Vous êtes sur la page 1sur 14

ALIRAN KHAWARIJ DAN MURJIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas terstruktur mata kuliah Ilmu
Kalam pada jurusan Perbankan Syariah

Dosen pengampu: Ismail, M.Ag

Disusun oleh :

1. Mudiana Lestari (1608203050)


2. Alia Tsabita (1608203052)
3. Nisa Krisbaya (1608203053)
4. Kiki Anggraeni (1608203075)
5. Tsamrotul Habibah (1608203062)
6. Ainayyatul Fatihah (1608203064)
7. Fashihah Ulfa (1608203076)

SEMESTER 3

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
IAIN SYEKH NURJATI
CIREBON
2017
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar belakang .................................................................................... 1


1.2 Rumusan masalah ............................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2

2.1 Sejarah Khawarij ................................................................................ 2

2.2 Aliran Khawarij .................................................................................. 3

2.3 Perkembangan Aliran Khawarij ......................................................... 6

2.4 Sejarah Berdirinya Murjiah ............................................................... 7

2.5 Ajaran Murjiah .................................................................................. 7

2.6 Perkembangan Aliran Murjiah .......................................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 10

3.1 Kesimpulan ........................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 12

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
kaum khawarij adalah orang-orang yang mendukung Sayyidina
Ali. Akan tetapi mereka membencinya karena dianggap lemah dalam
menegakkan kebenaran, mau menerima tahkim yang sangat
mengecewakan, sebagaimana mereka juga membenci Muawiyyah karena
melawan Sayyidina Ali khalifah yang sah. Semboyan mereka la hukma illa
lillaah yang berarti tidak ada hukum kecuali dari Allah.jumlah mereka
sekitar 12.000 orang, mula-mula bermarkas di Harura, dekat Kufah.
Dinamakan khawarij, karena mereka memisahkan diri atau ke luar dari
jamaah umat.
Lahirnya murjiah sebagai suatu aliran teologi dalam islam,
merupakan reaksi terhadap paham-paham yang dilontarkan oleh aliran
khawarij. Pada mulanya aliran tersebut muncul akibat adanya kasus
politik, tegasnya persoalan khilafah setelah utsman bin affan meninggal
dunia yang melahirka aliran khawarij dipihak yang memusuhi ali dan
syiah dipihak pendukung ali.
Menurut kaum Murjiah, barangsiapa beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya, meninggalkan kewajiban, dan melakukan sesuatu dosa besar,
ia masih tetap mukmin, sedangkan bagi kaum Khawarij dia telah menjadi
kafir.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Khawarij?
2. Bagaimana Aliran Khawarij?
3. Bagaimana Perkembangan Aliran Khawarij?
4. Bagaimana Sejarah Murjiah?
5. Bagaimana Aliran Murjiah?
6. Bagaimana Perkembangan Aliran Murjiah?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Sejarah Khawarij.
2. Untuk mengetahui Aliran Khawarij.
3. Untuk mengetahui Perkembangan Aliran Khawarij.
4. Untuk mengetahui Sejarah Murjiah.
5. Untuk mengetahui Aliran Murjiah.
6. Untuk mengetahui Perkembangan Aliran Murjiah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Khawarij
Asal mula kaum khawarij adalah orang-orang yang mendukung
Sayyidina Ali. Akan tetapi mereka membencinya karena dianggap lemah
dalam menegakkan kebenaran, mau menerima tahkim yang sangat
mengecewakan, sebagaimana mereka juga membenci Muawiyyah karena
melawan Sayyidina Ali khalifah yang sah. Mereka menuntut agar Sayyidina
Ali mengakui kesalahannya karena mau menerima tahkim. Apabila Sayyidina
Ali mau bertobat, maka mereka bersedia lagi bergabung dengannya untuk
menghadapi Muawiyyah. Tetapi bila dia tidak bersedia bertobat maka orang-
orang khawarij menyatakan perang terhadapnya sekaligus menyatakan perang
terhadap Muawiyyah. Semboyan mereka la hukma illa lillaah yang berarti
tidak ada hukum kecuali dari Allah.jumlah mereka sekitar 12.000 orang,
mula-mula bermarkas di Harura, dekat Kufah. Dinamakan khawarij, karena
mereka memisahkan diri atau ke luar dari jamaah umat.
Kaum khawarij kadang-kadang menamakan dirinya sebagai kaum
Syurah yakni orang-orang yang mengorbankan dirinya semata mengharap
ridha Allah SWT atau pembeli yang berarti bahwa mereka membeli
kehidupan akhirat dengan kehidupan duniawi. Mereka mendasarkan pada Q.S
Al-Baqarah: 207 yang artinya Dan diantara manusia ada orang yang
mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah SWT. Dan Allah
Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.
Nama lain yang juga dipakai golongan ini ialah Muhakkimah, artinya
mereka adalah orang-orang yang berpendapat bahwa tidak ada hukum selain
dari Allah.1
Kaum khawarij terus memisahkan diri dan tidak mau bergabung
kembali kepada Ali ra. gerakan khawarij berpusat di dua tempat. Suatu
markas di Bathaih yang menguasai dan mengontrol kaum khawarij yang

1
Sahilun A. Nasir, Pemikiran Ilmu Kalam (Teologi Islam), (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2010), hal.
123-125.

2
berada di Persia dan di sekeliling Irak. Tokoh-tokohnya ialah Nafi bin Azraq
dan Qathar bin Fajaah. Yang lain bermarkas di Arab daratan yang menguasai
kaum khawarij yang berada di Yaman, Hadhramaut dan Thaif. Tokoh-
tokohnya ialah Abu Thaluf, Nadjat bin Ami dan Abu Fudaika.
Sampai sekarang, khawarij masih terdapat di Tripoli Barat, Aljazair,
Pulau Zanzibar dan Oman di Jazirah Arab, dengan jumlah seluruhnya
menurut pendapat Ahmad Amin, hanya sekitar 25.000 orang. 2
B. Aliran Khawarij
A. Doktrin- doktrin dan Ajaran Pokok Khawarij
a. Doktrin Politik
Pemerintahan yang bersifat demokratis
o Khalifah harus dipilih dengan pemilihan umum secara
bebas dan sah ( demokratis) oleh seluruh umat islam.
Khalifah tidak harus dari keturunan Arab
o Khalifah tidak hanya terbatas pada orang-orang dari
keturunan Quraisy, tetapi semua bangsa Arab maupun non
Arab.
Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah sah, tetapi setelah peristiwa
arbittrase dianggap telah menyeleweng dari ajaran mereka.
Muawiyah dan Amr bin Ash, juga Abu Musa al-Asyari
dianggap menyelewang dan telah mnejadi kafir.
Pasukan Perang Jamal yang menyerang Ali juga kafir.
b. Bidang Teologi
Orang yang berdosa besar, tidak dipandang dosa apapun (baik
kecil maupun besar) termasuk sesuatu yang mereka anggap salah,
mereka menghukumnya sebagai orang kafir. Mereka mengambil
argumentasi dari surat Al-Maidah ayat 44 yang artinya dan barang
siapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Alloh
mereka itulah orang-orang kafir
Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan
mereka serta harus menghindari pemimpin yang yang menyelewang.

2
Sahilun A. Nasir, Pemikiran Ilmu Kalam,..., hal. 131.

3
c. Doktrin Sosial
Amr maruf nahi munkar, melakukan hal-hal yang menuju kepada
kebaikan dan menjauhkan diri dari kejahatan atau permusuhan.
Mentawil ayat-ayat al-Quran yang mestasyabihat, menjelaskan
ayat al-Quran yang masih perlu penjabaran atau penjelasan yang
rinci.
Manusia bebas memutuskan perbuatannya, bukan Tuhan.
B. Tokoh dan Sekte-sekte Aliran Kawarih serta Ajaran Masing-Masing
a. Abd al-Karim bin Ajrad
Aliran ini berasal dari para pengikut Athiyyah bin al-Aswad, Abd al-
Karim merupakan anggota dari kelompok Athiyyah.
b. Nafi bin al-Azraq bin Qois al-Hanafi
Kelompok ini yang mnegkafirkan Ali bin Abi Thalib, orang-orang
enggan berperang bersama mereka. Wilayah kekuasaannya memasuki
perbatasan Irak dan Iran
c. Ziad ibn al- Ashfar
Disebut-sebut bahwa al-Shafariyah bernisbah kepada seorang laki-laki
yang bernama Ubaidah, orang yang berselisih dengan Najdah pergi
dari Yamamah
d. Najdah bin Amir al-Hanafi
Latar belakang pengangkatannya adalah ketika Nafi bin al-Azraq
mengeluarkan pendapatnya tentang keterlepasan dirinya dari paham al-
Azariqoh
e. Abdullah bin Ibadh
Aliran ini paling dekat dengan aliran sunni dan berpandangan lebih
jauh toleran dengan aliran-aliran khawarij lainnya
Sedangkan sekte sekaligus ajarannya masing-masing yang ada
dalam aliran ini antara lain:
1. Al-Muhakkim
Disebut demikian karena mereka menolak tahkim antara
Ali dan Muawwiyah. Dalam paham sekte ini Ali, Muawiyah, dan

4
semua orang yang mneyetujui tahkim dituduh telah kafir dan telah
menyimpang dari ajaran islam.
2. Al-Ajaridah
Yaitu pengikut Abd al-Karim bin Ajrad. Aliran ini berasal
dari para pengikut Athiyyah yang semula merupakan anggota dan
pengikut al-Najadat. Yang membedakan adalah pandangan mereka
lebih moderat, orang lain tidak wajib hujrah ke wilayah mereka,
tidak boleh merampas harta dalam peperangan kecuali harta orang
yang mati terbunuh, anak kecil tidak dianggap musyrik, surah
yusuf dipandang bukan bagian dari Al-Quran karena tidak layak
memuat cerita-cerita pencitraan
3. Al-Azariqah
Adalah pengikut Nafi bin Al-Azraq bin Qois al-Hanafi.
Kelompok ini mengkafirkan Ali bin Abi Thalib dan orang-orang
yang tidak mau berperang dengan mereka. Menganggap mereka
musyrik, menolak hukun rajam bagi yang berzina. Yang lebih
parah lagi mereka menganggap Allah mengutus seorang Nabi
tersebut kafir.
4. Al-Najadat
Yaitu pengikut Najdah bin Amir Al- Hanafi. Latar belakang
pengangkatannya adalah ketika Nafi mengeluarkan pendapatnya
tentang keterlepasan dirinya dari paham al-Azariqoh, sekalipun
sependapat dengan dia, dan menyebut mereka orang yang musyrik
serta menghalalkan membunuh anak laki-laki kecil dan kaum
wanita yang berbeda aliran dengannya.
5. Al- Shafariyah
Yaitu pengikut Zaid ibn Al-Ashfar yang bernisbah kepada
seorang laki-laki yang bernama Ubaidah. Al-Baghdadi mengatakan
bahwa ajaran Al-Shafariyah mirip dengan pandangan Al-Azariqoh.
Yakni tentang istilah kafir yang mengandung dua arti, yaitu kufr
al-nimah yang tidak berarti keluar dari Islam dan kufr bi Allah
yang hanya boleh dalam bentuk perkataan, tidak boleh dalam

5
bentuk tindakan kecuali bagi wanita islam boleh menikah dengan
laki-laki kafir bila terancam keimanan dirinya
6. Al- Ibadhiyah
Aliran ini paling dekat dengan aliran sunni dan
berpandangan jauh lebih toleran dengan aliran-aliran khawarij
lainnya. Orang yang berdosa besar tidak disebut mukmin,
melainkan muwahhid (kafir nikmat, tidak membuat pelakunya
keluar dari islam).3
C. Perkembangan Aliran Khawarij

Setelah golongan khawarij keluar dari barisan Ali, mereka tidak hanya
sebatas keluar lalu diam, akan tetapi mereka menentang Ali dan memusuhinya
bahkan menganggap Ali sudah kafir karena menerima arbitrase dan juga menentang
Muawiyah sebagai kaum pemberontak dan kaum penghianat dalam peristiwa
arbitrase. Langkah pertama yang mereka ambil setelah mereka keluar dari barisan
Ali yaitu mengadakan musyawarah untuk memilih seorang pemimpin, yang akhirnya
terpilihlah Abullah bin Wahb Al-Rasyidi. Dalam kepemimpinananya Abdullah juga
menyusun doktrin-doktrin pokok sebagai prinsip kaum khawarij, doktrin-doktrin
tersebut yaitu:

a. Khalifah atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam.
b. Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab.
c. Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syariat Islam.
d. Khalifah sebelum Ali (Abu Bakar, Umar, dan Ustman) adalah sah, kecuali
Ustman, setelah tahun ketujuh dianggap telah menyeleweng.
e. Ali dianggap telah menyeleweng setelah terjadi peristiwa arbitrase.
f. Muawiyah, Amr bin Ash serta Abu Musa Al-Asyari, dianggap telah
menyeleweng bahkan kafir.
g. Pasukan perang jamal yang melawan Ali juga kafir.
h. Seseorang yang berdosa besar dianggap kafir sehingga harus dibunuh, begitu pula
orang yang tidak mau membunuh orang muslim yang melakukan dosa besar.
i. Setiap orang muslim harus berhijrah dan begabung dengan golongan mereka, bila
tidak mau harus di perangi.

3
Ahmad Muhibbin Zuhri, Aqidah Ilmu Kalam, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2013), h. 36-39

6
j. Seseorang harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
k. Adanya waad dan waid.
l. Amr maruf nahi munkar.
m. Memalingkan ayat-ayat Al-Quran yang dianggap mutshabihat (samar).
n. Al-Quran adalah makhluk.
o. Manusia bebas memutuskan perbuatannya, bukan dari Tuhan.
Apabila doktrin-doktrin ini dianalisis dengan mendalam maka akan kita
ketahui bahwa doktrin tersebut berisikan tiga hal penting, yakni: masalah politik,
teologi, dan sosial. Sehingga dari hal inilah menimbulkan permasalahan dalam ilmu
kalam tentang kufur atau kafir (siapa orang mukmin dan siapa orang yang murtad).4

D. Sejarah Berdirinya Murjiah

Lahirnya murjiah sebagai suatu aliran teologi dalam islam,


merupakan reaksi terhadap paham-paham yang dilontarkan oleh aliran
khawarij. Pada mulanya aliran tersebut muncul akibat adanya kasus politik,
tegasnya persoalan khilafah setelah utsman bin affan meninggal dunia yang
melahirka aliran khawarij dipihak yang memusuhi ali dan syiah dipihak
pendukung ali. Dalam suasana pertentangan ini, muncul golongan murjiah
yang bersikap netral dan tidak mau turut dalam peraktek kafir mengkafirkan
diantara golongan yang bertentangan itu. Oleh karena itu, kaum murjiah
tidak mengeluarkan pendapat tentang siapa yang sebenarnya bersalah.
Mereka memandang lebih baik menunda penyesalan persoalan mereka
kepada Tuhan diakherat nanti.5

E. Ajaran Murjiah

Aliran teologi al-Murjiah pada awal pertumbuhannya mempersoalkan


masalah politik, yaitu sikap tidak mau ikut campur dalam pertentangan
setelah terbunuhnya Utsman bin Affan dan menyerahkan penentuan kafir atau
tidak kafirnya orang-orang yang tidak bertentangan itu kepada Tuhan di
akhirat nanti. Dari lapangan politik berpindah ke lapangan teologi.

4
http://iru3l-cancer.blogspot.co.id/2009/05/perkembangan-khawarij-dalam-sejarah.html di akses
pada tanggal 22 Oktober 2017, pukul 17.30
5
M. Amin nurdin, sejarah Pemikiran Islam, (Jakarta: AMZAH, 2012), h. 22-23

7
Berbagai persoalan yang dibicarakan menurut Ahmad Amin adalah
berkisar pada pembahasan tentang iman, kufur, mukmin dan kafir. Topic
pembahasan tersebut dibicarakan karena mereka melihat golongan khawarij
melontarkan tuduhan kafir kepada yang lain. Orang-orang yang telah berbuat
dosa besar telah menjadi kafir, begitu pendapat golongan khawarij. Kemudian
masuklah dalam pembahasan: apakah iman itu, dan apakah kufur itu? Kaum
Murjiah berpendapat bahwa iman adalah mengetahui Allah dan Rasul-rasul-
Nya. Barangsiapa yang mengetahui bahwa Tiada Tuhan kecuali Allah dan
Muhammad utusan Allah, maka mereka adalah orang mukmin. Hal ini
berbeda dengan pandangan kaum khawarij yang berpendapat bahwa iman
adalah mengetahu Allah dan Rasul-Nya, melaksanakan kewajiban-
kewajibandan menghindarkan diri dari dosa besar.

Menurut kaum Murjiah, barangsiapa beriman kepada Allah dan


Rasul-Nya, meninggalkan kewajiban, dan melakukan sesuatu dosa besar, ia
masih tetap mukmin, sedangkan bagi kaum Khawarij dia telah menjadi kafir.
Kaum Murjiah juga menolak kaum Syiah yang berkeyakinan bahwa beriman
kepada imam dan menaatinya merupakan bagian dari rukun iman. Sebagian
dari golongan Murjiah yang ekstrem malah mengatakan bahwa iman adalah
keyakinan di hati, meskipun seseorang menyatakan kufr dalam ucapannya,
ataupun menyembah berhala, berperangai seperti Yahudi atau Nasrani di
Negara Islam, dia tetap mukmin.6

F. Perkembangan Aliran Murji'ah

Ada beberapa teori yang berkembang mengenai asal-usul kemunculan


Murjiah, diantaranya adalah: Mengatakan bahwa gagasan irja atau arjaa
dikembangkan oleh sebagian sahabat dengan tujuan menjamin persatuan dan
kesatuan umat Islam ketika terjadi pertikaian politik dan juga bertujuan untuk
menghindari persengketaan politik. Beberapa pakar mensinyalir bahwa
gagasan irja atau arjaa, muncul pertama kali sebagai gerakan politik yang
diperlihatkan oleh cucu Ali bin Abi Thalib, Al-Hasan bin Muhammad Al-
Hanafiyah, sekitar tahun 695. Penggagas teori ini adalah Watt. Watt
menegaskan teori ini menceritakan bahwa 20 tahun setelah kematian
Muawiyah pada tahun 680 H, dunia Islam dikoyak oleh pertikaian sipil.

6
M. Amin nurdin, sejarah Pemikiran Islam,, h. 25-26

8
Sebagai respon dari keadaan ini, muncul gagasan irja atau penangguhan.
Gagasan ini pertama kali digunakan sekitar tahun 695 H oleh cucu Ali bin Abi
Thalib, Al-Hasan bin Muhammad Al-Hanafiyah, dalam sebuah surat
pendeknya, dalam surat itu, Al-Hasan menunjukkan sikap politiknya dengan
mengatakan,kita mengakui Abu Bakar dan Umar, tetapi menangguhkan
keputusan atas persoalan yang terjadi pada konflik sipil pertama yang
melibatkan Usman, Ali dan Zubair (seorang tokoh pembelot ke Mekah).
Dengan sikap politik ini Al-Hasan mencoba menanggulangi perpecahan umat
Islam. Ia kemudian mengelak berdampingan dengan kelompok Syiah
revolusioner yang terlampau mengagungkan Ali dan para pengikutnya, serta
menjauhkan diri dari Khawarij yang menolak mengakui kekhalifahan
Muawiyah dengan alasan bahwa ia adalah keturunan si pendosa Usman.
Namun, dalam konteks historis lahirnya Aliran Murjiah pada akhir
abad pertama Hijrah pada saat ibukota kerajaan Islam dari Madinah pindah ke
Kuffah kemudian pindah lagi ke Damaskus. Hal itu berawal dari adanya
gejolak konflik politik imamah atau khilafat, pada pasca kholifah Usman Ibnu
Affan. Kemudian berlanjut dan berkembang pada kholifah ke empat yaitu Ali
Ibn Abi Thalib. Sehingga tragedi atas terbunuhnya kholifah Usman oleh
abdullah bin Salam dinyatakan bahwa kaum muslimin telah membuka pintu
bencana baginya tidak akan tertutup hingga hari kiamat. Sedangkan konflik
politik yang bahkan sampai terjadi pertempuran antara kholifah Ali Ibn Abi
Thalib dengan Muawiyah (seorang gubernur) yang diakhiri dengan cara
arbitase atau tahkim. Walaupun Ali sendiri dalam menerima tahkim itu dalam
keadaan terpaksa atas dorongan anak buahnya. Akan tetapi hal tersebut dalam
fakta historis boleh dikatakan sebagai situasi yang menyebabkan lahirnya
aliran-aliran dalam islam, diantaranya aliran murji'ah.
Golongan Murji'ah ini mula-mula timbul di Damaskus, pada akhir abad
pertama hijriah. Dinamakan Murji'ah karena golongan ini menunda atau
mengembalikan tentang hukum orang mukmin yang berdosa besar dan belum
bertobat sampai matinya, orang itu belum dapat dihukum sekarang. 7 Ketentuan
persoalannya ditunda atau dikembalikan kepada allah SWT di hari akhir nanti.
Menurut ahlu sunnah bahwa iman itu terdiri dari tiga unsur yaitu membenarkan
dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan menyertai dengan amal perbuatan.
Tapi menurut kebanyakan golongan murji'ah berpendapat bahwa iman itu
hanya membenarkan denga hati saja. Sebagian dari golongan Murji'ah
berpendapat bahwa iman itu terdiri dari dua unsur, yaitu membenarkan dengan
hati dan mengikrarkan dengan lisan.8

7
Sahilun A. Nasir, Pemikiran kalam (teologi Islam ), (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2010) hal
154-155
8
Sahilun A. Nasir, Pemikiran kalam (teologi Islam ),....., hal 155-156

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Asal mula kaum khawarij adalah orang-orang yang mendukung Sayyidina


Ali. Akan tetapi mereka membencinya karena dianggap lemah dalam
menegakkan kebenaran, mau menerima tahkim yang sangat mengecewakan,
sebagaimana mereka juga membenci Muawiyyah karena melawan
Sayyidina Ali khalifah yang sah. Mereka menuntut agar Sayyidina Ali
mengakui kesalahannya karena mau menerima tahkim. Apabila Sayyidina Ali
mau bertobat, maka mereka bersedia lagi bergabung dengannya untuk
menghadapi Muawiyyah. Tetapi bila dia tidak bersedia bertobat maka orang-
orang khawarij menyatakan perang terhadapnya sekaligus menyatakan perang
terhadap Muawiyyah.
2. Aliran khawarij
a. Doktrin- doktrin dan Ajaran Pokok Khawarij
Dokrin Politik
Doktrin Teologi
Dokrin Sosial
b. Tokoh dan Sekte-sekte Aliran Kawarih serta Ajaran Masing-Masing
Abd al-Karim bin Ajrad
Nafi bin al-Azraq bin Qois al-Hanafi
Ziad ibn al- Ashfar
Najdah bin Amir al-Hanafi
Abdullah bin Ibadh
c. Setelah golongan khawarij keluar dari barisan Ali, mereka tidak hanya sebatas
keluar lalu diam, akan tetapi mereka menentang Ali dan memusuhinya bahkan
menganggap Ali sudah kafir karena menerima arbitrase dan juga menentang
Muawiyah sebagai kaum pemberontak dan kaum penghianat dalam peristiwa
arbitrase. Langkah pertama yang mereka ambil setelah mereka keluar dari
barisan Ali yaitu mengadakan musyawarah untuk memilih seorang pemimpin,
yang akhirnya terpilihlah Abullah bin Wahb Al-Rasyidi.

10
d. Lahirnya murjiah sebagai suatu aliran teologi dalam islam, merupakan
reaksi terhadap paham-paham yang dilontarkan oleh aliran khawarij.
Pada mulanya aliran tersebut muncul akibat adanya kasus politik,
tegasnya persoalan khilafah setelah utsman bin affan meninggal dunia
yang melahirka aliran khawarij dipihak yang memusuhi ali dan syiah
dipihak pendukung ali.
e. Aliran teologi al-Murjiah pada awal pertumbuhannya mempersoalkan
masalah politik, yaitu sikap tidak mau ikut campur dalam pertentangan
setelah terbunuhnya Utsman bin Affan dan menyerahkan penentuan kafir
atau tidak kafirnya orang-orang yang tidak bertentangan itu kepada
Tuhan di akhirat nanti. Dari lapangan politik berpindah ke lapangan
teologi.
f. Golongan Murji'ah ini mula-mula timbul di Damaskus, pada akhir abad
pertama hijriah. Dinamakan Murji'ah karena golongan ini menunda atau
mengembalikan tentang hukum orang mukmin yang berdosa besar dan
belum bertobat sampai matinya, orang itu belum dapat dihukum
sekarang. Ketentuan persoalannya ditunda atau dikembalikan kepada
allah SWT di hari akhir nanti. Menurut ahlu sunnah bahwa iman itu
terdiri dari tiga unsur yaitu membenarkan dengan hati, mengikrarkan
dengan lisan dan menyertai dengan amal perbuatan. Tapi menurut
kebanyakan golongan murji'ah berpendapat bahwa iman itu hanya
membenarkan denga hati saja. Sebagian dari golongan Murji'ah
berpendapat bahwa iman itu terdiri dari dua unsur, yaitu membenarkan
dengan hati dan mengikrarkan dengan lisan.

11
DAFTAR PUSTAKA

M. Amin nurdin. 2012. Sejarah Pemikiran Islam, Jakarta: AMZAH,


2012.

Sahilun A. Nasir. 2010. Pemikiran kalam (teologi Islam ). Jakarta: PT


Grafindo Persada

Ali Audah. 2007. Ali Bin AbiTholib Sampai Hasan kepada Hasan dan
Husain. Jakarta: Pustaka lentera Antar Nusa
Ahmad Muhibbin Zuhri. 2013. Aqidah Ilmu Kala. Surabaya: IAIN Sunan
Ampel
http://iru3l-cancer.blogspot.co.id/2009/05/perkembangan-khawarij-dalam-
sejarah.html

12

Vous aimerez peut-être aussi