Vous êtes sur la page 1sur 23

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Pengertian
Pneumonia adalah suatu radang paru yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing
(FKUI: 2010)
Pneumonia adalah suatu proses peradangan dimana terdapat
konsolidasi yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat.
Pertukaran gas tidak dapat berlangsung pada daerah yang mengalami
konsolidasi dan darah dialirkan ke sekitar alveoli yang tidak berfungsi
(Irman Somantri, 2008,hlm. 67).
Pneumonia dikelompokkan berdasarkan agen penyebabnya dan
dikategorikan sebagai pneumonia bakterialis dan pneumonia atipikal.
1. Pneumonia bakterial
Peneumonia yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae
adalah pneumonia bakterialis. S. Pneumoniae adalah kokus gram
positif, non-motil, berkapsul yang tinggal secara alamiah pada traktus
respiratorius atas. Kokus ini biasanya disebut sebagai pneumokokus.
2. Pneumonia atipikal
Pneumonia yang berkaitan dengan mikoplasma, fungus, klamidia,
demam-Q, penyakit legionnaires, pneumocystis carinii, dan virus.
Macam macam pneumonia, etiologi, manifestasi klinis dan farmakoterapi:

Tipe Etiologi Faktor resiko Tanda dan Farmakoterapi


gejala
Sindro Strekokus Penyakit sickle Onset Obat terpilih:
ma pneumonia, sel, mendadak Penisilin G
tipikal tanpa hipogamaglobuli dingin, procain, IM
penyulit. nemia, multiple menggigil, aqueous
Strekokus myeloma. demam (39- cystalline
pneumonia,d 400C), nyeri penisilin G, IV
engan dada pleuritis, penisilin V.
penyulit batuk produktif, Obat efektif
(empyema sputum hijau lainnya:
penyebaran dan purulen dan eritromisin,

1
infeksi). mungkin klindamisisn,
mengandung cephalosprin,
bercak penisilin
darahberkarat, laintrimetropin
hidung dan
kemerahan, sulfametoksazol.
retraksi
interkostal,peng
gunaan otot
aksesorius,
timbul sianosis.
Sindro Haemophilus Usia tua, COPD, Penisilin G,
ma influenzae. influenza ampisil.
atipikal Stafilokokus terakhir. Obat efektif
aureus. lainnya;kloramfe
nikol
(cefamandole,
trimetroprim,
sulfametoksazol,
Penyebab Onset bertahap nafsilin).
umum: Anak-anak, dlm 3-5 hari,
Mycoplasma dewasa muda. malaise, nyeri Obat
pneumonia, kepala, nyeri terpilih;eritromis
virus tenggorokan, isn.
patogen. batuk kering, Obat efektif
nyeri dad lainnya:
karena batuk. tetrasiklin.
ISN terbaru
Penyebab tak influenza. Seperti di atas
umum: ditambah nyeri
Legionella abdomen, diare, Obat terpilih:
pneumophili suhu >400C, eritromisin.
a. distres Obat efektif

2
pernafasan. lainnya:rifampisi
Transplantasi n, gentamisin.
pneumocysti ginjal,penyakit Gagal ginjal,
c carinii. otoimun,defisit hiponatremia, Trimetroprim,
imunologi,debili hipofosfatemia, pentamidine.
tas. kreatinin
fosfokinase/ons
et bertahap
dengan
peningkatan
dispneu, batuk
kering,
takipneu,
hipoksemia,
rontgen:gambar
an interstitial
diffus.

Sindro Aspirasi: Alkoholisme Anaerob Terapi


ma basil gram debilitas, campuran:mula antibiotika
aspirasi negatif, perawatan nya onset tergantung pada
klebsiela, (misal infeksi perlahan, penyebab
pseudomona nosokomial), demam rendah, infeksi.
s, serratia, gangguan batuk, sputum
enteribacter, kesadaran. produksi/bau
escherichia busuk, foto
proteus, basil dada:jaringan
gram positif. interstitial yang
Stafilokokus, terkena
aspirasi asam tergantung
lambung. bagian parunya.
Infeksi gram
positif/negatif.

3
Gambaran
klinik mungkin
sama dengan
pneumonia
klasik, distres
respirasi
mendadak,
dispneu berat,
sianosis, batuk,
hipoksemia,
diikuti tanda-
tanda infeksi
skunder.
Hemato Aspirasi zat Kateter Gejala pulmonal Obat terpilih:
gen inert: air, intravena yang timbul minimal nafcilin
barium, infeksi, jika IV,ampisiln IV +
bahan endokarditis, dibandingkan gentamisisn/tobr
makanan. penyalahgunaan gejala amisin,
Terjadi bila obat, abses intra septikemia, klindamisin IV,
kuman abdomen, batuk non +
patogen pyonefrosis, produktif dan gentamisisn/tobr
menyebar ke empyema nyeri pleuritik amisin.
paru-paru kandung kemih. sama seperti
melalui pada emboli
aliran darah; paru merupakan
stafilokokus, keluhan
E.coli, tersering.
anaerob
enterik.

1.2 Etiologi

4
Penyebab pneumonia dapat berupa virus, bakteri, jamur, protozoa,
atau riketsia. Pneumonia juga mungkin disebabkan oleh terapi radiasi, bahan
kimia dan aspirasi. Bakteri dapat berupa Streptococcus pneumoniae,
Staphylococcus aureus dan E. Coli.
Aspirasi dapat berupa aspirasi basil gram negatif seperti Klebsiela,
Pseudomonas, Enterobacter, Escherichia proteus. Dan basil gram positif
seperti Staphylococcus aureus.

1.3. Patofisiologi dan pathway


Pneumoni pneumokokus masuk melalui udara maupun aspirasi
saluran pernapasan. Pneumonia bakterial ataupun pneumonia atipikal
menyerang baik ventilasi maupun difusi. Suatu reaksi yang dilakukan oleh
pneumokokus terjadi pada alveoli dan menghasilkan eksudat, yang
mengganggu gerakan dan difusi oksigen serta karbondioksida. Sel-sel darah
putih, kebanyakan neutrofil, juga bermigrasi ke dalam alveoli dan
memenuhi ruang yang biasanya mengandung udara. Area paru tidak
mendapat ventilasi yang cukup karena sekresi, edema mukosa, dan
bronkospasme, menyebabkan oklusi parsial bronki atau alveoli dengan
mengakibatkan penurunan tahanan oksigen alveolar. Darah vena yang
memasuki paru-paru lewat melalui area yang kurang terventilasi dan keluar
ke sisi kiri jantung tanpa mengalami oksigenasi. Pada pokoknya, darah
terpirau dari sisi kanan ke sisi kiri jantung. Percampuran darah yang
teroksigenasi dan tidak teroksigenasi ini akhirnya mengakibatkan
hipoksemia arterial.
Adapun patofosiologi dari stadium-stadium pneumonia bakteri yang
disebabkan oleh bakteri pneumonia pneumococcus yang tidak diobati dalah:
1. Penyumbatan (4-12 jam pertama):
Eksudat serosa masuk ke dalam alveolus dari pembuluh darah yang
bocor yakni pembuluh darah arteriola pada paru-paru.
2. Hepatisasi merah (48 jam berikutnya):
Paru-paru tampak merah dan tampak bergranula karena eritrosit, fibrin,
dan leukosit. Polimorphonucleus (PMN) mengisi alveolus.
3. Hepatisasi kelabu (3-8 hari):
Paru-paru tampak berwarna abu-abu karna leukosit dan fibrin
mengalami konsolodasi di dalam alveolus yang terserang.
4. Pemulihan (7-11 hari):

5
Eksudat mengalami lisis dan direabsorbsi oleh makrofag sehingga
jaringan kembali pada struktur semula.

Hepatisasi merah diakibatkan perembesan eritrosit dan beberapa


leukosit dari kapiler paru-paru. Perembasan tersebut membuat aliran darah
menurun, alveoli dipenuhi dengan leukosit dan eritrosit (jumlah eritrosit
relatif sedikit). Leukosit lalu melakukan fagositosis Pneumococcus dan
sewaktu resolusi berlangsung makrofag masuk ke dalam alveoli dan
menelan leukosit beserta pneumococcus. Paru-paru masuk ke dalam tahap
hepatisasi abu-abu dan tampak berwarna abu-abu kekuningan. Secara
perlahan sel darah merah yang mati dan eksudat fibrin dibuang dari alveoli
sehingga terjadi pemulihan sempurna. Paru-paru kembali menjadi normal
tanpa kehilangan kemampuan dalam pertukaran gas.

Inhalasi mikroba (pneumoni pneumokokus) dengan jalan:


Melalui udara
Aspirasi organisme dari naso faring
Hematogen

reaksi inflamasi hebat - nyeri dada MK3


di alveoli - panas dan demam

- anoreksia

Gangguan pertukaran gas mengganggu gerakan dan


difusi O2 dan CO2
MK 2
neutrofil bermigrasi ke alveoli

edema, dan bronchospasme - dispnea MK1


- sianosis
- batuk
ventilasi dan difusi paru kurang

darah kotor dan bersih tercampur

hipoksemia arterial

6
1.4 Tanda & Gejala
1. Pneumonia Bakterial (Pneumokokus)
Menggigil, demam (39,5C-40,5C), nyeri dada seperti ditusuk-tusuk,
takipnea, pernafasan mendengkur, pernafasan cuping hidung.
2. Pneumonia Atipikal
Infeksi saluran nafas (kongesti nasal, sakit tenggorok), sakit kepala,
demam, nyeri pleuritis, mialgia, ruam, faringitis, suputum mukoid atau
mukopurulen, nadi cepat dan bersambungan (bounding), takikardi,
bradikardia relatif (menandakan infeksi virus, mycoplasma, legionella).
Adapun tanda dan gejala lain, yaitu:
Pipi berwarna kemerahan, warna mata menjadi lebih terang, bibir
serta bidang kuku sianotik, suputum berbusa dan bersemu darah (sering
ditemukan pada pneumonia pneumokokus, stafilokokus, klebsiella, dan
streptokokus), paru krekels, adanya konsolidasi pada lobus-lobus paru,
peningkatan taktil premitus, perkusi pekak, bunyi nafas bronkovesikuler
atau bronkial, egofoni (suara mengembik yang terauskultasi), bisikan
pektoriloquy (bunyi bisikan yang terauskultasi melalui dinding dada).

1.5 Pemeriksaan fisik


1. Inspeksi :
Retraksi otot-otot aksesori, sianosis sentral, gerakan dada terbatas.
2. Palpasi :
Penurunan ekspansi pada area dada yang sakit, peningkatan taktil
premitus.
3. Perkusi :
Paru pekak
4. Auskultasi :
Bunyi nafas bronkial, inspirasi krakels (rales), penurunan vokal
premitus (efusi pleura), egofoni (konsolidasi).
5. TTV :
Suhu meningkat, takikardia/ takipnea.

1.6 Pemeriksaan Penunjang

7
Untuk menegakkan diagnose penyakit pneumonia, maka disamping
hasil anamnesa dari klien test diagnostic yang sering dilakukan adalah
1. Pemeriksaan rontgen : dapat terlihat infiltrate pada parenkim paru
2. Laboratorium :
a. AGD : dapat terjadi asidosis metabolism dengan atau tanoa retensi
CO2.
b. DPL : biasanya terdapat leukositosis, Laju Endap Darah (LDE)
meningkat.
c. Elektrolit : natrium dan klorida dapat menurun
d. Bilirubin : dapat meningkat
e. Kultur sputum : terdapat mikroorganisme
f. Kultur darah : bakteremia sementara
3. Fungsi paru : volume dapat menurun

1.7 Penatalaksanaan Medik


Pengobatan medik pneumonia termasuk pemberian antibiotika.
Penisilin G merupakan antibiotik pilihan untuk infeksi S.pneumoniae.
Selain itu medikasi efektif lainnya termasuk eritromisin, klindamisin,
sefalosporin generasi kedua dan ketiga, penisilin lainnya dan
trimetoprimsulfametoksazol (baktrim).
Pneumonia mikoplasma memberikan respon terhadap eritromisin,
tetrasiklin dan derivat tertrasiklin (doksisiklin). Sedangkan pneumonia
carinii memberikan respon terhadap pentamidin dan trimetoprim-
sulfametoksazol (bactrim, TMP-SMZ)
Pasien menjalani tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-
tanda penyembuhan. Jika dirawat di rumah sakit, pasien diamati dengan
cermat dan secara kontinu sampai kondisi klinis membaik. Pasien diberikan
hidrasi dan nutrisi yang adekuat.
Jika terjadi hipoksemia, pasien diberikan oksigen. Analisis gas darah
arteri dilakukan untuk menentukan kebutuhan akan oksigen dan untuk
mengevaluasi keefektifan terapi oksigen. Oksigen dengan konsentrasi tinggi
merupakan kontraindikasi pada pasien dengan PPOM karena oksigen ini
dapat memperburuk ventilasi alveolar dengan menggantikan dorongan
ventilasi yang masih tersisa dan mengarah pada dekompensasi.
Tindakan dukungan pernafasan seperti intubasi endotrakeal, inspirasi
oksigen konsentrasi tinggi, ventilasi mekanis, dan tekanan ekspirasi akhir
positif (PEEP) mungkin diperlukan untuk beberapa pasien tersebut.

8
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA PNEUMONIA

A. Pengkajian
1. PENGKAJIAN
a. Riwayat atau adanya faktor resiko:
1) penyakit paru obstruktif menahun (PPOM).
2) Perokok berat.
3) Imobilisasi fisik lama.
4) Pemberian makanan melalui selang secara terus-
menerus.
5) Obat-obatan imunosupresif
(kemoterapi,kortikosteroid), mengisap.
6) Penyakit yang melemahkan (AIDS, kanker).
7) Menghirup atau aspirasi zat iritasn.
8) Terpapar polusi udara terus-menerus.

9
9) Terpasang selang endotrakeal atau trakeostomi.
10) Penurunan tingkat kesadaran (stupor, letargi, pra-
koma, koma).

b. Pemeriksaan fisik, tergantung agen penyebab:


1) Demam tinggi dan menggigil (awitan mungkin tiba-
tiba dan berbahaya).
2) Nyeri dada pleuritik.
3) Takipnea dan takikardia.
4) Rales.
5) Pada awalnya batuk tidak produktif tapi selanjutnya
akan berkembnag menjadi batuk produktif dengan mukus purulen
kekuning-kuningan, kehijau-hijauan, kecoklatan atau kemerahan
dan seirngakli berbau busuk.Dispnea
6) Kelemahan danmalaise.
7) Kulit berwarna keabu-abuan atau sianosis
8) Keringat hilang timbul sesuai penurunan atau
peningaktan demam
9) Periode sakit kepala selama 24-48 jam, mialgia,
malaise, diikuti dengan demam, disosiasi nadi dan suhu (nadi
relatif lambat pada demam tinggi. Normalnya nadi meningkat jika
suhu mengingkat). Hal tersebut merupakan tanda klasik pada
pneumonia legionella, viral dan mikoplasma.

c. Cari sumber infeksi saluran pernafasan atas (ISPA: luka


tenggorok, kongesti nasal, bersin, demam ringan).

B. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi
trakeobronkhial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum,
nyeri plueuritis, fatigue ditandai dengan perubahan jumlah dan
kedalaman nafas, suara nafas abnormal, penggunaan otot nafas
tambahan, dispnea, sianosis serta batuk dengan produksi suputum.

10
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolar kapiler, gangguan kapasitas pengangkutan oksigen dalam darah
yang ditandai dengan dispnea, takikardia, perubahan kesadaran,
hipoksia.
3. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada parenkim paru-paru,
reaksi selular untuk mengeluarkan toksin, batuk persisten ditandai
dengan pleuritic chest pain, sakit kepala dan nyeri otot, menahan area
yang nyeri, perilaku distraksi dan kelemahan.

11
B. Intervensi

No Diagnosa Tujuan Kreteria hasil Intervensi Rasional


1 Bersihan jalan nafas Jalan nafas Secara verbal tidak a. Mengkaji jumlah/ Rasional: melakukan
tidak efektif ada keluhan sesak,
pasien bersih kedalaman pernafasan evaluasi awal untuk
berhubungan dengan suara nafas normal
inflamasi dan efektif (vesikuler), dan pergerakan dada. melihat kemajuan dari
trakeobronkhial, sianosis (-), Batuk
setelah 3 hari hasil intervensi yang telah
pembentukan edema, (-), jumlah
peningkatan perawatan. pernafasan dalam dilakukan.
produksi sputum, batas normal sesuai
nyeri plueuritis, usia b. Auskultasi daerah paru- Rasional: penurunan aliran
fatigue ditandai
paru, mencatat area yang udara timbul pada area
dengan perubahan
jumlah dan menurun/ tidak adanya yang konsolidasi dengan
kedalaman nafas,
aliran udara serta cairan. Suara nafas
suara nafas
abnormal, mencatat adanya suara brokhial (normal di atas
penggunaan otot
nafas tambahan seperti bronkus) dapat juga.
nafas tambahan,
dispnea, sianosis crackles dan wheezing. Crackles, rhonchi, dan
serta batuk dengan
wheezing terdengar pada
produksi suputum.
saat inspirasi dan atau
ekspirasi sebagai respon
dari akumulasi cairan,
sekresi kental, dan spasme/

12
c. Elevasi kepala, sering obstruksi saluran napas.
ubah posisi.
Rasional: diafragma yang
lebih rendah akan
membantu dalam
meningkatkan ekspansi
dada, pengisian udara,
d. Membantu pasien dalam
mobilisasi dan pengeluaran
melakukan latihan nafas
sekret.
dalam.
Mendemonstrasikan/ Rasional: nafas dalam
membantu pasien akan memfasilitasi
belajar untuk batuk, pengembangan maksimum
misalnya menahan dada paru-paru/ saluran udara
dan batuk efektif pada kecil.
saat posisi tegak lurus.

e. Melakukan suction atas


indikasi.
Rasional: menstimulasi
batuk atau pembersihan

13
saluran nafas secara
mekanis pada pasien yang
tidak dapat melakukannya
dikarenakan
f. Memberikan cairan
ketidakefektifan batuk atau
2500ml per hari (jika
penurunan kesadaran
tidak ada kontraindikasi)
Rasional: cairan (terutama
dan air hangat
cairan hangat) akan
Kolaborasi : membantu memobilisasi
a. Mengkaji efek dari
dan mengeluarkan sekret.
pemberian nebulizer dan
fisioterapi pernafasan
Rasional: memfasilitasi
lainnya, misal insentif
pencairan dan pengeluaran
spirometer, IPPB,
sekret. Postural drainase
perkusi dan postural
mungkin tidak efektif pada
drainase.
pneumonia interstisial atau
Melakukan tindakan
yang oleh eksudat atau
selang di antara waktu
kerusakan dari alveolar.
makan dan membatasi

14
cairan jika cairan sudah
mencukupi.

b. Memberikan pengobatan
Rasional: membantu
atas indikasi: mukolitik,
mengurangi bronkospasme
ekspektoran,
dengan mobilisasi dari
bronkodilator dan
sekret. Analgesik diberikan
analgesik.
untuk meningkatkan usaha
batuk dengan mengurangi
rasa tidak nyaman, tetapi
harus digunakan sesuai
penyebabnya.

Rasional: cairan diberikan


c. Memberikan cairan untuk mengganti
suplemen misalnya IV, kehilangan dan membantu
humidifikasi oksigen, mobilisasi sekret
dan humidifikasi ruang.
.
2 Kerusakan pertukaran gas a. Keluhan dispnea a. Mengobservasi warna Rasional: sianosis kuku

15
pertukaran gas dapat teratasi berkurang. kulit, membran mukosa menggambarkan
berhubungan dengan setelah.......hari. b. Denyut nadi
dan kuku, serta mencatat vasokonstriksi atau
perubahan membran
dalam rentang
alveolar kapiler, adanya sianosisi perifer respons tubuh terhadap
gangguan kapasitas normal dan
atau sianosis pusat. demam. Sianosis cuping
pengangkutan
irama reguler.
oksigen dalam darah telinga, membran mukosa,
c. Kesadaran
yang ditandai
dan kulit sekitar mulut
dengan dispnea, penuh.
takikardia, b. Hasil nilai dapat mengindikasikan
perubahan
analisis gas adanya hipoksemia
kesadaran, hipoksia.
darah dalam b. Mengkaji status mental. sistemik.
batas normal.
Rasional: kelemahan,
mudah tersinggung,
bingung dan somnolen
dapat merefleksikan
adanya
hipoksemia/penurunan
c. Memonitor denyut/irama oksigenasi serebral.
jantung.
Rasional : takikardia
biasanya timbul sebagai

16
hasil dari
demam/dehidrasi, tetapi
d. Memonitor suhu tubuh dapat timbul juga sebagai
bila ada indikasi. respons terhadap
Melakukan tindakan hipoksemia.
untuk mengurangai
Rasional: demam tinggi
demam dan menggigil,
akan meningkatkan
misalnya mengganti
kebutuhan metabolisme
posisi, suhu ruangan
dan konsumsi oksigen dan
yang nyaman, dan
mengubah oksigenasi
kompres.
seluler.
e. Mempertahankan
bedrest. Menganjurkan
untuk penggunaan teknik
relaksasi dan melakukan
aktivitas hiburan yang
Rasional: mencegah
beragam.
kelelahan dan mengurangi
f. Meninggikan posisi konsumsi oksigen untuk

17
kepala. Menganjurkan memfasilitasi resolusi
perubahan posisi tubuh, infeksi.
napas dalam dan batuk
efektif. Rasional : tindakan ini
akan meningkatkan
inspirasi maksimal,
Kolaborasi : mempermudah
a. Memberikan terapi
pengeluaran sekret untuk
oksigen kebutuhan,
meningkatkan ventilasi.
misalnya nasal prong
dan masker.
Rasional : pemberian
terapi oksigen untuk
menjaga PaO2 di atas 60
b. Memonitor ABGs, pulse
mmHg, oksigen yang
oximetry.
diberikan sesuai dengan
toleransi dari pasien.

Rasional : untuk
memantau perubahan
proses penyakit dan

18
memfasilitasi perubahan
dalam terapi oksigen.

3 Nyeri akut nyeri teratasi a. Laporan secara a. Menentukan Rasional : chest pain,
berhubungan dengan setelah.........hari
verbal, nyeri karakteristik nyeri biasanya timbul dalam
inflamasi pada perawatan.
parenkim paru-paru, dada berkurang. misalnya ketajaman dan beberapa tingkatan, dapat
reaksi selular untuk b. Skala nyeri
terus- menerus. Cari juga menunjukkan dari
mengeluarkan
menurun.
toksin, batuk perubahan dalam timbulnya komplikasi dari
c. Wajah tampak
persisten ditandai
karakteristik, lokasi, pneumonia seperti
dengan pleuritic rileks.
chest pain, sakit intensitas nyeri. pericarditis dan
d. Pasien dapat
kepala dan nyeri
beristirahat endocarditis.
otot, menahan area
tanpa terganggu
yang nyeri, perilaku b. Memberikan tindakan
rasa nyeri Rasional : tindakan non
distraksi dan
untuk kenyamanan,
kelemahan analgesik dengan sentuhan
misalnya: back rubs,
akan meringankan
perubahan posisi, musik
ketidaknyamanan dan
lembut, dan latihan
memberikan efek terapi
relaksasi/napas.
analgesik.
c. Menawarkan untuk oral
Rasional : napas dengan

19
hiegienis. mulut dan terapi oksigen
dapat mengiritasi dan
membuat kering membran
mukosa yang berpotensial
terjadinya
d. Menginstruksikan
ketidaknyamanan.
membantu pasien untuk
Rasional : membantu
melakukan teknik
mengontrol
menahan dada selama
ketidaknyamanan pada
batuk.
dada dengan meningkatkan
pelaksanaan batuk efektif.
Kolaborasi :
a. Memberikan analgesik
Rasional : obat-obat ini
dan antitusive atas
digunakan untuk menekan
indikasi.
batuk non
produktif/paroksismal atau
mereduksi mukus yang
berlebihan, dan
meningkatkan

20
kenyamanan secara umum.

21
D. Diagnosa yang mungkin muncul pada kasus pneumoni pada anak
adalah
1. Resiko tinggi infeksi berhungan dengan ketidak adekuat pertahanan
utama
2. Intolerensi aktivitas berhungan dengan kelemahan umum, ketidak
seimbangan suplai dan kebutuhan oksigen, kelelahan
3. Resiko tinggi kekurangan nutrisi berhubungan dengan peningkatan
kebutuhan metabolic sekunder, anoreksia, disertai abdomen.
4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berdasarkan cairan berlebihan,
hiperventilasi, penurunan masukan oral.

E. Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
1. Menunjukkan perbaikan potensi jalan napas seperti yang ditunjukkan
dengan gas darah adekuat, suhu tubuh normal, bunyi napas normal, dan
batuk dengan efektif.
2. Istirahat dan menghemat energi dengan tetap berada di tempat tidur
ketika menunjukkan gejala.
3. Mempertahankan masukan cairan yang adekuat seperti yang dibuktikan
dengan meminum sejumlah cairan yang dianjurkan dan mempunyai
turgor kulit yang baik.
4. Mematuhi protokal pengobatan dan strategi pencegahan.
5. Bebas dari komplikasi
a. tanda-tanda vital dan gas darah normal
b. batuk produktif
c. menunjukkan tidak adanya gejala-gejala syok, gagal
pernafasan, atau efusi pleura.
d. terorientasi dan waspada terhadap lingkungan sekitar.

DAFTAR PUSTAKA

Asih,Y. (2003). Keperawatan Medikal Bedah: Klien dengan Gangguan Sistem


Pernapasan. EGC. Jakarta.

Doengoes,M.E dkk. (1999). Rencana Askep Edisi 3.EGC: Jakarta

Mansjoer, A.(2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

22
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC.

Somantri,I.(2008). Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada


Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Salemba Medika. Jakarta.

Nanda (2000). Nursing Diagnosis : Prinsip dan Classification. 2001-20022.


Philadelphai USA.

Wilkinson,M.J. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan.Jakarta; EGC.

23

Vous aimerez peut-être aussi

  • Instrument Penilaian MPKP
    Instrument Penilaian MPKP
    Document3 pages
    Instrument Penilaian MPKP
    Eva Nrlsr
    Pas encore d'évaluation
  • LK Iufd
    LK Iufd
    Document21 pages
    LK Iufd
    Eva Nrlsr
    Pas encore d'évaluation
  • LK Iufd
    LK Iufd
    Document18 pages
    LK Iufd
    Eva Nrlsr
    Pas encore d'évaluation
  • LP Iufd
    LP Iufd
    Document25 pages
    LP Iufd
    Eva Nrlsr
    Pas encore d'évaluation
  • LK Iufd
    LK Iufd
    Document21 pages
    LK Iufd
    Eva Nrlsr
    Pas encore d'évaluation
  • Uts MTK
    Uts MTK
    Document5 pages
    Uts MTK
    Eva Nrlsr
    Pas encore d'évaluation
  • Maternitas Kota
    Maternitas Kota
    Document5 pages
    Maternitas Kota
    Eva Nrlsr
    Pas encore d'évaluation