Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
Latar Belakang.........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3
A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja..................................................................3
B. Urgensi Kesehatan dan Keselamatan Kerja........................................................................4
C. Kasus Kecelakaan Kerja dan Solusi..................................................................................10
1. Kecelakaan Kerja...........................................................................................................10
2. Contoh Kasus Kecelakaan Kerja...................................................................................12
3. Analisis Kasus................................................................................................................14
4. Solusi Mengatasi Kecelakaan Kerja..............................................................................15
D. Implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja............................................................18
1. Kebijakan, Hukum, dan Peraturan.....................................................................................20
a. Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja......................................................20
b. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja................................................21
d. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)..............................................................22
2. Penegakan Hukum.............................................................................................................23
a. Direktorat Pengawasan Norma K3 di DEPNAKERTRANS.........................................23
b. Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan.............................................................24
c. Dewan Tripartit National Keselamatan dan Kesehatan Kerja (DK3N)........................24
BAB III PENUTUP...................................................................................................................26
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya
Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat
melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika
apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat
dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat
melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah
capek.
tenaga kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan
tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan
yang tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan
untuk menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi,
unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor
sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu
2
seperti faktor manusia, lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang
tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita
kecelakaan kerja yang dapat kita saksikan. Dalam makalah ini kemudian akan
dengan subur tanaman tebu dan bahkan Indonesia dikenal dengan cikal bakal tebu
dunia. Tebu adalah bahan baku dalam pembuatan gula (gula kristal putih, white
yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestic (rumah
tangga atau yang lebih dikenal sabagai sampah), yang kehadirannya pada suatu
saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai
ekonomis. Jenis sampah ini pada umumnya berbentuk padat dan cair
bahan olah yang tidak disengaja. Limbah padat meliputi ampas tebu, abu dan debu
hasil pembakaran ampas di ketel, padatan bekas analisa laboratorium, blotong dan
tetes. Limbah gas meliputi gas cerobong ketel dan gas SO2 dari cerobong reaktor
3
ampas tebu sebagian besar dipakai langsung oleh pabrik gula sebagai bahan bakar
padat produk stasiun pemurnian nira. Limbah ini sebagian besar diambil petani
untuk dipakai sebagai pupuk, sebagian yang lain dibuang di lahan tebuka, dapat
menyebabkan polusi udara, pandangan dan bau yang tidak sedap di sekitar lahan
tersebut. Sedangkan belerang dioksida (SO2) merupakan limbah gas yang keluar
dari cerobong reaktor sulfitir pada proses pemurnian nira tebu yang kurang
pendamping karena sebagian besar dipakai sebagai bahan baku industri lain
seperti vitsin (sodium glutamate), alkohol atau spritius dan bahkan untuk
komoditas ekspor dalam pembuatan L-lysine dan lain-lain. Namun untuk hal ini
dibutuhkan kandungan gula dalam tetes yang cukup tinggi, sehingga tidak semua
tetes tebu yang dihasilkan dimanfaatkan untuk itu. Akibatnya tidak sedikit pabrik
gula yang mengalami kendala dalam penyimpanan tetes sampai musim giling
berikutnya, tangki tidak cukup menampung karena tetes kurang laku, atau
Oleh karena hasil sampingan (limbah) yang dihasilkan oleh pabrik gula
cukup beragam, maka agar limbah ini tidak menjadi masalah bagi lingkungan
sekitar, maka diperlukan suatu pengelolaan terhadap limbah tersebut. Cara- cara
4
yang bisa digunakan dalam pengolahan limbah yaitu menetralkan limbah sehingga
tidak berbahaya bagi lingkungan , dan dengan merubah limbah menjadi barang
BAB II
PEMBAHASAN
5
A. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Menurut Mangkunegara, keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan
makmur.
untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan
yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang
adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi
6
kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang
7. Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah ilmu
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja di tempat kerja. (Lalu Husni,
2003: 138).
kesimpulan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya
untuk menciptakan perindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya
dan lingkungan. Jadi berbicara mengenai kesehatan dan keselamatan kerja tidak
mengatur tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Berawal dari adanya Undang-
perlakuan yang sesuai dengan harkat, martabat, manusia, moral dan agama.
7
Undang-Undang tersebut kemudian diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor
Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 ini ada beberapa hal yang
8
D. Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk Panitia Pembinaan
E. Setiap kecelakan kerja juga harus dilaporkan pada pejabat yang ditunjuk
oleh Menteri Tenaga Kerja di dinas yang terkait. (Pasal 11 ayat 1).
Dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 86 ayat 1 UU Nomor 13 Tahun 2003 diatur
atas:
a) Keselamatan kerja
c) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
agama.
pekerjaanya.
9
2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul
tenaga kerja.
Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagaan dan Peraturan
Ketenagakerjaan.
Arti penting dari kesehatan dan keselamatan kerja bagi perusahaan adalah
tujuan dan efisiensi perusahaan sendiri juga akan tercapai apabila semua pihak
khawatir akan ancaman yang mungkin menimpa mereka. Selain itu akan dapat
terjadi nantinya juga akan membawa kerugian bagi semua pihak. Kerugian
tersebut diantaranya menurut Slamet Saksono (1988: 102) adalah hilangnya jam
mesin dan alat kerja serta pengeluaran biaya pengobatan bagi korban kecelakaan
10
kerja.
sebagai berikut:
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
seefektif mungkin.
pegawai.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja.
maka di setiap tempat kerja perlu adanya pihak-pihak yang melakukan kesehatan
dan keselamatan kerja. Pelaksananya dapat terdiri atas pimpinan atau pengurus
keselamatan dan kesehatan kerja, dan ditunjuk oleh pimpinan atau pengurus
11
tempat kerja/perusahaan
dan keselamatan kerja. Misalnya terhadap tenaga kerja yang baru, ia berkewajiban
menjelaskan tentang kondisi dan bahaya yang dapat timbul di tempat kerja, semua
alat pengaman diri yang harus dipakai saat bekerja, dan cara melakukan
memeriksa kesehatan fisik dan mental secara berkala, menyediakan secara cuma-
cuma alat pelindung diri, memasang gambar-gambar tanda bahaya di tempat kerja
dan melaporkan setiap kecelakaan kerja yang terjadi kepada Depnaker setempat.
kesehatan kerjanya tidak layak. Tetapi pekerja juga memiliki kewajiban untuk
mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, koordinasi dari pihak-pihak yang ada
di tempat kerja guna mewujudkan keadaan yang aman saat bekerja akan lebih
mudah terwujud.
1. Kecelakaan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja bertalian dengan apa yang disebut dengan
12
pelaksanaan kerja yang disebabkan karena faktor melakukan pekerjaan.
(Sumamur, 1981: 5). Kecelakaan kerja juga diartikan sebagai kecelakaan yang
terjadi di tempat kerja atau suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak
dikehendaki yang mengacaukan proses aktivitas kerja. (Lalu Husni, 2003: 142).
bahaya kerja. Bahaya kerja ini bersifat potensial jika faktor-faktor tersebut belum
mendatangkan bahaya. Jika kecelakaan telah terjadi, maka disebut sebagai bahaya
Lalu Husni secara lebih jauh mengklasifikasikan ada empat faktor penyebab
b. Faktor material atau peralatannya, misalnya bahan yang seharusnya dibuat dari
besi dibuat dengan bahan lain yang lebih murah sehingga menyebabkan
kecelakaan kerja.
Perbuatan bahaya, misalnya metode kerja yang salah, sikap kerja yang
13
ventilasi, pergantian udara yang tidak lancar dan suasana yang sumpek.
kecelakaan kerja di Indonesia yang paling dominan. Para ahli belum dapat
mengubah setting, atau memasangi kembali, memakai peralatan yang tidak aman
berada pada posisi tidak aman di bawah muatan yang tergantung, menaikkan lift
dengan cara yang tidak benar, pikiran kacau, tidak memperhatikan tanda bahaya
dan lain-lain.
ekonomis adalah penderitaan korban yang dapat berupa kematian, luka atau cidera
14
dan cacat fisik.
Sumamur (1981: 5) secara lebih rinci menyebut akibat dari kecelakan kerja
dengan 5K yaitu:
1. Kerusakan
2. Kekacauan organisasi
5. Kematian
Usaha Sukses, Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (29/07/09), tewas setelah tersiram air
panas didalam tangki. Satu pekerja lainnya selamat namun mengalami luka parah.
Diduga kecelakaan ini akibat operator kran tidak tahu masih ada orang di dalam
Peristiwa tragis di pabrik gula Rafinasi PT Darma Pala Usaha Sukses yang
ada di komplek Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap ini terjadi sekitar pukul 10.00
WIB. Musibah bermula saat 5 pekerja tengah membersihkan bagian dalam tangki
gula kristal di pabrik tersebut. Tiba-tiba kran yang berada di atas dan mengarah
kedalam tangki mengeluarkan air panas yang diperkirakan mencapai 400 derajat
Celsius. Akibatnya, keempat pekerja yang ada didalamnya tewas seketika dengan
15
Para korban yang tewas semuanya warga Cilacap yakni Feri Kisbianto,
Jumono, Puji Sutrisno dan Kasito. Sedangkan pekerja yang bernama Adi
Menurut salah seorang rekan pekerja, air panas tersebut mengucur ke dalam
tangki setelah tombol kran dibuka oleh salah seorang karyawan pabrik. Diduga
operator kran tidak mengetahui jika pekerjaan didalam tangki tersebut belum
selesai.
Hingga saat ini belum diperoleh keterangan resmi terkait kecelakaan kerja
tersebut, karena semua pimpinan di Pabrik PT Darma Pala Usaha Sukses berusaha
3. Analisis Kasus
Jika ditinjau dari faktor penyebab kecelakaan kerja, penyebab dasar
kecelakaan kerja adalah human error. Dalam hal ini, kesalahan terletak pada
tersebut, seharusnya sang operator kran bersikap lebih hati-hati serta teliti yaitu
dengan benar-benar memastikan bahwa tangki gula krsital tersebut telah kosong
serta aman dialirkan air ke dalamnya, maka mungkin kecelakaan kerja tersebut
tidak akan terjadi. Karyawan saat memasuki tangki seharusnya juga mengenakan
16
tersebut. Sistem manajemen yang baik seharusnya lebih ketat pengawasannya
terhadap alat ini menyadari alat ini memiliki risiko yang besar untuk
tidak ada orang. Kemudian, apabila teknologi yang lebih canggih dapat diterapkan
di sana, maka pada tangki tersebut dapat dipasang sebuah alat pendeteksi di mana
apabila di dalam tangki masih terdapat orang atau benda asing, maka ada sebuah
kegiatan ini tentu untuk meningkatkan manajemen dari kesehatan, keamanan serta
tepat serta menurunkan faktor risiko pada kecelakaan tersebut. Namun, sayangnya
akan dapat mengambil pelajaran melalui kecelakaan ini. Ini berarti kecelakaan
semacam ini masih memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk kembali
terjadi, baik pada perusahaan yang sama maupun pada perusahaan sejenisnya.
17
mengurangi resiko dari adanya kecelakaan kerja. Salah satunya adalah pengusaha
program keselamatan kerja. Beberapa hal yang menjadi ruang lingkup tugas
panitia tersebut adalah masalah kendali tata ruang kerja, pakaian kerja, alat
1. Tata ruang kerja yang baik adalah tata ruang kerja yang dapat mencegah
jalan yang dipergunakan untuk lalu lalang juga harus diberi tanda,
misalnya dengan garis putih atau kuning dan tidak boleh dipergunakan
sisa produksi berupa uap, maka faktor penglihatan dan sirkulasi udara di ruang
2. Pakaian kerja sebaiknya tidak terlalu ketat dan tidak pula terlalu longgar.
yang terlalu sempit juga akan sangat membatasi aktivitas kerjanya. Sepatu
dan hak yang terlalu tinggi juga akan beresiko menimbulkan kecelakaan.
18
Memakai cincin di dekat mesin yang bermagnet juga sebaiknya dihindari.
3. Alat pelindung diri dapat berupa kaca mata, masker, sepatu atau sarung
tangan. Alat pelindung diri ini sangat penting untuk menghindari atau
4. Lingkungan kerja meliputi faktor udara, suara, cahaya dan warna. Udara
yang baik dalam suatu ruangan kerja juga akan berpengaruh pada aktivitas
kerja. Kadar udara tidak boleh terlalu banyak mengandung CO2, ventilasi
Untuk kasus seperti yang terjadi pada pabrik gula di atas, ada beberapa
alternatif pencegahan selain yang tadi telah disebutkan. Tindakan tersebut dapat
berupa:
19
b. Adanya pengawas yang dapat melakukan pengawasan agar peraturan
dipatuhi.
c. Dilakukan penelitian yang bersifat teknis meliputi sifat dan ciri-ciri bahan yang
berbahaya, pencegahan peledakan gas atau bahan beracun lainnya. Berilah tanda-
tanda peringatan beracun atau berbahaya pada alat-alat tersebut dan letakkan di
perusahaan kelas ringan sampai kelas berat ada. Sebagai perusahaan yang telah
perlindungan dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja kepada setiap pihak
20
perundang-undangan dan peraturan-peraturan pendukung lainnya dikeluarkan
mereka. Beberapa perusahaan yang ada sebagian juga telah memiliki standar
kerja baik itu di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, dan di udara
tekhnis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
Menurut Permenaker PER.05 / MEN / 1996 Bab I, salah satu upaya dalam
21
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian,
rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. SMK3 merupakan upaya integratif
yang harus dilakukan tidak hanya dilakukan oleh pihak manajemen tetapi juga
angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
keselamatan kerja.
22
Lampiran II. Undang-undang K3 yang terutama di Indonesia adalah Undang-
semua tempat kerja dan menekankan pentingnya upaya atau tindakan pencegahan
primer.
kerja dilaksanakan supaya semua pekerja dapat bekerja dalam kondisi kesehatan
yang baik tanpa membahayakan diri mereka sendiri atau masyarakat, dan supaya
setiap perusahaan yang mempekerjakan 100 karyawan atau lebih atau yang sifat
23
kurangnya 60 persen dari 12 elemen utama, atau 166 kriteria.
kenyataannya masih ada banyak perusahaan dengan lebih dari 50 karyawan yang
belum membentuk komite K3, dan kalau pun sudah, komite tersebut sering kali
3. kematian [JK]
juta rupiah atau lebih. Pekerja yang mengalami kecelakaan kerja berhak atas
manfaat/ jaminan yang meliputi (i) biaya transportasi, (ii) biaya pemeriksaan dan
24
perawatan medis, dan/ atau perawatan di rumah sakit, (iii) biaya rehabilitasi, dan
ILO yang berkaitan dengan K3 kecuali Konvensi ILO No 120/ 1964 tentang
Higiene (Komersial dan Perkantoran). Tetapi hingga tahun 2000, Indonesia sudah
meratifikasi seluruh Konvensi Dasar ILO tentang Hak Asasi Manusia yang
70% wilayahnya terdiri dari daerah pedesaan dan pertanian, Konvensi ILO yang
terbaru, yaitu Konvensi No. 184/ 2001 tentang Pertanian dan Rekomendasinya,
Indonesia dipandang tidak siap untuk meratifikasi Konvensi ini karena rendahnya
2. Penegakan Hukum
Pemerintah Indonesia dalam melaksanakan peraturan hukum terkait K3
25
pengawasan tersebut telah dialihkan ke pemerintah provinsi sejak tahun 1984. Di
bawah Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Pusat ini dibagi menjadi (i)
Seksi Pelayanan Kesehatan Kerja, (ii) Seksi Kesehatan dan Lingkungan Kerja,
Kesehatan saat ini. Visi Indonesia Sehat 2010 dibentuk untuk mendorong
tahun 1982 sebagai badan tripartit untuk memberikan rekomendasi dan nasihat
kepada Pemerintah di tingkat nasional. Anggota Dewan ini terdiri dari semua
instansi pemerintah yang terkait dengan K3, wakil-wakil pengusaha dan pekerja
26
di tingkat nasional dan provinsi, membantu DEPNAKERTRANS dalam
sektor-sektor industri terkait. DK3N juga telah menerbitkan sejumlah buku dan
majalah triwulan.
Pada hakikatnya kita memang tidak akan menemukan konsep dan realita
yang berjalan bersamaan, begitu pula dengan implementasi dari K3 yang belum
bisa berjalan maksimal apabila belum ada komitmen yang tegas dari berbagai
melaksanakan K3.
Limbah memberikan arti teknis adalah sebagai barang yang dihasilkan oleh
sebuah proses dan dapat dikategorikan sebagai bahan yang sudah tidak terpakai.
Berikut adalah limbah yang dihasilkan dari produksi gula yang berasal dati
tanaman tebu:
1. Pucuk Tebu
Pucuk tebu adalah ujung atas batang tebu berikut 5-7 helai daun yang
2. Ampas Tebu
27
yang disebut ampas. Ampas terdiri dari air, sabut dan padatan terlarut. Komposisi
terlarut 2 6%.
3. Blotong
menghasilkan nira kotor yang kemudian diolah di rotary vacuum filter. Di alat ini
akan dihasilkan nira tapis dan endapan yang biasanya disebut blotong (filter
4. Tetes
Tetes (molasses) adalah sisa sirup terakhir dari masakan (massecuite) yang
5. Asap
Pencemaran udara dari pada pabrik gula berupa asap dan debu.senyawa
(CO), oksida nitrogen (NOx), oksida sulfur (SOx), hidrokarbon (HC), dan
partikulat (debu).
pabrik gula merupakan limbah organik dan bukan Limbah B3 (bahan beracun dan
28
1) Penanganan di dalam pabrik (in house keeping)
penangkap minyak (oil trap) serta pembuatan bak penangkap abu bagasse (ash
trap).
IPAL dibangun di atas tanah seluas lebih dari 8 ha, terdiri dari 13 kolam
anaerob). Total daya tampung lebih dari 240.000 m3, sehingga waktu inap
mengendapkan benda yang berukuran besar seperti sampah, lemak, kerikil atau
pengendapan tahap pertama ini masih sederhana karena partikel-partikel yang ada
29
diendapkan dengan cara gravitasi. Bahan kimia dapat digunakan untuk membantu
dalam air limbah dengan menggunakan proses biologi seperti lumpur aktif,
trickling filter, anaerobic digester, biogas, dll. Terdapat dua hal penting dalam
masih banyak bahan polutan yang terdapat dalam air limbah. Pengolahan ini
dilakukan secara khusu tergantung jenis bahan polutan yang ada. Beberapa alat
yang biasa digunakan untuk pengolahan tersier adalah saringan pasir, saringan
mikroorganisme patogen yang ada dalam air limbah. Bahan kimia biasanya
30
perlu diolah lebih lanjut untuk menghilangkan tingkat polutannya dan kemudian
b.Senyawapencemar sekunder
akibat antar-aksi dua atau lebih senyawa primer selama berada di atmosfer.
Pencemaran udara dari pada pabrik gula berupa asap dan debu, yang dapat
pada manusia disekitar pabrik tersebut, iritasi mata dan lain-lain. Senyawa yang
oksida nitrogen (NOx), oksida sulfur (SOx), hidrokarbon (HC), dan partikulat
karena hal tersebut dapat mengurangi keseluruhan limbah gas yang akan diproses
dan yang pada akhirnya dibuang ke lingkungan. Di dalam sebuah pabrik kimia,
31
pengendalian pencemaran udara terdiri dari dua bagian yaitu penanggulangan
emisi debu dan penanggulangan emisi senyawa pencemar. Idealnya demikian pula
Guna menekan tingkat pencemaran udara, pabrik tebu dapat mengelola asap
dan debu tersebut dengan jalan memisahkan partikel padatanya yang berada di
asap. jika partikel-partikel ini dalam jumlah yang cukup, maka bisa diolah
menjadi pupuk. Karenanya suatu pabrik gula seharusnya dilengkapai dengan alat-
alat pemisah debu untuk memisahkan debu dari alirah gas buang. Secara umum
a) Pemisah Brown
Alat pemisah debu yang bekerja dengan prinsip ini menerapkan prinsip
gerak partikel menurut Brown. Alat ini dapat memisahkan debu dengan rentang
ukuran 0,01 0,05 mikron. digunakan untuk gas buang yang mengandung minyak
Alat ini mengalirkan tegangan yang tinggi dan dikenakan pada aliran gas
yang berkecepatan rendah. Debu yang telah menempel dapat dihilangkan secara
pengendap elektrostatik ini ialah didapatkannya debu yang kering dengan ukuran
32
c) Pengumpul sentrifugal
Pemisahan debu dari aliran gas didasarkan pada gaya sentrifugal yang
d) Pemisah inersia
Pemisah ini bekerja atas gaya inersia yang dimiliki oleh partikel dalam
aliran gas. Pemisah ini menggunakan susunan penyekat sehingga partikel akan
bertumbukan dengan penyekat dan akan dipisahkan dari aliran fasa gas.
D.PEMANFAATAN LIMBAH
Limbah padat berupa ampas tebu (bagasse) dapat dapat dijadikan bubur
pulp dan dipakai untuk briket, partikel board, bahan baku pulp dan bahan kimia
seperti furfural, xylitol, methanol, metana, dll. pabrik kertas, untuk makanan
ternak; bahan baku pembuatan pupuk, bioetanol, dan sebagai bahan bakar ketel
Selain itu, adanya kandungan polisakarida dalam ampas tebu dapat dikonversi
menjadi produk atau senyawa kimia yang digunakan untuk mendukung proses
produksi sektor industri lainnya. Salah satu polisakarida yang terdapat dalam
33
pentosan yang cukup tinggi tersebut memungkinkan ampas tebu untuk diolah
menjadi Furfural. Furfural memiliki aplikasi yang cukup luas dalam beberapa
dalam negeri meski tidak terlalu besar namun jumlahnya terus meningkat.
Fraksi limbah tebu lainnya yang masih memiliki nilai gizi yang baik adalah
blotong. Blotong adalah limbah yang dapat dipisahkan dengan proses penapisan
dalam proses klarifkasi nira. Untuk meningkatkan nilai gizi dari protein pada
untuk pakan ternak, pupuk dan pabrik wax. Penggunaan yang paling
Penggunaan tetes antara lain sebagai pupuk dan pakan ternak dan pupuk.
Selain itu juga sebagai bahan baku fermentasi yang dapat menghasilkan etanol,
Pucuk tebu adalah limbah tebu yang memiliki potensi sangat besar. Pucuk
tebu segar maupun dalam bentuk awetan, sebagai silase atau jerami dapat
menggantikan rumput gajah yang merupakan pakan ternak yang sudah umum
34
rum__inansia. Salah satu kelemahan dari pucuk tebu adalah kandungan serat kasar
yang tinggi. Untuk meningkatkan manfaaat dari pucuk tebu make dilakukan
tinggi adalah pengolahan kimiawi. Bahan kimia yang biasa digunakan adalah urea
dan NaOH.
35
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan makalah di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental
kesehatan dan keselamatan kerja tidak melulu berkaitan dengan masalah fisik
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang penting
kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak faktor di lapangan yang
kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi
kerja.
Oleh karena itu, perlu ditingkatkan sistem manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja yang dalam hal ini tentu melibatkan peran bagi semua pihak. Tidak hanya
bagi para pekerja, tetapi juga pengusaha itu sendiri, masyarakat dan lingkungan
36
1.Limbah yang dihasilkan dari produksi gula yang berasal dati tanaman tebu:
Pucuk Tebu
Ampas Tebu
Blotong
Tetes
Asap
3.Pengendalian limbah asap dan debu dilakukan dengan dua cara yaitu:
Pemisah Brown
37
Pengumpul sentrifugal
Pemisah inersia
DAFTAR PUSTAKA
38
Persada.
Internasional Labour Organisation Sub Regional South-East Asia and The Pacific
Manila Philippines
Gunung Agung.
Sumber Internet:
http://sarisolo.multiply.com/journal/item/35/kecelakaan_kerja_di_perusahaan.
http://saintek.uin-suka.ac.id/file_kuliah/manajemen%20lab%20kimia.doc.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/10/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3.html
http://araralututu.wordpress.com/2009/12/19/my-k3ll-project/
http://solehpunya.wordpress.com/2009/02/03/implementasi-k3-di-indonesia/
39