Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
3. Etiologi
Infeksi kelenajar bartholinitis terjadi oleh infeksi gonokokus, pada
bartholinitis kelenjar ini akan membesar, merah, dan nyeri kemudian isinya akan
menjadi nanah dan keluar pada duktusnya, karena adanya cairan tersebut muka
dapat terjadi sumbatan pada salah satu duktus yang dihasilkan oleh kelenjar dan
terakumulasi, meyebabkan kelanjar membengkak dan membentuk suatu kista.
Suatu abses terjadi bila kista menjadi terinfeksi. Abses bartholini dapat
disebabkan oleh sejumlah bakteri. Ini termasuk orgasme yang menyebabkan
penyakit menular seksual seperti klamidia dan Gonoreserta. Umumnya abses ini
melibatkan lebih dari satu jenis organsime. Obstruksi distal saluran bartholini bisa
mengakibatkan retensi cairan, dengan dihasilkannya dilatasi dari duktus dan
pembentukan kista. Kista dapat terinfeksi, dan abses dapat berkembang dalam
kelenjar. Kista bartholini tidak selalu harus terjadi sebelum abses kelenjar
(Setyadeng, 2010).
4. Patofisiologi
Tersumbatnya bagian distal dari duktus Bartholin dapat menyebabkan retensi
dari sekresi, dengan akibat berupa pelebaran duktus dan pembentukan kista. Kista
tersebut dapat menjadi terinfeksi, dan abses bisa berkembang dalam kelenjar.
Kelenjar bartholini sangat sering terinfeksi dan dapat membentuk kista atau abses
pada wanita usia reproduksi. Kista dan abses bartolin seringkali dibedakan secara
klinis.
Kista bertholin terbentuk ketika ostium dari duktus tersumbat, sehingga
menyebabkan distensi dari kelenjar dan tuba yang berisi cairan. Sumbatan ini
biasanya merupakan akibat sekunder dari peradangan nonspesifik atau trauma.
Kista bartholin dengan diameter 1-3 cm seringkali asimptomatik. Sedangkan kista
yang berukuran lebuh besar, kdang menyebabkan nyeri dan di disparemia. Abses
bartholin merupakan akibat dari infeksi primer dari kelenjar atau kista yang
terinfeksi. Pasien dengan abses bartholin umumnya mengeluhkan nyeri vulva
yang akut dan bertumbuh secara cepat dan progresif. Abses kelenjar Bartholin
disebabkan oleh polymicrobial (Amiruddin, 2004).
5. Manifestasi klinis
Pada saat kelenjar bartholini terjadi peradangan maka akan membengkak,
merah dan nyeri tekan. Kelenjar bartolini membengkak dan terasa nyeri bila
pendeerita berjalan dan sukar duduk (Djuanda, 2007).
Kista bartholini tidak selalu menyebabkan keluhan akan tetapi kadang
dirasakan sebagai benda yang berat dan menimbulkan kesulitan pada waktu
koitus. Bila kista bartholinitis berukuran besar dapat menyebabkan rasa kurang
nyaman saat berjalan atau duduk. Tanda kista bartholinitis yang tidak terinfeksi
berupa penonjolan yang tidak nyeri pada salah satu sisi vulva disertai kemerahan
atao pembengkakan pada daerah vulva disertai kemerahan atau pembengkakan
pada daerah vulva (Amiruddin,2004).
Adapun jika kista terinfeksi maka dapat berkembang menjadi abses bartholini
dengan gejala klinik berupa (Amiruddin, 2004) :
a. Nyeri saat berjalan, duduk, beraktifitas fisik atau berhubungan seksual.
b. Umumnya tidak disertai demam kecuali jika terinfeksi dengan organism yang
ditularkan melalui hubungan seksual.
c. Pembengkakan pada vulva selama 2-4 hari.
d. Biasanya ada secret di vagina.
e. Dapat terjadi rupture spontan.
6. Pemeriksaan diagnostik
a. Hasil pemeriksaan leukosit menunjukan peningkatan jumlah sel darah putih.
b. Untuk menentukan ukuran dan lokasi abses dilakukan pemeriksaan rontgen
USG, CT, Scan, atau MRI.
7. Penatalaksanaan
Abses bartolini terapi berupa operasi kecil (marsupialisasi). Marsupialisasi
yang sayatan dan pengeluaran isi kista diikuti penjahitan dinding kista yang
terbuka pada kulit vulva yang terbuka. Tindakan ini terbukti tidak beresiko dan
hasilnya memuaskan. Insisi dilakukan vertical pada vestibulum sampai tengah
kista dan daerah luar cincin hymen. Lebar insisi sekitar 1,5-3 cm , tergantung
besarnya kista kemudian kavitas segera dikeringkan. Kemudian dilakukan
penjahitan pada bekas irisan. Bedrest total dimulai pada hari pertama post operasi
(Arief Mansjoer dkk, 2006).
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama : klien merasakan seperti ada benda disamping lubang
kemaluannya terasa nyeri dan panas.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Klien merasakan seperti ada benda berat di samping lubang kemaluan jika
berjalan dan bergerak.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Dapat terjadi padaa ibu yang memiliki penyakit-penyakit kelamin.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Terjadi pada riawayat keluarga/suami dengan PMS/PHS.
2. Diagnosa keperawatan
Pre-operasi :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
b. Ansietas berhubungan dengan proses pembedahan
c. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang
didapat.
Post-operasi :
Intervensi :
Intervensi :
Post-operasi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :