Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Lutfy Nooraini
KATA PENGANTAR
...
Segala Puji bagi Sang Kholik yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas KMB I, tanpa nikmat sehat yang diberikan
oleh-Nya sekiranya penulis tidak akan mampu untuk menyelesaikan makalah ini.
Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW, semoga atas ijin Allah SWT penulis dan teman-teman semua akan mendapatkan
syafaatnya nanti.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dan kerabat
semua yang turut serta dalam penulisan makalah ini, baik dari segi ide, kreatifitas, dan
usaha. Tanpa ada bantuan dari teman-teman semua, mungkin penulis akan mengalami
hambatan dalam penulisan makalah ini.
Menjamurnya masalah kesehatan di lingkungan kita saat ini tidak dapat
dipandang sebagai hal yang ringan dan hanya dipandang sebelah mata, kesehatan baik
dari segi jasmani dan rohani begitu penting untuk kelangsungan hidup manusia.Pada
makalah ini, penulis mencoba mengulas salah satu dari masalah kesehatan yang ada
saat ini, dengan pertimbangan bahwa topik yang diangkat merupakan sebuah topik
yang menarik dan perlu dipelajari, yaitu dengan judul Askep Pre Dan Post Pembedahan
Telinga.
. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bermanfaat
untuk perbaikan makalah agar menjadi lebih bermanfaat untuk kita semua.
Penulis,
A. Konsep dasar pembedahan telinga
Kebanyakan pembedahan telinga untuk orang dewasa sebagai tindakan untuk :
1. Otoslerosis. Kondisi dimana stapes menjadi terfiksasi pada jendela oval sebagai akibat
pertumbuhan berlebihan dari tulang labirin. Ke dua telinga terganggu, tetapi dalam laju
yang berbeda.
2. Memperbaiki peurunan pendengaran seensori neoral
Tipe-tipe pembedahan telinga adalah:
1. Impletasi koklear. Adalah alat tipe elektroda secara pembedahan di inplantasikan di
koklea untuk memungkinkan untuk suatu derajat pendengaran untuk orang yang
menderita ketulian sensoria. Alat di hubungkan dengan mikrofon eksternal dimana
pasien menggunakannya di belakang telinga.
2. Stapidektomy. Prosedur diman stapes diangkat dan di gantikan dengan prostesis untuk
memperbaiki pendengaran pasien yang menderita otoslerosis.
Data Obyektif :
Telinga eksterna dilihat apakah ada cairan yang keluar dan bila ada harus
diterangkan. Palpasi pada telinga luar menimbulkan nyeri pada otitis eksterna dan
media.
Pengkajian dari saluran luar dan gedang telinga (membran timpani). Gendang telinga
sangat penting dalam pengkajian telinga, karena merupakan jendela untuk melihat
proses penyakit pada telinga tengah. Membran timpani yang normal memperlihatkan
warna yang sangat jelas, terlihat ke abu-abuan. Terletak pada membran atau terlihat
batas-batasnya. Untuk visulaisasi telinga luar dan gendang telinga harus digunakan
otoskop.
Bagian yang masuk ke telinga disebut speculum (corong) dan dengan ini gendang
telinga dapat terlihat, untuk pengkajian yang lebih cermat perlu dipakai kaca pembesar.
Otoskop dipakai oleh orang yang terlatih, termasuk para perawat.
C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran.
Tujuan : Gangguan komunikasi berkurang / hilang.
Kriteria hasil :
Klien akan memakai alat bantu dengar (jika sesuai).
Menerima pesan melalui metoda pilihan (misal : komunikasi tulisan, bahasa lambang,
berbicara dengan jelas pada telinga yang baik.
Intervensi Keperawatan :
1. Dapatkan apa metode komunikasi yang dinginkan dan catat pada rencana perawatan
metode yang digunakan oleh staf dan klien, seperti :
Tulisan
Berbicara
Bahasa isyarat
Rasional :
1. Dengan mengetahui metode komunikasi yang diinginkan oleh klien maka metode yang
akan digunakan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan klien.
2. Pesan yang ingin disampaikan oleh perawat kepada klien dapat diterima dengan baik
oleh klien.
3. Memungkinkan komunikasi dua arah anatara perawat dengan klien dapat berjalan
dnegan baik dan klien dapat menerima pesan perawat secara tepat.
2. Perubahan persepsi/sensoris berhubungan dnegan obstruksi, infeksi di telinga
tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran.
Kriteria hasil.
Klien akan mengalami peningkatan persepsi/sensoris pendengaran samapi pada
tingkat fungsional.
Intervensi Keperawatan :
1. Ajarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaran secara tepat.
2. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik-teknik yang aman sehingga dapat
mencegah terjadinya ketulian lebih jauh.
3. Observasi tanda-tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut.
4. Instruksikan klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik yang diresepkan
(baik itu antibiotik sistemik maupun lokal).
Rasional :
1. Keefektifan alat pendengaran tergantung pada tipe gangguan/ketulian,
pemakaian serta perawatannya yang tepat.
2. Apabila penyebab pokok ketulian tidak progresif, maka pendengaran yang
tersisa sensitif terhadap trauma dan infeksi sehingga harus dilindungi.
3. Diagnosa dini terhadap keadaan telinga atau terhadap masalah-masalah
pendengaran rusak secara permanen.
4. Penghentian terapi antibiotika sebelum waktunya dapat menyebabkan
organisme sisa berkembang biak sehingga infeksi akan berlanjut.
Kriteria hasil :
Klien mampu mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya.
Respon klien tampak tersenyum.
Intervensi Keperawatan :
1. Jujur kepada klien ketika mendiskusikan mengenai kemungkinan kemajuan dari
fungsi pendengarannya untuk mempertahankan harapan klien dalam
berkomunikasi.
2. Berikan informasi mengenai kelompok yang juga pernah mengalami gangguan
seperti yang dialami klien untuk memberikan dukungan kepada klien.
3. Berikan informasi mengenai sumber-sumber dan alat-lat yang tersedia yang
dapat membantu klien.
Rasional :
1. Menunjukkan kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif tanpa
menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa cemasnya.
2. Harapan-harapan yang tidak realistik tiak dapat mengurangi kecemasan, justru
malah menimbulkan ketidak percayaan klien terhadap perawat.
3. Memungkinkan klien untuk memilih metode komunikasi yang paling tepat untuk
kehidupannya sehari-hari disesuaikan dnegan tingkat keterampilannya sehingga
dapat mengurangi rasa cemas dan frustasinya.
4. Dukungan dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yang sama akan
sangat membantu klien.
5. Agar klien menyadari sumber-sumber apa saja yang ada disekitarnya yang dapat
mendukung dia untuk berkomunikasi.
B. Diagosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan faktor pembedahan telinga
Tujuan
a. Pasien mendemostrasikan berkurangnya ketidaknyamanan
b. Eskpresi wajah rileks
c. Pasien tidak merintih
Intervensi
1. Mempertahankan tirah baring dengan posisi kepala agak ditinggikan
2. Berikan analgesik yang diresepkan dokter
3. Berikan antiemetik yang diresepkan dokter
4. Ajarkan tehnik relaksasi
5. Kolaborsi dengan dokter bila nyeri menetap atau memburuk
Rasional
1. Peninggian drainase sehingga menurunkan bengkak
2. Anlgesik memblok rasa nyeri
3. Muntah meningkatkan tekanan pada tuba eustachia yang meningkatkan
ketidaknyamanan telinga.
4. Dengan relaksasi akan merenggangkan saraf sehingga nyeri berkurang
5. Kolaborasi untuk mengetahui kondisi pasien
E. EVALUASI
Evaluasi dengan pasien pre dan post pembedahan telinga :
1. Gangguan komunikasi berkurang
2. Persepsi / sensoris baik
3. Rasa cemas klien akan berkurang/hilang
4. Pasien mendemostrasikan berkurangnya ketidaknyamanan
5. Tidak terjadi tanda-tanda infeksi
6. Pasien menyangkal perasaan isolasi
7. Pasien melakukan dengan benar keterampilan merawat diri
DAFTAR PUSTAKA
Dunna, D.I. Et al. 1995. Medical Surgical Nursing ; A Nursing Process Approach 2 nd
Edition : WB Sauders.
Sjamsuhidajat & Wim De Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta.
Soepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. 1998. Buku Ajar Ilmu penyakit THT.
FKUI : Jakarta