Vous êtes sur la page 1sur 6

PERBANDINGAN PENDIDIKAN DI NEGARA ASEAN

1. Pendidikan di Indonesia

Salah satu tugas Pemerintah bekerja sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia adalah
menyusun undang-undang pendidikan, dan sebagai hasilnya adalah Undang-undang Sisdiknas no 20
tahun 2003. Berdasarkan Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, Pendidikan nasional
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan
Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.

Sistem Persekolahandi Indonesia

Menurut Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pada bab VI pasa 16 disebutkan
bahwa jenjang pendidikan formal di Indonesia meliputi tiga jenjang, yaitu: pendidikan Dasar,
pendidikan Menengah, dan pendidikan Tinggi.

a. Pendidikan Dasar.

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan


menengah. Pemerintah menetapkan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, dan setiap warga negara
yang berusia 7 (tujuh) tahun wajib mengikuti belajar pada jenjang pendidikan dasar tanpa dipungut
biaya. Pendidikan dasar berbentuk: Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk
lain yang Sederajat selama 6 tahun; dan sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah
(MTs), atau bentuk lain yang sederajat selama 3 tahun.

b. Pendidikan Menengah.

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri


atas: Pendidikan menengah umum, berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah
(MA), atau bentuk lain yang sederajat; dan Pendidikan menengah kejuruan, berbentuk Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat,
selama 3 tahun.

c. Pendidikan Tinggi.

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang


mencakup program pendidikan diploma (2-4 tahun); sarjana (4 tahun atau lebih); magister, spesialis,
dan doktor (2 tahun atau lebih); yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Perguruan tinggi dapat berbentuk: Akademi, Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, atau
Universitas. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik,
profesi, dan atau vokasi.
Sistem Manajemen Pendidikan Sekolah di Indonesia

Pengelolaan pendidikan di Indonesia merupakan tanggung jawab pemerintah pusatmelalui


Menteri Pendidikan Nasional, pemerintah Daerah Provinsi, dan pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
Ketentuan yang menyangkut pendidikan diatur dalam UU RI No.20 TH 2003 (Sisdiknas ). Ditinjau
dari Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat (1) yaitu; Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Sedangkan peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Oleh karena itu pendidikan dapat diterima dan dihayati sebagai kekayaan yang sangat
berharga dan benar-benar produktif. Pelaksanaan desentralisasi pendidikan nasional di Indonesia
memberikan keluasan kepada pemerintah daerah dan partisipasi masyarakat utuk turut bertanggung
jawab atas kualitas pendidikan di Indonesia.

2. Pendidikan di Singapura

Kurikullum pendidikan di singapura ternyata tidak terlalu berbeda dari pendidikan di Indonesia.
Mereka juga punya ujian nasional allias UN bagi semua siswa setiap akan melanjutkan pendidikan
kejenjang yang berikutnya. Wajib pendidikan di Singapura berlangsung 10 tahun.

Anak-anak di Singapura masuk kedunia pendidikan mulai dari tingkat TK lanjut ke SD selama
6 tahun. Setelah itu mereak masuk ke SMP SMA selama 5 tahun, lalu ke tingkat persiapan menuju kuliah
3 tahun, baru masuk universitas. Akan tetapi, lama seorang menyelesaikan pendidikan disetiap jenjang
SD itu berbeda-beda, karena setiap anak yang dimasukkan kekelas sesuai dengan kemampuan masing-
masing.

Express merupakan tempat buat siswa pintar. Bagi anak-anak pintar mereka bias menyelesaikan
SMP SMA 4 tahun. Kalau normal academic, sebelum masuk kekelas 5 pada thun ke 4 mereka harus
melaksanakan tugas ujian nasional untuk naik kelas 5. Untuk kelas mormal Technical, sepreti SMK.
Setelah lulus SMP SMA, mereka bias lanjut ke institute of Technical Education selama dau tahun, atau
sekoalh lanjutan buat mereka yang mau nerusin ke jenjang pendiidkan yang lebih tinggi, polytechnic
(kalau mau dapat diploma), atau bias juga langsung kerja.

Mata pelajaran mereka juga tidak berbeda jauh dengan Indonesia, misalnya Bahasa Inggris,
Matematika, IPA, IPS, Seni, juga pelajaran yang namanya Mother Tongue Leanguage atau pelajaran
Bahasa sesuai bahasa ibu mereka.

3. Pendidikan Di Thailand

Sistem pendidikan di Thailand terbagi menjadi 3, yaitu : pendidikan formal, pendidikan non-
formal dan pendidikan informal.Untuk sistem pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar dan
pendidikan tinggi. sedangkan sistem pendidikan non-formal terdiri dari : program sertifikat kejuruan,
program short course sekolah kejuruan dan interest group program.
Wajib belajar di Thailand adalah wajib belajar 9 tahun, dengan rincian grade sebagai berikut :

Pendidikan play group dan TK usia 3-6 tahun

Pendidikan Sekolah dasar (selama 6 tahun), grade 1-6

Pendidikan Sekolah Menengah (selama 3 tahun), grade 7-9

Pendidikan Sekolah Menengah atas (selama 3 tahun), grade 10-12

Untuk grade 7-12 dalam satu kompon sekolahan, mereka tak harus mendaftar lagi , sudah
otomatis melanjutkan di sekolah itu.Ujian Nasional (UN) di Thailand dikoordinasikan oleh Bureu of
Education Testing Office dari Komisi Pendidikan Dasar yang memakai Sistem Ordinary National
Education Test (O-net). UN di wajibkan untuk grade 3, 6, 9 dan 12. Ada 8 mata pelajaran yang di-UN
kan yaitu :

Bahasa Thai, Matematika, Science, Ilmu sosial, Agama dan Kebudayaan, Bahasa asing, Health
dan Physical Education, Art, Career dan Technology

Sedangkan siswa dari grade 1,2,4,5,7,8,10 dan 11, mengikuti ujian kelas dari sekolah masing-
masing yang mengacu dari Office of Academic affair, Kementrian Pendidikan Thailand, secara serentak.
Pondok (sekolah agama) di Thailand Selatan secara keseluruhan dapat dikatakan sama dengan pesantren
di Jawa atau tempat-tempat lain di Indonesia pada tahun 1950/60-an sebelum mengalami modernisas.

Lima kunci sukses pendidikan di Thailand, yaitu selalu mendasarkan pada sains dan teknologi;
sehingga semua produk yang dihasilkan berdasarkan pada penelitian atau riset. Hasilnya, kalau
menghasilkan produk pertanian benar-benar unggul, maka tidak mengherankan kalau ada jambu atau
ayam Bangkok, artinya produk yang dihasilkan benar-benar bermutu.

Keberhasilan yang dicapai juga karena profit, artinya setiap kegiatan harus memberikan
keuntungan, sehingga banyak prostitusi yang dikemas dalam industri pariwisata. "Ini yang tidak perlu
ditiru oleh Bangsa Indonesia, karena untuk mendapatkan pendapatan atau profit/keuntungan yang besar
menghalalkan segala cara,". Karena sebagian besar daerah di Thailand banyak mengembangkan Industri
pariwisata. Penduduk di Bangkok saja lebih sedikit dari wisatawan yang ada di kota tersebut. Dengan
cara inilah pendapatan negara tersebut selalu surplus.

Kunci yang mendukung pendidikan yang lain value dan menjaga nilai-nilai budaya, sehingga
Thailand menjadi negara bersih, tertib hukum dan disiplin, serta selalu berpegang pada ideologi yang
ada dan tumbuh di Thailand. Raja sebagai wakil Tuhan, sehingga kedudukannya kuat dan ada di hati
rakyatnya, dan inilah yang dapat menghidupkan living values bisa tumbuh subur di kalangan siswa
sekolah di Thailand, yang menjadikan hidup itu menjadi lebih hidup. Sedangkan semua urusan politik
diserahkan kepada perdana menteri.

Sistem Pendidkan suatu negara bisa maju dan berkualitas namun membutuhkan proses yang
sangat panjang.dan lama terutama dalam mendisiplinkan guru dan siswanya, pasalnya guru guru di
Thailand benar-benar menfokuskan kerjanya ke satu tugas penuh waktu. Dalam masalah pendidikan di
Thailand guru yang dipanggil "Kunkru" merupakan penentu keberhasilan pendidikan, yang tidak
berbeda dengan Indonesia.

4. Sistem Pendidikan di Filipina


a. Pra-Pendidikan Dasar

Pra-pendidikan dasar disediakan untuk anak berusia 3-5 tahun. Program yang ditawarkan
beragam seperti Nursery (Pendidikan Anak Usia Dini) untuk anak usia 3-4 tahun, kindergarten (TK)
untuk usia 4-5 tahun, dan Sekolah Persiapan SD untuk usia 5-6 tahun.

b. Pendidikan Dasar

Sekolah Dasar, terdiri dari 6 tingkat, beberapa sekolah menambahkan tingkat tambahan
(tingkat ke-7). Tingkat-tingkat ini dikelompokkan menjadi dua subdivisi utama, Tingkat Primer
(dasar) meliputi 3 tingkat pertama, dan Tingkat Intermediet (lanjutan) terdiri dari 3 atau 4 tingkat.
Penyelenggaraan enam tahun pendidikan dasar ini wajib dan disediakan gratis di sekolah-sekolah
umum.

Sekolah Publik

Mata Pelajaran Inti: Matematika, Ilmu Pengetahuan, Bahasa Inggris, Bahasa Filipina, Dan
Makabayan (Ilmu Sosial, Pendidikan Kehidupan, Nilai-Nilai). Pada tingkat ke-3 ditambahkan mata
pelajaran Sains. Mata Pelajaran Lainnya: Musik, Seni, dan Pendidikan Jasmani.

Sekolah Swasta

Mata Pelajaran: Matematika, Bahasa Inggris, Sains, Ilmu Sosial, Komputer Dasar, Bahasa
Filipina, Musik, Seni dan Teknologi, Ekonomi Kerumahan, Kesehatan, Pendidikan Jasmani. Di
Sekolah Katolik diberikan materi Pendidikan Agama atau Kehidupan Umat Kristen. Pada Sekolah
Internasional dan Sekolah Cina diberikan mata pelajaran tambahan berupa Bahasa dan Budaya.

Bahasa pengantarnya ialah Bahasa Inggris. Bahasa Filipina digunakan dalam pengajaran
Makabayan dan Bahasa Filipina, selain juga digunakan bahasa-bahasa daerah seperti Cebuano,
Hiligaynin, Bicolano, dan Waray. Bahasa Arab digunakan di Sekolah-sekolah Islam. Di Sekolah
Cina diajarkan dua tambahan bahasa Cina Hokkien dan Cina Mandarin. Sekolah Internasional
umumnya menggunakan Bahasa Inggris di semua mata pelajaran.

National Elementary Achievement Test (NEAT), ujian nasional SD, yang orientasinya
adalah sebagai tolak ukur sekolah kompetensi, bukan sebagai pengukur kecerdasan siswa,
dihapuskan pada tahun 2004, dan pada tahun 2006 diberlakukan hanya kepada sekolah swasta untuk
ujian masuk sekolah menengah. Dengan dihapuskannya NEAT para siswa tidak perlu menghasilkan
skor apapun untuk mendapatkan pengakuan ke sekolah tinggi negeri. Departemen Pendidikan
kemudian mengubah NEAT dan menggantikannya dengan National Achievement Test (NAT).
Sekolah dasar publik dan swasta mengambil ujian ini untuk mengukur kompetensi sekolah.

Pendidikan Menengah
Pendidikan sekolah menengah di Filipina terdiri dari empat tahun dan disediakan secara
gratis di sekolah-sekolah umum, ditujukan kepada siswa-siswa berusia 12-16. Pendidikan Menengah
bersifat terkotak, yaitu setiap tingkat berfokus kepada tema atau isi tertentu, sehingga sering disebut
sebagai sekolah tinggi. Pendidikan Menengah:

Tahun ke-1 (Freshman): Aljabar I, Sains Terintegrasi, bahasa Inggris I, bahasa Filipina I, dan
Sejarah Filipina. Tahun ke-2 (Sophomore): Aljabar II, Biologi, bahasa Inggris II, bahasa Filipina II,
Sejarah Asia. Tahun ke-3 (Junior): Geometri, Kimia, bahasa Filipina III, sejarah Dunia, dan
Geografi. Tahun ke-4 (Senior): Kalkulus, Trigonometri, Fisika, bahasa Filipina IV, Sastra, dan
Ekonomi.

Pelajaran tambahan meliputi Kesehatan, Ilmu Komputer Lanjutan, Musik, Seni, Teknologi,
Ekonomi Kerumahan, dan Pendidikan Jasmani. Pada Sekolah-Sekolah Eksklusif ditawarkan mata
pelajaran pilihan meliputi berbagai macam Bahasa, Pemrograman Komputer, Menulis Sastra, dan
lainnya. Sekolah Cina memberikan tambahan pelajaran Bahasa dan Budaya. Sekolah Persiapan (Pra-
Pendidikan Tinggi) memberikan beberapa kursus Bisnis dan Akutansi, sedangkan Sekolah Sains
memberikan mata pelajaran Biologi, Kimia, dan Fisika pada setiap tingkat National Achievement
Test Sekunder (NSAT) yang dikelola oleh Departemen Pendidikan adalah ujian di akhir tahun ke-4
sekolah menengah, namun kemudian ditiadakan. Kini setiap sekolah publik atau swasta
menyelenggarakan sendiri ujian masuk pendidikan di Perguruan Tinggi (College Entrance
Examinations, CEE). Setelah menyelesaikan pendidikan menengah, siswa dapat memilih untuk
mengambil Pelatihan Kejuruan 2 atau 3 tahun atau melanjutkan ke Perguruan Tinggi (Universitas).

Pendidikan Teknik dan Kejuruan

Pendidikan Teknik dan Kejuruan (TESDA), adalah suatu badan yang mengawasi pendidikan
pasca-sekolah menengah pendidikan teknis dan kejuruan, termasuk orientasi keterampilan, pelatihan
dan pengembangan pemuda luar sekolah dan masyarakat pengangguran dewasa. TESDA dikelola
oleh Dewan Tenaga Kerja dan Pemuda (NMYC) dan Program magang dari Biro Ketenagakerjaan
Lokal (BLE), keduanya dari Departemen Pekerjaan dan Ketenagakerjaan (DOLE) bekerjasama
dengan Biro Pendidikan Teknis dan Kejuruan (BTVE) dari Departemen Pendidikan, Kebudayaan,
dan Olah Raga (DECS, sekarang DepEd), berlandaskan Undang-Undang Republik Nomor 7796 atau
dikenal sebagai Undang-Undang Pendidikan Teknik dan Pengembangan Keterampilan 1994 yang
untuk menyediakan tenaga kerja tingkat menengah bagi industri.

Pendidikan Tinggi

Pendidikan Tinggi dikelola oleh Komisi Pendidikan Tinggi (CHED), berdasarkan UU


Republik No. 7722 atau UU Pendidikan Tinggi 1994. CHED adalah lembaga independen setingkat
departemen yang berasal dan bekerjasama dengan Departemen Pendidikan (DepEd). Tugasnya
adalah mengkoordinasikan program-program lembaga-lembaga pendidikan tinggi dan menerapkan
kebijakan dan standar.

Pendidikan Tinggi di Filipina diklasifikasikan menjadi universitas dan perguruan tinggi


negeri (SUC) dan universitas dan perguruan tinggi lokal (LCU). SUCs (State Universities and
Colleges) adalah lembaga-lembaga pendidikan tinggi publik yang disewa, ditetapkan oleh hukum,
dikelola, dan disubsidi secara finansial oleh pemerintah. LUCs (Local Universities and Colleges)
merupakan lembaga-lembaga perguruan tinggi yang didirikan dan didukung secara finansial oleh
pemerintah daerah. HEIs (High Education Institutions) adalah lembaga-lembaga Pendidikan tinggi
yang berada langsung di bawah lembaga pemerintah yang ditetapkan dalam undang-undang. Mereka
menyediakan pelatihan khusus di bidang-bidang seperti ilmu militer dan pertahanan nasional.
Sedangkan CSI (CHED Supervised Institution) adalah lembaga pasca pendidkan menengah public
yang tidak disewa oleh pemerintah, ditetapkan oleh hukum,dikelola, diawasi, dan didukung secara
finansial oleh pemerintah. Adapun OGS (Other Government Schools) adalah lembaga pendidikan
menegah dan pasca pendidikan menengah, biasanya merupakan lembaga pendidikan teknis-kejuruan
yang menawarkan program pendidikan tinggi.

5. Pendidikan di Brunei

Sistem pendidikan umum Brunei memiliki banyak kesamaan dengan negara ACommonwealth@
lainnya seperti Inggris, Malaysia, Singapura dan lain-lain. Sistem ini dikenal dengan pola A7-3-2-2"
yang melambangkan lamanya masa studi untuk masing-masing tingkatan pendidikan seperti: 7 tahun
tingkat dasar, 3 tahun tingkat menengah pertama, 2 tahun tingkat menengah atas dan 2 tahun pra-
universitas.

Untuk tingkat dasar dan menengah pertama, sistem pendidikan Brunei tidak jauh berbeda dengan
Indonesia. Pendidikan dasar bertujuan memberikan kemampuan dasar bagi murid-murid dalam menulis,
membaca, dan berhitung disamping membina dan mengembangkan karakter pribadi.

Pendidikan TK yang merupakan bagian tingkat dasar mulai diterapkan di Brunei tahun 1979 dan
sejak itu setiap anak berumur 5 tahun diwajibkan memasuki TK selama setahun sebelum diterima di SD
kelas 1. Kenaikan tingkat dari TK ke SD dilakukan secara otomatis. Di tingkat SD, mulai dari kelas 1
dan seterusnya setiap murid akan mengikuti ujian akhir tahun dan hanya murid yang berprestasi saja
yang dapat melanjutkan ke kelas berikutnya. Sementara yang gagal harus Atinggal kelas@ dan sesudah
itu baru mendapat kenaikan kelas otomatis.

Setelah mengikuti pendidikan dasar 7 tahun, murid yang lulus ujian akhir dapat melanjutkan
pendidikannya ke SLTP selama 3 tahun. Bagi siswa yang lulus ujian akhir SLTP akan memiliki pilihan
yaitu: Dapat meneruskan pelajaran ke tingkat SLTA . Di tahun ke-2, siswa akan menjalani ujian
penentuan tingkat yang dikenal BCGCE (Brunei Cambridge General Certificate of Education) yang
terdiri dari 2 tingkat yaitu tingkat AO@ dan AN@. Bagi siswa yang berprestasi baik akan mendapat
ijazah tingkat AO@ artinya siswa dapat meneruskan pelajaran langsung ke pra-universitas selama 2
tahun untuk mendapatkan ijazah Brunei Cambridge Advanced Level Certificate tingkat AA@ .
Sementara itu, siswa tingkat AN@ harus melanjutkan studinya selama setahun lagi dan kemudian baru
dapat mengikuti ujian bagi mendapatkan ijazah tingkat AO@.

Bagi siswa tamatan SLTP yang tidak ingin melanjutkan pelajarannya ke universitas dapat
memilih sekolah kejuruan seperti perawat kesehatan, kejuruan teknik dan seni, kursus-kursus atau dapat
terjun langsung ke dunia kerja.

Vous aimerez peut-être aussi