Vous êtes sur la page 1sur 16

LABORATORIUM FARMASETIK FARMASI

JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO

JURNAL AKHIR
PERCOBAAN II
TABLET ASAM ASKORBAT

OLEH :

KELOMPOK : III
KELAS :D
ASISTEN : ALFIN JUNIAR MANALIP

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
I. Latar Belakang
Pemberian oral melalui mulut (peroral) adalah cara
Rute Pemberian yang paling lazim karena sangat praktis mudah dan
aman (Tjay,2007 ; hal 18)
Efek Farmakologi
Khasiat Antioksidan, membantu perbaikan jaringan.
Dibutuhkan dalam pembentukkan koalagen (Evelyn,
1996 hal ; 173)
Mekanisme Kerja Menurut (Padayatty, 2003) :
- Lipid, misalnya LDL. LDL akan berinteraksi
dengan oksigen hingga menjadi lipid
peroksida, lalu menghasilkan lipid
hidroperoksida, yang akan menghasilkan
proses radikal bebas. Asam askorbat akan
bereaksi dengan oksigen sehingga tidak
terjadi reksi reaksi antara lipid dan oksigen
den mencegah terjadinya pembentukkan lipid
hidroperoksida
- Protein, vitamin c mencegah reaksi oksigen
dan asam amino pembetuk peptide, atau
reaksi oksigen dan pptide pembentukkan
protein
- DNA, reaksi DNA dengan oksigen akan
menyebabkan kerusakan pada DNA yang
akan menyebabkan mutasi. Vitamin c aka
berikatan dengan oksigen sehingga terjadi
reaksi DNA dengan oksigen
Efek Samping Menurut (A to Z Drug Facts,2003)
- SSP : Pingan atau pusing bias terjadi dengan
Pemberian IV yang cepat
- GI : Diare, mual dan muntah
- GU : Dosis berlebihan dalam jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan
pengendapan Kristal, oksalat atau urat
ginjal
- Dewasa : 120 mg/hari
Dosis
- <18 tahun : 115 mg/hari
II. Pendekatan Formula

a. Zat aktif
Vitamin C Sebagai zat aktif

b. Zat Tambahan
Amylum maydis Sebagai zat penghancur

Sebagai zat pengikat


Avicel pH

Sebagai lubrikan dan glidan


Talk

III. Permasalahan Formula

No. Permasalahan Penyelesaian


1. Zat aktif dpat berubah warna Disimpan didalam botol coklat dan
menjadi hitam jika terkena sinar ditempat yang terlindungi dari
matahari langsug cahaya matahari langsung, sejuk
dan kering
IV. Preformulasi

A. Zat aktif
1. Vitamin C (FI IV,1995, Hal 47)
Nama zat aktif ACIDUM ASCORBICUM
Rumus molekul C6H8O6
Berat molekul 176,13
Struktur molekul

Indikasi Antioksidan, therapeutic agent


Pemerian Berwarna putih atau kuning terang, non
higroskopis, tidak berbau, serbuk Kristal atau
Kristal tajam tidk berwarna, rasa asam, bias
berubah menjadi gelap bila terkena cahaya
(HPE, 2009, Hal 44)
Kelarutan Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam
(95%) P, prakti tiak larut dalam kloroform P,
dalam eter P dan dalam benzene P
Inkompatibilitas Inkompatibilitas dengan alkalis, ion logam
berat khususnya tembaga dan besi,
methamine, phenyleprinehidroksida,
prylamine, maleate salicilamida, sodium
nitrite, sodium salicilate, theobromine
salicilate dan picotamido (HPE,2009, Hal 45)
Stabilitas Dalam bentuk serbuk asam askorbat relative
stabil di udara, asam askorbat tidak stabil
dalam larutan, terutama larutan alkali, mudah
mengalami oksidasi saat terpapar oleh udara.
Proses oksidasi dipercepat oleh cahaya dan
panas dan dikatalisis oleh tembaga dan besi.
Larutan bias disterilkan dengan penyaringan
(HPE, 2009, Hal 45)
Penyimpanan Dalam wadah tertutup dengan baik, terlindung
dari cahaya, ditempat yang sejuk da kering
pH 2,1 2,6
B. Zat Tambahan
1. Amylum maydis (HPE, 2009, Hal 685)
Nama resmi AMYLUM MAYDIS
Nama lain Pati jagung, starch
Rumus molekul (C6H10O5)n
Berat molekul 300 1000
Rumus Molekul

Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol dingin (95%) dan


air dingin. Pati membengkak seketika dalam air
seketika dalam air sekitar 3-10%. Pada suhu 37C,
pati menjadi larut dalam air panas pada suhu di atas
suhu gelatinization. Pati sebagian larut dalam
dimetil sulfoksid dan dimetil formamid
Pemerian Serbuk putih, tidak berbau, dan tidak berasa.
Kegunaan Sebagai desintegran (3-25%)
Inkompatiilitas Pati bertentangan dengan zat pengoksidasi kuat,
senyawa berwarna inhibisi akan dibentuk jika
bercampur dengan yodium (HPE, 2009, Hal 689)
Stabilitas Pati kentang stabil jika dilindungi dari kelembapan
tinggi. Pati dianggap inert secara kimia dan
mikrobiologis dibawah kondisi penyimpanan
normal, larutan pati atau pasta secara fisik tidak
mudah dimetabolisme oleh mikroorganisme.
Karena itu bahan yang digunakan harus masih segar
ketika digunakan untuk granulasi basah (HPE,
2009, Hal 689)
Penyimpanan Harus disimpan dalam wadah kedap udara ditempat
dingin dan kering.

2. Talk (HPE, 2009, Hal 728 & FI III ; 591)

Nama Resmi TALCUM


Nama Lain Talk
Rumus Molekul Mg6(Sl2O5)4(OH)4
Berat Molekul 6
Pemerian Serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat
dengan kuat, bebas dari butiran, warna putih atau
putih kelabu.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam asam dan alkali encer,
pelarut organic dan air.
Kegunaan Sebagai lubrikan dan glidan (1,0%-10,0%)
pH 7-10
Inkompatibiltias Dengan komponen ammonium kuartener (HPE,
2009, Hal 729)
Stabilitas Talk adalah bahan yang stabil dan dapat disterilisasi
oleh pemanasan pada 160C, selama kurang lebih 1
jam. Dapat disterilisasi oleh paparan radiasi atau
gamma. Talk harus ditutup dalam wadah tertutup
baik, terhindar cahaya, dingin dan kering (HPE,
2009, Hal 729)
Penyimpanan Dalam wadah tertutp baik

3. Avicel pH (HPE, 2009, Hal 129)


Nama resmi CELLYLOSE, MICROCRYSTALLINE
Rumus molekul (C6H10O5)n
Berat molekul
Rumus bangun
Kegunaan Sebagai pengikat (20 % - 90 %)
Pemerian Serbuk selulosa berbentuk putih atau hampir putih,
merupakan serbuk tak berbau dan tak berasa
dengan ukuran partikel yang bervariasi dengan
aliran yang baik atau serbuk granul tebal, kasar,
halus
Kelarutan Sukar larut di 5% b/v larutan sodium hidroksida,
praktis tidak larut dalam air, larutan asam dan
banyak pelarut organik
Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
Inkompatibilitas Selulosa mikrokristalin tidak kompatibel dengan zat
pengoksidasi kuat
Stabilitas Selulosa mikrokristalin stabil meskipun material
higroskopik, disimpan dalam wadah yang tertutup
rapat ditempat sejuk dan kering

Kesimpulan Formula

No. Bahan Range Jumlah Fungsi


1. Asam askorbat - 2,5 gram Zat aktif
2. Amylum maydis 3 25 % 1,05 gram Sebagai penghancur
3. Talk 1 10 % 0,4 gram Sebagai lubrikan & glidan
4. Avicel pH 20 90 % 1,05 gram Sebagai pengikat
VI. Penimbangan

A. Perhitungan formula
Bobot tablet : 500 mg
Jumlah tablet dibuat : 10 tablet
Bobot zat aktif : 250 mg

- Fase dalam
92
Total fase dalam (92%) = 100 x 500 mg
= 460 mg
Vitamin C = 250 mg
21
Amylum maydis (21%) = 100 x 500 mg
= 105 mg
21
Avicel pH (21%) = 100 x 500 mg
= 105 mg
- Fase luar
8
Total fase luar (8%) = 100 x 300 mg
= 40 mg
8
Talk (8%) = 100 x 300 mg
= 40 mg
- Massa slug = Total fase dalam + fase luar
= 460 + ( . 40 mg)
= 460 + 20 mg
= 480 mg

B. Perhitungan bahan
Jumlah tablet yang akan dibuat yaitu 10 tablet
Asam askorbat : 250 mg 10 = 2500 mg = 2,5 gram
Amylum maydis : 105 mg 10 = 1050 mg = 1,05 gram
Avicel pH : 105 mg 10 = 1050 mg = 1,05 gram
Talk : 40 mg 10 = 400 mg = 0,4 gram
VI. Perhitungan dosis

Dl : Dewasa : 120 mg/hari

< 18 tahun : 115 mg/hari

a. 15 tahun

Dl = 20 x Dl
15
= 20 x 115 mg

= 86,25 mg
86,25
Pemakaian = 250 /

= 0,34 tablet
b. 16 tahun

Dl = 20 x Dl
16
= 20 x 115 mg

= 92 mg
92
Pemakaian = 250 /

= 0,36 tablet
c. 17 tahun

Dl = 20 x Dl
17
= 20 x 115 mg

= 97,75 mg
97,75
Pemakaian =
250 /

= 0,39 tablet
d. 18 tahun

Dl = 20 x Dl
18
= 20 x 120 mg

= 108 mg
108
Pemakaian = 250 /

= 0,43 tablet
e. 19 tahun

Dl = 20 x Dl
19
= 20 x 120 mg

= 114 mg
108
Pemakaian = 250 /

= 0,45 tablet
f. 20 tahun

Dl = 20 x Dl
20
= 20 x 120 mg

= 120 mg
120
Pemakaian = 250 /

= 0,48 tablet

VII. Aturan pakai

15 20 tahun : tablet
VIII. Prosedur Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan


2. Ditimbang semua bahan; asam askorbat sebanyak 2,5 gram, amylum maydis
sebanyak 1,05 gram, avicel pH sebanyak 1,05 gram, dan talk sebanyak 0,4
gram
3. Dilakukan pencampuran awal yang terdiri dari; asam askorbat sebanyak 2,5
gram, amylum maydis sebanyak 525 mg, avicel pH sebanyak 1,05 gram
4. Dibuat slug (pre compression) dengan cara penambahan total fase dalam
dan setengah dari fase luar yaitu semua bahan yang sudah dicampur pada
fase dalam ditambahkan 0,2 gram talk
5. Dilakukan penghancuran slug
6. Diayak slug sehingga menghasilkan granul granul
7. Ditambahkan amylum maydis sebanyak 525mg dan sisa fase luar yaitu talk
sebanyak 0,2 gram
8. Dilakukan pengayakan untuk meyeragamkan bobot granul
9. Dilakukan pencetakkan tablet
IX. Pembahasan

Dalam praktikum kali ini dibuat formula dengan bahan aktif asam
askorbat yang dibuat dalam bentuk tablet dengan menggunakan metode
granulasi kering. Dalam pembuatan tablet asam askorbat ini, digunakan eksipien
untuk fase dalam dan eksipien untuk fase luar. Pembagian fase dalam dan fase
luar dibagi berdasarkan fungsi dan karakteristik setiap zat. Fase dalam biasanya
terdiri dari zat aktif, zat pengisi, dan zat pengikat. Sedangkan, fase luar adalah
zat esksipien yang berfungsi untuk membantu proses peempaan tablet, yaitu zat
pelicir dan zat eksipien lain (Kurnializa, 2013).
Granulasi kering adalah proses pembentukkan granul dengan
penambahan bahan pengikat kedalam campuran serbuk obat tetapi dengan cara
memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk, dan setelah itu
memecahkannya dan menjadikan pecahan pecahan ke dalam granul yang lebih
kecil (Ansel, 2008)
Tablet merupakan bahan obat berbentuk sediaan padat yang biasa dibuat
dengan penambahan bahan yang sesuai (Ansel,2008:244).
Asam askorbat adalah vitamin yang dapat larut dalam air dan sangat
penting untuk biosintesis kolagen, karnitin, dan berbagai neurotransmitter
(Siregar,2009). Mekanisme kerja asam askorbat yaitu pada lipid, DNA, dan
protein ; Lipid, misalnya LDL. LDL akan berinteraksi dengan oksigen hingga
menjadi lipid peroksida, lalu menghasilkan lipid hidroperoksida, yang akan
menghasilkan proses radikal bebas. Asam askorbat akan bereaksi dengan oksigen
sehingga tidak terjadi reksi reaksi antara lipid dan oksigen den mencegah
terjadinya pembentukkan lipid hidroperoksida. Protein, vitamin c mencegah
reaksi oksigen dan asam amino pembetuk peptide, atau reaksi oksigen dan pptide
pembentukkan protein DNA, reaksi DNA dengan oksigen akan menyebabkan
kerusakan pada DNA yang akan menyebabkan mutasi. Vitamin c aka berikatan
dengan oksigen sehingga terjadi reaksi DNA dengan oksigen (Padayatty,2003)
Beberapa eksipien yang digunakan dalam pembuatan tablet asam askorbat
yaitu amylum maydis yang digunakan sebagai bahan penghancur, avicel pH
digunakan sebagai bahan pengikat, talk digunakan sebagai lubrikan dan glidan.
Alasan pemilihan bahan tambahan ; talk telah digunakan secara meluas
dalam formulasi dosis oral sebagai pelincir dan glidan (Raymond,1999, Hal 555)
sebagai bahan pelincir yang sangat menonjol talk memliki tiga keunggulan
antara lain berfungsi sebagai bahan pengatur aliran, bahan pelican dan bahan
pelincir ( Voight, 1995, Hal 205). Amylum maydis adalah bahan penghancur
tablet, alasan digunakan amilum maydis sebagai penghancur yaitu karena
amilum mempunyai daya hancur yang cepat (Ansel, hal 263 264). Avicel pH
digunakan sebagai pengikat karena mempunyai sifat alir dan kompresibilitas
yang sangat baik, avicel pH banyak digunakan dalam metode cetak langsung dan
granulasi kering karena berfungsi sangat baik sebagai pengikat kering (Bolhuis
dan Chowhan,1996)
Pada proses pembuatan mula-mula ditimbang, semua bahan; asam
askorbat sebanyak 2,5 gram, amylum maydis sebanyak 1,05 gram, avicel pH
sebanyak 1,05 gram, dan talk sebanyak 0,4 gram kemudian dilakukan
pencampuran awal yang terdiri dari; asam askorbat sebanyak 2,5 gram, amylum
maydis sebanyak 525 mg, avicel pH sebanyak 1,05 gram lalu dibuat slug (pre
compression) dengan cara penambahan total fase dalam dan setengah dari fase
luar yaitu semua bahan yang sudah dicampur pada fase dalam ditambahkan 0,2
gram talk, setelah terbentuk slug lalu dilakukan penghancuran slug, kemudian
diayak slug sehingga menghasilkan granul granul dan ditambahkan amylum
maydis sebanyak 525mg dan sisa fase luar yaitu talk sebanyak 0,2 gram
dilakukan pengayakan kembali untuk meyeragamkan bobot granul

Adapun alasan digunakan ayakan nomor mesh 6-8 pada praktikum kali ini
yaitu menurut USP XXI-NF XVI disebutkan bahwa nomor mesh ayakan 8
memiliki lubang ayakan 2.36 mm dan ideal untuk memperoleh keseragaman
granul yang di inginkan.Sedangkan untuk alasan penggunaan suhu 50c - 60c
selama 15 menit adalah untuk mengeefisiensikan waktu,sebab jika dibandingkan
dengan waktu ideal untuk pemanasan yang kami ketahui adalah Selma 30 menit
dan jika digunakan pengeringan selama 30 menit,waktu yang digunakan tidaklah
efisien dengan waktu praktikum yang tersedia.

Kecepatan Alir dan Sudut Diam (Ben,2008) Kecepatan alir dan sudut diam
diuji dengan metode corong. Sampel co-process yang digunakan tiap pengujian
adalah 100 gram. Pengujian dilakukan dengan 3 kali pengulangan.
Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel
bentuk kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granul atau serbuk
dituang ke dalam alat pengukur, besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh
bentuk ukuran dan kelembaban serbuk. Bila sudut diam lebih kecil atau sama
dengan 30 menunjukkan bahwa serbuk dapat mengalir bebas, bila sudut lebih
besar atau sama dengan 40 biasanya daya mengalirnya kurang baik (Lachman et
al, 1994).
Hasil yang diperoleh untuk sifat laju alir tidak sesuai literatur dimana
menurut (Ben,2008) yang menyebutkan bahwa kecepatan alir granul yang
memenuhi persyaratan yaitu >10 gram/detik. Hal ini disebabkan karena
pengerjaan tidak sesuai dengan prosedur yang mana pada saat pengeringan
granul waktu yang digunakan hanya selama 15 menit sedangkan waktu ideal
untuk pemanasan yang kami ketahui adalah Selama 30 menit sehingga granul
tidak dapat kering dengan baik.

Vous aimerez peut-être aussi