Vous êtes sur la page 1sur 5

ABC - Alhamdulillah Bea Cukai ({})

ah udah lama banget ni gak nulis di tumblr. sampe diapalin sama buf kalo aku jarang nulis,
tapi sekalinya nulis puanjaaang. hahah *hai bufaaar!!
habisnya enakan nulis dari lepi sih daripada hape. padahal buka lepi jarang banget kalo di
rumah. si mommy ngedumel mulu kalo anaknya ketauan gabut. kerjaan banyak gak ada yg
bantuin. mintanya diladenin semua. ibunya ga ada yg ladenin. hahaaa iya deh buuuk. tak
bantuin mumpung masih di rumaaah :*

oiya, alhamdulillah tanggal 9 bulan 9 tahun 2014 sudah keluar pengumuman penempatan.
walaupun meleset satu hari dari tanggal yg sudah ditetapkan sebelumnya. pdahal pas banget
kalau dikeluarin tanggal 8. lahir tanggal 8, yudisium tanggal 8, penempatan tanggal 8. tapi
takdir berkata lain. haha yasudahlah. alhamdulillah diturutin sama Allah di pilihan pertama,
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

kenapa sih milih BC? curhat dikit boleh lah yaw.. :D


gamau munafik, pertimbangan pertama memang masalah gaji. tapi kalau cuma gaji, harusnya
pilihan pertama adlh Ditjen Pajak karena konon katanya pajaklah yg paling gede masalah
take home pay. tapi ga cuma itu alasannya. banyak pertimbangan yg lain. salah satunya
adalah, pandangan dari orang-orang dekat.

dulu tahun 2010 si pandski nemenin daftar STAN juga dan dia milih D3 BC. bukan tujuan
utama dia daftar utk terjun ke BC. tujuannya cuma mau nemenin perjuangan akyuu. hahah.
ya ga heran kalau ga diterima *ROTFL* tapi, unfortunately akmil nya juga ga diterima tahun
2010. nah pas liburan pertama kuliah, diajaklah aku ke magelang buat ke rumahnya. pas
ngobrol sama si ibu, beliau berpendapat kalau STAN itu paling bagus ya Bea Cukai. makanya
dia cuma boleh anaknya daftar STAN Bea Cukai. aku lupa alasan dari pendapat itu apa. yg
jelas di saat itu aku langsung mengambil kesimpulan bahwa si ibu pasti suka kalau calon
mantunya kerja di bea cukai. hahahaay

selanjutnya, om Lilik jadi alasanku yg lain. adik bapak yg nomor 6 ini kena DO dari STAN
tahun 1992 yg lalu dan paling benci sama pegawai negeri khususnya dari keuangan. ya
mungkin itu buah dari sakit hatinya. karena alasan DO dia dulu ga wajar. mosok mbahkung
dibilang PKI. lucuu lha wong mbahku PNS juga kok. pak mantri di BP4. pakde juga TNI.
mana mungkin kalau keluarga PKI bisa jadi PNS dan TNI.
tapiii om Lilik ternyata dapet jodoh anaknya pensiunan Bea Cukai Bandara Juanda.
denger2 dari ibu sih bapak mertua omku dulu kepala bea cukainya. tapi aku gatau juga.
belum pernah ngobrol soalnya sama mertua omku. *ngapain juga ris ngobrol sama mertuanya
om* hmmmm
dengan ini, aku mengambil keputusan kalau keluarga besarku lebih ridho kalau aku masuk
Bea Cukai daripada instansi lain.

buatku, memutuskan suatu hal besar seperti ini gak boleh mempertimbangkan kepentingan
pribadi saja. tetapi harus dengan pertimbangan keluarga juga.

wokeeeeh, itu tadi sekelumit alasan mengapa memilih bea cukai. maaf ga penting dan
menuhin dashboard.

sugeng ndalu :)
Catatan seorang calon pegawai Bea Cukai

Malam itu udara dingin terasa menusuk tulang, baru saja saya pulang setelah mengantarkan
sebuah bingkisan untuk orang spesial bagi saya. Ya, hari itu merupakan hari ulang tahun nya
dan saya ingin memberikan sesuatu yang berkesan di hari jadinya itu. Sebuah bingkisan
mungil yang mungkin bisa mengungkapkan setitik perasaan saya kepadanya. Namun ternyata
ada yang lain di malam yang luar biasa itu. Ternyata bukan hanya dia yang mendapat kado
istimewa, ada berita baik untuk saya. Tiba-tiba saja malam itu senior saya mengirimi sebuah
pesan kepada saya melalui account jejaring sosial miliknya. Sebuah link yang bertuliskan
pengumuman USM STAN membuat perasaan saya berdegup kencang. Bagaimana tidak hal
yang saya idam-idamkan selama ini akan menemukan titik terang. Tak sabar rasanya saya
ingin segera mengetahui apa isi pengumuman tersebut. Dengan penuh percaya diri saya
membuka link tersebut dengan mulut yang tak henti-henti nya memanjatkan doa, berharap
suatu keajaiban besar menemui saya malam itu. Dengan seksama saya membaca dan
mencermati nama-nama siswa yang lolos tes tersebut. Saya turut dari huruf A-Z, dengan
penuh harap ada nama Fajar Sidiq A.P. tertera di pengumuman tersebut. Setelah beberapa
lama mencari dari ribuan nama yang terdaftar, akhirnya wow, syukur Alhamdulillah ya
Allah, sebuah mukjizat benar-benar datang malam ini kepada saya. Saya meloncat
kegirangan, luar biasa saat itu rasa nya. Semua perjuangan berat selama ini tidak sia-sia.
Tanpa pikir panjang saya langsung menghubungi orangtua saya yang saat itu kebetulan
sedang berada di luar kota.Tak pernah terbayangkan sebelumnya saya berhasil masuk
menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara, sekolah favorit yang dari dahulu
saya idam-idamkan. Ya, nama saya Fajar Sidiq Aan prawitoaji, sebuah nama yang
merupakan harapan bagi orangtua saya. Hingga saat ini saya telah menyelesaikan kuliah di
Progam Diploma I Keuangan spesialisai Kepabeanan dan Cukai semester 1, dan mulai
menginjak bangku perkuliahan di semester 2. Sejak saya masuk SMA, saya memang sudah
berkeinganan untuk masuk di sini (STAN). Walaupun sekolah saya dulu bisa dibilang kurang
favorit, namun saya yakin dengan sepenuh jiwa bahwa saya pasti mampu. Dan akhirnya hal
tersebut dapat saya buktikan hingga sekarang ini. Sebelum kuliah di STAN saya sudah
pernah kuliah terlebih dahulu di UPN JOGJA jurusan teknik pertambangan, kurang lebih
selama 3 bulan. Pada awalnya memang itu perintah orangtua saya. Hingga akhirnya saya
lolos tes seleksi di STAN dan memilih STAN. Itulah sebabnya karena telah mengambil
sebuah konsekuensi yang tidak mudah menurut saya, oleh karena itu saya harus niat dan
bersungguh-sungguh dalam mengikuti kuliah di STAN ini. Walaupun dari dulu sudah
mengidam-idamkan STAN sebagai tempat mencari ilmu saya, namun tak pernah ada
bayangan sedikit untuk bekerja di Bea dan Cukai. Sebelum masuk disini, saya benar-benar
awam dan sama sekali tidak tahu apa itu Bea Cukai. Karena jujur saja saat itu saya memilih
BC sebagai jurusan saya karena suruhan kakak saya, saya juga kurang tahu mengapa beliau
memerintahkan begitu. Bahkan saya mendengar kata Bea Cukai di televisi pun tetap nggak
mudeng saya. Akhirnya setelah kurang lebih satu semester saya menimba ilmu disini,
perlahan tapi pasti saya mulai paham apa itu Bea dan Cukai. Yang ternyata sebuah pekerjaan
yang sangat mulia namun justru sering dicibir dan dipandang negative oleh masyarakat.
Padahal secara tidak langsung Bea Cukai turut serta membantu kehidupan di masyarakat.
Seperti pungutan bea masuk yang digunakan untuk APBN,dari tersebut nantinya bisa
dimanfaatkan pemerintah untuk pembangunan, perbaikan kesehatan, pendidikan dan sector-
sektor lain yang menguntungkan masyarakat. Bea Cukai juga membantu memfasilitasi bagi
pengusaha kecil menengah untuk memperluas bidang usaha nya seperti ekspor, melindungi
pengusaha lokal dari produk asing yang dapat merugikan mereka juga merupakan contoh
kinerja Bea Cukai. Selain itu Bea Cukai juga melindungi masyarakat dari beredarnya produk-
produk yang merugikan masyarakat, seperti rokok, dan minuman alcohol dengan cara
pemberian Cukai. Hal tersebut dimaksudkan agar pengkonsumsian barang-barang tersebut
dapat dikurangi karena berdampak negative bagi masyarakat. Bea dan Cukai merupakan
pekerjaan yang mulia. Oleh karena itu, kelak ketika saya diangkat menjadi pegawai DJBC di
lingkungan menteri keuangan saya akan bersungguh-sungguh dengan segenap jiwa dan raga
saya untuk melaksanakan amanat dan mengabdi pada negeri ini. Saya tahu untuk menjalani
itu semua tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak yang bilang bahwa kalo
cuma ngomong semua orang juga bisa. Tapi hal itu akan saya buktikan kelak. Menjadi
pegawai DJBC tidaklah mudah. Banyak resiko dan konsekuensi yang harus dihadapi dalam
menyelsaikan tugas Negara. Tidak perlu susah-susah mencari contoh, yang gampang saja,
pegawai DJBC harus siap ditempatkan dimanapun diseluruh pelosok negeri. Ya, karena
memang disitulah daerah pabean yang harus kita awasi setiap waktu. Bukan hal mudah
tentunya untuk selalu berpindah tempat seperti itu. Sebagai pegawai yang baik, kita dituntut
untuk memiliki interaksi yang baik terhadap sesama dan warga sekitar, kita harus pandai
bergaul dan membaur agar kita tidak dikucilkan. Selain hal diatas tantangan terbesar ketika
menjadi pegawai Bea Cukai adalah bagaimana mengubah mindset masyarakat yang telah
lebih dulu memandang buruk tentang Bea dan Cukai. Sebuah paradigma lama yang sedikit
menyudutkan bea cukai dalam melaksanakan tugasnya. Memang saya akui, dulu memang ada
hal semacam itu. Banyak pegawai Bea Cukai yang sering melakukan pungutan liar ketika di
pelabuhan misalnya. Oleh karena itu Bea Cukai sering disebut lahan basah oleh masyarakat.
Namun itu kan dulu, saat ini sudah ada reformasi di lingkungan DJBC, sehingga hal-hal
semacam itu sudah jarang lagi ditemui. Seiring dengan adanya pembaharuan di lingkungan
DJBC, diharapkan kinerja Bea dan Cukai lagi bisa lebih optimal. Kelak ketika saya menjadi
pegawai saya akan dengan penuh hormat melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan.
Suatu saat nanti saya ingin menjadi petugas KI (Kepatuhan Internal). Dewasa ini KI
merupakan bagian yang disegani oleh bagian-bagian lain. Karena KI lah yang mengawasi
kinerja bagian-bagian lain apakah sudah sesuai kriteria atau belum. Oeh karena itu KI sangat
ditakuti apalagi bagi pegawai-pegawai yang melakukan tindak kecurangan. Saya juga tidak
suka dengan yang namanya kegiatan korupsi, kolusi, nepotisme dan kegiatan-kegiatan lain
yang merugikan Negara. Menurut saya apabila kita sekali melakukan kecurangan maka akan
hadir kecurangan-kecurangan yang lain. Hidup kita menjadi tidak tenang karena sekan terus
dihantui rasa bersalah. Gaji dan bonus yang saya terima saya rasa sudah cukup untuk
memenuhi kehidupan saya dan keluarga saya kelak. Hidup sederhana tapi banyak cinta akan
terasa lebih indah daripada kaya harta tapi hidupnya tidak tenang dan menderita. Dalam
melaksanakan kegiatan sehari-hari di kantor saya akan berpedoman pada nilai nilai Bea dan
Cukai yaitu, efisiensi, pelayanan dan profesionalisme seperti yang kita dengung-dengungkan
ketika kita menyanyikan lagu kebanggan Mars Bea dan Cukai. Sebuah lagu dengan lirik
sederhana yang bisa membakar semangat pegawai-pegawai DJBC. Selain itu kode etik
pegawai juga akan saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari saya. Sebagai junior tentunya
saya harus menghormati senior-senior saya, tidak boleh sombong. Saya juga harus bisa
membedakan antara jam kerja dan jam santai, tidak boleh nantinya saya justru hanya absen
lalu pulang atau pergi entah kemana, meninggalkan kewajiban saya. Saya juga dituntut untuk
dapat bekerja sama dengan baik. Karena nantinya kebanyakan tugas yang diberikan adalah
tugas sebagai sebuah tim. Tak bisa kiranya bila tugas tersebut dikerjakan sendiri, harus
dikerjakan bersama, oleh karena itu saya harus meninggalkan sifat apatis dan egois. Sebagai
seorang junior di lingkungan DJBC, saya menyadari butuh banyak lagi belajar. Oleh karena
itu, selagi saya masih menempuh bangku kuliah ini, akan saya manfaatkan untuk
mempersiapkan diri saya kelak. Saya juga tak ragu untuk mencari tahu tentang pengalaman-
pengalaman senior saya. Dan saya juga berkeinginan untuk tidak sekedar lulus dari Prodip I
ini. Saya berkeinginan untuk terus melanjutkan belajar mungkin sampai S1,S2 bahkan sampai
mendapat gelar doctor. Karena dalam belajar memang tidak mengenal batasan usia. Semoga
kelak saya dapat menjadi pegawai teladan dan dapat membanggakan Negara ini.

Vous aimerez peut-être aussi