Vous êtes sur la page 1sur 67

Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health

Annual Plan July 2012-June2013

RencanaKerjaTahunan
Juli2012Juni2013

April2012

Versi1

i
DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN 1

2. IMPLEMENTASI 1
2.1. Kemitraan 1
2.2. Tata Kelola Kemitraan 2
2.3. Konteks Eksternal 2

3. RENCANA TAHUNAN 2012-2013 3


3.1. Program HSS dan KIBBLA yang baru 4
3.2. Pengelolaan Program 5
3.3. Program Kerja menurut Komponen 10
3.4. Program Kerja Tema Bantuan Teknis 22

4. ISU-ISU LINTAS SEKTOR 27


4.1. Kemiskinan 27
4.2. Inklusi sosial 27
4.3. Lingkungan 27

5. MANAJEMEN RISIKO 28

6. JADWAL PELAKSANAAN DAN PEMBIAYAAN 29

7. PEMBAYARAN PENCAPAIAN/MILESTONE PAYMENT 29

TABLES
Table 1: Forthcoming Tenders 7
Table 2: Budget estimates for Themes July 2012 June 2013 22
Table 3: Milestone and Due Date July 2012 June 2013 29

ANNEXES
Annex 1: Personnel Schedule 30
Annex 2: Risk Matrix 37
Annex 3: Activity Implementation Schedule 48
Annex 4: Operating Expenditure 58
Annex 5: AIFA Expenditure 60

i
SINGKATAN

ACCESS Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme


ADB Asian Development Bank
AIPD Australia Indonesia Partnership for Decentralization
AIPHSS Australia-Indonesia Partnership for Health Systems Strengthening
AIPMNH Australia-Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
ANC Antenatal care
APBD Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (District Government Consolidated Budget)
APBDes Anggaran Pendapatan Belanja Desa (Village Government Consolidated Budget)
APBN Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (National Government Consolidated Budget)
APN Asuhan Persalinan Normal (Normal Delivery Care)
AusAID Australian Agency for International Development
AWP Annual Work Plan
BAPELKES Balai Pelatihan Kesehatan (Health Training Division)
Bappeda Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Regional Development Planning Agency at
provincial and district levels))
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (National Development Planning Agency)
BEONC Basic Emergency Obstetric and Neonatal Care (PONED)
BKB Badan Keluarga Berencana (District level family planning agency)
BKKBN Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (National Family Planning Board)
BOK Bantuan Operasional Kesehatan (Assistance Fund for Operational Costs at Health Centre
Level)
BPMD Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Village Community Empowerment Agency)
BPMPD Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Daerah (Village Community
Empowerment and Development Board; at provincial and District levels)
BPP Biro Pemberdayaan Perempuan (Womens Empowerment Bureau)
BUK Direktorat Genderal Bina Upaya Kesehatan (MOH Directorate for Development of
Standards)
Bupati Elected Head of a District
Camat Administrative Head of Kecamatan (subdistrict)
CE Community Engagement
CEONC Comprehensive Emergency Obstetric and Neonatal Care (PONEK)
CTU/ CTU-KB Contraceptive Training Update
Dasolin Dana Sosial Bersalin (funds collected by the community to assist in delivery)
DCC District Coordinating Committee
Desa Village
Desa siaga Health aware and alert villages
DHA District Health Accounts
DHO District Health Office
Dinkes Dinas Kesehatan (Provincial/District Health Office)
DPC District Program Coordinator
DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Provincial/District Level Parliament)
DTPS District Team for Problem Solving

i
SINGKATAN

GoA Government of Australia


GoI Government of Indonesia
HIS Health Information System
HSS Health Systems Strengthening
Jamkesmas Jaminan Kesehatan Masyarakat (community health insurance)
Jampersal Jaminan Persalinan (community insurance for ante-natal, child birth and post natal care)
Kas Desa Village Funds
KB Keluarga Berencana (Family Planning)
KIA Kesehatan Ibu dan Anak (Maternal and Child Health)
KIBBLA Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (Maternal and Neonatal Health)
KIP/K Komunikasi Inter Personal/konseling (Interpersonal/Counselling Communication)
LOGICA Local Governance and Infrastructure for Communities Project in Aceh
LOPP Life of Program Plan
MC Managing Contractor
M&E Monitoring and Evaluation
MCH Maternal Child Health
Memadai Satisfactory, adequate
MDG Millennium Development Goal
Mini lok = Mini Mini workshop, generally used in terms of the 3 monthly Puskesmas planning meeting
lokakarya
MMR Maternal Mortality Ratio
MNCH Maternal Neonatal and Child Health
MNH Maternal and Neonatal Health
MoH Ministry of Health
MPS Making Pregnancy Safer
MTBM Manajemen Terpadu Bayi Muda (Integrated Management for Neonates)
Musrenbang Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Participatory Development Planning Meeting)
NGO Non Government Organisation
NMR Neonatal Mortality Rate
NTT Nusa Tenggara Timur (East Nusa Tenggara)
P4K Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (Birth Preparedness
Planning Program)
PCC Provincial Coordinating Committee
PDD Program/ Partnership Design Document
Perda Peraturan Daerah (Regional Law)
Perdes Peraturan Desa
PHA Provincial Health Accounts
PHO Provincial Health Office
PNC Post Natal Care
PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (Community Grants Program)
Polindes Poliklinik Bersalin Desa (Village Maternity Clinic or Village Birthing Centre)

ii
SINGKATAN

Poltekes Politeknik Kesehatan (Health Polytechnic)


PONED Penanganan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (Basic Emergency Obstetric Neonatal
Care/BEONC)
PONEK Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (Comprehensive Emergency
Obstetric Neonatal Care/CEONC)
Posyandu Pos Pelayanan Terpadu (Integrated Health Post for MCH)
PPGDON Pertolongan Pertama Gawat Darurat Obstetri dan Neonatal (Basic First Aid for Maternal
and Neonatal)
PRC Performance Review Committee
Progsus In service training program to upgrade qualifications of midwives
Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Community Health Centre [in NTT at the sub-district level])
PWS Pemantauan Wilayah Setempat (Local Area Monitoring)
RAKONTEK Rapat Koordinasi Tehnis Kesehatan (Health Technical Coordination Meeting)
Reformasi Health Centre Reform
Puskesmas
Renstra Rencana Strategis (Strategic Plan)
Revolusi KIA Maternal and Child Health Revolution
RKPD Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Work Plan of Local Government)
ROREN Planning and Budgeting Unit of Ministry of Health
RPJMDes Medium Term Development Plan, Village Level
RSUD Rumah Sakit Umum Daerah (Public Hospital)
Satker Satuan Kerja (Work Unit)
SDM Sumber Daya Manusia (Human Resources)
Sekber Sekretariat bersama (Local government donor coordination unit)
SEKDA Sekretariat Daerah (District Secretariat)
SIKDA Sistem Informasi Kesehatan Daerah (Provincial/District Health Information System)
SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah (Local government agency or department)
SOP Standard Operating Procedure
SoS Scope of Services
Tabulin Tabungan Ibu Bersalin (Pregnant mothers savings fund)
ToR Terms of Reference
TWG Technical Working Group
UNDP United Nations Development Program
UGM Universitas Gajah Mada (Gajah Mada University)
UI Universitas Indonesia (University of Indonesia)
UNFPA United National Family Planning Association
UNICEF United Nations Childrens Fund
UPK Unit Pelaksana Kegiatan (Activity Implementation Unit)

iii
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

1. PENDAHULUAN
Pemerintah Indonesia sedang berupaya untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs)
2015. Sebagai bagian dari kontribusi mereka terhadap target MDG nasional dan kepada rakyat Nusa
Tenggara Timur (NTT), Gubernur dan Pemerintah NTT telah berkomitmen untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan bayi melalui Revolusi KIA yang berusaha untuk memastikan bahwa:

semua persalinan dilakukan di fasilitas kesehatan, ditangani oleh staf yang kompeten, memiliki
peralatan dan obat-obatan yang memadai;
semua kasus darurat obstetri atau neonatal ditangani di pusat kesehatan masyarakat yang sesuai,
atau dirujuk ke rumah sakit untuk memperoleh perawatan yang komprehensif;
masyarakat lebih mampu memenuhi kebutuhan kesehatan mereka dan berpartisipasi dalam
pengelolaan dan pengawasan pelayanan kesehatan; dan
sumber daya yang dibutuhkan untuk menyajikan, mendukung dan memantau layanan ini
disediakan secara tepat waktu, efisien, efektif dan transparan.
Pemerintah Australia, melalui Kemitraan Australia Indonesia untuk Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
(AIPMNH) di NTT, telah memberikan bantuan untuk mencapai target tersebut sejak tahun 2009.

Rencana Tahunan AIPMNH ke-4 ini, menyajikan rincian tentang sumber daya teknis dan keuangan
yang dibutuhkan dalam tahun terakhir kegiatan. Rencana Tahunan ini meliputi kegiatan yang ada di
dalam Rencana Kerja Tahunan Kemitraan yang telah diselaraskan (Jan-Des 2012) serta kegiatan-
kegiatan untuk fase akhir, periode Januari-Juni 2013.

AusAID saat ini sedang mempersiapkan upaya-upaya kesehatan ibu, bayi dan bayi baru lahir di
Indonesia untuk tahap berikutnya, dengan melakukan pengembangan Makalah Konsep (Concept
Paper) dan diikuti oleh Dokumen Desain. Diharapkan bahwa desainnya akan dikembangkan
berdasarkan program kegiatan AIPMNH yang sudah ada saat ini, memperluas wilayah cakupan ke
kabupaten dan provinsi lainnya, menjawabi kebutuhan KB dan gizi, dan dipadukan dengan Program
Penguatan Sistem Kesehatan AusAID (Health System Strengthening/HSS).

2. IMPLEMENTASI

2.1. Kemitraan
Kemitraan inti meliputi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten (Dinas Kesehatan), Badan
Perencanaan dan Pembangunan (BAPPEDA), Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPMPD), Kantor
Pemberdayaan Perempuan (BPP), Keluarga Berencana (BKKBN) dan tim AIPMNH yang dikontrak
oleh AusAID. Entitas lain yang terlibat sebagai mitra kontrak termasuk pihak universitas dan rumah
sakit mitra dalam program Sister Hospital.

Kemitraan berupaya untuk memenuhi prinsip-prinsip yang digariskan dalam Deklarasi Paris (2005)
dan Komitmen Jakarta (2009). Bekerja dalam sebuah Kemitraan telah menghasilkan banyak peluang
maupun tantangan. Para anggota Kemitraan untuk KIBBLA telah memberikan dukungan dan
membuat kemajuan yang sangat baik dalam waktu yang relatif singkat.

Bappeda dan BPMPD, khususnya, telah menunjukkan pemahaman yang lebih besar mengenai peran
dan kontribusi yang harus dilakukan untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Bappeda telah mengambil peran kepemimpinan dalam mengoordinasikan perencanaan di semua
sektor, dan telah memberi kontribusi yang kuat dalam penyusunan biaya satuan standar agar terjadi
harmonisasi antara anggaran pemerintah dan lembaga donor. Kontribusi BPMPD semakin bertumbuh
sejalan dengan hubungannya yang semakin baik dengan tim Pelibatan Masyarakat (CE) dan telah

1
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

menunjukkan pengelolaan para mentor kabupaten yang semakin efektif. Program untuk perencanaan
desa, revitalisasi posyandu, desa siaga dan reformasi Puskesmas telah mengalami kemajuan yang
signifikan.

Dinas Kesehatan Provinsi juga terus menjadi mitra yang aktif dan positif bagi tim AIPMNH. Biro
Pemberdayaan Perempuan dan Badan Keluarga Berencana secara bertahap menyesuaikan diri
dengan modalitas Kemitraan, di mana fokusnya adalah pada pencapaian hasil umum, dan
harmonisasi rencana.

2.2. Tata Kelola Kemitraan


Pertemuan Komite Koordinasi Kabupaten maupun Provinsi (DCC/PCC) diadakan di semua kabupaten
selama periode pelaporan sebelumnya dan secara umum kinerja komite ini baik. Pertemuan tersebut
dihadiri oleh anggota tim AIPMNH untuk memastikan bahwa berbagai persoalan bisa segera
ditangani. Fokus dari pertemuan yang diadakan pada triwulan terakhir tahun 2011 adalah persiapan
penyelarasan rencana kerja tahunan kabupaten tahun 2012.

PCC mengadakan pertemuan 6 bulanan di Labuan Bajo pada bulan Oktober 2011. Pertemuan
tersebut diselenggarakan bersamaan dengan pertemuan koordinasi teknis kesehatan triwulanan
(RAKONTEK) dan juga dihadiri oleh Wakil Gubernur NTT, staf Bappeda dari setiap kabupaten dan
provinsi, serta Ketua Komisi Kesehatan DPRD Provinsi.

Tim Kelompok Kerja Teknis nasional (TWG) berkunjung ke NTT pada bulan November 2011. Tim
tersebut terdiri atas perwakilan dari Direktorat Kesehatan Ibu dan Anak, Pendidikan dan Pelatihan,
serta Jasa Medis. Ini pertama kalinya direktorat lain berpartisipasi dalam pertemuan kelompok kerja
teknis yang berkaitan dengan AIPMNH, dan menjadi contoh makin luasnya ruang lingkup dan
relevansi Program ini bagi para para pembuat kebijakan di tingkat nasional.

Pertemuan Partnership Review Committee (PRC) diadakan pada bulan Desember 2011 untuk
mengkaji laporan TWG dan mengesahkan Life of Program Plan (2011-2013), Laporan Kemajuan ke-
5, Strategi Komunikasi, serta Rencana Monitoring dan Evaluasi AIPMNH. Rekomendasi penting dari
pertemuan PRC adalah meningkatkan keanggotaan PRC sehingga mencerminkan cakupan program
AIPMNH. Revisi PRC juga telah diadopsi oleh program EMAS USAID, dan dapat dimanfaatkan oleh
program HSS AusAID yang baru.

2.3. Konteks Eksternal


Tidak ada dampak eksternal yang signifikan terhadap pelaksanaan program. Namun, beberapa
masalah yang relatif kecil namun terus diikuti dan dijaga koordinasinya oleh tim AIPMNH adalah:

Program pendanaan nasional untuk kesehatan di tingkat kabupaten dan kecamatan: Dana BOK,
Jamkesmas dan Jampersal terus mengalir ke kabupaten-kabupaten dalam rangka meningkatkan
cakupan dan penyajian layanan di puskesmas-puskesmas. Dana ini sangat berguna namun
memerlukan tindak lanjut yang teratur dan konsisten untuk memastikan penggunaan yang efektif dan
menyeluruh. Tidak ada dampak eksternal yang signifikan terhadap pelaksanaan program. Kemitraan
telah merekrut seorang penasihat untuk memberikan dukungan teknis dan pengawasan terhadap
dana tersebut.

Perubahan staf pada jabatan-jabatan penting di Kementerian Kesehatan: Mantan Direktur Jenderal
Bina Kesehatan Ibu dan Anak sudah pensiun dan digantikan oleh Dr. Slamet Riyadi (mantan Direktur
RS Dr. Soetomo di Surabaya). RSU Dr. Soetomo adalah salah satu pendiri Sister Hospital yang
berkarya di NTT sehingga Dr. Slamet Riyadi sudah akrab dengan Program AIPMNH.

Direktur Kesehatan Ibu dari Kemkes dipromosikan menjadi Wakil Menteri Bidang Pemberdayaan
Perempuan. Kekosongan ini menyebabkan adanya celah dalam pengambilan keputusan sampai

2
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

terpilihnya Direktur Kesehatan Anak yang cakupan kerjanya digabung dengan Direktorat tersebut.
Demikian pun Kepala PPSDM yang pensiun, dan Direktur Perencanaan dan Penganggaran diangkat
sebagai Penasihat Khusus Menteri Kesehatan. Perubahan ini tidak memiliki dampak langsung
terhadap operasional program di NTT, tetapi berpengaruh terhadap perbaikan kebijakan yang
diperlukan untuk mendukung pengembangan program di tingkat kabupaten dan provinsi.

Bergulirnya Program Penguatan Sistem Kesehatan (HSS) AusAID: Momentum Program HSS terjadi
pada periode pelaporan Juli-Desember 2011. Pertemuan konsultasi dan perencanaan awal diadakan
bersama tim dari Jakarta. Empat kabupaten dipilih oleh Kemkes (dengan konsultasi yang relatif sedikit
dengan pihak Dinkes kabupaten ataupun Dinkes provinsi NTT). Peluang untuk penyelarasan dan
pemaduan AIPMNH dan HSS terletak pada kegiatan-kegiatan ketenagaan dan pengelolaan keuangan
publik.

Pelajaran yang Dipetik

Program AIPMNH berkembang dengan baik selama periode pelaporan Juli-Desember 2011.
Pelajaran penting yang dipetik selama periode ini adalah:

Strategi Revolusi KIA menyediakan kerangka kerja yang jelas di mana sebuah program kerja
dengan sektor kerja yang luas telah dikembangkan dan mengalami kemajuan pelaksanaan.

Laju dan kualitas pelaksanaan ditentukan oleh kapasitas mitra dalam merancang, merencanakan
dan mengelola kegiatan dengan bantuan yang minimum.

Sejumlah besar dukungan dan masukan teknis masih diperlukan dari tim AIPMNH sebelum
desain dan rencananya siap untuk dilaksanakan oleh Kemitraan.

Harmonisasi anggaran dan rencana kerja pada tingkat provinsi dan kabupaten dapat
menghasilkan efisiensi yang signifikan, cakupan layanan program yang lebih luas, dan
pengurangan duplikasi anggaran dan kegiatan. Anggaran dari APBN dan dari lembaga donor
yang membiayai sektor tertentu menghalangi terjadinya proses harmonisasi dan mengakibatkan
cukup banyaknya duplikasi kegiatan dan alokasi sumber daya secara tidak tepat atau mis-alokasi.

Manajer keuangan perlu selalu waspada terhadap potensi kasus penipuan dan penyalahgunaan
sumber daya. Perusahaan masih mungkin memenuhi persyaratan untuk mengikuti tender dan
memenangkan kontrak dari Pemerintah Indonesia meskipun sudah masuk dalam daftar hitam
oleh Bank Dunia, ADB, atau lembaga donor internasional lainnya. Banyak kerugian yang
disebabkan oleh pergantian sub-kontraktor saat program berada di tengah perjalanan.

3. RENCANA TAHUNAN 2012-2013


Rencana Tahunan untuk Tahun Anggaran Australia 2012-2013 konsisten dengan rencana yang
tertuang dalam Life of Program Plan (LOPP) yang telah diserahkan pada bulan Agustus 2011.

AusAID telah memberitahu tim AIPMNH bahwa proses konseptualisasi, desain dan tender untuk
program KIBBLA/MNH yang baru akan memuluskan transisi menuju program baru. Saat ini belum ada
jadwal yang pasti mengenai dimulainya program baru tersebut. Jika terjadi penundaan, satu tahun
transisi tambahan dapat diberikan pada program yang ada saat ini untuk menjamin keberlanjutan.
Rencana Tahunan ini didasarkan pada akhir kegiatan program yang diharapkan terjadi pada 30 Juni
2013.

LOPP menjabarkan tiga fase yang secara umum berhubungan dengan upaya-upaya konsolidasi dan
peralihan yang perlu diselesaikan selama periode-periode tersebut.

3
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

Fase 1. Juli 2011Juni 2012

Menyelesaikan sinkronisasi rencana kerja kabupaten dan provinsi tahun 2012. Pendanaan untuk
kegiatan akan diarahkan terutama untuk memastikan adanya konsolidasi dan keberlanjutan
layanan dan operasionalnya.
Menyelesaikan tugas-tugas pengadaan penting termasuk sub-kontrak penyaji layanan (sub-
kontrak Performance Management and Leadership, Monitoring dan Evaluasi, Gender, Komunikasi,
dan Pengembangan Ketenagaan), serta pengadaan alat kesehatan, bahan-bahan media dan
renovasi Puskesmas.
Membangun sebuah mekanisme koordinasi formal di tingkat provinsi dan nasional dalam rangka
penyelarasan program AIPHSS dan AIPMNH di kabupaten terpilih.

Fase 2. Januari 2012Desember 2012

Melaksanakan dan menyelesaikan semua kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana kerja
kabupaten dan provinsi, sesuai anggaran serta tepat waktu pada bulan Desember 2012.
Melaksanakan dan menyelesaikan semua sub-kontrak Tematik pada bulan Desember 2012.
Memulai kajian khusus M&E.
Berkontribusi dalam perencanaan dan sinkronisasi program AIPMNH dengan program KIBBLA
AusAID yang baru.

Fase 3. JanuariJuni 2013

Mengevaluasi dan membuat laporan mengenai dampak dari program AIPMNH berdasarkan
indikator kinerja utama
Kegiatan-kegiatan transisi menuju Program AIPHSS dan Program KIBBLA AusAID yang baru
Menyerahkan semua aset kepada mitra, atau sesuai arahan dari AusAID.
Semua tahapan sudah berjalan sesuai jadwal. Fase 1 hampir selesai dan beberapa bagian penting
dari Fase 2 sudah berjalan dengan baik (poin-poin pertama dan terakhir).

3.1. Program HSS dan KIBBLA yang baru


Mata rantai antara Program HSS dan Program KIBBLA yang baru sudah mulai dibangun. Tim
AIPMNH akan terus bekerja sama dengan AusAID, Kementerian Kesehatan, dan Pemerintah Provinsi
dan Kabupaten di NTT yang menjadi wilayah kerja HSS untuk memastikan bahwa tidak ada duplikasi
kegiatan yang saat ini sudah ada dalam rencana kerja tahunan. AIPMNH akan secara aktif melibatkan
Kemkes dan AusAID untuk memastikan bahwa kegiatan HSS adalah kegiatan yang akan memperkuat
sistem kesehatan dan bukan kegiatan yang biasanya didanai melalui anggaran dekonsentrasi
Kemkes. Sebagian besar output Komponen 2 AIPMNH dapat didukung oleh program HSS dengan
spesifikasi yang lebih besar dan menargetkan setiap tingkatan administrasi untuk memastikan bahwa
elemen yang relevan dari sistem tersebut diperkuat secara tepat.

Desain AIPMNH sudah bagus dan telah memberikan keterpaduan yang kuat antara masyarakat,
penyajian layanan, sistem kesehatan, dan entitas pelaksana (performance entities). AIPMNH ini
mungkin salah satu dari sedikit program yang didanai lembaga donor di Indonesia saat ini yang
melakukan pendekatan sektoral sedemikian luas dan fleksibel. Hasil dari pendekatan seperti ini
sedang disajikan dan didokumentasikan. Idealnya momentum dari Program ini akan dipertahankan
dan didukung oleh semua pihak, yaitu AusAID, pemerintah pusat melalui Kemkes, Bappenas,
Departemen Dalam Negeri, Pemerintah Provinsi dan Daerah serta lembaga teknis dan badan-badan
profesional seperti universitas maupun sekolah tinggi ilmu kesehatan.

4
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

Transisi ke program KIBBLA yang baru akan tergantung pada seberapa cepat desain bisa
diselesaikan. Jika diselesaikan tepat waktu dengan retensi dari desain dan modalitas pelaksanaan
AIPMNH yang ada maka akan mudah untuk melanjutkan pelaksanaan program selama tahun 2013
meskipun mungkin ada mobilisasi Kontraktor Pelaksana (MC) yang baru. Jika desain tersebut
memerlukan waktu lebih lama, maka diperlukan satu tahun transisi serta perpanjangan kontrak MC
yang ada saat ini sehingga kegiatan dapat terus berlanjut sampai semua rencana untuk program
KIBBLA yang baru diselesaikan, dan bisa dimulai pada tahun 2014.

Salah satu pertanyaan yang diajukan oleh Panel Seleksi AIPMNH pada bulan November 2008 adalah
mengenai Exit Strategy (Strategi Keluar). Jawabannya ialah bahwa exit strategy dimulai sejak hari
pertama mobilisasi tim inti. Kegiatan-kegiatan sebanyak mungkin harus dilakukan oleh Kemitraan,
sehingga ketika tim inti berangkat dan pendanaan dikurangi, sumber daya teknis untuk melanjutkan
program ini dipertahankan. Investasi telah digunakan untuk:

a) membangun kapasitas teknis (keterampilan teknis dan manajemen);

b) memperbaiki pengelolaan keuangan publik; dan

c) menyediakan sumber daya teknis dan keuangan tambahan.

Butir a) dan b) segera dimulai dan sedang dilaksanakan. Mitra umumnya menunjukkan perbaikan
kapasitas teknis dan manajemen yang sesuai dengan waktu yang harus mereka habiskan untuk
mengembangkan keterampilan ini. Hal ini tetap menjadi ruang lingkup yang cukup besar dan
memerlukan penyediaan sumber daya teknis dan keuangan berkelanjutan pada butir c). PDD
menyatakan bahwa AIPMNH merupakan program jangka panjang dan sebagai bantuan
pembangunan yang fleksibel dan responsif yang perlu disediakan di bawah modalitas yang ada untuk
jangka waktu sekitar 5 tahun.

3.2. Pengelolaan Program

3.2.1 Perencanaan Kemitraan dan Koordinasi Donor

Pertemuan DCC dan PCC akan terus diadakan setiap triwulan hingga akhir Maret 2013. Maksud dari
pertemuan-pertemuan tersebut adalah mengawasi pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran.
Pertemuan DCC dan PCC terakhir pada bulan Maret 2013 akan meninjau kinerja sampai akhir tahun
2012 dan menyelesaikan program pengalihan aset-aset yang ada. Selain itu, pertemuan tersebut juga
akan memberikan kesempatan terakhir untuk memastikan komitmen daerah untuk melanjutkan
prakarsa-prakarsa utama.

Pertemuan Partnership Review Committee (PRC) akan diadakan pada bulan September 2012, dan
bulan Maret-April 2013. Pertemuan PRC bulan September 2012 akan meninjau perkembangan
Konsep dan Desain KIBBLA AusAID yang baru, dan membahas kemungkinan penyelesaian dan
berakhirnya program secara menyeluruh atau perlunya tahun transisi. Keputusan akan diambil saat
pertemuan PRC bulan September 2012 tersebut mengenai perpanjangan sub-kontrak yang ada
apabila tahun transisi mengakibatkan adanya perpanjangan Program AIPMNH yang ada saat ini.

Tim AIPMNH akan mengawasi dan membantu pengambilalihan kegiatan-kegiatan sub-kontrak, atau
sebagiannya, oleh mitra kabupaten dan provinsi, dan memasukkan kegiatan dan anggarannya ke
dalam Rencana Kerja Tahunan mitra tahun 2013.

Jika tahun transisi tidak diperlukan dan program yang ada saat ini selesai pada bulan Juni 2013, maka
Program Completion Workshop akan diadakan pada bulan Mei 2013 untuk mempresentasikan hasil-
hasilnya kepada mitra, lembaga-lembaga donor utama dan LSM, serta memberi saran kepada
peserta tentang bagaimana mitra dan program-program lanjutan AusAID seperti HSS, program

5
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

KIBBLA yang baru dan program-program AusAID lainnya seperti AIPD dan ACCESS bisa
melanjutkan prakarsa-prakarsa yang paling bermanfaat.

3.2.2 Hubungan Kemitraan

Direktur Kemitraan yang baru akan terus melakukan pertemuan secara teratur dengan para Kepala
SKPD, khususnya dengan kepala Dinas Kesehatan Provinsi. Gubernur juga telah mengisyaratkan
bahwa pertemuan singkat (briefing) yang dilakukan secara berkala dengan beliau akan membantunya
untuk tetap mengikuti perkembangan program.

Tingkat Nasional: Keterlibatan Kelompok Kerja Teknis (TWG) dan Partnership Review Committee
(PRC) akan memainkan peran penting selama 12 bulan ke depan dalam rangka mendorong
komitmen yang lebih besar untuk mengambil alih prakarsa-prakarsa utama. Direktorat utama seperti
Kesehatan Ibu, Kesehatan Anak, BUK-Dasar, BUK-Rujukan, dan PPSDM. Keterlibatan Kantor
Bappeda (Perencanaan dan Penganggaran) dalam pertemuan TWG juga akan bermanfaat.

Misalnya, Program Sister Hospital berkaitan langsung dengan BUK, tetapi juga berkaitan dengan
PPSDM dan ROREN untuk perencanaan alokasi keuangan dan ketenagaan. Tema Performance
Management and Leadership (PML) dan Pengembangan Ketenagaan memiliki kepentingan khusus
dan terkait dengan PPSDM, dan ROREN. Upaya-upaya yang dilakukan oleh AIPMNH dan para mitra
dalam hal perencanaan dan penganggaran, DHA, PHA, Managemen Keuangan Publik (Jamkesmas,
Jampersal, BOK), akuntabilitas kinerja dan pengadaan berkaitan langsung dengan ROREN.

Tingkat Provinsi: Komite Koordinasi Provinsi (PCC) sampai saat ini belum berfungsi secara
memuaskan karena kurangnya kolaborasi yang optimal antara instansi terkait. Bappeda telah
mengambil peran utama, mencoba untuk membawa SKPD bersama-sama, namun tampaknya ada
perbedaan persepsi mengenai peran dan fungsi Bappeda dan Dinas Kesehatan. Upaya terus-
menerus akan dilakukan untuk mengadakan pertemuan PCC yang rutin dan bermanfaat.

Tingkat Kabupaten: Lokakarya Best Practice pada bulan Maret 2012 menunjukkan peran penting
Bupati, DRPD dan para pejabat pengambil keputusan untuk keberlanjutan program. DCC akan
mempertahankan keterlibatan para pengambil keputusan untuk memperoleh dukungan pendanaan
pada tahun 2013.

3.2.3 Manajemen Sumber Daya Manusia

Semua anggota tim inti AIPMNH akan melanjutkan kontraknya sampai dengan tanggal 30 Juni 2013.
Namun, menjelang waktu tersebut, dan jika tahun transisi tidak terwujud, maka pengurangan awal
untuk staf DPC serta Keuangan dan Administrasi dapat terjadi. Jadwal personel untuk periode
tersebut adalah pada 0.

3.2.4 Pengadaan Bantuan Teknis

Coffey ID terus memberikan dukungan yang sangat baik untuk pengelolaan sub-kontraktor. Tabel 1
menyajikan informasi mengenai tender yang akan diiklankan dalam sembilan bulan ke depan. Sub-
kontrak lain yang Ruang Lingkup Pekerjaannya (Scopes of Services/SoS) belum diselesaikan antara
lain Komunikasi dan penambahan dari Program Sister Hospital. Estimasi anggaran telah disiapkan
dan dimasukkan ke dalam jadwal.

6
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

Tabel 1. Tender yang akan dilakukan

Perkiraan Dimulainya
Tema Status
Kegiatan
Kontrak 2 M&E: Pengadaan bantuan
teknis untuk aplikasi perangkat lunak GIS Dokumen lengkap Akhir April 2012
pemetaan kesehatan KIBBLA
Kontrak 3 M&E: Pengadaan bantuan
teknis untuk meningkatkan mutu data Dokumen lengkap Akhir April 2012*
SIKDA melalui aplikasi DQS
SoS disiapkan dan draf
PML Puskesmas Dinkes proposal UGM diterima. Akhir April 2012
Pengesahan April 2012.
TOR disiapkan, untuk
Ketenagaan pengesahan sebelum Akhir April 2012
diiklankan

Kontrak tim teknis Pelibatan Masyarakat (CE) akan dialihkan langsung di bawah Kontraktor Pengelola
(MC) sesuai permintaan AusAID untuk menghentikan sub-kontrak tema ini pada bulan Maret 2012.

Hambatan eksternal yang cukup besar juga berpengaruh terhadap sub-kontrak untuk tema Gender.
Mobilisasi tim teknis dilakukan pada awal Maret 2012. Direktur Kemitraan dan Manajer
Operasional/Wakil Direktur Kemitraan akan tetap melakukan pengawasan ketat untuk menghindari
gangguan eksternal terhadap program ini.

Diharapkan bahwa sebagaian besar kegiatan sub-kontrak selesai pada akhir Desember 2012, dan
laporan akhir dan pencapaian (milestones) diserahkan pada triwulan pertama tahun 2013. Laporan
lengkap pertanggungjawaban keuangan harus selesai pada bulan Maret 2013.

3.2.5 Penjadwalan dan koordinasi kegiatan

Perencanaan dan anggaran Provinsi dan Kabupaten memberi gambaran mengenai program kegiatan
Kemitraan yang padat di Provinsi dan di empat belas Kabupaten. Sejak peresmian Unit Pengelola
Kemitraan atau UPK, tim teknis telah menggunakan perencanaan triwulanan untuk mengantisipasi
kebutuhan input sumber daya manusia dan keuangan secara lebih baik. Jadwal perguliran kegiatan
triwulanan kabupaten dan provinsi dipaketkan agar bisa dibuat perencanaan jauh di depan, diikuti
dengan pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan yang diawasi secara ketat. Pertemuan DCC
akan dimanfaatkan untuk melaporkan dan menindaklanjuti pelaksanaan, ataupun
pertanggungjawaban keuangan yang tertunda, serta laporan kegiatan.

3.2.6 Pengelolaan program dan sumber daya keuangan

Manajer Operasi yang baru akan bekerja sama dengan anggota tim PSU dan para manajer sub-
kontraktor untuk memastikan bahwa semua pencapaian, tagihan dan pertanggungjawaban keuangan
diserahkan tepat waktu. Prosedur otorisasi, pertanggungjawaban keuangan dan pelaporan kemajuan
program telah lebih diperkuat dan diharapkan menghasilkan sistem yang lebih efisien serta
pertanggungjawaban yang lebih baik.

Tim UPK, yang dipimpin oleh Bappeda, akan terus memberikan koordinasi dan pengelolaan dana
yang telah disetujui agar bisa dicairkan dan nantinya dipertanggungjawabkan.

7
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

3.2.7 Pengelolaan Aset

Pemantauan terhadap aset yang telah dibeli dan digunakan oleh Program dan mitra masih terus
dilakukan. Semua aset akan diserahkan kepada mitra. Prosesnya akan membutuhkan pengesahan
dari Kementerian Kesehatan. Jadwal pencairan aset perlu diselesaikan pada bulan Februari 2013
untuk disahkan pada pertemuan PRC bulan Maret 2013. Surat tanda terima aset yang telah
ditandatangai akan diserahkan bersama dengan Laporan Penyelesaian Program/Program Completion
Report pada bulan Juni 2013.

3.2.8 Monitoring dan Evaluasi

Dalam 12 bulan ke depan dari Program ini, akan dilakukan penyajian laporan evaluasi dan Kajian
Khusus yang telah direkomendasikan dalam Rencana Monitoring dan Evaluasi. Kajian Khusus
tersebut akan didasarkan pada persyaratan informasi dari AusAID khususnya sehubungan dengan
program HSS dan KIBBLA yang baru.

Mitra sudah lebih banyak memanfaatkan informasi yang dikumpulkan dan dianalisis oleh tim AIPMNH,
meskipun mereka perlu melakukan analisis data secara lebih mendalam.

Laporan Kemajuan akan diserahkan pada bulan September 2012. Perhatian yang lebih besar akan
diberikan terutama pada aspek keseluruhan kinerja program AIPMNH sesuai dengan tujuan desain.

3.2.9 Pembiayaan Bersama dan Keberlanjutan

Sejumlah kabupaten AIPMNH telah berkontribusi untuk biaya operasional dan sub-kontrak kegiatan
Revolusi KIA dan Kemitraan, namun, kontribusi tersebut perlu ditingkatkan pada semua level.
Kemitraan akan berupaya untuk mengungkit alokasi sumber daya dalam bidang-bidang yang telah
menunjukkan hasil kinerja yang bagus. Permintaan dukungan dana akan dilakukan melalui upaya-
upaya advokasi di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten.

8
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

Advokasi akan dilakukan pada:

Pertemuan DCC dan PCC yang mengikutsertakan Gubernur, para Bupati, DPRD dan mitra utama
lembaga pemerintah sehingga keputusan mengenai komitmen yang nyata dapat diambil untuk
mempertahankan program-program tertentu.
Pertemuan TWG dan PRC yang melibatkan para pejabat pengambil keputusan dari Kementerian
Kesehatan, Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, dan para analis teknis dari lembaga-lembaga
seperti universitas.
Pertemuan koordinasi lembaga donor yang melibatkan lembaga donor multi-lateral maupun
bilateral serta LSM-LSM.
Perlu ada penekanan pada penyelarasan program dan komitmen terbuka untuk memberikan
dukungan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dalam rangka memperkuat dan
mempertahankan kualitas sistem yang baik secara merata.

Contoh keberlanjutan yang akan didorong adalah:


Pra-syarat alokasi dukungan dana APBD I/II untuk biaya operasional dalam mempertahankan
sistem seperti Monitoring dan Evaluasi, Performance Management and Leadership, Sister
Hospitals, dll.
Alokasi dana pendamping untuk paket kegiatan yang saling melengkapi, dan untuk bagian
kegiatan yang tidak dapat didanai berdasarkan pedoman AusAID (honorarium, biaya untuk
pegawai negeri dll).
Ekspansi ke kecamatan baru (untuk SIKDA, Performance Management and Leadership)
menggunakan sumber dana APBD dan APBN. Program SIKDA telah diperluas ke 7 kabupaten
yang tersisa menggunakan pendekatan ini.
Meningkatnya target dan efektivitas dana BOK, Jamkesmas dan Jampersal.
Meningkatnya daya ungkit dana PNPM untuk mendukung kegiatan-kegiatan pelibatan masyarakat
yang diarahkan untuk KIBBLA
Dengan adanya perubahan sistem yang mendasar dan berkelanjutan serta kapasitas sumber daya
tertentu dari kabupaten akan membantu dalam desain program pembangunan di daerah di masa
mendatang. Faktor-faktor penting dalam membantu mitra untuk terus mendukung sektor kesehatan:

Aktivitas yang bersumbangsih terhadap MDG dan yang sesuai dengan kebijakan nasional/daerah.
Isu-isu sosial-budaya seperti gender, tradisi budaya, keyakinan agama dan kebiasaan-kebiasaan
sosial telah dimasukkan ke dalam semua aspek penyajian program.
Teknologi dan metodologi yang tepat telah dipilih dan digunakan. Sistem perawatannya akan
dibangun dalam lembaga Mitra.
Para pemangku kepentingan bersama-sama merencanakan, melaksanakan, memantau dan
mengevaluasi kegiatan yang didukung oleh AIPMNH.
Kegiatan pelatihan penyadaran mengenai penipuan yang diadakan di tingkat provinsi dan
kabupaten semakin meningkatkan kesadaran dan semakin baiknya praktik-praktik dalam
penatalaksanaan.
Sinergi dan pelajaran yang dipetik dari seluruh program yang didanai AusAID akan terus diperkuat,
seperti yang saat ini sedang dilakukan dengan AIPD dan ACCESS di NTT, LOGICA di Aceh, dan
Program Rekonstruksi Puskesmas di Padang (termasuk pengadaan peralatan medis).

9
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

3.3. Program Kerja menurut Komponen


Pada periode Juli 2012 hingga Desember 2012 AIPMNH akan terus secara aktif mendukung dan
membimbing konsolidasi peran dan tanggung jawab mitra untuk pelaksanaan semua kegiatan dalam
rencana kerja yang harmonis. Pendanaan untuk kegiatan dijadwalkan tidak berlanjut setelah
Desember 2012. Dengan demikian, pada triwulan pertama tahun 2013 DPC, AIPMNH dan para
Penasihat/ Partner-hired Advisers akan bekerja sama dengan mitra kabupaten dan provinsi untuk
memastikan bahwa ada kegiatan yang sedang berlangsung dalam rencana kerja mereka, yang
memperoleh sumber daya yang cukup, dan bahwa tindak lanjut tinjuauan dan evaluasi memberikan
informasi yang berguna di masa mendatang.

Selama periode 6 bulan sebelumnya (Juli - Desember 2011) banyak sinergi Tema dan Output
Komponen secara bertahap muncul sebagai bagian dari proses pengembangan dan implementasi.
Mitra mulai melihat hasil nyata dari sinergi ini serta pentingnya bekerja sama dimana keterpaduan
seluruh sektor yang lebih besar menjadi jelas. Tim AIPMNH baik kabupaten maupun provinsi
memfasilitasi proses ini secara aktif. Rapat koordinasi teknis triwulanan untuk DPC dan Penasihat
(termasuk Partner-Hired advisers) berfungsi untuk memastikan bahwa DPC mengerti bagaimana
untuk mengintegrasikan berbagai komponen dan tema.

3.3.1 Komponen 1 Penyajian Pelayanan dan Pelibatan Masyarakat

Tujuan Komponen: Meningkatnya proporsi ibu hamil yang melahirkan di fasilitas memadai di
setiap kabupaten mitra di NTT
Indikator: a) Jumlah RSUD dengan mitra sister hospital di mana jumlah persalinan tahunan
sebagai proporsi semua (perkiraan) persalinan tahunan kabupaten 20% meningkat di tiga dari
enam pada baseline 2010 (Jan-Juli 2010) sampai dengan delapan dari 11 pada endline (periode
pelaporan enam-bulanan kedua tahun 2012).
b) Tujuh dari 14 kabupaten mitra mencapai target Rev-KIA untuk jumlah persalinan tahunan di
Puskesmas yang dibantu AIPMNH sebagai proporsi dari semua persalinan tahunan di wilayah
kerja Puskesmas yang dibantu AIPMNH di tiap kabupaten pada tahun 2011 dan 2012.
Anggaran: AUD 867,850

Komponen ini berkaitan erat dengan indikator kinerja utama Revolusi KIA, yaitu untuk meningkatkan
proporsi semua kelahiran yang terjadi di fasilitas yang sesuai. Strategi Menuju Persalinan Selamat
nasional dan Revolusi KIA telah secara jelas menjabarkan prakarsa untuk mengurangi kematian ibu
dan bayi. Berikut ini adalah komponen penting dari prakarsa tersebut:
terus menggunakan bidan desa untuk menjangkau semua ibu dan untuk mendukung kebijakan
daerah yaitu semua persalinan harus dilakukan di fasilitas kesehatan yang tepat dan ditangani oleh
petugas kesehatan yang terampil dan kompeten;
penekanan baru pada perencanaan kelahiran dan perawatan antenatal terpadu, termasuk
melakukan kunjungan prenatal pertama pada trimester pertama;
pelaksanaan layanan neonatal dan obstetri darurat dasar dan komprehensif, yang mengandalkan
fasilitas dalam melakukan intervensi;
audit kematian ibu untuk menganalisa penyebab kematian;
promosi pemberian ASI eksklusif, termasuk dalam satu jam pertama kelahiran;
layanan KB dan pasca-aborsi;
perluasan upaya Desa Siaga;
promosi kesehatan, konseling dan komunikasi interpersonal;
media dan komunikasi untuk kesehatan.

10
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

AIPMNH akan terus berupaya untuk memperkuat hubungan dengan program dari instansi pemerintah
lainnya, seperti PNPM dari Badan Pemberdayaan Masyarakat di Kementerian Dalam Negeri, dan
memberi daya ungkit bagi organisasi yang meningkatkan kesadaran gender dalam organisasi
masyarakat dan organisasi pelayanan, untuk menggerakkan tingkat permintaan/demand masyarakat
dan penggunaan layanan kesehatan yang lebih baik.

Selama 12 bulan hingga Juni 2013, AIPMNH akan bekerja sama dengan kabupaten dan provinsi
untuk melanjutkan tugas memastikan bahwa semua staf pelayanan kesehatan dasar yang terlibat
dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi memiliki berbagai keterampilan yang diperlukan untuk
menangani persalinan normal dan persalinan komplikasi. Dukungan keuangan dan teknis langsung
untuk ini akan berakhir pada bulan Desember 2012.

Mitra akan bertanggung jawab untuk pembiayaan, sementara AIPMNH akan terus mengonsolidasikan
pengembangan kapasitas kelembagaan untuk penyajian layanan dan pelibatan masyarakat.

Tujuan Output 1.1: Meningkatnya proporsi ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC (K4)
selama kehamilan

Indikator: Jumlah kabupaten dimana persentase Puskesmas mitra AIPMNH mencapai target
Rev-KIA tahunan ibu hamil melakukan empat kunjungan ANC selama kehamilan lebih tinggi di
tahun 2012 daripada tahun 2009 sebagai baseline

Anggaran: AUD 108,123

AIPMNH akan terus mendukung mitra kabupaten untuk meningkatkan keterampilan klinis dan non-
klinis dari para bidan. Fokus periode ini adalah sebisa mungkin menyelesaikan pelatihan dalam
bidang-bidang yang menjadi fokus AIPMNH yakni Asuhan Persalinan Normal (APN), Pertolongan
Pertama Gawat Darurat Obstetri Neonatal (PPGDON), Keluarga Berencana, Contraceptive Training
Updates (CTU), Perawatan Bayi Baru Lahir (MTBM) dan pemberian ASI.

AIPMNH akan terus mendukung pemutakhiran Standar Operasional Prosedur (SOP) ANC dan PNC
yang terintegrasi. Keterampilan bidan akan diberikan penekanan lebih terutama mengenai konseling
dan komunikasi interpersonal (KIP/K) sehingga mereka mampu membantu perencanaan kelahiran
yang komprehensif (P4K).

Dukungan Tematis: Layanan Klinis (Sister Hospitals), Pelibatan Masyarakat, Ketenagaan,


Komunikasi, Monitoring dan Evaluasi serta Gender.

Tujuan Output 1.2: a) Meningkatnya proporsi Puskesmas yang mampu memberikan layanan
PONED, dan b) Meningkatnya penanganan komplikasi persalinan.
Indikator: 75% Puskesmas PONED AIPMNH yand disurvei mencapai standar yang sudah
ditentukan (ditentukan oleh mitra) dalam penilaian endline yang dilakukan pada tahun 2012
Meningkatnya jumlah RSUD dalam wilayah kerja AIPMNH dimana persalinan Caesar sebagai
persentase dari semua persalinan antara 5% dan 15% dari estimasi jumlah persalinan total di
Kabupaten dalam bulan Juli-Des 2012 dibandingkan dengan baseline Jan-Juli 2010 (untuk
kelompok pertama RSUD dan pra-baseline Juli-Des 2011 untuk kelompok kedua).
Anggaran: AUD 156,768

Pelatihan tim Puskesmas PONED akan diteruskan dengan penekanan pada kualitas dan pelayanan
PONED serta sistem rujukan yang berkelanjutan. Pekerjaan ini terintegrasi dengan Tema Manajemen
Kinerja dan Kepemimpinan dan Layanan Klinis (Sister Hospital). Untuk mempertahankan standar

11
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

PONED dan PONEK maka perlu memiliki kewaspadaan dan memperkuat jaringan dengan badan-
badan dan lembaga profesional lain.

Output ini berhubungan erat dengan output 2,3 dan output 2,5 mengenai persoalan ketenagaan dan
infrastruktur, pemeliharaan dan pemasokan alat kesehatn. Output 2.1 juga terkait dengan kemampuan
untuk mengelola data mengenai kinerja pelayanan dalam penanganan kasus kedaruratan.

Dukungan Tematis: Bidang tematik utama dimana sumber daya tambahan dapat ditarik, terutama
dalam melibatkan mitra pelaksana dan bantuan teknis Layanan Klinis, Gender, Pengembangan dan
Manajemen Ketenagaan, Perencanaan Kinerja dan Manajemen serta Monitoring dan Evaluasi
(SIKDA).

Tujuan Output 1.3: Para ibu dan keluarga memiliki pengetahuan tentang praktik-praktik yang
tepat dan layanan KIA

Indikator: a) Paling tidak 5% peningkatan dalam penggunaan Layanan KIA (ANC, persalinan
yang dibantu, persalinan di fasilitas) di kabupaten yang mendapat dukungan (sekitar 6 di setiap
kabupaten lama dan di 3 kabupaten baru) dibandingkan dengan 2009

b) Paling tidak 10% peningkatan persalinan di fasilitas dibandingkan dengan tahun 2009

c) Paling tidak 5% peningkatan penggunaan layanan Keluarga Berencana

Anggaran: AUD 214,505

Tim Pelibatan Masyarakat (terutama mentor kabupaten) serta tim Komunikasi dan Perubahan
Perilaku akan membantu kabupaten dalam meningkatkan praktik-praktik kesehatan dan perilaku
sehat melalui kegiatan mobilisasi masyarakat dan komunikasi. Yang termasuk perilaku dan praktik
adalah perilaku hidup sehat (keinginan untuk melahirkan di fasilitas kesehatan), keterampilan bidan
dan dukun bayi, apa yang diharapkan ketika melahirkan di fasilitas kesehatan, gizi, dan menyusui.
Selain itu, masyarakat perlu memiliki informasi lebih lanjut mengenai akses untuk memperoleh
Jampersal, Jamkesmas atau cara lain untuk menutupi biaya perawatan (seperti PNPM, dasolin dan
tabulin).

Kegiatan inti yang akan diteruskan untuk mencapai tujuan ini meliputi penguatan Gerakan Sayang
Ibu, promosi keluarga berencana dan pelayanan penyuluhan KB, promosi KIA, dan pelatihan gender

Dukungan Tematis: Komunikasi, Gender dan Monitoring dan Evaluasi akan berkontribusi terhadap
aspek-aspek pekerjaan yang dilakukan melalui mentor, penyedia layanan kesehatan serta para ibu
dan keluarga mereka.

Tujuan Output 1.4: a) Meningkatnya persentase Desa Siaga yang aktif,

b) Meningkatnya jumlah ibu hamil yang ikut dalam program persiapan persalinan (P4K) dengan
rumah yang ditandai bendera/sticker dan jejaring notifikasi Desa Siaga

Indikator: a) 14 kabupaten menujukkan peningkatan jumlah Desa Siaga aktif yang didukung oleh
AIPMNH dilihat dari persentase semua desa dalam kecamatan yang mendapat dukungan
AIPMNH dalam tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2010

b) Persentase ibu hamil di Desa Siaga AIPMNH yang menandatangani jejaring notifikasi Desa
Siaga meningkat dalam tahun 2012 dibandingkan dengan tahun 2011

Anggaran: AUD 388,454

12
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

AIPMNH akan mendukung BPMPD dan Dinas Kesehatan kabupaten dalam membangun hubungan
yang lebih efektif dengan masyarakat dan meningkatkan akses dan penggunaan layanan KIA.
Fokusnya adalah pada penguatan atau pengembangan institusi berbasis masyarakat seperti Desa
Siaga dan posyandu yang menyediakan wahana penting bagi masyarakat untuk mengakses dan
menyajikan layanan KIA di lapangan. AIPMNH akan mendukung para mitra dan LSM lokal untuk
memfasilitasi peran serta masyarakat dalam pengelolaan Puskesmas melalui prakarsa Puskesmas
Reformasi.

Output ini memperkuat keterpaduan badan-badan pemerintah seperti BPMD (dan program PNPM)
serta BKKBN. Upaya-upaya ini akan diselaraskan dan dikaitkan dengan program AusAID lainnya
seperti ACCESS, untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan di tingkat kecamatan dan desa.

Dukungan Tematis: Tema Pelibatan Masyarakat (CE), Gender, Komunikasi, serta Monitoring dan
Evaluasi berkaitan erat dengan upaya ini.

Komponen 2 Dukungan Sistem Kesehatan

Tujuan: a) Meningkatnya anggaran tahunan kabupaten mitra yang dialokasikan untuk KIBBLA
dan kesehatan, b) Meningkatnya persentase realisasi anggaran untuk KIBBLA dan kesehatan
dalam laporan kabupaten.

Indikator: a) Empat belas kabupaten mitra mengalokasikan lebih dari 10% dari anggaran tahunan
kabupaten untuk kesehatan pada tahun 2012 dibandingkan dengan 11 pada tahun 2010

b) Tujuh kabupaten mengalokasikan peningkatan proporsi anggaran kesehatan tahunan untuk


KIBBLA pada tahun 2012 (dibandingkan dengan tahun baseline 2008)

c) Sebelas dari 14 kabupaten melaporkan persentase peningkatan realisasi anggaran KIBBLA


sebagai proporsi dari alokasi anggaran APBD pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun
baseline 2008

Anggaran: AUD 1,009,179

Komponen ini membangun kapasitas untuk keberlanjutan penyajian layanan kesehatan dan
permintaan masyarakat terhadap layanan tersebut. Berbagai output dalam Komponen ini sangat
penting untuk mendukung akses ke, dan penggunaan layanan KIA. Sedangkan unit pendukung
layanan (seperti pusat pelatihan klinis dan unit informasi/data kesehatan), dirancang untuk membantu
penyedia layanan, dukungan untuk manajer dan staf fungsional tetap tidak memadai. Namun, terlalu
banyak sumber daya juga sering terbuang dalam manajemen di tingkat menengah, jauh dari titik
pelayanan. Hal ini umumnya tidak disengaja, tetapi karena praktik-praktik manajemen yang buruk,
kapasitas yang rendah, kurangnya informasi, buruknya kepatuhan terhadap peraturan serta motivasi
yang rendah. Dengan demikian, delapan output dari komponen ini mendukung sistem kesehatan yang
berbeda tetapi saling terkait satu sama lain.

Perspektif dan pengalaman desentralisasi secara internasional telah menunjukkan bahwa meskipun
biasanya perhatian segera diberikan untuk mencari sumber daya yang baru, seringkali berasal dari
masyarakat, strategi ini tidak selalu berhasil. Sebaliknya, pelajaran desentralisasi dari tempat lain
mendorong adanya fokus terhadap analisis secara menyeluruh dan prioritas kebutuhan kesehatan
masyarakat, alokasi sumber daya yang lebih responsif serta rasionalisasi sumber daya yang lebih
baik.

Dalam 12 bulan terakhir dari program AIPMNH, penekanannya akan diberikan untuk penguatan
pengelolaan masing-masing output tertentu pengelolaan data, perencanaan, ketenagaan, fasilitas,

13
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

dll. Tim AIPMNH juga akan bekerja sama dengan Program HSS AusAID untuk memfasilitasi
pergulirannya di NTT dan untuk membangun sinergi tanpa adanya duplikasi.

Tujuan Output 2.1: Peningkatan ketepatan waktu dan kualitas data HIS/HIMS-SIKDA.
Indikator: a) Jumlah kabupaten mitra yang menunjukkan peningkatan persentase penyerahan
laporan bulanan Puskesmas yang diambil secara acak kepada Bagian Data Dinkeskab sesuai
jadwal antara baseline dan endline (September 2012)
b) Jumlah kabupaten dengan persentase Puskesmas AIPMNH yang diambil secara acak dimana
variasi data berkurang sebanyak 10% antara baseline (dimulainya sub-kontrak SIKDA) dan endline
(berakhirnya SIKDA) menggunakan indikator-indikator persalinan yang ditangani oleh tenaga
kesehatan yang terampil, empat kali kunjungan neonatal dan KB aktif
Anggaran: AUD 251,777

Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) dimulai pada bulan Januari dan akan
dilanjutkan sampai akhir 2012. Pelatihan awal untuk staf kabupaten dan Puskesmas akan selesai
pada akhir Maret, dengan tindak lanjut dan pengawasan yang ketat dilakukan sepanjang tahun.

AIPMNH juga akan mendukung peningkatan kapasitas staf Dinkesprov, Dinkeskab dan Puskesmas
dalam menganalisa dan menggunakan informasi ini. Informasi kesehatan juga akan digunakan oleh,
dan diperkuat melalui berbagai kegiatan dan perencanaan dan penganggaran dari Tema Manajemen
Kinerja dan Kepemimpinan serta Layanan Klinis (Sister Hospital) untuk output 2.2. Kegiatannya
meliputi:

Memperkuat sistem pelaporan untuk perencanaan, pengelolaan dan monitoring kegiatan KIA
Memperkuat penggunaan sistem pelaporan KIBBLA PWS
Evaluasi program KIA
Dukungan Tematis: Sebagian besar diberikan melalui Tema Manajemen Kinerja dan Kepemimpinan,
Layanan Klinis, dan Ketenagaan, serta melalui integrasi dengan kegiatan perencanaan dan
penganggaran pada kegiatan output 2,2 untuk meningkatkan informasi untuk perencanaan dan
pengambilan keputusan dalam masyarakat.

Tujuan Output 2.2: Meningkatnya mutu proses perencanaan dan penganggaran tahunan
kabupaten untuk KIBBLA
Indikator: Tujuh kabupaten mitra mengalami peningkatan jumlah rekomendasi KIBBLA DTPS
untuk kegiatan KIBBLA tahunan yang direncanakan yang masuk dalam RKPD tahun 2012
dibandingkan dengan tahun baseline (2009)
Anggaran: AUD 116,611

Selama 12 bulan ke depan, penekanan adalah untuk memastikan adanya perencanaan dan prosedur
pelaksanaan yang tepat yang diterapkan, serta mendorong para manajer mitra untuk terus meninjau
dan mengevaluasi efektivitas perencanaan mereka. Berdasarkan proses peninjauan terhadap
perencanaan, maka perbaikan untuk tahun 2013 dapat diimplementasikan, dan penyusunan rencana
kerja tahun 2014 dapat dimulai.

AIPMNH akan bekerja sama dengan program HSS AusAID untuk mendukung perencanaan kegiatan
untuk memastikan bahwa rencana kerja HSS diintegrasikan ke dalam perencanaan Mitra. Fokusnya
adalah pada perbaikan definisi target dan pemilihan kegiatan yang efektif mengatasi masalah
penguatan sistem kesehatan.

14
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

Dukungan Tematis: Tema Gender, Pelibatan Masyarakat (CE), Perencanaan dan Pengelolaan
Kinerja, Ketenagaan, serta Monitoring dan Evaluasi (SIKDA) akan mendukung output ini.

Tujuan Output 2.3: a) Meningkatnya proporsi Puskesmas yang sejalan dengan standar
kepegawaian provinsi, dan b) Semakin baiknya lingkungan kebijakan hukum di kabupaten mitra
dan di tingkat provinsi dalam hal pendistribusian tenaga kesehatan secara merata

Indikator: a) Jumlah kabupaten yang menunjukkan peningkatan proporsi Puskesmas AIPMNH


yang memiliki tempat tidur sejalan dengan standar kepegawaian Revolusi KIA untuk dokter, bidan,
perawat (SDM yang memadai sebagai bagian dari standar fasilitas yang memadai) antara tahun
awal/baseline (2010) dan tahun terakhir/endline (2012),

b) SK untuk pendisitribusian tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan di fasilitas kesehatan)


disahkan di tingkat provinsi dan di tiga kabupaten pada tahun 2012

Anggaran: AUD 132,390

Keluaran/Output ini terkait erat dengan Tema Ketenagaan dan program baru HSS AusAID. Bidang
utama pekerjaan yang harus dilakukan sampai bulan Desember 2012 berfokus pada pelaksanaan
penilaian beban kerja untuk staf yang terlibat dalam penyajian pelayanan dan manajemen maternal
dan neonatal. Pada saat bersamaan juga akan dilakukan pemetaan untuk menentukan kapasitas
distribusi dan teknis staf sehingga para pengambil keputusan dapat merumuskan dan menerapkan
kebijakan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan staf.

Sebuah upaya yang terkoordinasi akan dilakukan untuk mencoba memastikan bahwa semua
Puskesmas yang dianggap memadai (memuaskan) atau PONED memiliki staf yang terlatih. Ini juga
akan dipadukan dengan program khusus untuk meningkatkan keterampilan para bidan (Progsus).

Selain konsolidasi, kegiatan berikut ini juga akan dilakukan:

Penguatan Pusat Pelatihan Klinis Kabupaten maupun Provinsi


Penguatan keterampilan mendidik bagi para pengajar POLTEKES (Akbid dan Akper)
Pelatihan khusus di bidang anaesthetik dan perinatologi
Dukungan Tematis: Keterpaduan yang erat dengan Tema Ketenagaan, PML, dan Layanan Klinis
(Tema-tema Sister Hospitals), serta Output 2.2.

Tujuan Output 2.4: a) Meningkatnya jumlah DPRD kabupaten mitra yang mengesahkan SK-SK
pro-KIBBLA, dan b) Meningkatnya persentase desa dengan peraturan desa pro-KIA
Indikator: a) NTT mencapai target Revolusi KIA tahun 2010, 2011 dan 2012 di 14 kabupaten mitra
AIPMNH dengan adanya Peraturan Daerah mengenai KIA
b) Semua kabupaten mitra menunjukkan peningkatan persentase Desa Siaga yang memiliki
Perdes pro-KIBBLA di Desa Siaga antara tahun 2009 dan 2012 dibandingkan dengan tahun awal
(2008)
Anggaran: AUD 51,621

AIPMNH akan terus mendukung mitra kabupaten mengembangkan hukum dan peraturan setempat
yang relevan yang dapat meningkatkan akses dan penggunaan layanan KIA bagi ibu, anak dan
keluarga. Dasarnya telah diletakkan tetapi diperlukan dukungan tindak lanjut yang konsisten untuk
pengembangan regulasi yang baik dan yang dapat diimplementasikan. Output ini berhubungan erat
dengan Output 1,4, Output 2,7 dan Output 3,3 dimana para mentor pelibatan masyarakat (CE) dan
organisasi berbasis masyarakat mengambil peran penting dalam mendukung para penyedia layanan

15
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

dan juga ibu serta keluarganya untuk dapat mengakses sumber daya yang memadai, atau bahwa
standar pelayananan yang tepat bisa dipertahankan.

Dukungan Tematis: Tema Community Engagement (CE) dan Gender berkaitan erat dengan tujuan
dari output ini. Para mentor pelibatan masyarakat (CE) yang terlibat akan dapat memberikan informasi
yang berguna untuk agen pelaksana maupun masyarakat.

Tujuan Output 2.5: a) Meningkatnya jumlah RSUD dengan infrastruktur dan peralatan yang
memadai sesuai standar PONEK, b) Meningkatnya jumlah Puskesmas PONED dengan
infrastruktur dan peralatan yang memadai sesuai standar PONED.
Indikator: a) 100% dari RSUD yang dinilai memiliki 75% peralatan PONEK berdasarkan penilaian
pada tahun 2012
b) 100% Puskesmas PONED yang dinilai memiliki 100% peralatan PONED dalam enam bulan
terakhir pada tahun 2012
Anggaran: AUD 87,196

Tahap akhir penyediaan peralatan medis untuk rumah sakit dan Puskesmas akan selesai pada
pertengahan 2012. Dalam rangka memastikan bahwa fasilitas kesehatannya memadai untuk
memenuhi kebutuhan KIA, pekerjaan renovasi akan dilakukan hingga akhir 2012. Sebuah tim
pengawas konstruksi telah diidentifikasi untuk mengawasi semua pekerjaan konstruksi. AusAID juga
telah meminta seorang insinyur internasional tambahan dipekerjakan dalam jangka pendek untuk
memberikan pengawasan tambahan. Kontraktor bangunan akan dilibatkan sesegera mungkin.

Pada saat penyusunan Rencana Tahunan ini, tim desain telah menyelesaikan semua desain yang
rinci untuk pekerjaan renovasi dan sedang menunggu persetujuan AusAID untuk melanjutkannya.
Penundaan pengesahan mengakibatkan penyelesaian pekerjaan sulit tercapai, terutama mengingat
bahwa diperlukan waktu 6 bulan untuk setiap pekerjaan perbaikan yang harus dilakukan (jika
diperlukan).

Selain pengadaan peralatan medis dan renovasi fasilitas kesehatan, output ini juga berkontribusi
terhadap peningkatan kapasitas mitra dalam mengembangkan cakupan layanan untuk penyediaan
barang dan jasa, serta memfungsikan panelis pengadaan yang terdiri dari petugas pengadaan yang
telah terakreditasi. Kegiatan pengadaan juga meliputi media promosi kesehatan, materi pelatihan, dan
penguatan sistem pengelolaan aset di Puskesmas dan rumah sakit.

Dukungan Tematis: Tema Pengelolaan Pengadaan dan Akuntabilitas Keuangan, Community


Engagement, Gender serta Monitoring and Evaluasi semuanya berkontribusi terhadap output ini.

16
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

Tujuan Output 2.6: a) Lembaga-lembaga lintas-sektor menyiapkan perbaikan rencana aksi


triwulanan yang terkait dengan peran serta masyarakat, dan b) Puskesmas menyusun rencana
bulanan yang lebih baik berdasarkan rekomendasi perencanaan triwulanan (mini-lokakarya)
Indikator: a) Delapan dari 14 kabupaten mitra dimana rata-rata nilai persentase perencanaan
berkualitas/quality plan untuk laporan (termasuk rencana aksi) mini-lokakarya triwulanan yang
disiapkan oleh Puskesmas AIPMNH dan Camat meningkat antara baseline (tahun pertama
pelaksanaan mini-lok) dan endline (2012)
b) Delapan dari 14 kabupaten mitra dimana rata-rata nilai persentase perencanaan
berkualitas/quality plan untuk laporan (termasuk rencana aksi) mini-lokakarya bulanan yang
disiapkan oleh Puskesmas AIPMNH meningkat antara baseline (tahun pertama pelaksanaan mini-
lok) dan endline (2012)
Anggaran: AUD 168,645

Output ini sangat berhubungan erat dengan Tema Kinerja, Manajemen dan Kepemimpinan yang
bertujuan untuk memperkuat kapasitas manajemen Puskesmas, Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit.
Selain itu AIPMNH akan mendukung dinas kesehatan kabupaten memperkuat prosedur pengawasan
(Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas).

Kegiatan tematik PML dan Ketenagaan awalnya menargetkan 6 Puskesmas dari masing-masing 4
kabupaten (total 24 Puskesmas). Namun, kabupaten lain dapat berpartisipasi dan mereplikasi
kegiatan ini jika mereka telah mengalokasikan sumber daya dalam rencana kerja tahunan mereka.
AIPMNH dan para penasihat akan memfasilitasi dan mengoordinasikan kegiatan di kabupaten-
kabupaten tambahan. Kegiatan-kegiatannya adalah:

Tinjauan Tahunan terhadap kapasitas manajemen di Puskesmas, Dinas Kesehatan, dan RSUD
Penguatan system-sistem Pengawasan Suportif
Pengelolaan data kesehatan untuk bidang KIA
Dukungan Tematis: Masukan utama berasal dari Perencanaan dan Manajemen Kinerja, serta
Monitoring dan Evaluasi (SIKDA), dengan keterkaitan tambahan dengan tema Pelibatan Masyarakat,
Komunikasi, Layanan Klinis, Ketenagaan, dan Gender.

Tujuan Output 2.7: Meningkatnya proporsi laki-laki dan perempuan pengguna aktif KB
Indikator: Jumlah kabupaten yang menunjukkan peningkatan proporsi laki-laki dan perempuan
pengguna aktif KB di Puskesmas yang menjadi wilayah kerja AIPMNH pada tahun 2012
dibandingkan dengan tahun 2008.
Anggaran: AUD 63,454

Selama periode sisa kontrak ini, AIPMNH akan terus mendukung kabupaten untuk membarui
keterampilan para penyuluh lapangan KB (BKKBN) dalam hal prosedur keluarga berencana, teknis
komunikasi dan cakupan layanan monitoring (pencatatan dan pelaporan). Penekanan utama adalah
mempromosikan keluarga berencana sebagai bagian dari program P4K dan sebagai bagian dari
setiap Rencana Persalinan.

Dalam waktu yang relatif singkat yang tersedia, AIPMNH akan bekerja untuk memperkuat hubungan
antara BKKBN, Dinas Kesehatan, dan lembaga kemasyarakatan seperti BPMPD dan BPP.
Peningkatan sinergi antara lembaga-lembaga ini serta kegiatan mereka yang relevan (Desa Siaga dll)
diharapkan dapat menghasilkan peningkatan jumlah akseptor baru dan retensi yang lebih besar dari
pengguna metode keluarga berencana yang ada.

17
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

Dukungan Tematis: tema Community Engagement, Gender serta Monitoring and Evaluasi adalah
pendukung kegiatan yang ada dalam output ini.

Tujuan Output 2.8: a) Meningkatnya anggaran untuk kegiatan-kegiatan pro-KIBBLA dalam


Musrenbangdes di Desa Siaga, b) Meningkatnya fokus terhadap KIBBLA dalam RPJMDes, c)
Meningkatnya kapasitas anggota masyarakat dalam memasukkan kegiatan pro-KIA dalam
Musrenbangdes termasuk penguatan posyandu dan Desa Siaga, dan d) Meningkatnya jumlah
desa dalam wilayah cakupan program yang menyelenggarakan pra-musrenbang
Indikator: a) Sepuluh dari 14 kabupaten mitra menunjukkan peningkatan jumlah desa yang
meningkatkan anggaran dalam Kas Desa/APBDes untuk kegiatan-kegiatan pro-KIBBLA dalam
Musrenbangdes antara baseline (2010) dan endline (2012)
b) Sepuluh dari 14 kabupaten mitra menunjukkan peningkatan jumlah desa mitra yang memiliki
peningkatan jumlah kegiatan KIBBLA dalam RPJMDes yang disusun dengan bantaun AIPMNH
pada tahun 2011 dan 2012 dibandingkan dengan perencanaan terdahulu ataupun draf
perencanaan
c) Sepuluh dari 14 kabupaten mitra menunjukkan peningkatan jumlah desa mitra yang memiliki
peningkatan jumlah kegiatan KIBBLA dalam RPJMDes yang disusun dengan bantaun AIPMNH
pada tahun 2011 dan 2012 dibandingkan dengan rencana sebelumnya dimana bukti/salinan
tersedia
d) Duabelas dari 14 kabupaten mitra menunjukkan peningkatan jumlah desa yang didukung
AIPMNH yang mengadakan pra-musrenbang pada tahun 2012 dibandingkan dengan baseline
2010
Anggaran: AUD 137,486

Upaya untuk output ini adalah untuk mengonsolidasikan pencapaian dan perubahan komitmen dari
BPMPD provinsi dan kabupaten dalam mendukung kegiatan Pra-Musrenbang.

Mentor CE kabupaten akan bekerja bersama mitra BPMPD dan Dinas Kesehatan untuk memastikan
anggaran desa dialokasikan untuk kegiatan KIA (Desa Siaga dan revitalisasi Posyandu) direalisasikan
secara tepat. Mentor AIPMNH dan DPC akan terus bekerjasama dengan fasilitator PNPM dan
kabupaten untuk melakukan kegiatan Pra-Musrenbang pro-MNH. Koordinasi yang erat akan terus
dilakukan dengan ACCESS di kabupaten dan kecamatan di mana mereka berkarya.

Dukungan Tematis: Tema Community Engagement, Komunikasi dan Gender akan memberikan input
penting dalam proses ini. Kolaborasi dan hubungan dengan tema Monitoring dan Evaluasi (SIKDA)
serta Perencanaan Kinerja dan Manajemen akan diberikan penekanan.

Komponen 3 Reformasi Sistem dalam Kinerja dan Akuntabilitas

Tujuan: Meningkatnya realisasi dana BOK dan Jamkesmas oleh Puskesmas

Indikator: a) Sepuluh dari 14 kabupaten mitra dengan realisasi tahunan dana BOK oleh
Puskesmas sama atau meningkat dilihat dari persentase anggaran BOK pada tahun 2012
dibandingkan dengan tahun baseline (2010)

b) Duabelas kabupaten mitra dengan peningkatan realisasi dana Jamkesmas Puskesmas dilihat
dari persentase anggaran Jamkesmas pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun awal/baseline
(2009)

18
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

Upaya Komponen ini telah memperoleh momentum yang signifikan dan penting dalam 12 bulan
terakhir. Program kerja hingga akhir Desember 2012 dan sebagian awal tahun 2013 akan menjadi
penting dalam memperkuat kapasitas kabupaten dan provinsi untuk memantau dan mengevaluasi
kinerja BOK, Jamkesmas, Jampersal dan rencana kerja serta anggaran kabupaten.

Karena saat ini sudah ada sumber daya keuangan yang signifikan tersedia di tingkat kecamatan maka
lebih diperlukan pula akuntabilitas dan praktik pengelolaan yang konsisten dan transparan. Penasihat
Pengelolaan Keuangan Publik, Bappeda, dan penasihat Pengelolaan Dana Kesehatan akan bekerja
sama dengan dinas kesehatan kabupaten untuk memperkuat kemampuan mereka dalam rangka
penggunaan sumber daya ini secara efektif serta memonitor dan membantu pelaporannya (dana
BOK, Jamkesmas dan Jampersal).

Program AIPMNH memberikan dukungan pendanaan untuk kegiatan yagn ada di dalam rencana kerja
kabupaten dan provinsi. Unit Pengelola Kemitraan (UPK) akan mengambil-alih sebagian besar
tanggung jawab pengelolaan pencairan dan pertanggungjawaban dana berdasarkan perencanaan
teknis dan tanda terima yang sesuai. Unit Pengelola yang sama juga telah dibangun di tiap
kabupaten. Pengelolaan dana secara baik, tepat waktu dan sesuai anggaran akan diawasi.

Tujuan Output 3.1: a) Meningkatnya jumlah staf pengadaan bersertifikasi di NTT, b) Unit
Pengelola AIPMNH kabupaten berfungsi dengan baik (misalnya pencairan dana AIPMNH tepat
waktu sesuai dengan rencana kerja tahunan yang sudah disetujui).
Indikator: a) Delapan dari 14 kabupaten menunjukkan peningkatan jumlah staf pengadaan
bersertifikasi di NTT pada tahun 2012 dibandingkan dengan tahun baseline 2009.
b) Sepuluh dari 14 kabupaten menunjukkan pengurangan persentase penundaan kegiatan di tiap
kabupaten (kegiatan yang disetujui dan didanai untuk pelaksanaannya dalam kurun waktu enam
bulan yang belum dilaksanakan dalam semester tersebut) antara baseline (semester pertama
2011) dan endline (semester kedua 2012).
Anggaran: AUD 90,988

AIPMNH akan terus bekerjasama dengan mitra Provinsi dan Kabupaten untuk melatih dan
mensertifikasi staf pengadaanDukungan tambahan akan diberikan untuk memastikan bahwa Panitia
Pengadaan Provinsi (kontraktor pengadaan, mitra pelaksana, serta barang dan jasa lainnya) terus
beroperasi secara efektif dan tanpa gangguan eksternal. Manajer Kontrak AIPMNH dan Manajer
Operasional/Wakil Direktur Kemitraan akan membantu Panitia Pengadaan dalam menyusun Rencana
Pengadaan tahun 2013.
Unit Pengelola Kemitraan (UPK) akan bertanggung jawab untuk meninjau semua pencairan dan
pertanggungjawaban dana berdasarkan Rencana Kerja Tahunan yang telah disetujui. AIPMNH akan
terus memberi dukungan untuk pertemuan otorisasi sehingga variasi dalam rencana dan anggaran
dapat ditangani secara tepat. Jumlah kegiatan dan anggaran yang pasti serta proporsi realisasi
anggaran akan dipantau secara ketat. Umpan balik triwulanan akan diberikan secara teratur kepada
UPK tersebut.

AIPMNH akan melakukan advokasi agar UPK memainkan peran yang lebih besar dalam melakukan
sinkronisasi, koordinasi dan pengelolaan dana lembaga donor di NTT serta kabupaten. Hal ini akan
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pengurangan duplikasi sumber daya dan
pengeluaran dana pemerintah untuk kegiatan yang sudah didukung oleh lembaga donor.

Dukungan Tematis: Tema Pengelolaan Pengadaan dan Akuntabilitas Keuangan memberi peluang
untuk bantuan teknis tambahan yang harus diberikan dalam bidang keterampilan tertentu. Tema

19
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

Monitoring dan Evaluasi menyediakan alat untuk memantau dan melaporkan pengeluaran keuangan
untuk Kemitraan.

Tujuan Output 3.2: a) Semakin patuhnya sistem pengadaan pemerintah provinsi maupun
kabupaten terhadap SK Presiden No. 54/2010, b) Semakin baiknya transparansi dan
pertanggungjawaban Puskesmas yang terlibat dalam program reformasi Puskesmas mengenai
operasionalisasinya kepada Klien, c) Semakin baiknya kualitas rencana kerja dan ToR terkait untuk
kegiatan-kegiatan tertentu (peningkatan metode; target kinerja yang lebih realistis; alokasi
tanggungjawab operasionalisasi yang tepat; anggaran yang lebih realistis; lebih baiknya target
pencapaian kemajuan untuk indikator MPS, Revolusi KIA dan MDG.
Indikator: a) Lima dari delapan mitra Dinkeskab (di bawah 3.1) mematuhi SK pengadaan dari
Presiden No. 54/2010 mengenai pengumuman tender pengadaan dan hasilnya pada tahun 2012
dibandingkan dengan nihil pada tahun baseline 2010
b) Semua kabupaten yang terlibat dalam Reformasi Puskesmas telah meningkatkan jumlah
Puskesmas yang menampilkan informasi di ruang tunggu mengenai visi, misi, nilai, strategi
pelayanan dan penggunaan/realisasi BOK, Jamkesmas, Jampersal serta alur pelayanannya antara
tahun 2010 dan 2012 dibandingkan dengan nihil pada tahun tahun baseline (2009)
c) Delapan kabupaten mencapai 50% target tahunan dalam bidang kerja program AIPMNH pada
tahun 2012 dibandingkan dengan situasi awal empat kabupaten (2010)
Anggaran: AUD 54,839

AIPMNH akan bekerja sama dengan Provinsi dan Kabupaten mitra dalam meningkatkan kapasitas
untuk memantau realisasi keuangan melalui keterlibatan tutor akuntansi. Para tutor ini akan
ditempatkan di masing-masing Dinkeskab dan memberikan pelatihan on-the job training dan bantuan
teknis dalam aspek akuntansi untuk pengelolaan BOK, Jamkesmas, Jampersal, dan
pertanggungjawaban dana yang berasal dari lembaga donor. Mereka juga akan memastikan bahwa
peraturan sepenuhnya dipahami oleh Kabupaten untuk mencegah eksklusi bantuan yang berbasis
pada moral yang dipaksakan.

AIPMNH akan mendukung mitra untuk meningkatkan pemantauan dan pelaporan kinerja program
dengan:

Meningkatkan transparansi anggaran, termasuk target kinerja dan indikator;


Memastikan bahwa pengeluaran sesuai dengan standar praktik terbaik;
Menjawabi pengawasan dan keluhan publik;
Melaksanakan monitoring dan menerapkan sanksi;
Melaksanakan prakarsa Reformasi Puskesmas;
Meningkatkan akses masyarakat terhadap informasi tentang program kesehatan pemerintah; dan
Memperkuat akuntabilitas dan pertanggungjawaban Kinerja Program di sektor kesehatan.
Dukungan Tematis: Tema-tema Pengelolaan Pengadaan dan Akuntabilitas Keuangan, PML,
Pelibatan Masyarakat, Gender serta Monitoring dan Evaluasi (SIKDA) semuanya berkontribusi
terhadap pencapaian output ini.

20
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

Tujuan Output 3.3: Dukungan dana berbasis kinerja diberikan kepada lembaga dan organisasi
yang memenuhi syarat tata-kelola dan akuntabilitas.
Indikator: Sama dengan Output 3.2 Sama seperti 3.2 (BOK, Jamkesmas, dan Jampersal funds
adalah dana yang efektif bagi staf Puskesmas).

Anggaran: AUD $0

Tidak akan ada kegiatan di bawah output ini dalam tahun 2012-13 karena sudah dimasukkan dalam
output 3.2 yang memonitor penggunaan dana publik untuk layanan kesehatan secara efektif. Dana ini,
pada dasarnya, sama dengan insentif yang diberikan melalui sektor publik. Peningkatan pelayanan
dihargai dengan peningkatan pembayaran, yaitu biaya untuk layanan. Oleh karena itu, tidak ada
kegiatan lebih lanjut yang dimasukkan atau dipantau untuk output ini dalam fase perpanjangan.

AIPMNH akan terus mendukung mitra untuk melakukan program peningkatan kinerja manajer, dan
dengan demikian meningkatkan kinerja pengelolaan unit kerja mereka. Sistem insentif yang memadai
dan sudah ada dalam system kesehatan di NTT serta bayangan mengenai kinerja sistem ini belum
disadari saat ini. Sumber Daya yang ada memungkinkan program ini melakukan penelitian terbatas
mengenai operasionalisasi untuk menyelidiki bagaimana meningkatkan fungsionalitas dari insentif
yang ada dan mengkaji bagaimana mengurangi dis-insentif dan insentif yang salah.
Dukungan Tematis: Berhubungan dengan tema Performance Planning and Management (PML).

Tujuan Output 3.4: Semakin baiknya pengelolaan dana yang berasal dari banyak sumber dan
koordinasi kegiatan di sektor kesehatan oleh mitra provinsi maupun kabupaten
Indikator: Notulen pertemuan PRC, TWG, PCC, DCC dicatat dan didistrubsikan kepada para Mitra.
Anggaran: AUD 148,053

AIPMNH mendukung Bappeda Provinsi dan Kabupaten dalam menjaga database mengenai lembaga
donor. Pertemuan DCC dan PCC merupakan landasan kerjasama lintas sektoral antara SKPD untuk
mencapai tujuan bersama yang dijabarkan dalam Revolusi KIA, serta memberikan kesempatan untuk
melakukan koordinasi dan alokasi sumber daya.

Keterlibatan tingkat tinggi akan terus dilanjutkan antara instansi pemerintah utama dan kantor
Gubernur, DPRD (DPRD) dan komisi kesehatan untuk mengadvokasi koordinasi dan harmonisasi
yang lebih efektif. AIPMNH akan terus bekerja sama dengan LSM yang bekerja di sektor kesehatan di
NTT dan mendukung hubungan dengan UNFPA, UNDP, UNICEF, program AusAID lainnya serta
lembaga donor bilateral.

AIPMNH akan memberikan dukungan signifikan terhadap Biro Pemberdayaan Perempuan (BPP)
melalui Strategi Gender agar bisa memainkan peran yang lebih menonjol dalam masalah kesehatan.
Lebih banyaknya keterlibatan langsung staf BPP dalam kegiatan AIPMNH, termasuk dalam
penyusunan rencana kerja dan anggaran terfokus, akan memberikan arah dan cara keterlibatan yang
lebih baik.

Untuk isu-isu kegiatan yang spesifik, AIPMNH secara pro-aktif bertemu AIPD dan ACCESS untuk
memastikan koordinasi yang baik dan kontribusi yang tepat sesuai dengan kapasitas teknisnya.
Kontribusi berikut diharapkan dapat dilakukan selama tahun depan:
AIPD: Dukungan teknis untuk Bappeda Provinsi dan Kabupaten serta SKPD dalam menyusun
rencana pembangunan jangka menengah (RPJMD) dan rencana strategis lima tahun (Renstra),
dukungan teknis untuk memperkuat manajemen keuangan publik dan kapasitas pengadaan.

21
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

ACCESS: Koordinasi dan dukungan program untuk fasilitator PNPM kecamatan dan perencanaan
ADD yang memasukkan pro-KIBBLA dan kegiatan yang responsif gender.
Dipahami bahwa setiap program atau lembaga memiliki tujuan spesifik mereka sendiri, modalitas
operasi, dan jejak geografis. Misalnya AIPD memiliki desain dengan menu Output adalah provinsi
dan kabupaten terpilih (hanya 4 di NTT) dapat memilih. Tim AIPD NTT memiliki kekuatan di bidang
perencanaan dan penganggaran, tetapi tidak untuk pengadaan. Wilayah kerja untuk program
ACCESS di NTT bahkan lebih terbatas karena fokus mereka adalah peningkatan kapasitas intensif
hanya di beberapa kecamatan dan desa.
Oleh karena itu AIPMNH bekerja se-fleksibel, se-proaktif, dan se-kolaboratif mungkin dengan adanya
semua kendala ini. Bila dianggap pantas maka AIPMNH berusaha mendorong kabupaten atau
provinsi mitra untuk melibatkan langsung AIPD atau ACCESS melalui Sepadu/Sekber mereka, pada
saat yang sama menjaga komunikasi informal untuk memastikan semua pihak sadar akan inisiatif
yang relevan.

Dukungan Tematis: Tema Monitoring dan Evaluasi akan memberikan dukungan dalam bentuk saling
berbagi informasi dengan lembaga dan donor menuju penyelarasan kegiatan.

3.4. Program Kerja Tema Bantuan Teknis


Penggunaan Tema Bantuan Teknis yang didanai lembaga donor menyediakan mekanisme investasi
untuk pendekatan-pendekatan praktik terbaik berbasis bukti, intervensi serta tenaga spesialis untuk
membantu kabupaten dan provinsi mencapai target tertentu ketika sumber daya lokalnya terbatas.
Cara penyajian memberi penekanan pada membangun institusi setempat (pemerintah maupun non-
pemerintah), untuk mengelola dan menyajikan layanan. Cara penyajian juga membangun lingkungan
yang mendukung melalui jejaring dan pusat pengetahuan/knowledge hubs di tingkat lokal, nasional
maupun internasional. Perkiraan realisasi anggaran untuk tiap tema terdapat dalam Tabel 2 dan
penjadwalan adalah pada 0.

Tabel 2. Perkiraan anggaran untuk Tema-Tema Juli 2012 Juni 2013

Tema Juli 12Juni 13* AUD

Layanan Klinis 2.104.776

Pengelolaan Pengadaan dan Akuntabilitas Keuangan 2.125.227

Pelibatan Masyarakat 59.256

Monitoring dan Evaluasi 516.047

Gender 648.827

Manajemen Kinerja dan Kepemimpinan 1.413.925

Komunikasi/Media 210.330

Pengembangan Ketenagaan 300.000

Penasihat/Partner Hired Adviser Costs 90.000

Total 7.468.387

22
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

Layanan Klinis

Fokus utama adalah untuk mengonsolidasikan Program Sister Hospital di 11 RSUD kabupaten,
sambil berjuang untuk memastikan bahwa dukungan berkelanjutan akan tersedia sampai dokter
spesialis lokal cukup tersedia dalam memenuhi kebutuhan KIA. Hubungan lintas sektor antara Tema
Manajemen Kinerja dan Kepemimpinan dengan Monitoring dan Evaluasi telah dibangun dan
kapasitas para manajer unit di RS serta pelaporan dan penggunaan data akan terus dikembangkan
untuk perencanaan yang lebih baik. Setiap RSUD kabupaten memiliki Rencana Kerja spesifik yang
coba menjawabi perbaikan di bidang layanan klinis dan manajemen.

Sekitar 13 dokter spesialis dari NTT yang mengikuti pendidikan di tempat lain di Indonesia akan
berhak menyandang status pegawai negeri pada tahun 2012. AIPMNH melalui program Sister
Hosptial akan bekerja sama dengan mitra untuk menarik kembali para spesialis tersebut kembali ke
NTT sehingga mengurangi beban pengalihdayaan/outsourcing. Dinkesprov dan UGM akan
mengawasi dan memberi laporan mengenai jumlah dan lokasi dari para dokter spesialis yang kembali.
Akan ada penekanan lebih besar dalam hal peningkatan pelaporan dan analisis kemajuan oleh
kabupaten dan Sister Hospital, dan juga oleh Sub-Kontraktor Koordinasi serta Monitoring dan
Evaluasi (UGM). Kontrak yang ada akan diperpanjang sampai akhir Desember 2012 dimana terdapat
pembaruan Scope of Services yang mencerminkan berbagai kemajuan dan kebutuhan yang muncul
dari RSUD kabupaten. Jika AusAID memerlukan tahun transisi tambahan maka kontrak bisa
diperpanjang berdasarkan keperluan tersebut. Namun upaya telah dilakukan untuk mengadvokasi
semua pihak (Kemkes, Pemda, sekolah-sekolah kesehatan, serta lembaga donor) untuk terus
bekerjasama menyelaraskan sumber daya dalam rangka mendukung program ini sampai dengan
tenaga spesialis sudah mencukupi di NTT sesuai kebutuhan setempat.

Diskusi akan dilakukan dengan RS Saiful Anwar dan Universitas Brawijaya di Malang untuk
mengembangkan program pendidikan-spesialis dengan spesialis yang ada di RSUD Provinsi NTT.
Melalui kolaborasi dan koordinasi dengan institusi-institusi tersebut, Fakultas Kedokteran Undana
akan membangun pendidikan spesialis di provinsi NTT secara bertahap.

Pengelolaan Pengadaan dan Akuntabilitas Keuangan

Tema ini telah memperoleh perhatian amat besar selama dua tahun terakhir. Karena tingkat
pendanaan yang tersedia untuk kabupaten dan kecamatan di bidang kesehatan telah meningkat
demikian juga pentingnya pengelolaan keuangan publik yang lebih baik. Fokus dari bidang-bidang
utama untuk sisa jangka waktu program AIPMNH adalah sistem e-procurement dan reformasi
kelembagaan untuk meningkatkan pengelolaan Jamkesmas, Jamkesda, BOK, dan Jampersal.

Upaya-upaya dalam tema ini akan semakin padat selama Sembilan bulan ke depan dengan adanya
pelatihan tambahan dan akreditasi petugas pengadaan; tindak lanjut serta monitoring dan supervise
yang ketat terhadap realisasi BOK, Jamkesmas, Jamkesda dan Jampersal di kabupaten dan
Puskesmas; serta penguatan system pengelolaan aset di RSUD kabupaten (terkait dengan Program
Sister Hospital) dan Puskesmas PONED. Para tutor di bidang akuntansi sedang dalam proses
perekrutan oleh pihak Mitra, dengan menggunakan dana AAIF, untuk memberikan dukungan teknis
tambahan kepada para manajer sektor kesehatan di kabupaten dan kecamatan.

NTT terus memiliki reputasi yang relatif buruk dalam hal korupsi dan penyalahgunaan dana publik.
Program AIPMNH di bidang reformasi kelembagaan dalam praktik pengadaan dan pengelolaan
keuangan publik di sektor kesehatan berkontribusi penting untuk mengatasi masalah ini. Dalam waktu
sisa Program AIPMNH, akan dilakukan kolaborasi yang lebih erat dengan AIPD untuk melanjutkan
dan memperluas upaya ini.

23
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

Pelibatan Masyarakat

Sekitar 30 Mentor Pelibatan Masyarakat (CEM) telah direkrut oleh Pemda Kabupaten (BPMPD), dan
didanai oleh AIPMNH, untuk bekerja secara intensif di bidang revitalisasi posyandu, memperluas dan
memantapkan jejaring Desa Siaga yang sudah ada, serta Reformasi Puskesmas. Para mentor
dikontrak sampai akhir Desember 2012. Selama periode ini pekerjaan mereka akan berfokus pada
konsolidasi kegiatan rutin dan memotivasi masyarakat serta staf kecamatan dan kabupaten untuk
meningkatkan cakupan dan kualitas layanan. Perhatian yang lebih besar akan diberikan untuk
mencapai sinergi antara PNPM, ADD, Dana Pembangunan Desa Provinsi (Anggur Merah) dan dana
kesehatan.

Pada awal tahun 2012 tim teknis CE akan bekerjasama dengan pemerintah kabupaten mengadvokasi
sumber daya posisi ini untuk tahun-tahun berikutnya. Perbandingan tingkat keterlibatan masyarakat
dalam pelayanan kesehatan dari informasi awal/baseline dengan data yang dikumpulkan pada akhir
2012 adalah hal yang penting untuk pendanaan dari pemerintah di masa mendatang. BPMPD tidak
memiliki sistem informasi yang canggih seperti sektor kesehatan, dan akibatnya Tim CE akan
berupaya untuk semakin memperkuat sistem mereka agar lebih fungsional untuk kebutuhan
pembangunan di masa mendatang.

Ada kerjasama erat antara tim teknis CE dengan program PNPM dan ACCESS yang beroperasi di
NTT. Pemerintah provinsi dan kabupaten di NTT membiayai sendiri program desa Anggur
Merah/Desa Mandiri dengan mencairkan sejumlah besar dana untuk program pembangunan.
Bimbingan yang sangat terbatas disediakan untuk penggunaan dana tersebut. Tim Pelibatan
Masyarakat dari AIPMNH sedang berupaya untuk memperkuat panduan yang sudah ada dalam
hubungannya dengan proses Pra-Musrenbang dan Musrenbang.

Monitoring dan Evaluasi

Program SIKDA saat ini sedang berjalan di semua kabupaten di NTT (termasuk kabupaten non-
AIPMNH) dimana semua kabupaten saat ini menggunakan system informasi umum. Upaya tindak
lanjut dan pengawasan akan terus dilakukan sampai akhir tahun 2012 untuk memastikan bahwa
semua Puskesmas dan para manajer di kabupaten dapat menggunakan sistem informasi secara
tepat.

Scopes of Services untuk dua sub-kontrak yang lebih kecil akan segera ditenderkan:

Desain dan penerapan system pemetaan kesehatan dengan menggunakan teknologi GIS yang
menghubungkan kegiatan SIKDA dengan kegiatan Surveilans
Desain dan penerapan DQIS (kualitas data pada sistem penerapan)
Sub-kontrak pemetaan didasarkan pada pekerjaan terdahulu yang dilakukan oleh Charles Darwin
University, dan program GIS dari Badan Pembangunan Jerman di NTT.

Koordinator Monitoring dan Evaluasi bersama dengan Penasihat M&E akan terus bekerjasama secara
erat menganalisa informasi kesehatan dari provinsi maupun kabupaten untuk melakukan evaluasi
terhadap kemajuan pencapaian tujuan dan target Revolusi KIA. Hal ini akan mendukung Kajian
Khusus yang akan diawasi oleh Penasihat M&E untuk menjawabi kebutuhan informasi yang diminta
oleh AusAID.

24
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

Gender

Sub-kontrak gender telah diberikan. Tim gender telah dimobilisasi ke Kupang pada awal Maret 2012.
Rencana kegiatan akan diselesaikan pada awal April dan akan didasarkan pada Strategi Gender dan
Audit Gender tingkat kabupaten yang dikoordinasikan oleh bekas tim Gender terdahulu.

Fokus utama rencana tersebut adalah mengintegrasikan program GSI ke dalam unit Desa Siaga,
membangun pemahaman dan aplikasi alat dalam mengintegrasikan gender ke dalam protokol
perencanaan, keluarga berencana, dan Program Keluarga Harapan (PKH). Mengingat waktu yang
terbatas dan sifat ambisius dari Strategi Gender, maka tim gender harus sangat selektif dan berfokus
pada rencana kerja mereka. Pelaksanaannya akan dibantu melalui perekrutan fasilitator gender
berbasis kabupaten. Gender Hub provinsi dan lembaga-lembaga pemerintah serta LSM terkait akan
memberikan dukungan teknis sesuai kebutuhan.

Ada risiko bahwa implementasi strategi gender dapat mengalami gangguan dari partai politik lokal.
Karena itu, Direktur Kemitraan dan Manajer Operasi/Wakil Direktur Kemitraan akan mengambil peran
utama dalam mengoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan sub-program Gender. Komunikasi yang
erat dengan Gubernur dan Wakil Gubernur bisa saja menjadi bagian dari risiko tersebut.

Manajemen Kinerja dan Kepemimpinan

Tema Manajemen Kinerja dan Kepemimpinan (PML) berfokus pada penguatan kapasitas manajemen
pada tiga unit manajemen utama: Puskesmas, Rumah Sakit, serta Dinas Kesehatan Kabupaten dan
Dinas Kesehatan Provinsi.

Program PML telah dimulai di sebelas rumah sakit Kabupaten melalui program Sistern Hospital dan
dikoordinasikan oleh UGM. Program ini memberikan sinergi yang baik antara manajemen sistem
rumah sakit dan penyajian pelayanannya. Tim manajemeh RSUD kabupaten telah menyelesaikan
standardisasi kompetensi manajemen dan akan menyelesaikan rencana manajemen pada akhir April
2012. Hal ini menjadi basis dari kontrak kerja dan target yang harus dicapai pada akhir tahun 2012.

Program kedua di bawah tema PML berofokus pada tim manajemen Puskesmas dan Dinas
Kesehatan. Scopes of Services telah diselesaikan dan disepakati oleh Dinkesprov. Perancangannya
melibatkan sekitar 6 Puskesmas dari 4 kabupaten terpilih yang akan menjalani program pelatihan
manajemen kala karya/in-service bulanan selama 6 bulan dan kegiatan-kegiatan pemecahan masalah
praktis yang diintegrasikan dengan mini-lokakarya di tingkat kabupaten dan Puskesmas. Tindak lanjut
pengawasan dari tim manajemen kabupaten akan digunakan untuk mendampingi dan membimbing
penerapan solusi praktis di tingkat lokal dan berbiaya murah. Sampai akhir bulan Desember 2012
setiap kabupaten yang berpartisipasi akan sudah memiliki rencana jangka menengah untuk
keberlanjutan penguatan manajemen Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten.

Penekanannya adalah pada membangun kapasitas manajemen kabupaten dan Puskesmas lokal,
sehingga solusi-solusi yang relatif sederhana bisa diterapkan untuk memecahkan berbagai yang
persoalan yang sering muncul dalam penyajian pelayanan. Bila perlu, untuk menjamin keberlanjutan,
pembiayaan fungsi-fungsi manajemen yang sesuai akan diintegrasikan ke dalam anggaran BOK dan
Jamkesmas/Jampersal. Sebuah konsorsium yang terdiri dari Asosiasi Kesehatan Publik Indonesia
dan Bapelkes akan memberikan pengawasan teknis dan koordinasi pelatihan. UGM akan terus
menyajikan manajemen teknis dan pemantauan program PML dengan sinergi yang dihasilkan antara
manajemen di tingkat rumah sakit, dinas kesehatan kabupaten, dan Puskesmas. Pada saat yang
sama, program untuk memperkuat rujukan dari fasilitas kesehatan yang ada di desa ke rumah sakit
juga diintegrasikan ke dalam upaya-upaya PML dan Sister Hospital.

25
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

Anggaran Provinsi dan Kabupaten memiliki kemampuan terbatas untuk terus memperkuat kapasitas
manajemen sehingga perlu untuk terus-menerus memberdayakan tim manajemen PML dan mentor di
setiap tingkatan dalam rangka konsolidasi praktik pengelolaan yang lebih baik. Oleh karena itu, perlu
dilakukan advokasi agar mendapat dukungan dana dari lembaga donor selama beberapa tahun ke
depan dan program ini sesuai dengan tujuan program HSS AusAID. Juga diperlukan dukungan dari
pemerintah pusat.

4 kabupaten sengaja dipilih berbeda dengan program HSS karena dimaksudkan sebagai komplimen
program HSS, dan bukan duplikasi upaya/kegiatan di kabupaten yang sama. Strategi ini juga akan
mencapai cakupan program yang lebih besar secepat mungkin.

Komunikasi

Strategi Komunikasi melibatkan pengembangan keterampilan dalam merancang media untuk Bagian
Promosi Kesehatan dan Dinkesprov terkait, dan juga berfokus pada perubahan perilaku di tingkat
masyarakat.

Inti dari perubahan perilaku berfokus pada persalinan di fasilitas kesehatan dan keluarga berencana.
Konsekuensinya, sebagian besar upaya yang telah dilakukan pada tahun 2012 sejauh ini adalah
berupa pelatihan bagi staf BKKBN dan Dinas Kesehatan mengenai perubahan perilaku serta teknik
dan metodologi komunikasi. Selama sisa periode tahun 2012, program perubahan perilaku,
komunikasi dan media akan melibatkan mitra provinsi dan kabupaten dalam memobilisasi dan
memotivasi masyarakat di berbagai sektor untuk mendukung peningkatan kesehatan ibu dan bayi
melalui program keluarga berencana. Yang menjadi target dari strategi komunikasi adalah
masyarakat, penyaji layanan, para manajer, serta pembuat kebijakan dan pemegang hak anggaran.

Pengembangan tema komunikasi untuk jangka yang lebih panjang diharapkan muncul dalam desain
bantuan selanjutnya di bawah program HSS dan KIBBLA yang baru untuk tahun 2013-2018.

Spesialis Komunikasi dan Diplomasi Publik juga akan terus mengembangkan dan memproduksi
Buletin, Good News Stories, secara teratur dan membantu penyebaran hasil-hasil AIPMNH dan
Revolusi KIA kepada para pemangku kepentingan di Indonesia dan Australia.

Pengembangan Ketenagaan

Kemitraan sedang menyelesaikan desain Scope of Services untuk tema Pengembangan Ketenagaan.
Tema tersebut akan melengkapi upaya yang dilakukan di bawah program HSS, dan kelancaran
transisi menuju program KIBBLA AusAID yang baru. Tujuan dari tema ini adalah memberikan bantuan
kepada mitra dalam mengelola distribusi tenaga kesehatan sesuai kebutuhan wilayah setempat.
Tema ini memiliki tiga elemen utama:
Kebijakan dan penguatan/enforcement
Sistem informasi SDM (HRIS) atau system pemetaan
Workload indicator supply needs (WISN)/ kebutuhan ketenagaan berdasarkan indikator beban
kerja
Tiga posisi utama akan direkrut (Kebijakan, HRIS, WISN) dan bekerja di Kantor Dinkesprov. Para
spesialis ini akan membantu pengembangan dan penerapan rencana kerja yang menjawabi tiap
elemen di atas. Pendekatan utamanya adalah memanfaatkan kebijakan yang sudah ada, database
SDM, dan alat penilaian WISN di tingkat kabupaten untuk menjawabi persoalan distribusi ketenagaan
dan pengelolaannya.
Rencana kerja tersebut akan dilaksanakan di 4 kabupaten (sama dengan program PML Puskesmas,
tetapi berbeda dari kabupaten HSS). Pemilihan kabupaten yang berbeda dengan program HSS
dilakukan untuk memastikan adanya saling melengkapi antara program dan meningkatkan cakupan

26
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

wilayah kerja secepat mungkin dalam wilayah NTT. Alat khusus untuk ini telah dikembangkan dan
diterapkan di tempat lain di Indonesia (WISN). Database ketenagaan Kemkes (disimpan untuk tujuan
penggajian) akan menjadi dasar untuk memperluas pelatihan dan fungsi pemetaan.
Tema ini terkait erat dengan tema Performance Management and Leadership dan peran dari para
manajer Puskesmas dalam mendukung pemenuhan target penyajian layanan kesehatan. Tema ini
juga akan memenuhi kebutuhan informasi dari para pimpinan di kabupaten, serta lembaga-lembaga
donor di tingkat kabupaten, provinsi dan nasional.
Diharapkan bahwa tema ini akan melengkapi elemen ketenagaan dalam program HSS AusAID yang
dimulai pada bulan Juli 2012. Kerja sama dan konsultasi yang erat dengan PPSDM Kemkes akan
diteruskan untuk memastikan replikasinya di daerah lain.

4. ISU-ISU LINTAS SEKTOR

4.1. Kemiskinan
AIPMNH sudah memfokuskan sebagian besar upayanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
yang tidak memiliki akses yang memadai terhadap pelayanan kesehatan berkualitas baik. Kemitraan
akan terus memfokuskan upayanya pada masyarakat pedesaan dan daerah terpencil, di mana
banyak terdapat masyarakat miskin. Peningkatan kinerja BOK, Jamkesmas dan Jampersal serta
inisiatif pelengkap yang disediakan oleh program PNPM akan membantu mengurangi biaya
pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, dengan memperkuat penyediaan layanan, dan
meningkatkan kualitas layanan.

4.2. Inklusi sosial


Selama 12 bulan ke depan AIPMNH akan terus secara aktif menangani kesetaraan gender,
kecacatan, HIV, etnis, ras dan usia melalui rencana kerja dan kegiatan Mitra. Semua ini adalah isu-isu
penting dan saling terkait satu sama lainnya. Sebagai contoh, seorang wanita cacat lebih rentan
terhadap pelecehan seksual dan ancaman tertular HIV. Melibatkan kelompok-kelompok ini secara
khusus dalam kegiatan pembangunan kesehatan KIA sangat penting untuk pencapaian Menuju
Persalinan Selamat dan Tujuan Pembangunan Milenium.

Pendekatan terpadu sedang digunakan untuk mengatasi masalah dan tantangan melalui peningkatan
Strategi Gender, program keterlibatan masyarakat, dan layanan klinis. Kegiatan AIPMNH untuk
konseling kontrasepsi, perawatan antenatal dan postnatal terpadu (untuk mengatasi pencegahan
penularan HIV dari ibu ke anak dan kebutuhan KB yang tak terpenuhi), program promosi kesehatan
dan pelibatan masyarakat (Desa Siaga, Puskesmas Reformasi, Revitalisasi Posyandu, akses
asuransi kesehatan) mendukung prinsip-prinsip inklusi sosial dan hak-hak reproduksi.

Menyadari keterkaitan antara kecacatan yang dapat dicegah dan kesehatan ibu, Program juga
menangani kehamilan yang terkait dengan kecacatan, yang disebabkan oleh perawatan darurat
obstetrik yang tidak memadai dalam kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan dan sistem
kesehatan, dan kebutuhan khusus perempuan cacat dalam mengakses layanan KIA.

Upaya tambahan akan dilakukan dalam tahun akhir dari Program untuk mendorong pemerintah
daerah memasukkan tindakan konkrit yang inklusif sosial dalam rencana pembangunan jangka
menengah mereka, khususnya yang berdampak bahwa pada KIBBLA.

4.3. Lingkungan
Renovasi fasilitas kesehatan selama paruh kedua tahun 2012 akan dilakukan dengan cara yang
meminimalkan dampak lingkungan, dan menghindari paparan orang terhadap bahan berbahaya
seperti asbes. Renovasi fasilitas kesehatan juga akan menangani pembuangan limbah medis yang

27
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

dapat menyebabkan meningkatnya paparan penyakit yang ditularkan melalui vektor atau
menyebabkan risiko bagi masyarakat atau lingkungan.

Kemitraan ini juga akan berusaha untuk membangun kapasitas stakeholder dalam menggunakan
sistem pengelolaan dan pembuangan limbah yang tepat (seperti penyediaan dan penggunaan yang
dirancang dengan insinerator), sanitasi, kesadaran kebersihan serta penanganan dan penyimpanan
zat berbahaya secara aman.

5. MANAJEMEN RISIKO
12 bulan ke depan program AIPMNH cenderung menimbulkan risiko signifikan terhadap pencapaian
tujuan menengah dan jangka panjang dari Program sebagaimana tercantum dalam PDD. Sumber
risiko adalah:

Mitra Kabupaten, Provinsi, dan Pemerintah Pusat (Pemda dan Kementerian Kesehatan) tidak
menyiapkan dan tidak memiliki komitmen terhadap sumber daya yang memadai untuk
berkontribusi dalam mempertahankan berbagai inisiatif penting yang sedang dilakukan saat ini.
Pemerintah daerah provinsi dan kabupaten perlu menyiapkan sumber daya yang memadai untuk
mempertahankan (minimal) pelaksanaan program. Kementerian Kesehatan nasional perlu
berkontribusi dan menyelaraskan sumber daya yang memadai dengan lembaga donor untuk
melanjutkan upaya-upaya pembangunan dan investasi yang telah dimulai. Ini adalah biaya yang
relatif biasa saja pada skala nasional, tetapi signifikan untuk NTT.
Para Mitra, dalam Lokakarya Best Practice Maret 2012, telah mengindikasikan bahwa mereka
akan melanjutkan dukungan terhadap kegiatan-kegiatan utama dengan cara mereka.
AusAID tidak melanjutkan dukungan terhadap upaya yang dilakukan di bawah Desain Program
AIPMNH yang asli. Untungnya AusAID telah memulai persiapan untuk program KIBBLA lanjutan
yang kemungkinan akan termasuk NTT. Namun perubahan signifikan terhadap serangkaian
kegiatan dan bahkan modalitas bisa sangat mengganggu pelaksanaan program dan menyebabkan
kerugian yang signifikan terhadap momentum.
Lembaga donor, termasuk program AusAID lainnya, memutuskan untuk tidak menggunakan biaya
satuan standar yang dikembangkan dan disepakati oleh pemerintah daerah di NTT dan AIPMNH.
Biaya satuan standar (SBU) adalah instrumen yang penting untuk bisa bekerja dalam Sistem
Pemerintah Indonesia. Ada indikasi bahwa beberapa program AusAID berusaha untuk kembali ke
sistem tunggal/single system, mengadopsi standar nasional, sehingga menghindari isu-isu seperti
kapasitas kabupaten dalam memenuhi dana tingkat nasional, dan mengurangi kapasitas mereka
dalam memberikan anggaran pendamping yang setara.
Gangguan eksternal dan pengaruh politik atas prosedur pengadaan Program AIPMNH
membahayakan pelaksanaan pengadaan yang dikelola mitra dengan menggunakan dana lembaga
donor.
Risiko spesifik Kemitraan dan strategi penanganan risiko untuk mengurangi risiko telah teridentifikasi
dan dihimpun dalam Matriks Penanganan Risiko/Risk Management Matrix dalam 0. Matriks
Penanganan Risiko juga memberi rincian mengenai respons dari berbagai mitra apabila risiko
tersebut betul terjadi atau berpoetensi untuk terjadi. Setiap kejadian risiko dievaluasi dampaknya dan
hal ini akan menentukan fokus dan prioritas pengelolaan dan pelaksanaan Kemitraan.

Manajemen risiko dan mitigasi terdiri dari proses sistematis dalam menilai dan menangani risiko
tersebut. Filosofi dasar manajemen risiko dalam Program AIPMNH adalah bahwa jika risiko kecil
dikelola secara efisien dan efektif, maka risiko yang lebih besar cenderung tidak terjadi. Hal ini
diperkuat lagi dalam pertemuan koordinasi antara para penasihat AIPMNH, manajemen, Mitra; serta
pertemuan-pertemuan: PRC, PCC dan DCC.

28
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health
Rencana Kerja Tahunan | Juli 2012Juni 2013

Sifat alamiah dari Kemitraan adalah bahwa AIPMNH masuk dalam system Pemerintah Indonesia. Hal
ini memungkinkan hubungan yang harus dipupuk, tetapi paparan/exposure yang lebih besar bagi tim.
Hal ini khususnya berlaku bagi anggota tim yang terlibat dalam pengadaan. Menjaga jarak profesional
dan menghormati mitra dan sub-kontraktor setiap saat adalah hal yang sangat penting. Anggota tim
AIPMNH tidak boleh dipengaruhi selama tahapan proses pengadaan.

Manajemen risiko fidusia selalu berada dalam pikiran staf AIPMNH. AIPMNH akan terus menjalankan
sesi pelatihan interaktif Kesadaran Keuangan untuk memperkuat prinsip-prinsip setara nilai uang,
bagaimana menulis Terms of Reference dan bagaimana mempersiapkan pertanggungjawaban.
Pelatihan akan didukung oleh umpan balik di tempat kerja yang diberikan terus menerus kepada staf
administrasi di kabupaten dan DPC selain dari audit rutin.

Kemitraan merasa yakin bahwa meskipun selalu ada risiko bagi semua pihak, ada bukti bahwa sudah
ada semangat kepemilikan dan keterbukaan, menyepakati hal-hal yang menjadi tujuan dan hasil
bersama, dan pemahaman akan prinsip-prinsip dasar dan tata kelola yang baik akan terus melandasi
kemajuan yang terjadi di masa mendatang.

6. JADWAL PELAKSANAAN DAN PEMBIAYAAN


Perkiraan realisasi anggaran disajikan dalam 0 untuk Operating Account dan dalam 0 untuk Approved
Activity Implementation Fund.
Operating Account mencakupi:
Personel Teknis
Staf Pendukung PSU
Koordinator Kabupaten dan Provinsi serta Staf Pendukung Administrasi
Peralatan Program dan Biaya Operasional
Approved Activity Implementation Fund mencakupi semua kegiatan yang dijadwalkan menurut output
dan tema untuk Kabupaten dan Provinsi dalam periode Juli 2012 Juni 2013.

7. PEMBAYARAN PENCAPAIAN/MILESTONE PAYMENT


Pencapaian dan pembayaran pencapaian untuk Juli 2012 sampai Juni 2013 terdapat dalam Tabel 3.
Tabel 3. Pencapaian dan Tanggal Jatuh Tempo Juli 2012 Juni 2013

No. Pencapaian Jatuh Tempo


11 Laporan Kemajuan Jan Juni 2012 dan Draf Rencana Serah 30 September 2012
Terima
12 Laporan Penyelesaian Kegiatan 31 Maret 2013

29
Annex 1
Personnel Schedule

30
AIPMNH PERSONNEL SCHEDULE: July 2012 - June 2013
NAME POSITION Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13

ADVISERS
Louise Simpson Partnership Director
Operations
John Wilkinson Manager/Deputy
Partnership Director
Frankie Hartanto Health Systems Advisor

Maternal and Neonatal


Angela Taggart
Health Advisor
Procurement and
Remy Agus
Probity Advisor
Tim
M&E advisor
O'Shaugnessy
Communications and
Sarah Gray Public Diplomacy
Specialist
Community
John Strain
Engagement Advisor
PSU STAFF
Maradata Kale Finance Manager

Maria Oktaviani
Office Manager
Dua Bunga
Helena Maria L
Finance Assistant 2
Seran
Assistant Office
Ria Pah
Manager
Adriana Ludoni Finance Assistant 1

Edel Mary Quien Public Relation /


Mole Translator Coordinator
Monitor
Krisbrianto IT Manager
Rubino
Office
Michael Djami
Assistant/Storeman
Yane Ngaddi Admin/ Finance PSU

31
NAME POSITION Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13

Yulius Gae Lomi Driver PSU


Endi Alfa Edison
Driver PSU
Kuman
Hamsya Mappa Contract Manager
Assistant Contracts
TBA
Manager
Yohannes
Translator/ Interpreter
Sebastianus
Ester Kana M&E Data Manager
Wiwin
National Liaison Officer
Damayanti
QA & Construction
Sigit Prabowo
Manager
Yoseph Petrus
Revitalisasi Posyandu
Laku Mali
John Thomas Ire koordinator Desa Siaga
Raymundus Perencanaan
Lema Musrenbang
Hadi Wibawa reformasi Puskesmas
Giant Noman
Administration Officer
Praceka
Agnes Debi
Admin Assistant 1
Rostin Angkasa

Sarifa Assa Admin Assistant 2


Office
Stefanus Riwu Assistant/Storeman
Aula Office
DISTRICT AND PROVINCIAL
COORDINATORS &
ADMINISTRATIVE SUPPORT
STAFF
Ign Henyo Provincial Program
Kerong, Dr. Coordinator

32
NAME POSITION Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13

Deputy Provincial
Yuli Butu, Dr.
Program Coordinator
Teldiana H.A. Provincial Liaison
Bunga Officer
Abdul Mamnun District Program
Hatma Coordinator Ende
District Program
Nugroho Coordinator Kota
Kupang
Robert Tulus
District Program
Feubner
Coordinator Lembata
Hutabarat
District Program
Slamet Riyadi
Coordinator Manggarai
District Program
Saprijal Coordinator Manggarai
Barat
District Program
Caecilia Sadipun
Coordinator Ngada
District Program
Yublina
Coordinator Sumba
Pandarangga
Barat
District Program
Teng Bernardus
Coordinator Sikka
District Program
Wa Ode Diah
Coordinator Sumba
Fardilah Oba
Timur
Selviriana Distict Admin/ Finance
Agustina Bela Assistant Sikka
Katarina Distict Admin/ Finance
Floranza Assistant Kota Kupang
Dyah Sih Distict Admin/ Finance
Wineda Assistant Lembata
Gaudencia Distict Admin/ Finance
Ringa Deu Assistant Ngada

33
NAME POSITION Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13

Distict Admin/ Finance


Simon Tondeng Assistant Manggarai
Barat
Distict Admin/ Finance
Rambu Kadi
Assistant Sumba Barat
Distict Admin/ Finance
Muhidin Mamun
Assistant Sumba Timur
Distict Admin/ Finance
Marselinus Levi
Assistant Manggarai
Distict Admin/ Finance
Maria Dince
Assistant Ende
Sebastianus
Driver District Ende
Mboja
Petrus Ola Driver District Lembata
Driver District
Kornelis N Awa
Manggarai Barat
Paul Samador
Driver District Ngada
da Cunha
Hamdany H. Driver District Sumba
Liawat Timur
Driver District Kota
Melkianus Fallo
Kupang
Rafael Min Driver District Sumba
(Rafael) Barat
Octovianus Driver District
Wempy (Octo) Manggarai
Mesak Tefbana Driver District Sikka
District Program
Yoakim Asy Coordinator Kabupaten
Kupang
Onesimus
District Program
Yohanes Markus
Coordinator TTS
Lauata
District Program
Stefanus Bere
Coordinator TTU
District Program
Andreas Bria
Coordinator Belu

34
NAME POSITION Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13

District Program
Melky Saudila Coordinator Flores
Timur
Distict Admin/ Finance
Yohanes Made
Assistant Kabupaten
Supardi
Kupang
Hermin Distict Admin/ Finance
Tandiboro Assistant TTS

Imelda Yenni Distict Admin/ Finance


Djebaru Assistant TTU

Anita Theresia Distict Admin/ Finance


Katho Assistant Belu
Distict Admin/ Finance
Daniel Bilaut
Assistant Flores Timur
Driver District
Bathasar Dini
Kabupaten Kupang
Jonathan Alex
Driver District TTS
Manuleu
Tarsisius Lobo Driver District TTU
Richardo
Driver District Belu
Suharto Angi
Agustinus N Driver District Flores
Wedjo Timur
AAIF FUNDED STAFF
Elisabeth Clinical Services
Umpenawany ANC/PNC
Dr. Yvonne Monitoring & Evaluation
Paula Tibuludji Program Coordinator
Dr. Yustina Health Planning and
Yudha Nita Budgeting
Dr. Idawati
Clinical Services
Trisno
Advisor
Koamesah
Wilhelmus Coordinator Finance
Kabosu and Good Governance

Natalino Mella Media/Design advisor

35
NAME POSITION Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13

Human Resource
TBA Development Policy
Advisor
Health Workforce
TBA Information System
Advisor
TBA (11 Site Monitors
positions) Puskesmas program

TBA (3 Field Supervisors


positions) Puskesmas Program
MEP Engineer
Noviar Firdaus
Puskesmas program
QA Engineer
TBA
Puskesmas program
QC Engineer
TBA
Puskesmas program
TBA (2 Drafters Puskesmas
positions) program
Administration
Kwartina Dano Assistant Puskesmas
Program
Data Quality
Specialists -
TBA
SIKDA (4
positions)
SUB-CONTRACTED GROUPS
SIKDA
Dr Gatot
Team Leader
Soerono
4 advisers, 3 data entry
staff, 8 additional staff
to be hired May 2012,
one admin, one driver
Gender

Yanti Lacsana Team Leader


2 advisers, one admin,
one driver

36
Annex 2
Risk Matrix

37
The Risk Management Matrix contains an assessment of risk based on the following criteria:

L = Likelihood of occurrence (1=Rare, 2=Unlikely, 3=Possible, 4=Likely, 5=Almost certain)


C = Consequence of occurring (1=Negligible, 2=Minor, 3=Moderate, 4=Major, 5=Severe)
R = Risk level - a combination of the above two assessments (E=Extreme, H=High, M=Medium, L=Low)

Component 1: Service Delivery and Community Engagement

Function/Level Risk Issue L C R Risk Mitigation

Provincial and Planning processes As the Partnership specifies outputs and 2 3 H The Partnership has and will continue to provide significant
district government do not result in the outcomes, but maintains flexibility in resources to build capacity for improved data analysis,
agencys selection of choice of activities, the activities selected prioritisation and preparation of medium term strategic and
(Bappeda, PHO/ appropriate or may not be the most effective or efficient investment plans as a basis for annual work plans and
DHO) managers effective activities in achieving MNH outcomes, may not selection of activities. Work plans will also be subject to
and as a result address the key constraints; or may be appraisal. This should improve the selection of activities. The
implementation is implemented in a poor quality way which role of the health technical advisors will ensure that effective
not effective in reduces effectiveness. activities are selected for implementation. The identification of
achieving MNH Partner agencies may not have sufficient performance outcomes, reporting on these outcomes, audit of
outcomes. skills for the analysis phase of planning these reports and conditionality for further funding on
resulting in less strategic activities. performance will contribute to improving the quality of
implementation.
Partners are also limited in their decision
making processes as they do not have The Program will assist the GoI with the information collection
access to reliable up-to-date data in the and analysis processes.
clinical and financial areas.

Provincial and Activities do not Activities conducted by the Implementing 3 4 H All activity Plans will be reviewed prior to approval of funds to
district government achieve Value for Agencies in the Districts and the Province run the activity. Discussions will be held with DPCs to ensure
agencys Money. do not provide value for money either by that the proposals comply with AIPMNH requirements.
(Bappeda, PHO/ the low quality, not being fit for purpose, Workplans and activities will be reviewed by the DPC and
DHO) managers the cost of running the activity, insufficient AIPMNH Technical Advisers to ensure that the appropriate
human resources, poor scheduling, lack of human resources are available. Reviews will be carried out of
accountability and acquittal of funds and Activity reports to see if there are issues that need to be
addressed across the Program. All activities will complete an

38
Function/Level Risk Issue L C R Risk Mitigation

compliance with AIPMNH requirements. evaluation and these will be reviewed by the DPC and the
Adviser to check for quality assurance. If a presenter is found
not to be of a sufficient quality, then that person/ organisation
will be contacted with the feedback and they face the risk not
be used again.
Financial Awareness Training workshops will continue
throughout the Extension Phase.

Provincial and Provincial and Provincial Dinkes develop their work plans 4 4 M The role of the Provincial Coordinator is to monitor and
district government District work plans in isolation to Districts. Their activities and manage the Provincial work plans within the Province to
agencys do not align due to functions are not built into the District work disseminate strategies to Districts. The Program will support
(Bappeda, PHO/ the timing of plans. those linkages. The role of the provincial Coordinator is now
DHO) managers preparation. well-understood by DPCs and Districts and there is now
greater cohesion. However, this is always a risk.

Technical and Difficulty in High quality Indonesian technical advisers 3 4 H The MC will seek innovative ways of engaging national and
training support for identifying or in health are in great demand and there is particularly local technical expertise to support the Partnership,
improvements in engaging providers not sufficient quantity. In NTT this situation and will also encourage mentoring and twinning between more
system function of technical advice, is more acute and local technical advisers experienced and local providers in order to build local
and service researchers and may require support to build their skills capacity. This is especially the case for the Sister Hospitals
delivery trainers/ capacity and capacities. International expertise may Program. With the advent of e-Procurement, the TA Pool will
builders to support not have the understanding to effectively see increased activity. The Partnership will also assess and
the improvement in engage; resulting in poor sustainability. provide support to local training providers and system support
MNH services and organisations, including NGOs, to improve their capacity to
health systems. engage with and support the health sector and MNH in
particular. A key feature of AIPMNH strategy is to take a long-
term approach to build local technical capacity by partnering
with government and non-government institutions, including
Nusa Cendana University with other highly reputed agencies
and universities in Indonesia (such as University of Indonesia,
Airlangga, University of Gadjah Mada, and UnHas) and
overseas (University of Singapore, University of Melbourne,

39
Function/Level Risk Issue L C R Risk Mitigation

University of Queensland).

Health Care Health care Eastern Indonesia and NTT in particular 3 4 H The Partnership will address this issue at several levels,
providers in providers has difficulty in sourcing and retaining through working to improve health human resource planning
Puskesmas and particularly in rural appropriately trained health care providers and management, strengthening the managers skills and
villages. areas lack the time, to work in rural areas. Health workers, resources, providing training for health workers and providing
willingness/ especially in the remote areas often lack additional funding for activities as an incentive (Payment for
motivation, or motivation or interest in improving their Performance) for health workers to achieve service delivery
capacity to improve skills or practices to improve service targets. The Program will also work with the Province to
their practices and delivery. identify key intangible motivators such as better management
service delivery. supervision and better access to training and facilities. The
Program will also raise community awareness with community
education activities relating to waste management and
sanitation in the Puskesmas Renovation construction
activities.

Health Care Health care In efforts to achieve outcome targets, it 2 4 H Monitoring of outcomes will include disaggregating by location
providers in workers may may be more efficient and easier to and where possible socio-economic status (SES) (or use of
Puskesmas and neglect the hard to improve services to the already served, location as a proxy for SES) to ensure improvements in access
villages. reach and poor. and difficult to improve services to those for the hard to reach. Appraisal of plans and performance
who are geographically isolated or lack reports will also need to consider the extent to which the poor
resources to access services. have benefited. There will be potential for funding of activities
specifically aimed at the poor and remote areas.

Community, Community Interventions to improve service 3 4 H Community directed outputs have been included in component
families and reluctance or availability and quality are easier to one, based on the national MPS strategies, to encourage
women. inability to use implement and may be more attractive to health agencies and staff to develop their role in engaging with
services provided. managers, than interventions to improve communities, rather than consider this the role of other
community awareness, willingness and agencies. Outputs in component two seeks to increase the
capacity to use services. Community capacity of organisations which can support communities in
engagement with services will also be improving their awareness and engaging with health care
limited by the context of community providers. This aspect will need attention from the TA in
government agency interaction, the

40
Function/Level Risk Issue L C R Risk Mitigation

weakness of community organisations, ensuring that plans adequately reflect an integrated approach.
and general lack of a strong community
development approach, and the
communitys own attitudes of
disengagement from government
Partnerships.

Community, Community Communities, and particularly families and 3 4 H The Partnership will provide a communication strategy to
families and reluctance or women, have strong traditional beliefs and provide information and education to communities in general,
women. inability to change practices. Attitudinal and behavioural and to families and couples in particular on MNH health
practices or change is complex, especially in the areas issues. The Partnership will support community engagement
behaviours. of maternal health and gender. There has programs and also develop the skills and capacity of health
been reluctance toward health seeking workers, community organisations, and other government
behaviour and advice of health care agencies to encourage healthy behaviours and practices.
workers, particularly in regard to birthing
practices, and referral of high risk patients
to hospital.

41
Component 2: Health Systems Support

Function/ Level Risk Issue L C R Risk Mitigation

Provincial and Availability and GoI agency managers face competing 2 4 H Implementation needs to proceed at the pace and capacity of
district capacity of GoI demands from national agency level, from GoI managers and AusAID and Partnership staff need to be
government agency resources the local government executive and sensitive to that pace. However, as the Partnership is
agencys to implement the parliament, and from other donors and essentially that of the government, there should only be limited
(Bappeda, PHO/ Partnership, in Partnerships. Their availability and additional planning, implementation or reporting demands. By
DHO) managers particular the time capacity to manage the planning, retaining some flexibility and direct management of Component
and capacity of implementation and reporting processes of Two activities, there is the potential to progress implementation
Bappeda and the Partnership is limited, and this may of system supports which could assist GoI managers even if
PHO/ DHO impact on the speed and quality of progress on implementation of component one is slow.
managers and key implementation. Use of GoI systems
staff. means use of bureaucratic and rather
inflexible processes, which may take
significant time and resources to manage.

External Changes in the NTT and NTB are prone to natural 3 4 H While these events are outside the control of the Partnership, it
Environment political, social or disasters; social or political disturbances will work closely with provincial and district governments to
economic situation are frequent; and there is a medium to assist in addressing any changes which might occur in the
or natural disasters high risk of further economic downturns. political, social or economic context. The Imprest Account can
may divert All of these would create a more difficult be used to fund emergency activities (subject to approval).
attention or context for the Partnership.
resources away
from MNH, and
reduce community
capacity to
engage.

42
Function/ Level Risk Issue L C R Risk Mitigation

External Meeting budget The Partnership approach means that 3 4 H Putting all efforts into finalising these processes as fast as
Environment expenditure targets gaining acceptance by Partners may mean possible will mitigate against under expenditure. The Program
could be effected a delay in implementing required/ planned will work closely with Partners to try to minimise the impact of
by delays in the programs. this possibility.
designing and
contracting
processes.

Component 3: Systems Reforms and Accountability and Performance

Function/ Level Risk Issue L C R Risk Mitigation

Partnership with Commitment of A critical factor in the success of 3 4 H There has been an exchange of letters with each local
provincial and provincial and assistance provided through the government (provincial or district) which the Partnership
district district government Partnership modality is a shared supports, and conditions for ongoing support will be negotiated
government to the MNH commitment to the same goals and annually. This will provide an opportunity to review levels of
Partnership and objectives. There is a risk that district commitment should there be a change in policy focus or in
associated reforms governments might adopt new areas of government. Province and district officials will be fully informed
in public focus in health, or reduce their of Partnership progress and consulted on any changes
administration and commitment to public administrative planned. There will be ongoing dialogue with the District and
ongoing quality reforms when difficult decisions are the DPCs to garner support for Partnership activities.
improvement. needed. Changes in government or in key Alternative strategies will be identified or support will be
government officials with elections could withdraw and redirected to other activities. The Partnership will
result in changes in priorities, support advocacy and work with experienced community
commitments and capacity. There is also a mobilisation and behaviour change experts to target influential
risk that district office senior management community figures who can foster change using sound,
do NOT champion change. relevant data.

Partnership with Donor funding Under decentralisation, Districts can enter 4 3 H The DTPS planning approach incorporate all funding i.e.
provincial and system reforms into agreement with Donors. There is no it identifies the strategy and then identifies who funds the
district and better central coordination of funding to ensure strategy. The Program has been funding these planning

43
Function/ Level Risk Issue L C R Risk Mitigation

government management of effective use of the resources available. activities and is aiming to be more pro-active in funding
donor funding are There is very little sharing of lessons learnt approaches and demonstrate better linkages to MDG and
not adopted by all or development of resource systems. The MPS objectives.
Partners. disintegrated systems creates a lack of
knowledge as information is not
necessarily shared, it can lead to
mismanagement of funds due to lack of
reporting between district and province,
and increased staff development activities.
Approval of funds to districts goes through
many stages and the approver may not
necessarily fully understand the District
needs which may interrupt strategic
planning processes.

Partnership with Delays in budget The APPN funds are received in the 4 4 H The Program will assist Districts implement advocacy training
provincial and approvals and Districts in about July. The APPB funds and an integrated approach to planning for all funding. There
district distribution cause arrive before this. Due to the late arrival, will be flexibility in funding activities for the Program with a
government inefficient use of there is a rush to implement all of the greater emphasis in the first half of the year. It will assist
funds. activities under APPN within a four to five planners within the GOI adopt a more strategic approach
month period which means high demands through capacity building activities and mentoring.
for certain people, increased workloads and
targets may not be achieved. Coding under
APPN and APPD are also different leading
to different numbers and descriptions which
has caused duplication in activities.

Provincial and Lack of capacity or Despite a strong administrative and legal 2 4 H The Performance Monitoring Unit and the District Program
district willingness to policy and regulation framework, Coordinators will have the main responsibilities for monitoring
government address corruption managers lack the time, understanding and combating corruption. The significant audit process,
agencys or improve and support from superiors to address including the fiduciary risk assessment, and the conditionality

44
Function/ Level Risk Issue L C R Risk Mitigation

(Bappeda, PHO/ administrative poor performance and corruption. of funding on satisfactory financial performance, will contribute
DHO) managers systems to reduce There is a fear within the Districts of the to raising awareness of corruption, and how to combat it. An
corrupt use of Fiduciary Risk Assessment in case anti-corruption action plan has been developed. The Program
funds or assets. corruption is found which could lead to will work flexibly with districts to accommodate both timing of
significant consequences to the people disbursement of funds and variable capacity of districts.
involved as well as the District. Finance and administrative staff will be trained and receive on-
the-job support and supervision to maintain standards.
Fiduciary risks exist in procurement and contracting,
recruitment, incentives, false claims and misuse of resources.
The consortium systems are designed to detect irregularities.
The Program has qualified people to professionally investigate
any irregularities. The Fiduciary Risk Assessment will be
promoted to Districts as looking at accountability, transparency
and internal controls and will rely on the tools developed at the
national level. The Districts will invite the BPKP to do the
assessment.

Provincial and Fraud in the Fraud in terms of thefts, unapproved use 2 4 H Good internal control systems will be established with clear
district Imprest Accounts. of funds and transfers or dishonest transparent reporting requirements. Separation of duties will be
government application of goods or services for a critical element. There will be a requirement for two
agencys benefits other than the approved work plan signatories to sign all cheques (DPC and Bappeda
(Bappeda, PHO/ activities, paying commissions, not representative) to enable monitoring of expenses. Only
DHO) managers declaring discounts will all divert significant approved activities will be funded. The Program Support Unit
human resources to investigate and (PSU) will review all accounts submitted from Districts for
mitigate a fraud incident. correctness. If suspicions are aroused, the Imprest account will
be frozen and direct the recipient organisation to take
immediate corrective action in line with AIPMNH
recommendations. AusAID will be informed. A fraud
investigation will be carried out by a qualified investigator. The
funds are subject to review by the Internal Audit team. A review
will be carried out of implemented systems during 2009 to

45
Function/ Level Risk Issue L C R Risk Mitigation

ensure that there are adequate internal controls.

Provincial and Leakage from There are inconsistencies in the way that 4 4 H The Fiduciary Risk Assessment will identify differences in the
district funding sources funds are transferred to suppliers which way that funds are transferred and will recommend changes to
government due to systems. causes confusion among staff and leads to the system to make it more transparent and consistent.
agencys leakage as staff find it difficult to account
(Bappeda, PHO/ for all funds.
DHO) managers

Provincial and Districts are unable There are a number of government and 4 4 H Whilst there is a level of willingness and cooperation among
district to implement donor initiatives currently being developed staff, the reality is that in the NTT environment, the systems to
government systems. and piloted in a number of districts. be used need to be at the lower level. For instance; a
agencys Problems such as remoteness, human computerised system cannot be used in many Puskesmas as
(Bappeda, PHO/ resource lack of skills and basic needs they do not have electricity and the staff do not possess
DHO) managers such as electricity means that the computer skills. Planning of activities needs to take this into
information/ data is not completed which account and any criteria set for receiving benefits should
means that the pilot is not complete. consider if the activity can actually be implemented in the
Associated with this is the training of district. The Program will consider the appropriateness of the
people who will not be able to use the new training while approving activities.
techniques because of the lack of facilities.
This is not an effective use of the trainers
time and the costs associated with the
training. The result of this is that there can
not be a common system across all
districts within the province. To overcome
local problems, Districts may implement
their own systems that are not compatible
with the Provincial system which
compounds the issue.

Provincial and The introduction of A performance management scheme that 3 3 M The Program will work with Partners to promote a simple
district performance requires significant administration and system that does not require labour and administrative

46
Function/ Level Risk Issue L C R Risk Mitigation

government incentive scheme management is unlikely to succeed. intensive functions and preferable uses existing systems. This
agencys may cause will be trialled through the engagement of CE mentors. See
(Bappeda, PHO/ administrative Financial Inputs.
DHO) managers difficulties in the
Districts.

47
Annex 3
Activity Implementation Schedule

48
Logframe Output
1.1 Basic MNH care and first aid provided at all health facilities
1.2 Services for MNH complications are available at puskesmas and district hospital
1.3 Women and families have knowledge of appropriate practices and MNH services.
1.4 Communities are involved in the provision and support of MNH services.
2.1 Improved timeliness, completeness and accuracy of Health Information System data
2.2 Planning and budgeting assistance for Province and district
2.3 Health Workforce support
2.4 Laws, policies & regulations which support MNH developed and approved.
2.5 Service delivery facilities have appropriate infrastructure, equipment and supplies
2.6 Managers of services have skills and resources to provide good management.
2.7 Support from Government and non-Government organisations and donors for MNH
2.8 Communities and civil society strengthening.
3.1 Management of funds and resources satisfies good governance standards.
3.2 Government agencies and puskesmas monitoring and information management
3.3 Performance based funding support provided to agencies and organizations
3.4 Improved government management of multiple funding sources and activities

Activity Implementation Schedule 2012-13

Work Plan (Activities Estimate)


Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13
THEMATIC
Clinical Services
CS
Procurement Management and Financial Accountability
PFA
Community Engagement
CE

49
Work Plan (Activities Estimate)
Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13
M&E
M&E
Gender
GE
Performance Management & Leadership
PML
Communications/Media
CO
Workforce Development
WD

BELU
1.1
1.2
1.3
1.4
2.1
2.2
2.3 2013 not yet allocated
2.5
2.6
2.7
2.8
3.1
3.4

50
Work Plan (Activities Estimate)
Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13
ENDE
1.1
1.2
1.3
1.4
2.1
2.2
2.3 2013 not yet allocated
2.4
2.6
2.7
2.8
3.1
3.4
FLORES TIMUR
1.1
1.2
1.3
1.4
2.1
2013 not yet allocated
2.6
2.8
3.1
3.2
3.4

51
Work Plan (Activities Estimate)
Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13
KAB KUPANG
1.1
1.2
1.3
1.4
2.1
2.2
2.4 2013 not yet allocated
2.5
2.6
2.7
2.8
3.1
3.4
KOTA KUPANG
1.3
1.4
2.1
2.3
2.5
2013 not yet allocated
2.6
2.7
3.1
3.2
3.4

52
Work Plan (Activities Estimate)
Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13
MANGGARAI BARAT
1.1
1.2
1.3
1.4
2.1
2013 not yet allocated
2.2
2.6
2.8
3.2
3.4
LEMBATA
1.2
1.3
1.4
2.1
2.6
2013 not yet allocated
2.7
2.8
3.1
3.2
3.4
MANGGARAI
1.1
1.2 2013 not yet allocated
1.3

53
Work Plan (Activities Estimate)
Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13
1.4
1.6
2.1
2.2
2.3
2.6 2013 not yet allocated
2.7
2.8
3.1
3.2
3.4
NGADA
1.1
1.2
1.3
1.4
2.3
2.4
2013 not yet allocated
2.5
2.6
2.7
3.1
3.2
3.4

54
Work Plan (Activities Estimate)
Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13
SUMBA BARAT
1.4
2.1
2.2
2.6
2013 not yet allocated
2.7
2.8
3.1
3.4
SIKKA
1.1
1.2
1.3
1.4
2.1
2.2
2.3 2013 not yet allocated
2.6
2.7
2.8
3.1
3.2
3.4

55
Work Plan (Activities Estimate)
Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13
SUMBA TIMUR
1.1
1.2
1.4
2.1
2013 not yet allocated
2.2
2.6
2.7
3.4
TIMOR TENGAH SELATAN
1.2
1.3
1.4
2.1
2.3
2013 not yet allocated
2.6
2.7
2.8
3.1
3.4

56
Work Plan (Activities Estimate)
Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13
TIMOR TENGAH UTARA
1.1
1.2
1.3
1.4
2.1
2013 not yet allocated
2.2
2.6
2.7
2.8
3.4
PROVINSI NTT
1.3
1.4
2.1
2013 not yet allocated
2.2
3.1
3.4

57
Annex4
Operating Expenditure

58
2012 - 2013 Financial Year - Operational Budgeted Costs

Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13 TOTAL

Milestones 0 0 0 0 764,067 0 0 0 0 0 764,067 0 1,528,134

Personnel 116,476 116,476 116,476 116,476 116,476 116,476 116,476 116,476 116,476 116,476 116,476 116,476 1,397,707

Program Support Unit Costs 51,455 51,455 49,536 49,536 49,536 49,536 23,066 23,066 23,066 23,066 23,066 23,066 439,447

DPC & Admin Support Staff 79,782 79,782 79,782 79,782 79,782 79,782 79,782 79,782 79,782 79,782 79,782 79,782 957,384

Program Equip and Op Costs 66,750 66,750 66,750 66,750 66,750 66,750 65,550 65,550 65,550 61,750 60,750 59,650 779,300

Total Operating Costs (Excl. GST) 314,463 314,463 312,543 312,543 1,076,610 312,543 284,873 284,873 284,873 281,073 1,044,140 278,973 5,101,972

59
Annex5
AIFA Expenditure

60
2012 - 2013 Financial Year - Approved Activity Implementation Fund Budgeted Costs

Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13 TOTAL

Approved Activity Costs 1,630,321 1,465,737 1,324,742 1,242,401 1,191,109 1,271,564 603,513 399,131 403,732 107,046 0 0 9,639,297

Finance Costs 13,500 13,500 13,500 13,500 13,500 13,500 13,500 13,500 13,500 13,500 13,500 13,500 162,000

Total AAIF (Excl. GST) 1,643,821 1,479,237 1,338,242 1,255,901 1,204,609 1,285,064 617,013 412,631 417,232 120,546 13,500 13,500 9,801,297

2012 - 2013 Financial Year - Approved Activity Implementation Fund Budgeted Costs

Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13 TOTAL

COMPONENT 1

OUTPUT 1.1 17,713 39,027 12,752 4,289 0 1,342 10,000 10,000 7,000 6,000 0 0 108,123

OUTPUT 1.2 26,191 22,010 6,818 3,195 2,463 4,294 28,550 27,500 21,000 14,747 0 0 156,768

OUTPUT 1.3 48,218 26,599 11,477 5,910 230 1,250 10,648 57,682 35,671 16,820 0 0 214,505
OUTPUT 1.4 101,199 43,746 50,852 27,511 44,561 25,251 32,000 35,500 27,835 0 0 0 388,454

COMPONENT 2
OUTPUT 2.1 39,778 30,087 12,431 35,086 50,265 5,001 28,080 25,652 25,398 0 0 0 251,777

OUTPUT 2.2 27,285 3,259 1,136 11,261 17,904 0 26,752 2,116 15,000 11,896 0 0 116,611

OUTPUT 2.3 0 2,557 35,557 1,840 2,557 0 26,612 35,500 25,000 2,767 0 0 132,390
OUTPUT 2.4 5,562 0 0 0 0 0 6,827 6,467 32,765 0 0 0 51,621

OUTPUT 2.5 21,534 0 1,974 0 0 511 25,183 37,994 0 0 0 0 87,196

OUTPUT 2.6 46,250 29,582 28,007 18,769 19,297 7,677 5,357 13,706 0 0 0 0 168,645
OUTPUT 2.7 12,148 2,912 12,891 5,043 1,426 852 11,000 13,500 3,681 0 0 0 63,454

OUTPUT 2.8 16,779 5,139 9,757 41,461 35,455 4,696 13,000 8,000 3,200 0 0 0 137,486

COMPONENT 3

OUPUT 3.1 10,905 8,058 877 12,269 5,250 2,013 9,765 10,971 28,882 1,999 0 0 90,988

OUPUT 3.2 2,870 577 1,280 577 6,912 1,850 8,321 10,765 16,187 5,500 0 0 54,839

61
2012 - 2013 Financial Year - Approved Activity Implementation Fund Budgeted Costs

Jul-12 Aug-12 Sep-12 Oct-12 Nov-12 Dec-12 Jan-13 Feb-13 Mar-13 Apr-13 May-13 Jun-13 TOTAL

OUPUT 3.3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

OUPUT 3.4 24,948 11,611 23,568 43,802 11,396 15,080 5,421 4,483 6,428 1,317 0 0 148,053

THEMES

Community Engagement 0 0 0 13,085 13,085 13,085 5,000 5,000 5,000 5,000 0 0 59,256

Gender 53,295 53,295 109,685 53,295 53,295 109,685 53,295 53,295 109,685 0 0 0 648,827

Monitoring and Evaluation 86,746 78,966 64,646 83,396 64,646 64,646 40,000 11,000 11,000 11,000 0 0 516,047

Clinical Services 273,738 507,539 273,738 273,738 274,584 273,738 227,702 0 0 0 0 0 2,104,776

Communications 58,869 47,506 28,188 12,278 11,744 11,744 10,000 10,000 10,000 10,000 0 0 210,330

Procurement Mgt & Fin


411,932 298,295 411,932 298,295 366,477 298,295 10,000 10,000 10,000 10,000 0 0 2,125,227
Acct

Performance Management 279,360 189,972 162,176 232,301 144,563 365,553 10,000 10,000 10,000 10,000 0 0 1,413,925

Workforce Development 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 50,000 0 0 0 0 0 0 300,000


Partner Hired Adviser Costs 15,000 15,000 15,000 15,000 15,000 15,000 90,000

Total 1,630,321 1,465,737 1,324,742 1,242,401 1,191,109 1,271,564 603,513 399,131 403,732 107,046 0 0 9,639,297

62

Vous aimerez peut-être aussi