Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A. Definisi
1. Ikterus fisiologis
2. Ikterus patologis
C. Etiologi
D. Manifestasi Klinik
1. Ikterus pada kulit , konjungtiuva , mukosa dan alat alat tubuh lainnya,
dan bila ditekan timbul kuning
2. Bilirubin direk ditandai degan kulit kuning , kehijauan dan keruh, pada
Ikterus berat
3. Bilirubin indirek ditandai dengan kulit kuning terang atau oranye , pada
ikterus berat
4. Bayi menjadi lesu
5. bayi malas minum
6. Tanda tanda kernic ikterus jarang muncul
7. letargi
8. tonus otot meningkat
9. epitotonus
E. WOC
1
F. Pemeriksan Penunjang
1 Tes Coomb pada tali Pusat bayi baru lahir. Hasil positif tes Coomb Indirek
Menandakan adanya Rh Positif , anti A , atau anti B dalam darah ibu.
Hasil posiif dari tes comb direk menandakan adanya sensitisasi ( Rh
Positif , anti A, anti B ) Sel darah merah dari Neonatus
2 Golongan darah Bayi dan ibu : Mengidentifikasi inkompatibilitas ABO.
3 Bilirubin total : kadar direk ( terkonjugasi ) bermakna jika melebihi 1,0-
1,5 mg/dl, yang mungkin dihubungkan dengan sepsis . kadar indirek
( tidak terkonjugasi ) tidak boleh melebihi peningkatan 5 mg/dl dalam 24
jam , atau tidak boleh lebih dari 20 mg/dl pada bayi cukup bulan atu 15
mg/dl pada bayi praterm ( tergantung pada berat badan )
4 Protein serum total :kadar kurang dari 3,0 g/dl menandakan penurunan
kapasitas ikatan, terutama pada bayi praterm
5 Hitung darah lengkap : Hemoglobin (Ht) mungkin meningkat ( lebih besar
dari 65 % ) pada polisitemia , penurunan ( kurang dari 45 % ) dengan
hemolisis dan anemia berlebihan .
6 Giukosa : kadar dextrostix mungkin kurang dari 30 mg/dl, atau tes glukosa
serum kurang dari 40 mg/dl bila bayi baru lahir hipoglikemi dan mulai
menggunakan simpanan lemak dan melepas asam lemak .
7 Daya ikat karbondioksida : penurunan kadar menunjukan hemolisis .
8 Meter ikterik transkutan: mengidentifikasi bayi yang memerlukan
penentuan bilirubin serum .
9 Jumblah retikulosit : peningkatan retikulosit menandakan peningkatan
produksi sel darah merah dalam respon terhadap hemolisis yang
berkenaan dengan penyakit Rh .
10 Smear darah perifer. Dapat menunjukan SDM abnormal atau imatur ,
antroblastosis pada penyakit Rh , atau sferositis pada inkompabilitas ABO
11 Tes Betke Kleihauer : evaluasi smear darah maternal terhadap eritrosit
janin
G.Komplikasi
1.ikterik ASI
2
zat-zat yang merupakan competitor albumin yang juga dapat mengingat bilirubin
(misalnya sulfonamide atau obat-obat yang lainya). Penambahan albumin juga
dapat mempermudah proses ekstraksi bilirubin jaringan ke dalam plasma.hal ini
mengakibatkan kadar bilirubin plasma meningkat,tetapi tidak berbahaya karena
bilirubin tersebut berada dalam ikatan dengan albumin. Albumin diberikan dalam
dosis yang tidak melebihi 1g/kgBB,sebelum maupun sesudah tindakan transfusi
tukar.
d. Foto terapi
I Asuhan Keperawatan
A Pengkajian
1 Biodata klein: Nama, Umur, Jenis Kelamin, pekerjaan, alamat
3
4 Riwayat Kesehatan sekarang
Bayi dengan kesadaran apatis , daya isap lemah/ bayi tidak mau
minum, Hipotonia letargi, tangis yang melengking dan mungkin
terjadi kelumpuhan otot ekstra ocular.
B Pemeriksaan Fisik
1 KU : Lesu
Letargi Coma
Tanda tanda Vital :
T : -
P : 120 160 x/i
R : 40 x/i
S : 36,5 C 37 C
2 Kesadaran : Apatis bisa sampai Coma
4 Pernapasan
Riwayat asfiksia Krekeis, mucus, bercak merah muda ( Edema plural
hemoragi pulmunal )
5 Abdomen
Pada saat palpasi menunjukan pembesaran limpa, hepar, turgor jelek,
bising usus hipoaktif.
6 Genitalia
Tidak terdapat kelainan
7 Eliminasi
8 Ekstremitas
Tonus otot meningkat dapat terjadi spasme otot dan opistotonus
9 Sistim integument
Terlihat Juondice diseluruh permukaan kulit.
4
C Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
D Intervensi
Data subjektif : -
Tujuan : Tidak terjadi cidera dengan kriteria hasil kadar bilirubin indirek
< 12 mg/dl pada bayi cukup bulan pada usia 3 bulan
Intervensi Keperawatan :
5
Data objaektif : -
Dta subjektif : -
Interfensi Keperawatan :
1. Timbang berat badan bayi setiap hari tanpa pakaian pada waktu
dan
Timbangan yang sama sebelum memberikan makanan .
Rasional : Dengan menimbang berat badan bayi setiap hari dapat
diketahui apakah terjadi kekurangan cairan tubuh atau tidak .
2. Pantau masukan dan keluaran cairan .
Rasional : Peningkatan kehilangan cairan melalui faeces dan
evaporasi dapat menyebabkan dehidrasi .
3. Kolaborasi :pemberian cairan Perenteral sesuai indikasi.
Rasional : Pemberian cairan memperbaiki atau mencegah dehidrasi
berat .
Data objektif : -
Data subjektif : -
Intervensi Keperawatan :
6
7