Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
1. PRANITA
2. SITI ASTUTI
3. NOVI BUDI ISTIANI
4. DWI WIDIYANTI
5. EKA FITRIANI
6. INDRAS URFIYAH
1
A. Definisi Meningoensefalitis
Meningoensefalitis adalah peradangan otak dan meningen, nama lainnya
yaitu cerebromeningitis, encephalomeningitis, meningocerebritis. Meningitis
adalah radang umum pada araknoid dan piameter yang disebabkan oleh bakteri,
virus, riketsia, atau protozoa yang dapat terjadi secara akut dan kronis.
Sedangkan ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh
bakteri, cacing, protozoa, jamur, ricketsia, atau virus.
Meningoensefalitis merupakan infeksi yang melibatkan meningen,
subarachnoid dan parenkim otak akan terjadi reaksi inflamasi yang disebut
meningoencephalitis. Meningoenseflitis terdiri dari meningitis dan ensefalitis.
Meningitis merupakan suatu peradangan dari selaput yang mengelilingi otak dan
sumsum tulang belakang (arachnoid dan piameter), sedangkan ensefalitis
merupakan suatu peradangan dari jaringan parenkim otak.
B. Klasifikasi
Meningitis : 1. Meningitis Serosa (Meningitis Tuberculosis Generalisata)
2. Meningitis Purulenta
Ensefalitis : 1. Ensefalitis Supuratif Akut
2. Ensefalitis Sifilis
C. Etiologi
1. Virus, togaviridae, bunyaviridae, paramyxoviridae, morbilivirus,
orthomyoviridae, arenaviridae, picornaviridae, reoviridae, retroviridae.
2. Bakteri, haemophilus influenza, mycobacterium tuberkulosa, Neisseria
meningitis, strptokokus pneumonia, esceresia coli, stapilokokus aureus
3. Parasit, plasmodium falciparum, toxoplasma gondii, naegleria fowleri,
taenia solium, rickettsia.
4. Fungi, criptococcus neoformans, coccidiodes immitis, histoplasma
capsulatum, candida species, aspergillus.
D. Manifestasi Klinis
Kebanyakan pasien meningoensefalitis menunjukan gejala-gejala
meningitis (sakit kepala, demam, kekakuan leher, kejang) dan ensefalitis
(demam, sakit kepala, kekakuan leher,vomiting). Iritasi pada meningen
mengakibatkan sejumlah tanda Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi
2
kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher. Tanda
kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi
kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna. Tanda brudzinki :
bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila
dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan
yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
E. Patofisiologi
F. Pathway
Faktor
Faktor Maternal Bakteri Virus Faktor Immunologi
predisposisi
Antalgi/Miolgia
Berkurangnya Resiko tinggi cidera
Nyeri
koordinasi
Gangguan mobilitas fisik Vasospasme pembuluh darah serebri
Sirkulasi terhenti
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan pungsi pumbal
2. Pemeriksaan darah
4
3. Pemeriksaan radiologi diantaranya CT scan dan MRI otak dapat
menyingkirkan kemungkinan lesi massa dan menunjukan edema otak,
elektroensefalografi (EEG) menunjukan kelainan dengan bukti disfungsi
otak difus.
H. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan suportif dalam kebanyakan kasus meningitis virus dan
ensefalitis. Satu-satunya pengobatan spesifik adalah asiklovir 10 mg/kg iv setiap
8 jam selama 10-14 hari untuk infeksi herpes simpleks. Pengobatan amuba
meningoensefalitis dilakukan dengan memberikan amfoterisin B secara
intravena, intrateka atau intraventrikula.
I. Pengkajian Keperawatan
Menurut NANDA (2013), fase pengkajian merupakan sebuah komponen
utama untuk mengumpulkan informasi, data, menvalidasi data,
mengorganisasikan data, dan mendokumentasikan data. Pengumpulan data
antara lain meliputi :
1. Biodata
a. Identitas Pasien (nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, agama, suku, alamat, status, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, diagnosa medis).
b. Identitas penanggung jawab (nama,umur,pekerjaan, alamat, hubungan
dengan pasien)
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama : batuk, pilek, demam, sesak napas, gelisah
b. Riwayat kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat
masuk rumah sakit)
c. Riwayat kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit
lain yang pernah diderita oleh pasien) : sesak napas, batuk lama, TBC,
alergi, luka.
d. Riwayat kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit
lain yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat
genetik atau tidak) : sesak napas, batuk lama, TBC, alergi
e. Riwayat imunisasi : BCG
f. Riwayat tumbuh kembang
5
J. Diagnose Keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan cerebral b.d edema serebral/ penyumbatan
aliran darah.
2. Nyeri akut b.d agen biologi
3. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan neuromuskular.
4. Risiko infeksi b.d paningkatan paparan, daya tahan tubuh yang lemah.
5. Hipertermi b/d proses infeksi
K. Rencana Keperawatan
NO Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
6
2. Resiko NOC : NIC :
tinggi Knowledge : Environmental Management safety
cidera b/d Personal Safety Identifikasi kebutuhan keamanan
kejang Safety pasien, sesuai dengan kondisi fisik
Behavior : Faal dan fungsi kognitif pasien dan
Prevention riwayat penyakit terdahulu pasien
Safety Sediakan tempat tidur yang
Behavior : Falls nyaman dan bersih
Occurance Motivasi keluarga untuk menemani
Safety
pasien.
Behavior : Kontrollingkungan dari kebisingan
Physical Injury Pindahkanbarang-barang yang
dapat membahayakan
Berikan penjelasan pada pasien dan
keluarga atau pengunjung adanya
perubahan status kesehatan dan
penyebab penyakit.
7
7 Hiperterm NOC NIC
ia b/d Thermoregulatio
n
kejang Monitor suhu sesering mungkin
Kriteria hasil
Monitor warna dan sulit kulit
Suhu tubuh Kompres klien pada lipatan paha
dalam rentang dan aksila
normal Selimuti klien untuk mencegah
Nadi dan RR hilangnya kehangatan tubuh
dalam rentang Kolaborasi dengan dokter untuk
normal pemberian obat anti piretik
Tidak ada
perubahan
warna kulit dan
tidak ada pusing
BAB II
TINJAUAN KASUS
Ruangan :Dahlia
Tanggal Pengkajian : 22Oktober 2017
Jam : 13.00 WIB
I. Biodata
A. Identitas Klien
Nama : An. R
TTL : Kendal, 15 Oktober 2014
Umur : 3 Th
Jenis Kelamin : Perempuan
8
Agama : Islam
Pendidikan : Belum sekolah
Alamat : Taman Gede-Gemuh
Tgl. MRS : 18 Oktober 2017
Dx. Medis : ME (Meningoencephalitis)
9
umum penurunan kesadaran, TTV, dengan terapi infus RL guyur 240 ml
dalam 30 menit dilanjutkan 560 ml dalam waktu 5 jam, injeksi ceftriaxone
200mg/12 jam, ranitidim 8mg/8 jam, injeksi paracetamol 80mg/6 jam, injeksi
diazepam 2,5mg (saat kejang) dan di pindah ke ruang rawat inap anak ruang
HND/ Dahlia.
Keluhan lain saat pengkajian: tidak ada
10
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: tinggal satu rumah
D. Riwayat Immunisasi
11
f. Senyum kepada orang lain pertama kali : 1 tahun
g. Bicara pertama kali : 1 tahun dengan menyebutkan : kata tidak jelas
h. Berpakaian tanpa bantuan: belum bisa
F. Riwayat Nutrisi
1. Pemberian ASI: tidak eksklusif
2. Pemberian Susu Formula: diberika susu formula
a. Alasan Pemberian: sejak usia 3 bulan diberikan susu formula dan
sampai sekarang usia 3 tahun masih diberikan susu formula karena anak
belum bisa mengunyah makanan dan pernah dicoba makan bubur
tersedak.
b. Jumlah Pemberian: 60cc/2 jam
c. Cara Pemberian: lewat botol dot
G. Riwayat Psikososial
a. Anak tinggal bersama : orang tua di rumah
b. Dirumah dekat dengan: orang tua, tempat bermain dirumah
c. Kegiatan dalam masyarakat yang diikuti: tidak ada
d. Hubungan antar anggota keluarga: baik
e. Pengambilan keputusan di keluarga: baik
H. Riwayat Spiritual
a. Kegiatan ibadah sehari-hari: baik dilihat dari orang tua yang sering
mendengarkan ayat suci alquran kepada klien.
b. Kegiatan keagamaan di masyarakt: baik
c. Persepsi mengenai penyebab sakit: orang tua klien mengatakan klien
seperti ini karena bawaan dari lahir
I. Reaksi Hospitalisasi
1. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
a. Alasan keluarga membawa pasien ke RS: karena pasien mengalami
panas dan kejang
b. Perasaan keluarga saat ini: cemas dan pasrah
c. Keluarga selalu berkunjung ke RS: iya, ayah klien selalu menungui
klien
d. Kegiatan selama dirawat di RS: ayah klien belajar menggerakan badan
dan memindahkan posisi klien.
2. Pemahaman dan perasaan pasien tentang sakit dan rawat inap:tidak
bisa dikaji
3. Riwayat Hospitalisasi:
12
J. Aktivitas Sehari-hari
A. Nutrisi
B. Cairan
D. Istrahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jam Tidur
- Siang 3 jam 1 jam
- Malam 7 jam 4 jam
2. Pola Tidur Tidak Teratur Tidak teratur
3. Kebiasaan Sebelum Tidak punya kebiasaan Tidak punya kebiasaan
Tidur sebelum tidur sebelum tidur
4. Kesulitan Tidur ada kesulitan ada kesulitan
13
E. Olahraga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Program Olahraga Tidak pernah Tidak pernah
2. Jenis dan Frekuensi
olahraga olahraga
3. Kondisi Setelah
-
Olahraga -
F. Personal Hygiene
14
bantu bantu, karena
hanya berbaring di
4. Kesulitan Ada kesulitan bed
Ada kesulitan
Pergerakan Tubuh pergerakan tubuh
pergerakan tubuh
karena klien
karena klien
mengalami
mengalami
kekakuan
kekakuan
diseluruh tubuh
diseluruh tubuh
H. Rekreasi
15
Nutrisi sonde
3. Pemberian dimiringkan Pindah baik
Posisi posisi tiap
30 menit
miring
kanan kiri
4. personal Disibin Oral baik
Hyigiene hygiene
Sibin
Perawatan
kuku
K. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaaan umum : klien mengalami penurunan kesadaran
2. Kesadaran : E: 2 M: 2 V: 2 Jumlah: 6 (Sopor)
3. Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : - mmHg
b. Denyut nadi :134x/menit
c. Suhu : 38,40C
d. Pernapasan : 33 x/menit
4. Berat badan: 8 Kg
5. LLA :17cm
6. LK : 44cm
7. Tinggi badan : 87cm
8. Z-Score:
9. Status Gizi:
A:
B:
C:
D:
10. Kepala
Inspeksi
Keadaaan rambut & Hygiene kepala :
a. Warna rambut : Hitam
b. Penyebaran : merata
c. Mudah rontok : tidak
d. Kebersihan rambut: bersih
Palpasi
Benjolan : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
16
Tekstur rambut : kasar
11. Muka
Inspeksi
a. Simetris / tidak : simetris
b. Bentuk wajah : bulat
c. Gerakan abnormal: tidak ada
d. Ekspresi wajah: datar
Palpasi
Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
Data lain :-
12. Mata
Inspeksi
a. Pelpebra : tidak ada udema
b. Sclera :
c. Kotoran/ cairan : tidak ada kotoran/ cairan
d. Conjungtiva :tidak anemis
e. Pupil : isokor
f. Posisi mata : simetris
g. Gerakan bola mata : normal
h. Penutupan kelopak mata :normal
i. Keadaan bulu mata : normal
j. Penglihatan : tidak jelas
Palpasi
a. Tekanan bola mata : tidak terkaji
b. Data lain : tidak ada
9. Hidung & Sinus
Inspeksi
a. Posisi hidung: Normal
b. Bentuk Hidung: Normal
c. Keadaan septum:
d. Secret / cairan: tidak ada secret
e. Data lain : terpasang nasal kanul 2liter/ menit, terpasang NGT
10. Telinga
Inspeksi
a. Posisi Telinga : Telinga normal,tidak ada lesi
b. Ukuran/ bentuk Telinga : Ukuran dan bentuk telinga kanan dan kiri
sama
c. Aurikel : tidak terkaji
d. Lubang Telinga : Normal
17
e. Pemakaian Alat Bantu : Tidak memakai alat bantu
Palpasi
a. Nyeri Tekan : Tidak ada
b. Data Lain : Tidak ada
11. Mulut
Inspeksi
a. Gigi
1) keadaan gigi: Gigi tumbuh dengan normal
2) Karang gig/karies: Tidak ada karies gigi atau karang gigi
3) Pemakaian gigi palsu: Tidak memakai gigi palsu
b. Gusi
Merah/radang/tidak: Gusi tidak meradang
c. Lidah
Kotor/tidak: Lidah kotor
d. Bibir
1) Cianosis / pucat / tidak: Pucat
2) Basah / kering / pecah: Basah
3) Mulut berbau / tidak: Mulut berbau
4) Kemampuan bicara: Tidak bisa
5) Labioskizis / labiospalatoskizis: -
6) Stomatitis: tidak ada stomatitis
7) Data Lain :-
12. Tenggorokan
a. Warna mukosa:
b. Nyeri tekan: tidak bisa terkaji
c. Nyeri menelan: tidak bisa terkaji
13. Leher
Inspeksi
Kelenjar thyroid :tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Pembesaran JVP : tidak ada pembesaran JVP
Palpasi
a. Kelenjar thyroid : tidak teraba
b. Kaku kuduk / tidak :tidak ada kaku kuduk
c. Kelenjar limfe : tidak teraba
14. Thorax dan Pernapasan
Inspeksi
a. Bentuk dada: simetris
b. Irama pernapasan: ireguler
c. Retraksi dada: kanan dan kiri sama
d. Penggunaan otot bantu pernapasan : tidak menggunakan otot bantu
pernafasan
Data lain:-
Palpasi
18
a. Vokal Fremitus : tidak bisa terkaji
b. Massa/ nyeri : tidak ada massa
Auskultasi
a. Suara nafas :
b. Suara tambahan : Ronkhi
Perkusi :
15. Jantung
Inspeksi
Ictus cordis tidak nampak, tidak terdapat sianosis, tidak terlihat adanya
peningkatan vena jugularis
Auskultasi
Suara jantung : S1 : Lub
S2 : Dub
Palpasi
terdapat oedema baik pada ekstremitas atas maupun bawah
Perkusi
Didapatkan suara pekak pada perkusi daerah jantung atau dada sebelah
kiri
16. Abdomen
Inspeksi
a. Membuncit:ya
b. Ada luka / tidak: tidak
Palpasi
a. Hepar:tidak ada pembesaran hepar
b. Lien:tidak ada pembesaran lien
c. Nyeri tekan:tidak ada nyeri tekan
Perkusi :
17. Genetalia dan Anus: ada iritasi atau kemerahan
18. Ekstremitas
Ektremitas atas dan bawah
Skala aktivitas : tingkat 5. Tergantung secara total (skala 1-5)
Skala mobilisasi : Tingkat 2. Perlu bantuan/pengawasan orang lain (skala 0-
4)
Kekuatan otot :
0= Gerakan otot sama sekali tidak bekerja (skala 0-5)
19
0 0
0 0
20
1) Kaku kuduk:
2) Kernig Sign: tidak bisa terkaji
3) Refleks Brudzinski: tidak bisa terkaji
4) Refleks Lasegu: tidak bisa terkaji
L. TEST DIAGNOSTIK
A. Laboratorium
Hari/Tanggal : Rabu, 18 oktober 2017
No Jenis Hasil Nilai Normal
HEMATOLOGI
Darah lengkap
1 Hemoglobin 8.3 13,2-17,3 g/dl
2 Lekosit 6.8 3,8-10,6 10^3/ul
3 Trombosit 279 150-400 10^3/ul
4 Hematokrit 26.7 35.0-49.0
5 waktu 18.3 11.3-14.7
6 protrombin(PT) 33.7 27.4-39.3
7 APPT 25 10-50 mg/dl
8 Ureum 0.99 0.50-1.10 mg/dl
9 Creatinin 44 12-37
10 SGOT 251 12-41
SGPT
M. Terapi
Hari/ tanggal: 23 Oktober 2017
No Jenis obat/ terapi Dosis Fungsi
21
1 Inf. RL 10 tts/menit Rehidrasi cairan
2 Inj. Cefotaxime 400mg/8 jam Antibiotik
3 Inj. Ampicilin 500mg/8 jam Antibiotik
4 Inj. Dexametasone 0,5mg/8 jam Anti inflamasi
5 Inj. Piracetam 120mg/8 jam Mengobati infark cerebral
6 Inj. Ranitidine 8mg/12 jam Mengurangi asam lambung
7 Inj. Kalnex 80mg/8 jam Mencegah perdarahan
8 Inj. Parasetamol 10mg/ KgBB Antipiretik
ANALISIS DATA
22
DO:
Skala aktivitas : tingkat 5.
Tergantung secara total
(skala1-5)
Kekuatan otot :
0= Gerakan otot sama
sekali tidak bekerja
(skala 0-5)
Nervus XI (Assesorius):
tidak mampu
memalingkan kepala ke
kanan/kiri, tidak mampu
mengangkat bahu.
2. DS: Resiko Kejang
- Keluarga klien
trauma
mengatakan klien
memiliki riwayat kejang 2
kali yaitu pada usia 6
bulan dan 2 tahun
DO:
S: 38,4 0C
N : 134x/menit
RR: 33x/menit
23
3. DS: Ansietas Perubahan status
- Keluarga pasien
kesehatan
mengatakan takut dan
cemas tentang keadaan
penyakit yang dialami
anaknya
DO:
- Keluarga Pasien nampak
cemas dan bingung
- Keluarga Pasien
mengungkapkan
kecemasannya dengan
tidak mengikuti perintah
dengan baik
4 DS: - Ketidakefek Gangguan neurologis
DO:
tifan pola
- klien terpasang
nafas
nasal kanul 3 liter/
menit
- RR: 33x / menit
- S : 38,4 oC
5 DS: ayah klien Defisit Penurunan kesadaran
mengatakan perlu Perawatan
bantuan jika ingin Diri
menyibin, memberikan
makan lewat NGT dan
mengganti pakaian klien
DO:
- klien tidak bisa
makan, mandi,
berpakaian secara
mandiri
- Klien terpasang
24
NGT
- Klien terpasang
infus
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Hipertermia b/d kejang
b. Ketidakefektifan pola nafas b/d gangguan neurologis
c. Defisit perawatan diri b/d penurunan kesadaran
25
d. Ansietas b/d Perubahan status kesehatan
e. Risiko luka tekan b/d penurunan kesadaran
f. Resiko trauma b/d kejang
g. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler
INTERVENSI
26
nafas yang paten (klien Berikan terapi O2
tidak merasa tercekik, Ajarkan keluarga
irama nafas, frekuensi memasang dan
pernafasan dalam melepas kanul
oksigen yang baik
rentang normal (24-
dan benar
40x/menit), tidak ada
Monitor suhu,
suara nafas abnormal) warna, dan
2. Tanda-tanda vital kelembapan kulit
dalam rentang normal Kolaborasi dengan
(tekanan darah, nadi, dokter untuk
pernafasan, suhu) memberikan terapi
oksigen sesuai
kebutuhan klien
3 Minggu, Defisit NOC NIC
22 perawatan diri Self care status Monitor klien
oktober b/d penurunan Activity tolerance kemampuan untuk
Kriteria Hasil: menelan
2017 kesadaran Identifikasi diet
Keluarga mampu
yang diberikan atau
memenuhi aktivitas
diresepkan
kehidupan sehari-hari Bantu klien
(ADLs) secara mandiri mengganti popok
Mampu memberikan yang kotor dengan
nutrisi melalui NGT yang bersih
secara mandiri Bantu klien
Mampu mengenakan
mempertahankan pakaian
kebersihan dan Ajarkan keluarga
penampilan yang rapi memberikan
makanan melaui
NGT
Ajarkan keluarga
aktivitas perawatan
diri
4 Minggu, Ansietas b.d NOC Gunakan
perubahan status pendekatan yang
22 Anxiety self-care
kesehatan menenangkan
oktober Anxiety level
Jelaskan semua
Coping
2017 prosedur dan apa
Kriteria hasil: yang dirasakan
Vital sign dalam keluarga klien
Motivasi keluarga
batas normal,
27
orang tua klien untuk menemani
anak
mampu mengontrol
Motivasi keluarga
cemas dengan untuk
mengungkapkan
teknik relaksasi.
perasaan, ketakutan,
persepsi
Ajarkan keluarga
menggunakan
teknik relaksasi
untuk mengurangi
rasa cemas
Kolaborasi dengan
dokter untuk
mengurangi
kecemasan
28
mengalami luka
6 Minggu, Resiko trauma NOC : NIC :
22 b/d kejang Knowledge : Personal Environmental
oktober Safety Management
2017 Safety Behavior : Faal safety
Prevention Identifikasi
Safety Behavior : Falls kebutuhan
occurance keamanan pasien,
Safety Behavior : sesuai dengan
Physical Injury kondisi fisik dan
fungsi kognitif
pasien dan riwayat
penyakit terdahulu
pasien
Sediakan tempat
tidur yang nyaman
dan bersih
Motivasi keluarga
untuk menemani
pasien.
Kontrollingkungan
dari kebisingan
Pindahkanbarang-
barang yang dapat
membahayakan
Berikan penjelasan
pada pasien dan
keluarga atau
pengunjung adanya
perubahan status
kesehatan dan
penyebab penyakit.
29
Kriteria Hasil : latihan dan lihat
Klien meningkat dalam respon pasien saat
aktivitas fisik latihan
Mengerti tujuan dari Ajarkan pasien atau
peningkatan mobilitas tenaga kesehatan
Memverbalisasikan lain tentang teknik
perasaan dalam ambulasi
meningkatkan kekuatan Kaji kemampuan
dan kemampuan pasien dalam
berpindah mobilisasi
Memperagakan Dampingi dan
penggunaan alat Bantu Bantu keluarga
untuk mobilisasi pasien saat
(walker) mobilisasi dan
bantu penuhi
kebutuhan ADLs
ps.
Ajarkan keluarga
pasien bagaimana
merubah posisi dan
berikan bantuan
jika diperlukan
Kolaborasi dengan
tim kesehatan yang
lain (fisioterapi)
tentang rencana
ambulasi sesuai
dengan kebutuhan
30
IMPLEMENTASI (EVALUASI FORMATIF)
31
nit,
RR:33.x/meni
t,
Suhu:.38,40C,
SPO2:100%
DO: klien
tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang
infus,
32
terpasang
oksigen 2liter,
terpasang
NGT, popok
tampak kotor
dan penuh
DO: klien
tampak tidak
sadarkan diri,
kulit tidak ada
perubahan
warna, kulit
cukup
33
lembab,
terpasang
infus,
terpasang
oksigen 2liter,
terpasang
NGT,
nadi:114.x/me
nit,
RR:36x/menit
, Suhu:.380C,
SPO2:100%
DO: klien
tampak tidak
sadarkan diri,
klien miring
kesebalah
kanan,
terpasang
infus
34
15.00 Dx 4, 6 dan 8. Memotivasi DS: ayah klien Astu
keluarga untuk
7 mengatakan tik
menemani
klien selalu dan
menemani prani
anaknya, ta
terkadang
bergantian
dengan
ibunya ayah
klien.
DO: klien
tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang
infus,
terpasang
oksigen 2liter,
terpasang
NGT
15.30 Dx 3, 5 dan 9. Membantu DS: ayah klien Pran
keluarga klien
7 mengatakan ita
memandikan
klien membutuhkan dan
bantuan saat astut
memandikan ik
anaknya
DO: klien tidak
sadarkan diri,
terpasang
infus,
terpasang bad
35
side monitor,
terpasang
oksigen
36
anaknya
37
20.00 Dx 4, 6 dan 14. Memotivasi DS: ayah klien Astu
keluarga untuk
7 mengatakan tik
menemani
klien selalu dan
menemani prani
anaknya, ta
terkadang
bergantian
dengan
ibunya ayah
klien.
DO: klien
tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang
infus,
terpasang
oksigen 2liter,
terpasang
NGT
21.00 Dx 1,2,5 15. Memonitor DS: ayah klien Indr
tanda-tanda
dan7 mengatakan as
vital
anaknya tidak dan
deman, Eka
riwayat
kejang, tidak
sadarkan diri
sejak pertama
kali dibawa
kerumah
sakit.
38
DO: klien
tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang
infus,
terpasang
oksigen 2liter,
terpasang
NGT,
nadi:126.x/me
nit,
RR:21x/menit
, Suhu:370C,
SPO2:98%
39
00.00 Dx 3 dan 7 17. Memberikan DS: ayah klien Indr
nutrisi melalui
mengatakan as
NGT 70cc
18. Mendampingi perlu bantuan dan
dan membantu
saat Eka
keluarga klien
saat memenuhi memberikan
ADLs
nutrisi melalui
NGT
DO: klien
tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang
infus,
terpasang
oksigen 2liter,
terpasang
NGT,
Senin, Dx 1,2,5 19. Memonitor DS: ayah klien Indr
tanda-tanda
23/10/2017 dan7 mengatakan as
vital
anaknya tidak dan
05.00 demam, eka
riwayat
kejang, tidak
sadarkan diri
sejak pertama
kali dibawa
kerumah
sakit.
DO: klien
tampak tidak
sadarkan diri,
40
terpasang
infus,
terpasang
oksigen 2liter,
terpasang
NGT,
nadi:107.x/me
nit,
RR:25x/menit
,
Suhu:.36,40C,
SPO2:99%
41
07.00 Dx 4, 6 dan 21. Memotivasi DS: ayah klien Indr
keluarga untuk
7 mengatakan as
menemani
klien selalu dan
menemani Eka
anaknya,
terkadang
bergantian
dengan
ibunya ayah
klien.
DO: klien
tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang
infus,
terpasang
oksigen 2liter,
terpasang
NGT
15.00 Dx 4 22. Memotivasi DS: ayah klien Eka
keluarga untuk
mengatakan dan
mengungkapka
n perasaan, dirinya Indr
ketakutan,
khawatir as
persepsi
tentang dengan
keadaan
keadaan
anaknya
anaknya saat
ini dan
ditambah
istrinya tidak
mau
42
menemani
anaknya
dirumah sakit
DO: ayah klien
tampak sabar
menerima
keadaan
anaknya,
merawat
anaknya
setiap hari dan
menemani
anaknya
16.00 Dx 3 dan 7 23. Memberikan DS: ayah klien Eka
nutrisi melalui
mengatakan dan
NGT 70 cc
24. Membantu perlu bantuan Indr
keluarga
saat as
mengganti
popok memberikan
25. Mendampingi
nutrisi melalui
dan membantu
keluarga klien NGT dan
saat memenuhi
mengganti
ADLs
popok
anaknya.
DO: klien
tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang
infus,
terpasang
43
oksigen 2
liter,
terpasang
NGT, popok
tampak kotor
dan penuh
44
kali dibawa
kerumah
sakit.
DO: klien
tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang
infus,
terpasang
oksigen 2liter,
terpasang
NGT,
nadi:119x/me
nit,
RR:24x/menit
, Suhu:37,40C,
SPO2:.100%
45
DO: klien
tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang
infus,
terpasang
oksigen 2liter,
terpasang
NGT,
nadi:89x/meni
t,
RR:.18x/meni
t,
Suhu:36,20C,
SPO2: 94.%
DO: klien
tampak tidak
sadarkan diri,
klien miring
kesebalah
kanan,
terpasang
46
infuse
DO: klien
tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang
infus,
terpasang
oksigen 2liter,
terpasang
NGT,
47
Selasa, Dx 1,2,5 32. Memonitor DS: ayah klien Astu
tanda-tanda
23/10/2017 dan7 mengatakan tik
vital
anaknya tidak dan
05.00 demam, Pran
riwayat ita
kejang, tidak
sadarkan diri
sejak pertama
kali dibawa
kerumah
sakit.
DO: klien
tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang
infus,
terpasang
oksigen 2
liter,
terpasang
NGT,
nadi:103x/me
nit,
RR:20x/menit
, Suhu:370C,
SPO2:100%
48
06.00 Dx 3, 5 dan 33. Membantu DS: ayah klien Astu
keluarga klien
7 mengatakan tik
memandikan
klien membutuhkan dan
bantuan saat Pran
memandikan ita
anaknya
DO: klien tidak
sadarkan diri,
terpasang
infus,
terpasang bad
side monitor,
terpasang
oksigen
07.00 Dx 4, 6 dan 34. Memotivasi DS: ayah klien Astu
keluarga untuk
7 mengatakan tik
menemani
klien selalu dan
menemani Pran
anaknya, ita
terkadang
bergantian
dengan
ibunya ayah
klien.
EVALUASI (SUMATIF)
49
TGL/JAM DIAGNOSA SOAP TTD
KEPERAWAT
AN
22/10/2017 Dx 1 S: ayah klien mengatakan
anaknya demam,
riwayat kejang, tidak
sadarkan diri sejak
pertama kali dibawa
kerumah sakit.
O: klien tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang infus,
terpasang oksigen
2liter, terpasang
NGT,
nadi:134x/menit,
RR:33x/menit,
Suhu:38,40C,
SPO2:100%
A: masalah mobilitas
fisik, pola nafas tidak
efektif, risiko luka
tekan, dan hipertermia
belum terasasi
P: Lanjutkan Intervensi
Monitor Tanda-tanda
vital
50
Dx 3 S: ayah klien mengatakan
perlu bantuan saat
memberikan nutrisi
melalui NGT dan
mengganti popok
anaknya.
O: klien tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang infus,
terpasang oksigen 2
liter, terpasang NGT,
popok tampak kotor
dan penuh
A: masalah mobilitas fisik
dan defisit perawatan
diri belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Berikan nutrisi melalui
NGTc
Bantu keluarga
mengganti popok
Dampingi dan
membantu keluarga
klien saat memenuhi
ADLs
51
Dx 2 S:ayah klien mengatakan
sudah paham setelah
diajarkan manfaat
kompres hangat
O: klien tampak tidak
sadarkan diri, kulit
tidak ada perubahan
warna, kulit cukup
lembab, terpasang
infus, terpasang
oksigen 2liter,
terpasang NGT,
nadi:114/menit,
RR:38x/menit,
Suhu:360C,
SPO2:100%
A: masalah pola nafas
tidak efektif dan
risiko luka tekan
belum teratasi,
hipertermia teratasi
sebagian
P: lanjutkan intervensi
Ajarkan kompres
hangat pada bagian
aksila dan lipatan paha
Monitor suhu, warna,
dan kelembapan kulit
52
Dx 5 S: ayah klien mengatakan
akan sering merubah
posisi anaknya
O: klien tampak tidak
sadarkan diri, klien
miring kesebalah
kanan, terpasang infus
A: masalah mobilitas
fisik, risiko luka tekan
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Ajarkankeluarga
pasien merubah posisi
dan memberikan
bantuan jika
diperlukan
53
Motivasikeluarga
untuk menemani klien
54
Dx 4 S: ayah klien mengatakan
dirinya khawatir
dengan keadaan
anaknya saat ini dan
ditambah istrinya
tidak mau menemani
anaknya dirumah
sakit
O: ayah klien tampak
sabar menerima
keadaan anaknya,
merawat anaknya
setiap hari dan
menemani anaknya
A: masalah ansietas
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Motivasikeluarga
untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi tentang
keadaan anaknya
55
Dx 1 dan 5 S: ayah klien mengatakan
perlu bantuan saat
memberikan nutrisi
melalui NGT dan
mengganti popok
anaknya.
O: klien tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang infus,
terpasang oksigen 2
liter, terpasang NGT,
popok tampak kotor
dan penuh
A: masalah mobilitas
fisik, defisit
perawatan diri belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
Berikan nutrisi melalui
NGT
Bantu keluarga
mengganti popok
Dampingidan
membantu keluarga
klien saat memenuhi
ADLs
56
Dx 1, 2 dan 3 S: ayah klien mengatakan
selalu menemani
anaknya, terkadang
bergantian dengan
ibunya ayah klien.
O: klien tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang infus,
terpasang oksigen 2
liter, terpasang NGT
A: masalah mobilitas
fisik, risiko trauma,
dan ansietas belum
teratasi.
P: lanjutkan intervensi
Motivasi keluarga
untuk menemani klien
Dx 1 S: ayah klien mengatakan
anaknya tidak deman,
riwayat kejang, tidak
sadarkan diri sejak
pertama kali dibawa
kerumah sakit.
O: klien tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang infus,
terpasang oksigen
2liter, terpasang NGT,
nadi:126.x/menit,
RR:21x/menit,
57
Suhu:370C, SPO2:98%
A: masalah mobilitas
fisik, pola nafas tidak
efektif, risiko luka
tekan belum teratasi,
dan hipertemia teratasi
sebagian
P: lanjutkan intervensi
Monitor tanda-tanda
vital
Dx 1 dan 6 S: ayah klien mengatakan
akan sering merubah
posisi anaknya
O: klien tampak tidak
sadarkan diri, klien
miring kesebalah
kanan, terpasang infus
A: masalah mobilitas fisik
dan risiko luka tekan
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Ajarkankeluarga
pasien merubah posisi
dan memberikan
bantuan jika
diperlukan
58
Dx 3 S: ayah klien mengatakan
perlu bantuan saat
memberikan nutrisi
melalui NGT
O: klien tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang infus,
terpasang oksigen
2liter, terpasang NGT,
A: masalah mobilitas dan
defisit perawatan diri
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Berikannutrisi melalui
NGT 70cc
Dampingidan
membantu keluarga
klien saat memenuhi
ADLs
23/10/2017 Dx 7 S: ayah klien mengatakan
anaknya tidak demam,
riwayat kejang, tidak
sadarkan diri sejak
pertama kali dibawa
kerumah sakit.
O: klien tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang infus,
terpasang oksigen
2liter, terpasang NGT,
nadi:107.x/menit,
RR:25x/menit,
59
Suhu:.36,40C,
SPO2:99%
A: masalah mobilitas
fisik, pola nafas tidak
efektif, risiko luka
trauma belum teratasi
dan hipertermi teratasi
60
terpasang infus,
terpasang oksigen
2liter, terpasang NGT
A: masalah mobilitas
fisik, risiko trauma dan
ansietas belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Motivasikeluarga
untuk menemani klien
Dx 3 S: ayah klien mengatakan
dirinya khawatir
dengan keadaan
anaknya saat ini dan
ditambah istrinya tidak
mau menemani
anaknya dirumah sakit
O: ayah klien tampak
sabar menerima
keadaan anaknya,
merawat anaknya
setiap hari dan
menemani anaknya
A: masalah ansietas
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Motivasikeluarga
untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi tentang
keadaan anaknya
61
Dx 1 dan 5 S: ayah klien mengatakan
perlu bantuan saat
memberikan nutrisi
melalui NGT dan
mengganti popok
anaknya.
O: klien tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang infus,
terpasang oksigen 2
liter, terpasang NGT,
popok tampak kotor
dan penuh
A: masalah mobilitas
fisik, dan defisit
perawatan diri belum
teratasi
P: lanjutkan intervensi
35. Berikan nutrisi melalui
NGT 70 cc
36. Bantukeluarga
mengganti popok
37. Dampingidan
membantu keluarga klien
saat memenuhi ADLs
62
24/10/2017 Dx 1, 5 dan 6 S: ayah klien mengatakan
membutuhkan bantuan
saat memandikan
anaknya
O: klien tidak sadarkan
diri, terpasang infus,
terpasang bad side
monitor, terpasang
oksigen
A: masalah mobilitas
fisik, defisit perawatan
diri dan risiko luka
tekan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Bantukeluarga klien
memandikan klien
Dx 1,4,6 dan7 S: ayah klien mengatakan
anaknya sedikit hangat
badanya, riwayat
kejang, tidak sadarkan
diri sejak pertama kali
dibawa kerumah sakit.
O: klien tampak tidak
sadarkan diri,
terpasang infus,
terpasang oksigen
2liter, terpasang NGT,
nadi:119x/menit,
RR:24x/menit,
Suhu:37,40C,
63
SPO2:.100%
A: masalah mobilitas
fisik, pola nafas tidak
efektif, hipertemia
belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Monitortanda-tanda
vital
Dx 1, 5 dan 6 S: ayah klien mengatakan
membutuhkan bantuan
saat memandikan
anaknya
O: klien tidak sadarkan
diri, terpasang infus,
terpasang bad side
monitor, terpasang
oksigen
A: masalah mobilitas
fisik, defisit perawatan
diri dan risiko luka
tekan belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
Bantukeluarga klien
memandikan klien
64