematikawan mengikuti jejak Archimedes. Sebagai contoh, pada abad 17, Ludolph

van Ceulen dari Jerman, menggunakan segi 262. Upaya gigih guna mencari besaran ? ini

dilakukannya sampai dia meninggal. Jadi tidaklah mengherankan, apabila orang Jerman

untuk menghormati jasa, pada nisan dipahat Angka Ludolphian yang berarti ? di Jerman.

Penggunaan tuas dalam perang dengan menciptakan crane, menunjuk bahwa

Archimedes sudah memahami prinsip tuas, yaitu: dua benda yang mencapai
keseimbangan berat pada suatu jarak tertentu memiliki besar yang proporsional secara

timbal-balik. Archimedes meninggalApabila pada tahun-tahun sebelumnya, penemuan-

penemuan Archimedes selalu membuat pasukan Romawi frustrasi. Mereka tidak dapat

menaklukan Syracuse untuk dijadikan koloni. Alat-alat mekanik ciptaan Archimedes selalu

dapat mementahkan dan menghancurkan semua serangan mereka. Salah satu kisah

menarik adalah tentang Archimedes dalam perang ini adalah menciptakan cermin-cermin

pembakar yang mampu membakar kapal-kapal Romawi dari kejauhan. Tahun 212 SM,

Syracuse akhirnya jatuh ke tangan Romawi, setelah terjadi penyusupan di malam hari.

Singkat kata, Marcellus dengan didampingi para prajuritnya mendatangi pencipta alat

yang membuat semua petaka bagi tentara Romawi. Saat itu Archimedes sedang

menggambar diagram di pasir. Pikiran dan matanya hanya terpusat pada diagram-diagram

yang digambarnya. Tidak memperdulikan sekelilingnya. Marcellus dan prajurit pengikutnya

diam mengamati sampai akhirnya seorang prajurit kehilangan kesabaran. Seorang prajurit

Marcellus datang menghampiri dan memerintahkan agar Archimedes segera menghadap

komandan mereka, namun dia tidak menuruti perintah dan baru akan menghadap setelah

menyelesaikan problem dan memberikan pembuktiannya. Kesabaran prajurit itu habis dan

maju untuk menangkap Archimedes. Jangan sentuh lingkaran-lingkaran yang saya buat!

adalah teriakan terakhir Archimedes ketika prajurit itu menginjak gambar diagram di atas

pasir. Prajurit yang tidak diketahui namanya itu marah, menghunus pedang dan

membunuh Archimedes yang sudah berusia 75 tahun. *) Eratoshenes (273 192 SM)

melakukan penghitungan diameter bumi pada tahun 230 SM. Dia menengarai bahwa kota

Syene di Mesir terletak di equator, dimana matahari bersinar vertikal tepat di atas sumur

pada hari pertama musim panas. Eratoshenes mengamati fenomena ini tidak dari

rumahnya, dia menyimpulkan bahwa matahari tidak akan pernah mencapai zenith di atas

rumahnya di Alexandria yang berjarak 7 dari Syene. Jarak Alexandria dan Syene adalah

7/360 atau 1/50 dari lingkaran bumi yang dianggap lingkaran penuh adalah 360. Jarak
antara Syene sampai Alexandria +/- 5000 stade. Dengan dasar itu dibut prakiraan bahwa

diameter bumi berkisar: 50 x 5000 stade = 25.000 stade = 42.000 Km. Pengukuran

tentang diameter bumi diketahui adalah 40.000 km. Ternyata, astronomer jaman kuno juga

tidak kalah cerdasnya, dengan deviasi kurang dari 5%. Sumbangsih Prinsip-prinsip fisika

dan matematika diaplikasikan oleh Archimedes baik untuk tujuan mulia pompa ulir,

untuk mengangkat air dari tempat yang lebih rendah maupun untuk tujuan perang.

Memang tidak dapat dihindari bahwa suatu penemuan biasanya akan dipicu oleh suatu

kebutuhan mendesak. Cermin pembakar, derek (crane) untuk melontarkan panah dan

batu atau menenggelamkan kapal adalah penguasaan fisika Archimedes yang dapat

dikatakan luar biasa pada jamannya. Kontribusi penghitungan (pi) dari Archimedes

barangkali dapat disebut sebagai awal bagi para pengikut untuk meniru metode yang

dipakai untuk menghitung luas lingkaran. Terus memperbanyak jumlah segi enam untuk

menghitung besaran (pi) mengilhami para matematikawan berikutnya bahwa adanya

suatu ketidakhinggaan - seperti paradoks Zeno, dimana hal ini mendorong penemuan

kalkulus.

Entry Filed under: Lain-lain

Vous aimerez peut-être aussi