Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1.1 Pengertian
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing
(FKUI: 2010)
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat
konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat.
Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang mengalami
konsolidasi dan darah dialirkan ke sekitar alveoli yang tidak berfungsi
(Irman Somantri, 2008,hlm. 67).
Pneumonia dikelompokkan berdasarkan agen penyebabnya dan
dikategorikan sebagai pneumonia bakterialis dan pneumonia atipikal.
1. Pneumonia bakterial
Peneumonia yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
adalah pneumonia bakterialis. S. Pneumoniae adalah kokus gram
positif, non-motil, berkapsul yang tinggal secara alamiah pada traktus
respiratorius atas. Kokus ini biasanya disebut sebagai pneumokokus.
2. Pneumonia atipikal
Pneumonia yang berkaitan dengan mikoplasma, fungus, klamidia,
demam-Q, penyakit legionnaires, pneumocystis carinii, dan virus.
Macam macam pneumonia, etiologi, manifestasi klinis dan farmakoterapi:
1
infeksi). mungkin klindamisisn,
mengandung cephalosprin,
bercak penisilin
darahberkarat, laintrimetropin
hidung dan
kemerahan, sulfametoksazol.
retraksi
interkostal,peng
gunaan otot
aksesorius,
timbul sianosis.
Sindro Haemophilus Usia tua, COPD, Penisilin G,
ma influenzae. influenza ampisil.
atipikal Stafilokokus terakhir. Obat efektif
aureus. lainnya;kloramfe
nikol
(cefamandole,
trimetroprim,
sulfametoksazol,
Penyebab Onset bertahap nafsilin).
umum: Anak-anak, dlm 3-5 hari,
Mycoplasma dewasa muda. malaise, nyeri Obat
pneumonia, kepala, nyeri terpilih;eritromis
virus tenggorokan, isn.
patogen. batuk kering, Obat efektif
nyeri dad lainnya:
karena batuk. tetrasiklin.
ISN terbaru
Penyebab tak influenza. Seperti di atas
umum: ditambah nyeri
Legionella abdomen, diare, Obat terpilih:
pneumophili suhu >400C, eritromisin.
a. distres Obat efektif
2
pernafasan. lainnya:rifampisi
Transplantasi n, gentamisin.
pneumocysti ginjal,penyakit Gagal ginjal,
c carinii. otoimun,defisit hiponatremia, Trimetroprim,
imunologi,debili hipofosfatemia, pentamidine.
tas. kreatinin
fosfokinase/ons
et bertahap
dengan
peningkatan
dispneu, batuk
kering,
takipneu,
hipoksemia,
rontgen:gambar
an interstitial
diffus.
3
Gambaran
klinik mungkin
sama dengan
pneumonia
klasik, distres
respirasi
mendadak,
dispneu berat,
sianosis, batuk,
hipoksemia,
diikuti tanda-
tanda infeksi
skunder.
Hemato Aspirasi zat Kateter Gejala pulmonal Obat terpilih:
gen inert: air, intravena yang timbul minimal nafcilin
barium, infeksi, jika IV,ampisiln IV +
bahan endokarditis, dibandingkan gentamisisn/tobr
makanan. penyalahgunaan gejala amisin,
Terjadi bila obat, abses intra septikemia, klindamisin IV,
kuman abdomen, batuk non +
patogen pyonefrosis, produktif dan gentamisisn/tobr
menyebar ke empyema nyeri pleuritik amisin.
paru-paru kandung kemih. sama seperti
melalui pada emboli
aliran darah; paru merupakan
stafilokokus, keluhan
E.coli, tersering.
anaerob
enterik.
1.2 Etiologi
4
Penyebab pneumonia dapat berupa virus, bakteri, jamur, protozoa,
atau riketsia. Pneumonia juga mungkin disebabkan oleh terapi radiasi, bahan
kimia dan aspirasi. Bakteri dapat berupa Streptococcus pneumoniae,
Staphylococcus aureus dan E. Coli.
Aspirasi dapat berupa aspirasi basil gram negatif seperti Klebsiela,
Pseudomonas, Enterobacter, Escherichia proteus. Dan basil gram positif
seperti Staphylococcus aureus.
5
Eksudat mengalami lisis dan direabsorbsi oleh makrofag sehingga
jaringan kembali pada struktur semula.
- anoreksia
hipoksemia arterial
6
1.4 Tanda & Gejala
1. Pneumonia Bakterial (Pneumokokus)
Menggigil, demam (39,5C-40,5C), nyeri dada seperti ditusuk-tusuk,
takipnea, pernafasan mendengkur, pernafasan cuping hidung.
2. Pneumonia Atipikal
Infeksi saluran nafas (kongesti nasal, sakit tenggorok), sakit kepala,
demam, nyeri pleuritis, mialgia, ruam, faringitis, suputum mukoid atau
mukopurulen, nadi cepat dan bersambungan (bounding), takikardi,
bradikardia relatif (menandakan infeksi virus, mycoplasma, legionella).
Adapun tanda dan gejala lain, yaitu:
Pipi berwarna kemerahan, warna mata menjadi lebih terang, bibir
serta bidang kuku sianotik, suputum berbusa dan bersemu darah (sering
ditemukan pada pneumonia pneumokokus, stafilokokus, klebsiella, dan
streptokokus), paru krekels, adanya konsolidasi pada lobus-lobus paru,
peningkatan taktil premitus, perkusi pekak, bunyi nafas bronkovesikuler
atau bronkial, egofoni (suara mengembik yang terauskultasi), bisikan
pektoriloquy (bunyi bisikan yang terauskultasi melalui dinding dada).
7
Untuk menegakkan diagnose penyakit pneumonia, maka disamping
hasil anamnesa dari klien test diagnostic yang sering dilakukan adalah
1. Pemeriksaan rontgen : dapat terlihat infiltrate pada parenkim paru
2. Laboratorium :
a. AGD : dapat terjadi asidosis metabolism dengan atau tanoa retensi
CO2.
b. DPL : biasanya terdapat leukositosis, Laju Endap Darah (LDE)
meningkat.
c. Elektrolit : natrium dan klorida dapat menurun
d. Bilirubin : dapat meningkat
e. Kultur sputum : terdapat mikroorganisme
f. Kultur darah : bakteremia sementara
3. Fungsi paru : volume dapat menurun
8
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA PNEUMONIA
A. Pengkajian
1. PENGKAJIAN
a. Riwayat atau adanya faktor resiko:
1) penyakit paru obstruktif menahun (PPOM).
2) Perokok berat.
3) Imobilisasi fisik lama.
4) Pemberian makanan melalui selang secara terus-
menerus.
5) Obat-obatan imunosupresif
(kemoterapi,kortikosteroid), mengisap.
6) Penyakit yang melemahkan (AIDS, kanker).
7) Menghirup atau aspirasi zat iritasn.
8) Terpapar polusi udara terus-menerus.
9
9) Terpasang selang endotrakeal atau trakeostomi.
10) Penurunan tingkat kesadaran (stupor, letargi, pra-
koma, koma).
B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi
trakeobronkhial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum,
nyeri plueuritis, fatigue ditandai dengan perubahan jumlah dan
kedalaman nafas, suara nafas abnormal, penggunaan otot nafas
tambahan, dispnea, sianosis serta batuk dengan produksi suputum.
10
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar kapiler, gangguan kapasitas pengangkutan oksigen dalam darah
yang ditandai dengan dispnea, takikardia, perubahan kesadaran,
hipoksia.
3. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada parenkim paru-paru,
reaksi selular untuk mengeluarkan toksin, batuk persisten ditandai
dengan pleuritic chest pain, sakit kepala dan nyeri otot, menahan area
yang nyeri, perilaku distraksi dan kelemahan.
11
B. Intervensi
12
c. Elevasi kepala, sering obstruksi saluran napas.
ubah posisi.
Rasional: diafragma yang
lebih rendah akan
membantu dalam
meningkatkan ekspansi
dada, pengisian udara,
d. Membantu pasien dalam
mobilisasi dan pengeluaran
melakukan latihan nafas
sekret.
dalam.
Mendemonstrasikan/ Rasional: nafas dalam
membantu pasien akan memfasilitasi
belajar untuk batuk, pengembangan maksimum
misalnya menahan dada paru-paru/ saluran udara
dan batuk efektif pada kecil.
saat posisi tegak lurus.
13
saluran nafas secara
mekanis pada pasien yang
tidak dapat melakukannya
dikarenakan
f. Memberikan cairan
ketidakefektifan batuk atau
2500ml per hari (jika
penurunan kesadaran
tidak ada kontraindikasi)
Rasional: cairan (terutama
dan air hangat
cairan hangat) akan
Kolaborasi : membantu memobilisasi
a. Mengkaji efek dari
dan mengeluarkan sekret.
pemberian nebulizer dan
fisioterapi pernafasan
Rasional: memfasilitasi
lainnya, misal insentif
pencairan dan pengeluaran
spirometer, IPPB,
sekret. Postural drainase
perkusi dan postural
mungkin tidak efektif pada
drainase.
pneumonia interstisial atau
Melakukan tindakan
yang oleh eksudat atau
selang di antara waktu
kerusakan dari alveolar.
makan dan membatasi
14
cairan jika cairan sudah
mencukupi.
b. Memberikan pengobatan
Rasional: membantu
atas indikasi: mukolitik,
mengurangi bronkospasme
ekspektoran,
dengan mobilisasi dari
bronkodilator dan
sekret. Analgesik diberikan
analgesik.
untuk meningkatkan usaha
batuk dengan mengurangi
rasa tidak nyaman, tetapi
harus digunakan sesuai
penyebabnya.
15
pertukaran gas dapat teratasi berkurang. kulit, membran mukosa menggambarkan
berhubungan dengan setelah.......hari. b. Denyut nadi
dan kuku, serta mencatat vasokonstriksi atau
perubahan membran
dalam rentang
alveolar kapiler, adanya sianosisi perifer respons tubuh terhadap
gangguan kapasitas normal dan
atau sianosis pusat. demam. Sianosis cuping
pengangkutan
irama reguler.
oksigen dalam darah telinga, membran mukosa,
c. Kesadaran
yang ditandai
dan kulit sekitar mulut
dengan dispnea, penuh.
takikardia, b. Hasil nilai dapat mengindikasikan
perubahan
analisis gas adanya hipoksemia
kesadaran, hipoksia.
darah dalam b. Mengkaji status mental. sistemik.
batas normal.
Rasional: kelemahan,
mudah tersinggung,
bingung dan somnolen
dapat merefleksikan
adanya
hipoksemia/penurunan
c. Memonitor denyut/irama oksigenasi serebral.
jantung.
Rasional : takikardia
biasanya timbul sebagai
16
hasil dari
demam/dehidrasi, tetapi
d. Memonitor suhu tubuh dapat timbul juga sebagai
bila ada indikasi. respons terhadap
Melakukan tindakan hipoksemia.
untuk mengurangai
Rasional: demam tinggi
demam dan menggigil,
akan meningkatkan
misalnya mengganti
kebutuhan metabolisme
posisi, suhu ruangan
dan konsumsi oksigen dan
yang nyaman, dan
mengubah oksigenasi
kompres.
seluler.
e. Mempertahankan
bedrest. Menganjurkan
untuk penggunaan teknik
relaksasi dan melakukan
aktivitas hiburan yang
Rasional: mencegah
beragam.
kelelahan dan mengurangi
f. Meninggikan posisi konsumsi oksigen untuk
17
kepala. Menganjurkan memfasilitasi resolusi
perubahan posisi tubuh, infeksi.
napas dalam dan batuk
efektif. Rasional : tindakan ini
akan meningkatkan
inspirasi maksimal,
Kolaborasi : mempermudah
a. Memberikan terapi
pengeluaran sekret untuk
oksigen kebutuhan,
meningkatkan ventilasi.
misalnya nasal prong
dan masker.
Rasional : pemberian
terapi oksigen untuk
menjaga PaO2 di atas 60
b. Memonitor ABGs, pulse
mmHg, oksigen yang
oximetry.
diberikan sesuai dengan
toleransi dari pasien.
Rasional : untuk
memantau perubahan
proses penyakit dan
18
memfasilitasi perubahan
dalam terapi oksigen.
3 Nyeri akut nyeri teratasi a. Laporan secara a. Menentukan Rasional : chest pain,
berhubungan dengan setelah.........hari
verbal, nyeri karakteristik nyeri biasanya timbul dalam
inflamasi pada perawatan.
parenkim paru-paru, dada berkurang. misalnya ketajaman dan beberapa tingkatan, dapat
reaksi selular untuk b. Skala nyeri
terus- menerus. Cari juga menunjukkan dari
mengeluarkan
menurun.
toksin, batuk perubahan dalam timbulnya komplikasi dari
c. Wajah tampak
persisten ditandai
karakteristik, lokasi, pneumonia seperti
dengan pleuritic rileks.
chest pain, sakit intensitas nyeri. pericarditis dan
d. Pasien dapat
kepala dan nyeri
beristirahat endocarditis.
otot, menahan area
tanpa terganggu
yang nyeri, perilaku b. Memberikan tindakan
rasa nyeri Rasional : tindakan non
distraksi dan
untuk kenyamanan,
kelemahan analgesik dengan sentuhan
misalnya: back rubs,
akan meringankan
perubahan posisi, musik
ketidaknyamanan dan
lembut, dan latihan
memberikan efek terapi
relaksasi/napas.
analgesik.
c. Menawarkan untuk oral
Rasional : napas dengan
19
hiegienis. mulut dan terapi oksigen
dapat mengiritasi dan
membuat kering membran
mukosa yang berpotensial
terjadinya
d. Menginstruksikan
ketidaknyamanan.
membantu pasien untuk
Rasional : membantu
melakukan teknik
mengontrol
menahan dada selama
ketidaknyamanan pada
batuk.
dada dengan meningkatkan
pelaksanaan batuk efektif.
Kolaborasi :
a. Memberikan analgesik
Rasional : obat-obat ini
dan antitusive atas
digunakan untuk menekan
indikasi.
batuk non
produktif/paroksismal atau
mereduksi mukus yang
berlebihan, dan
meningkatkan
20
kenyamanan secara umum.
21
D. Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus pneumoni pada anak
adalah
1. Resiko tinggi infeksi berhungan dengan ketidak adekuat pertahanan
utama
2. Intolerensi aktivitas berhungan dengan kelemahan umum, ketidak
seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, kelelahan
3. Resiko tinggi kekurangan nutrisi berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolic sekunder, anoreksia, disertai abdomen.
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berdasarkan cairan berlebihan,
hiperventilasi, penurunan masukan oral.
E. Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
1. Menunjukkan perbaikan potensi jalan napas seperti yang ditunjukkan
dengan gas darah adekuat, suhu tubuh normal, bunyi napas normal, dan
batuk dengan efektif.
2. Istirahat dan menghemat energi dengan tetap berada di tempat tidur
ketika menunjukkan gejala.
3. Mempertahankan masukan cairan yang adekuat seperti yang dibuktikan
dengan meminum sejumlah cairan yang dianjurkan dan mempunyai
turgor kulit yang baik.
4. Mematuhi protokal pengobatan dan strategi pencegahan.
5. Bebas dari komplikasi
a. tanda-tanda vital dan gas darah normal
b. batuk produktif
c. menunjukkan tidak adanya gejala-gejala syok, gagal
pernafasan, atau efusi pleura.
d. terorientasi dan waspada terhadap lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA
22
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC.
23