Vous êtes sur la page 1sur 3

2.2.

4 KARAKTERISTIK TRANSPORTASI WILAYAH


2.2.4.1 Prediksi Bangkitan
a) Pada tahun 2008, penduduk Kabupaten Purwakarta yang melakukan bangkitan pergerakan
adalah sebanyak 47,95% atau 452.886 pergerakan. Bangkitan pergerakan yang paling tinggi
berasal dari Kecamatan Purwakarta yaitu 119.102 pergerakan dan bangkitan yang paling rendah
berasal dari Kecamatan Pondoksalam sebanyak 4.503 pergerakan sedangkan bangkitan yang
berasal dari luar Kabupaten Purwakarta adalah sebanyak 2.095 pergerakan.
b) Proyeksi bangkitan pergerakan di Kabupaten Purwakarta tahun 2031 adalah 718.674
pergerakan. Bangkitan pergerakan yang paling tinggi berasal dari Kecamatan Purwakarta yaitu
176.330 bangkitan dan bangkitan yang paling sedikit berasal dari Kecamatan Pondoksalam yaitu
6.870 pergerakan sedangkan bangkitan pergerakan yang berasal dari luar Kabupaten
Purwakarta sebanyak 3.038 pergerakan.
2.2.4.2 Distribusi Pergerakan

Distribusi pergerakan antar kecamatan di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2009 yang terbesar
berasal dari dan menuju Kecamatan Purwakarta (28,81 %), sedangkan pergerakan terkecil terdapat
di Kecamatan Pondoksalam (1.13 %). Sementara itu pergerakan di kecamatan lainnya umumnya di
bawah 10 %.
Demikian pula untuk prediksi ditribusi pergerakan antar kecamatan di Kabupaten Purwakarta tahun
2031, yang terbesar dari dan menuju Kecamatan Purwakarta (32,40 %), dan pergerakan terkecil
terdapat di Kecamatan Pondoksalam (0,5 %). Sementara itu pergerakan di kecamatan lainnya
umumnya di bawah 10 %.

2.2.4.3 Tingkat Pelayanan Jaringan Jalan

Pada tahun 2009, jumlah ruas jalan yang terdapat di Kabupaten Purwakarta adalah 309 ruas dengan
tingkat pelayanan sebagai berikut:
77,6 % termasuk klasifikasi tingkat pelayanan A (V/C = 0-0,2). Artinya, kondisi arus bebas dengan
kecepatan tinggi, pengemudi dapat memilih kecepatan yang diinginkan tanpa hambatan.
18,44 % termasuk klasifikasi tingkat pelayanan B (V/C = 0,2-0,44). Artinya, Arus stabil, tetapi
kecepatan operasi muai dibatasi oleh kondisi lalu lintas,
2,5 % termasuk klasifikasi tingkat pelayanan C (V/C = 0,45-0,74). Artinya, Arus stabil, tetapi
kecepatan dan gerak kendaraan dikendalikan, pengemudi dalam memilih kecepatan,
0,3 % termasuk klasifikasi tingkat pelayanan D (V/C = 0,75-0,84). Artinya, Arus mendekati stabil,
kecepatan masih dikendalikan V/C masih dapat ditolerir,
0,09 % termasuk klasifikasi tingkat pelayanan E (V/C = 0,75-0,84). Artinya, Volume lalu lintas
mendekati/berada pada kapasitas atau tidak stabil kecepatan terkadang terhenti, terutama ruas
jalan di Kecamatan Purwakarta dan Kecamatan Plered.
2.2.4.4 Tingkat Pelayanan Terminal

Pada tahun 2009, di Kabupaten Purwakarta terdapat 5 buah terminal tipe C dengan tingkat
pelayanan sebagai berikut:
1) Terminal Babakancikao (Kecamatan Babakancikao), terminal ini melayani pergerakan yang cukp
besar, terutama di wilayah barat kabupaten, namun belum dilengkapi sarana dan prasarana yang
memadai,
2) Terminal Wanayasa (Kecamatan Wanayasa), terminal ini berfungsi sebagai simpul yang
menghubungkan dengan kecamatan lain di sekitarnya. Namun, belum berfungsi secara optimal
karena sebagian besar angkutan tidak masuk terminal.
3) Terminal Plered (Kecamatan Plered), terminal ini dilalui oleh jalur pergerakan dengan frekuensi
angkutan yang sangat tinggi. Namun, belum berfungsi secara optimal karena sebagian besar
angkutan tidak masuk terminal.
4) Terminal Gembong (Kecamatan Pasawahan), terminal ini belum berfungsi secara optimal karena
sebagian besar angkutan tidak masuk terminal.
5) Terminal Sawit (Kecamatan Darangdan), terminal ini jarang digunakan oleh angkutan umum
penumpang resmi, lebih banyak di gunakan angkutan preman.
2.2.4.5 Dampak Jalan Tol
A. Umum
1) Sebelum adanya jalan tol pergerakan penumpang yang hanya melewati Kabupaten
Purwakarta sebesar 96,70% sedangkan yang mempunyai tujuan di Purwakarta sebesar
3,30%. Sementara itu, untuk angkutan barang yang hanya melewati Kabupaten Purwakarta
sebesar 97,87% dan yang berhenti di Purwakarta sebesar 2,13%.
2) Setelah beroperasinya jalan tol, untuk kendaraan penumpang sebanyak 66,75%
menggunakan jalan tol dan sebanyak 33,25% menggunakan jalan yang ada saat ini.
Demikian pula halnya dengan angkutan barang, sebanyak 61% beralih menggunakan jalan
tol dan sisanya sebanyak 39% menggunakan jalan yang ada saat ini
3) Kesimpulan yang diperoleh adalah dengan dibangunnya jalan tol Cipularang mengakibatkan
penurunan arus lalu lintas di wilayah Kabupaten Purwakarta sebesar lebih kurang 60 %.
Kondisi ini tidak terjadi secara permanen, karena pengalaman dengan dibangunnya jalan tol
Jagorawi, Padaleunyi, dan Jakarta-Merak menunjukkan bahwa pertumbuhan pengguna
jalan pada ruas jalan lama juga mengalami peningkatan sejalan dengan pembangunan
wilayah di sekitarnya.
B. Dampak Terhadap Kegiatan Ekonomi
1) Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sub sektor toko kelontong/makanan dan minuman
mempunyai perkembangan yang cepat sedangkan sektor lainnya yaitu hotel dan rumah
makan besar berkembang secara lambat, sementara rumah makan kecil berspesialisasi
secara cepat dibandingkan sekor lainnya.
2) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa salah satu dampak jalan tol terhadap
perkembangan kegiatan ekonomi di Kabupaten Purwakarta adalah menurunnya kegiatan
ekonomi pada sub sektor hotel dan rumah makan besar.
C. Dampak Terhadap Pola Guna Lahan
Salah satu dampak yang teridentifikasi dari beroperasinya jalan tol Cipularang terhadap pola guna
lahan di Kabupaten Purwakarta adalah adanya perubahan penggunaan lahan di sekitar jalan tol .
Salah satu perubahan yang spesifik adalah perubahan dari lahan non terbangun menjadi
terbangun, perubahan dari permukiman menjadi perdagangan dan jasa terutama di sekitar
gerbang tol Jatiluhur dan Sadang. Kondisi demikian secara langsung dan tidak langsung
menyebabkan pergeseran perkembangan kawasan terbangun yang terkonsentrasi di sekitar
gerbang tol.

Vous aimerez peut-être aussi