Vous êtes sur la page 1sur 28

LAPORAN PRAKTIKUM FAAL

MODUL KULIT DAN JARINGAN PENUNJANG

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. Ullis Marwadhani (I11111046)


2. Fithriyyah (I1011151001)
3. Virga Azzania Ashari (I1011151004)
4. Nur Al-Huda (I1011151023)
5. Lia Pramita (I1011151026)
6. Naila Husnul (I1011151030)
7. Gerry Albilardo (I1011151046)
8. Luthfi Putra Suseno (I1011151050)
9. Argunmas (I1011151071)
10. Hendi Rizaldi (I1011151074)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutupi seluruh tubuh dan
melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit merupakan bagian
tubuh yang perlu mendapat perhatian khusus untuk memperindah kecantikan,
Selain itu kulit dapat membantu menemukan panyakit yang diderita pasien1.
Kulit memiliki fungsi yang sangat penting untuk perlindungan organ tubuh
bagian dalam terhadap berbagai rangsangan dari luar, baik itu
rangsangan mekanis, kimia maupun radiasi. Kepekaan kulit terhadap
rangsangan dari luar tersebut pada masing-masing orang juga berbeda-beda.
pada praktikum ini akan dilakukan pengujian kepekaan rangsangan terhadap
suhu dan taktil dari OP yang berbeda-beda sehingga dapat dibandingkan
kepekaan masing-masing dari OP tersebut.1

1.2 Tujuan
1. Membedakan perasaan subjektif panas dan dingin.
2. Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekanan dan nyeri di kulit.
3. Memeriksa daya (kemampuan) menentukan tempat rangsangan kulit
(lokalisasi taktil).
4. Memeriksa daya membedakan dua titik tekan (diskriminasi taktil) pada
perangsangan serentak (simultan) dan perangsangan berurutan (suksesif).
5. Menentukan adanya perasaan iringan (after image) dan menerangkan
mekanisme terjadinya after image.
6. Memeriksa daya membedakan berbagai sifat benda:
a. Kekasaran permukaan.
b. Bentuk.
c. Bahan pakaian.
7. Memeriksa daya menentukan sikap anggota tubuh.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perasaan Subjektif Panas dan Dingin


Persepsi adalah proses-proses yang memberikan koherensi dan kesatuan
bagi input indrawi. Persepsi adalah hal-hal yang kita tangkap melalui
pengindraan, selanjutnya kita transformasikan ke susunan syaraf pusat di otak,
kemudian diinterprestasikan sehingga mengandung arti tertentu bagi kita.2
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.3
Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis
dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang
terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan
terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di
epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di
epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah yang
erotik.4

Perasaan pada kulit adalah perasaan reseptornya yang berada pada kulit.
Pada organ sensorik kulit terdapat 4 perasaan yaitu rasa raba/tekan, dingin,
panas, dan sakit. Kulit mengandung berbagai jenis ujung sensorik termasuk
ujung saraf telanjang atau tidak bermielin. Pelebaran ujung saraf sensorik
terminal dan ujung yang berselubung ditemukan pada jaringan ikat fibrosa
dalam. Saraf sensorik berakhir sekitar folikel rambut, tetapi tidak ada ujung
yang melebar atau berselubung untuk persarafan kulit.5

Rasa suhu mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa
panas. Reseptor dingin/panas berfungsi mengindrai rasa dingin/rasa panas dan
refleks pengaturan suhu tubuh. Reseptor ini dibantu oleh reseptor yang terdapat
di dalam sistem saraf pusat.5.

2
2.2 Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekanan dan nyeri di kulit

Tipe-tipe sensoris6

a. Mekanoreseptor
Mengindra deformasi fisik yang diakibatkan oleh bentuk-bentuk energi
mekanis seperti tekanan, sentuhan, regangan, gerakan, dan suara
b. Kemoreseptor
Mencakup reseptor umum yang meneruskan informasi tentang konsentrasi
zat terlarut total, maupun reseptor spesifik yang merespon jenis-jenis
molekul individual
c. Reseptor elektromagnetik
Mendeteksi berbagai bentuk energi elektromagnetik, misalnya cahaya
tampak, listrik, dan magnetisme.
d. Termoreseptor
Mendeteksi panas dan dingin
e. Reseptor nyeri (nosiseptor)
Mendeteksi rangsangan yang merefleksikan kondisi yang menyakitkan
(atau membahayakan)

(Campbell, Neil dkk. Biologi edisi 8 jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga,


2010.)

3
2.3 Lokalisasi taktil
Reseptor taktil adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons
terhadap perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami
depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi. Apabila depolarisasinya cukup
besar, maka serat saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial
aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil
yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang
berbeda pula.7
Setiap folikel rambut dilapisi oleh sel-sel penghasil keratin khusus,
yang mengeluarkan keratin dan protein lain yang membentuk batang rambut.
Rambut meningkarkan sensitivitas permukaan kulit terhadap rangsang taktil
(sentuh). Di beberapa spesies lain, fungsi ini berkembang lebih sempurna.
Sebagai contoh, kumis/sungut di kucing sangat peka dalam hal ini. Peran
rambut yang bahkan lebih penting pada spesies berbulu adalah konservasi
panas, tetapi bagi kita manusia yang relatif tidak berbulu fungsi ini tidak
signifikan. Seperti rambut, kuku adalah produk berkeratin khusus lain yang
berasal dari struktur epidermis hidup, yaitu bantalan kuku (nail bed) Bibir
memiliki kemampuan merasakan sensasi taktil (sentuh) yang ringgi daripada
kulit untuk menerima masukan taktil yang diubah dari cahaya ini karena air liur
adalah cairan penghantar listrik bagi arus yang dihasilkan oleh alat dari
masukan visual. Selain itu, lidah banyak mengandung reseptor taktil, yang
membuka kemungkinan bahwa lidah dapat memberikan ketajaman masukan
visual yang lebih tinggi daripada kulit. Fitur ini akan penting jika alat semacam
ini akan digunakan untuk membantu mereka yang penglihatannya terganggu.7

4
2.4 Deskriminasi taktil

(a) Regio dengan medan reseptif sempit.

(b) Regio dengan medan reseptif luas.

Perbandingan kemampuan diskriminatif daerah dengan medan reseptif


kecil versus besar. Ketajaman taktil relatif suatu bagian dapat ditentukan
dengan uji ambang diskriminasi dua titik. Jika dua ujung dari sebuah jangka
ditempelkan ke permukaan kulit merangsang dua medan reseptif yang berbeda,
maka akan dirasakan adanya dua titik terpisah. Jika kedua ujung menyentuh
medan reseptif yang sama, maka keduanya dirasakan sebagai satu titik. Dengan
menyesuaikan jarak antara kedua ujung jangka, kita dapat menetukan jarak
minimal di mana dua titik tetap dapat dibedakan sebagai dua titik dan bukan

5
satu, yang mencerminkan ukuran medan reseptif di bagian tersebut. Dengan
teknik ini, kita dapat menentukan kemampuan diskriminatif permukaan tubuh.
Ambang dua titik berkisar dari 2 mm di ujung jari tangan (memungkinkan
seseorang membaca huruf Braille, di mana titik-titik menonjol terpisah 5 mm
satu sama lain) hingga 48 mm di kulit betis yang diskriminasinya paling
rendah.7

2.5 Perasaan iringan

Sensasi adalah perasaan yang timbul sebagai akibat adanya stimulus suatu
reseptor.

2.6 Membedakan Sifat Benda


Reseptor secara cepat beradaptasi, tidak lagi berespon terhadap
rangsangan yang menetap, tetapi jika rangsangan dihentikan reseptor berespon
dengan depolarisasi ringan. Reseptor-reseptor yang cepat beradaptasi adalah
reseptor taktil (sentuh) dikulit yang memberitahu mengenai perubahan tekanan
pada permukaan kulit. Hal ini dapat menunjukkan bahwa kita sedang
menggunakan baju yang berbahan keras, halus, dan lembut. Mekanisme
terjadinya adaptasi berbeda-beda untuk reseptor yang berlainan dan belum
sepenuhnya diketahui untuk semua jenis reseptor.8
Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat
mendeteksi raba dan tekanan. Reseptor ini terutama banyak di ujung jari, bibir,
dan daerah kulit lain. Reseptor-reseptor ini terutama bertanggung jawab bagi
kemampuan untuk mengenali dengan tepat tekstur benda yang di raba.
Perasaan apat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan taktil halus.8
Perasaan taktil yang halus, diketahui dengan menentukan jarak terdekat
antara dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapat dibedakan
sebagai dua titik. Sedangkan taktil kasar, terdiri dari raba, tekanan dan getaran
yang sering di golongkan seagai sensasi terpisah. Terdapat perbedaan dari
ketiga sensasi ini adalah:8

6
1. Sensari raba, umumnya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan dalam
tepat dibawah kulit.
2. Sendasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang
lebih dalam
3. Sensasi getaran, disebabkan oleh sinyal sensori yang berulang dengan cepat,
tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti untuk raba dan
tekanan.

7
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


a) Tiga waskom dengan air bersuhu 20C, 30C, 40C
b) Gelas beker dan termometer kimia
c) Es
d) Alkohol atau eter
e) Kerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer
rambut Frey + jarum
f) Pensil + jangka + berbagai jenis ampelas + 10 benda-benda kecil +
bahan pakaian

3.2 LANGKAH KERJA


A. Perasaan Subjektif Panas dan Dingin
1) Sediakan 3 waskom yang masing-masing berisi air dengan
suhu kira-kira 20oC, 30oC dan 40oC.
2) Minta orang percobaan (OP) untuk memasukkan tangan
kanannya ke dalam air bersuhu 20oC dan tangan kirinya ke
dalam air bersuhu 40oC selama kurang lebih 2 menit. Catat
kesan apa yang dialami OP.
3) Kemudian minta OP untuk segera memasukkan kedua tangan
itu serentak ke dalam air yang bersuhu 30oC. Catat kesan apa
yang dialami OP.
4) Tiup perlahan-lahan kulit punggung tangan OP yang kering
dari jarak kurang lebih 10cm.
5) Kemudian basahi kulit punggung tangan OP dengan air dan
tiup sekali lagi dengan kecepatan seperti di atas.
6) Olesi sebagian kulit punggung tangan OP dengan alkohol atau
eter dan tiup sekali lagi dengan kecepatan seperti di atas.

8
Bandingkan kesan yang dialami OP pada hasil tiupan pada
langkah (4), (5) dan (6).

B. Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekanan dan


nyeri di kulit
1. Minta OP untuk meletakkan punggung tangan kanannya di atas
sehelai kertas dan tarik garis pinggir tangan dan jari-jari
sehingga terdapat gambar tangan
2. Pilih dan gambarkan di telapak tangan OP suatu daerah seluas
3x3 cm, dan gambarkan pula daerah itu di gambar tangan pada
kertas
3. Tutup mata OP dan letakkan punggung tangan kanannya santai
di meja
4. Selidiki secara teratur menurut garis-garis sejajar titik-titik
yang memberikan panas, dingin, tekan dan nyeri
5. Gambarkan dengan simbol yang berbeda semua titik yang
diperoleh pada lukisan tangan di kertas

C. Lokalisasi taktil
1. Tutup mata OP dan tekankan ujung pensil pada suatu titik di
kulit ujung jari
2. Kemudian perintahkan OP untuk melokalisasikan tempat yang
baru dirangsang tadi dengan ujung pensil pula
3. Tetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang ditunjuk
4. Ulangi percobaan ini sampai 5 kali dan tentukan jarak rata-rata
untuk kulit ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan
atas, dan tengkuk.
D. Diskriminasi Taktil
1. Ambillah sebuah jangka yang tersedia dan renggangkan jangka
sehingga kedua ujung jangka berjarak 1 cm (sesuai dengan
ukuran jari OP).

9
2. Instruksikan OP untuk menutup mata dan letakkan secara
simultan (bersamaan waktunya) kedua ujung jangka pada ujung
jari lainnya, dan mintalah OP untuk mengidentifikasikan
jumlah rangsang ( 1 atau 2 titik rangsang) yang menekan/
merangsang ujung jarinya.
3. Dekatkan lah ujung jangka secara bertahap dan ulangilah
langkah 2 sampai OP tidak lagi membedakan kedua ujung
jangka sebagai 2 titik rangsang . arah gerakan harus tegak lurus
terhadap garis yang menghubungkan kedua ujung jangka.
Catatlah ambang rangsang OP dalam membedakan 2 titik
rangsang taktil
4. Ulangi langka 1 sampai 3 namun kedua ujung jangka
diletakkan tidak secara simultan tetapi secara suksesif
(berurutan) yaitu satu ujung diletakkan lebih dulu daripada
ujung lainnya.
5. Catatlah hasil pemeriksaan ambang, membedakan 2 titik
rangsang baik dengan cara perangsangan simultan ataupun
resesif
6. Tentukan dengan cara yang sama(simulasi dan suksesif)
ambang dua titik di tengkuk, bibir, pipi, dan lidah.
7. Catatlah apa yang dialami OP

E. Perasaan Iringan
1. Letakan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga dan
biarkan di tempat itu selama saudara melakukan percobaan VI.
2. Setelah selesai dengan percobaan VI, angkatlah pensil dari
telinga OP dan catatlah apa yang dirasakan OP setelah pensil
itu dilepaskan.

F. Membedakan Sifat Benda


1. Kekasaran Permukaan Benda

10
- Dengan mata tertutup perintahkan OP untuk meraba-raba
permukaan ampelas yang mempunyai derajat kekasaran yang
berbeda-beda
- Perhatikan kemampuan OP untuk membedakan derajat
kekasaran ampelas

2. Bentuk Benda
- Dengan mata tertutup perintahkan OP untuk memegang-
memegang benda kecil yang saudara berikan
- Perintahkan OP untuk menyebutkan nama/bentuk benda-benda
itu

3. Bahan Pakaian
- Dengan mata tertutup perintahkan OP untuk meraba-raba
berbagai jenis bahan pakaian yang saudara berikan
- Perintahkan OP untuk menyebutkan jenis/alat bahan pakaian
yang dirabanya.

11
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
A. Perasaan Subjektif Panas dan Dingin
Perasaan subjektif panas dan dingin
Probandus Tangan Suhu Hasil

P1. Luthfi Kiri 40oC ke 30oC Hangat ke


dingin

P1. Luthfi kanan 20oC ke 30oC Dingin ke


hangat

P2. Virga kiri 40oC ke 30oC Hangat ke


dingin

P2. Virga kanan 20oC ke 30oC Dingin ke


hangat

Percobaan menggunakan alkohol, air dan tangan yang kering


Probandus Tangan Tangan Tangan Tangan
kering basah oleh yang basah
air oleh
alkohol

P1. Luthfi Kiri Biasa Terasa Terasa


lebih lebih
dingin dingin
daripada daripada
tangan tangan
kering yang basah
oleh air

12
dan tangan
kering

P1. Luthfi Kanan Biasa Terasa Terasa


lebih lebih
dingin dingin
daripada daripada
tangan tangan
kering yang basah
oleh air
dan tangan
kering

P2. Virga Kiri Biasa Terasa Terasa


lebih lebih
dingin dingin
daripada daripada
tangan tangan
kering yang basah
oleh air
dan tangan
kering

P2. Virga Kanan Biasa Terasa Terasa


lebih lebih
dingin dingin
daripada daripada
tangan tangan
kering yang basah
oleh air
dan tangan
kering

13
B. Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekanan dan nyeri di
kulit
1. Pada OP perempuan sensitivitas pada rangsangan nyeri dan tekan
sangat bagus, dilihat dari seluruh kotak terisi dengan tanda ceklis
(36/36)
2. Pada OP perempuan sensitivitas rangsang dingin juga baik
(34/36)
3. Pada OP perempuan sensitivitas rangsang panas juga cukup baik
(27/36)
4. Pada OP laki-laki sensitivitas rangsang nyeri baik (33/36)
5. Pada OP laki-laki sensitivitas rangsang tekan baik (31/36)
6. Pada OP laki-laki sensitivitas rangsang dingin sangat baik (35/36)
7. Pada OP laki-laki sensitivitas rangsang cukup baik (22/36)

C. Lokalisasi taktil
Lokalisasi taktil (perempuan)
No Lokasi Jarak antara titik Rata-rata
rangsang dan titik
yang ditunjuk
1 Ujung jari Percobaan 1 0,4 0,73 cm
cm
Percobaan 2 1,2
cm
Percobaan 3 0,6
cm
2 Telapak tangan Percobaan 1 0,4 0,53 cm
cm
Percobaan 2 0,7
cm

14
Percobaan 3 0,5
cm
3 Lengan bawah Percobaan 1 0,5 0,93 cm
cm
Percobaan 2 1,5 cm
Percobaan 3 0,8
cm
4 Lengan atas Percobaan 1 0,4 3 cm
cm
Percobaan 2 0,6
cm
Percobaan 3 8 cm
5 Tengkuk Percobaan 1 0,3 1,067 cm
cm
Percobaan 2 0,9
cm
Percobaan 3 2 cm
Lokalisasi taktil (laki-laki )
No Lokasi Jarak antara titik Rata-rata
rangsang dan titik
yang ditunjuk
1 Ujung jari Percobaan 1 0,4 0,43
cm
Percobaan 2 0,5
cm
Percobaan 3 0,4
cm
2 Telapak tangan Percobaan 1 0,7 0,56
cm
Percobaan 2 0,5

15
cm
Percobaan 3 0,5
cm
3 Lengan bawah Percobaan 1 2 cm 2,67
Percobaan 2 1,5
cm
Percobaan 3 4,5
cm
4 Lengan atas Percobaan 1 1,7 1,53
cm
Percobaan 2 0,7
cm
Percobaan 3 2,2
cm
5 Tengkuk Percobaan 1 0,5 0,83
cm
Percobaan 2 2 cm
Percobaan 3 0 cm

D. Diskriminasi Taktil

Deskriminasi taktil (laki-laki)

No Lokasi Simultan (jarak Suksesif (jarak


ambang terkecil) ambang terkecil)

1 Ujung jari 0,4 cm 0 cm

2 Tengkuk 1,9 cm 0,1 cm

16
3 Bibir 0,2 cm 0,1 cm

4 Pipi 1,6 cm 0,1 cm

Deskriminasi taktil (perempuan)

No Lokasi Simultan (jarak Suksesif (jarak


ambang terkecil) ambang terkecil)

1 Ujung jari 0,5 cm 0 cm

2 Tengkuk 1,5 cm 1 cm

3 Bibir 0,8 cm 0 cm

4 Pipi 0,3 cm 0,5 cm

E. Perasaan Iringan

Kedua OP mulanya masih merasakan adanya denyut atau masih


merasa ada pulpen yang disimpan ditelinga. Tapi lama kelamaan
denyutan mulai hilang dan OP tidak merasakan pulpen tersebut
tersangkut.

F. Membedakan Sifat Benda

Probandus : Argunmas dan Ullis Marwadhani

No Nama Probandus Dapat Merasakan/


Membedakan

YA Tidak

1 Ampelas 2 macam

Argunmas

17
Ullis Marwadhani

2 Kain

Argunmas

Ullis Marwadhani

3 10 Macam Benda

Argunmas

Ullis Marwadhani

4.2 PEMBAHASAN
A. Perasaan Subjektif Panas dan Dingin
Pria
1. Tangan Kiri

Tangan yang diusap dengan air kemudian ditiup dalam


jarak 10 cm lebih terasa dingin daripada tangan kering yang
ditiup dalam jarak yang sama.Tangan yang diusap dengan
alkohol kemudian ditiup dalam jarak 10 cm lebih terasa
dingin daripada tangan yang diusap dengan air kemudian
ditiup dalam jarak yang sama.
2. Tangan Kanan

Tangan yang diusap dengan air kemudian ditiup dalam


jarak 10 cm lebih terasa dingin daripada tangan kering yang
ditiup dalam jarak yang sama.Tangan yang diusap dengan
alkohol kemudian ditiup dalam jarak 10 cm lebih terasa
dingin daripada tangan yang diusap dengan air kemudian
ditiup dalam jarak yang sama.
Wanita
1. Tangan Kiri

Tangan yang diusap dengan air kemudian ditiup dalam


jarak 10 cm lebih terasa dingin daripada tangan kering yang
ditiup dalam jarak yang sama.Tangan yang diusap dengan

18
alkohol kemudian ditiup dalam jarak 10 cm lebih terasa
dingin daripada tangan yang diusap dengan air kemudian
ditiup dalam jarak yang sama.
2. Tangan Kanan

Tangan yang diusap dengan air kemudian ditiup dalam


jarak 10 cm lebih terasa dingin daripada tangan kering yang
ditiup dalam jarak yang sama.Tangan yang diusap dengan
alkohol kemudian ditiup dalam jarak 10 cm lebih terasa
dingin daripada tangan yang diusap dengan air kemudian
ditiup dalam jarak yang sama.
Pada percobaan praktikum, probandus merasa terjadi
perubahan suhu saat kedua tangan probandus dipindahkan
dari waskom 20 dan 40 ke waskom 30c. Sehingga akan terasa
lebih panas pada waskom 20 dan terasa lebih dingin pada
waskom 40. Hal ini disebabkan oleh adaptasi thermoreseptor
di bawah kulit.
Pada percobaan kedua, alkohol terasa lebih dingin
dibandingkan air karena alkohol memiliki titik didih yang
rendah sehingga menjadikannya mudah menguap. Ketika
alkohol diusap ke kulit, alkohol menguap dan menyerap
banyak kalor dikulit. Hilangnya kalor di kulit membuat
persepsi sebagai suhu dingin.
Pertanyan dan jawaban untuk percobaan Perasaan Subjektif Panas dan
Dingin:
1) Apakah ada perbedaan perasaan subjektif antara kedua tangan
tersebut? Apa sebabnya?
Ada perbedaan perasaan subjektif antara kedua tangan,
dimana pada percobaan pertama, tangan kanan terasa dingin saat
dimasukkan ke dalam waskom berisi air bersuhu 20oC dan tangan
kiri terasa hangat saat dimasukkan ke dalam waskom berisi air
bersuhu 40oC. Namun ketika kedua tangan serentak dimasukkan
ke dalam waskom dengan air bersuhu 30oC, tangan kanan terasa
hangat dan tangan kiri terasa dingin. Hal ini dikarenakan pada
kulit terdapat corpus ruffini yang peka terhadap rangsangan panas
dan corpus krause yang peka terhadap rangsangan dingin.

19
Pada tangan kanan yang mula nya terasa dingin, saat
dimasukkan ke dalam waskom dengan air 30oC menjadi hangat,
karena terjadi penambahan kalor. Sedangkan pada tangan kiri
terjadi sebaliknya. Perbedaan suhu inilah yang menyebabkan
perasaan subjektif panas dan dingin.
2) Apakah ada perbedaan antara ketiga hasil tindakan pada langkah
(4), (5) dan (6)? Apa sebabnya?
Ada perbedaan pada hasil ketiga tindakan tersebut. Saat
tangan ditiup setelah dibasuh dengan air, terasa lebih dingin dari
pada tiupan tangan yang kering. Dan tangan yang dibasuh dengan
alkohol lalu ditiup terasa lebih dingin daripada tiupan tangan yang
dibasuh dengan air. Hal ini dikarenakan alkohol memiliki titik
didik yang rendah, sehingga ketika alkohol mengenai kulit,
alkohol tersebut akan langsung menguap. Selama proses
penguapan, alkohol memerlukan kalor, sehingga kalor diambil
dari tubuh. Hal itulah yang menyebabkan sensasi dingin ketika
tangan terbalur oleh alkohol.

B. Menetapkan adanya titik-titik panas, dingin, tekanan dan nyeri di


kulit
Setelah membandingkan didapatkan bahwa OP perempuan lebih
sensitif pada rangsang nyeri, tekan dan panas, sedangkan OP laki-laki
sedikit lebih sensitif pada rangsang dingin
Hasil pada praktikum untuk rangsang dingin dapat mengalami bias,
akibat kontak suhu alat percobaan dan suhu ruang.

C. Lokalisasi taktil
Rangsangan raba, tekan, dan getaran dideteksi oleh jenis
reseptor yang sama. Perbedaan dari ketiga jenis sensasi ini adalah
sensasi raba umumnya disebabkan oleh perangsang reseptor taktil di
dalam kulit, sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan

20
bentuk jaringan yang lebih dalam, dan sensasi getaran disebabkan oleh
isyarat sensoris yang berulang dengan cepat, tetapi menggunakan
beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk raba
dan tekanan, terutama jenis reseptor yang cepat beradaptasi. Reseptor
taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di
dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi
raba dan tekanan.
Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan
mengirim impuls yang berbeda pula. Luas masing-masing bidang
reseptif di kulit berbanding terbalik dengan kepadatan reseptor di
wilayah tersebut. Daerah yang lebih peka terdapat pada bagian yang
menonjol seperti hidung, mata, bibir, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil percobaan, penyimpangan penunjukkan
yang dialami OP paling besar ketika diberi rangsang pada bagian
lengan bawah dan lengan atas. Sedangkan yang sedikit
penyimpangannya adalah ketika di bagian ujung jari dan telapak
tangan. Pada bagian telapak tangan penyimpangannya tidak terlalu
besar, sekitar 0,5 cm. Pada bagian lengan atas dan lengan bawah
memiliki tingkat penyimpangan yang sedikit besar yaitu lengan bawah
0,93 cm pada laki-laki dan 2,6 cm pada perempuan. Dan pada lengan
atas 1 cm pada perempuan dan 0,83 cm pada laki-laki. Di ujung jari
dan telapak tangan, luas bidang reseptifnya kecil sehingga kepadatan
reseptor di wilayah ini cukup besar. Sedangkan pada lengan atas dan
lengan bawaah permukaannya luas, kepadatan reseptornya relative
kurang sehingga kurang peka.Lokalisasi taktil di setiap bagian tubuh
berbeda, dan paling sulit melokalisasi di lengan bagian bawah, ini
dapat dilihat dari percobaan dimana jarak perangsangan dan
lokalisasinya berbeda cukup jauh. Jika kurang dari 5 cm, maka
hasilnya adalah baik. Dan jika, lebih dari 5 cm maka hasilnya adalah
tidak baik pada saraf perabanya.

21
D. Diskriminasi Taktil

Percobaan diskriminasi taktil OP menentukan secara kasar ambang


membedakan dua titik untuk ujung jari dengan menempatkan kedua
ujung sebuah jangkar secara serentak. Menurut teori Banyak reseptor
akan terus meletupkan impuls selama stimulus tetap ada, reseptor
lainnya akan memberi sinyal saat suatu stimulus diberikan dan saat
stimulus dihentikan. Akan tetapi, pada sebagian kasar kasus, bahkan
jika suatu stimulus tetap ada (misalnya sentuhan konstan pada kulit),
maka sensasi/persepsi akan menghilang. Hal ini terjadi karena proses
yang disebut adaptasi.

a) Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Simultan


Pada percobaan ini dilakukan dengan cara menekan pada ujung
jari dengan sebuah jangka. Perbesar setiap kali 2 mm sampai
dirasakan dua titik sampai dapat dibedakan dua titik oleh orang
coba.Pada percobaan ini dapat kita ketahui bahwa daerah yang
paling peka dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu pada
bibir. Yaitu 0,2 cm.
b) Diskriminasi Rasa Tekan Dua Titik Berurutan
Pada percobaan ini dapat kita ketahui bahwa daerah yang paling
peka dalam membedakan dua titik ujung jangka yaitu pada ujung
jari dan bibir. Terbukti dengan rerata yang kecil yaitu 0 cm

E. Perasaan Iringan

Percobaan ini dilakukan oleh dua OP, yaitu wanita dan laki-laki.
Hal ini bertujuan untuk melihat apakah terjadi perbedaan hasil yang
didapat dengan katagori jenis kelamin yang berbeda. Kedua OP
mulanya masih merasakan adanya denyut atau masih merasa ada
pulpen yang disimpan ditelinga. Tapi lama kelamaan denyutan mulai
hilang dan OP tidak merasakan pulpen tersebut tersangkut.

22
Pertanyan dan jawaban untuk percobaan Perasaan Iringan :
Bagaimana mekanisme terjadinya perasaan iringan?
Pada saat pulpen dilepas, OP mulanya masih merasakan adanya
denyut atau masih merasa ada pulpen yang disimpan ditelinga. Tapi
lama kelamaan denyutan mulai hilang dan OP tidak merasakan pulpen
tersebut tersangkut. Adanya adaptasi reseptor akibat tekanan seperti
pulpen mengakibatkan kita terbiasa sehingga ketika mulai dilepas,
reseptor tersebut mematikan sinyal atau off reseptor yang
mengakibatkan kita menyadari bahwa pulpen tersebut sudah diangkat
dari telinga. Mekanisme ini berkaitan dengan badan paccini sebagai
reseptor dari tekanan. Bila ada tekanan terhadap kulit, maka reseptor
Vater Pacini berubah bentuk karena tekanan tersebut. Tekanan
merupakan rangsang adekuat yang dapat diterima oleh Vater Pacini.
Tekanan yang diterima oleh Vater Pacini menyebabkan terjadinya
depolarisasi yaitu Na+ masuk dan K+ keluar. Depolarisasi berlanjut
menyebabkan terbentuknya potensial aksi yang dihancurkan dalam
bentuk impuls oleh saraf sensorik ke otak . Di impuls di olah,
sehingga timbul sensasi tekanan di kulit. Impuls ini lah yang terus
dirasakan meskipun stimulus telah hilang. Perasaan ini lama kelamaan
akan menghilang, akibat stimulus yang diberikan sudah tidak ada lagi.
Perasaan iringan adalah suatu perasaan bahwa kita masih merasakan
adanya tekanan walaupun stimulusnya sudah tidak ada lagi.

F. Membedakan Sifat Benda


Percobaan ini dilakukan oleh dua OP, yaitu wanita dan laki-laki.
Hal ini bertujuan untuk melihat apakah terjadi perbedaan hasil yang
didapat dengan katagori jenis kelamin yang berbeda. Percobaan
pertama yang dilakukan adalah meraba permukaan ampelas yang telah
di siapkan, berupa ampelas kasar dan halus. OP wanita dan laki-laki
dapat menyebutkan dan membedakan ampelas kasar dan halus dengan
benar. Selanjutnya percobaan menggunakan kain, OP akan meraba

23
dan memegang kain. Hasil yang didapat adalah kedua OP dapat
membedakan kain kasar dan lembut sesuai dengan kain yang telah
disiapkan. Percobaan terakhir adalah dengan menggunakan sepuluh
macam bentuk benda. Benda yang digunakan adalah benda dengan
berbagai macam bentuk, seperti pen, penghapus, stapler, koin. Hasil
yang didapat adalah kedua OP dapat membedakan dan menyebutkan
bentuk-bentuk dari sepuluh macam bentuk benda. Sehingga dapat
disimpulkan, pada percobaan ini kedua OP memiliki rangsangan
reseptor taktil yang baik. Hasil percobaan dengan menggunakan dua
OP, yaitu wanita dan pria didapatkan tidak terjadi perbedaan
rangsangan taktil berdasarkan jenis kelamin.
Pertanyan dan jawaban untuk percobaan Membedakan Sifat Benda :

Apa nama kelainan neurologis yang diderita orang yang membuat


kesalahan dalam membedakan sifat (ukuran, bentuk, berat, kekasaran
permukaan) benda?

Kelainan yang di maksud adalah agnosia, di mana terjadi lesi


pada lobus parietal yag tidak dominan gangguannya. Jika pasien
mempunyai daya visus normal dan tidak dapat mengenali benda
disebut agnosia visual. Jika ketidakmampuan seorang pasien
mengenali sebuah benda dengan palpasi tanpa adanya gangguan
sensorik disebut agnosia taktil.

24
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a. Perasaan subjektif panas dan dingin
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik yang berfungsi juga
sebagai termoreseptor, tangan yang merasakan rasa panas akan
dideteksi oleh ruffini dan saat terjadi pengurangan kalor atau dingin
maka akan dideteksi oleh krause, hal itu terjadi disebabkan adanya
adaptasi dari thermoreseptor dibawah kulit. Alcohol yang diberikan ke
tangan akan menguap saat ditiup disertai penyerapan kalor yang
banyak dikulit sehingga menimbulkan persepsi dingin di kulit.
b. Menetapkan titik panas, dingin, tekan dan nyeri
Pada tangan terdapat banyak reseptor dengan ujung saraf reseptor yang
terletak pada titik-titik yang berbeda, oleh karena itu dalam 1 kotak
tidak memiliki semua reseptor secara merata. Reseptor nyeri, tekan dan
panas sangat sensitive pada kulit perempuan sedangkan pada laki-laki
reseptor dingin sedikit sensitif dari pada reseptor lainnya. Hal ini
menunjukkan adanya perbedaan kesensitifan rangsangan reseptor
nyeri, tekan, panas, dan dingin antara laki-laki dan perempuan.
c. Lokalisasi taktil
Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan
mengirim impuls yang berbeda pula. Luas masing-masing bidang
reseptif dikulit berbanding terbalik dengan kepadatan reseptor di
wilayah tersebut. Diujung jari dan telapak tangan memiliki luas bidang
reseptif yang lebih kecil sehingga kepadatan reseptornya tinggi,
sedangkan pada lengan atas dan lengan bawah memiliki luas bidang
reseptif yang lebih luas sehingga kepadatan reseptornya berkurang.
Ketepatan lokalisasi taktil pada laki-laki lebih baik dari pada
perempuan.

25
d. Diskriminasi taktil
Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan
mengirim impuls yang berbeda pula. Luas masing-masing bidang
reseptif dikulit berbanding terbalik dengan kepadatan reseptor di
wilayah tersebut. Pada deskriminasi rasa tekan dua titik simultan
didapati daerah yang lebih peka yaitu di bibir, karena memiliki luas
bidang reseptif yang lebih kecil dengan kepadatan reseptor yang besar.
Pada deskriminasi rasa tekan dua titik bersamaan didapati titik yang
lebih peka adalah bibir dan ujung jari dengan luas bidang reseptif yang
kecil dan kepadatan reseptor yang besar. Pada bidang yang lain terjadi
penurunan kepekaan terhadap stimulus, hal itu dipengaruhi juga oleh
daerah yang kasar dan luas bidang yang besar. Saat sentuhan terus
konstan disuatu tempat maka lama kelamaan sensasi persepsi akan
hilang karena proses adaptasi.
e. Perasaan iringan
Impuls saraf yang terus terangsang akibat diletakkannya stimulus
dalam waktu yang lama akan tetap berada dan berjalan, sehingga rasa
denyutan stimulus akan tetap terasa walau stimulus sudah tidak ada.
f. Membedaan sifat benda
Rangsangan reseptor taktil kedua OP baik, hal itu terbukti dengan
dapatnya dibedakan benda-benda yang diraba oleh kedua OP, dan hal
ini sama antara perempuan dan laki-laki.

26
DAFTAR PUSTAKA

1. Syaifuddin, H. 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa


Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Reber, Arthur S., dan Emily S.Reber. 2010. Kamus Psikologi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
3. Djuanda Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Edisi kelima.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI,
4. Tortora, G.J. dan Derrickson, B.H. 2009. Principles of Anatomy and
Physiology. Twelfth Edition. Asia: Wiley
5. Gerard J. Tortora,Bryan Derrickson, 2006. Principles of Anatomy and
Physiology:11th Edition. printed byBiological Sciences Textbooks, Inc.
and Bryan Derrickson. USA: 1077-1080
6. Campbell, Neil dkk. 2010. Biologi edisi 8 jilid 3. Jakarta: Penerbit
Erlangga
7. Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.Edisi 6.
Jakarta: EGC
8. Guyton AC & Hall JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed 11.
Jakarta: EGC

27

Vous aimerez peut-être aussi