Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lambang utama tentang kenabian dan risalah Ilahiyah pada diri Nabi kita
Muhammad SAW adalah awal diturunkannya Al-Qur;an yang agung pada hati
Nabi SAW. Melalui wahu Ilahi, lewat Lisan Jibril Al-Amin as untuk disampaikan
kepada manusia. Wahyu itu sendiri tidak terbatas pada Al-Qur’an saja, tetapi juga
turun melalui sunnah Nabi SAW yang befungsi untuk memperjelas dan
mensyarah-i Al-Qur’an atau sebagai hukum sistematis (tafsili), berdasarkan
prinsip-prinsip utama syariat Al-Qur’an.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian wahyu
b. Isyarat yang cepat melalui rumus dan kode, seperti isyarat Zakaria
yang diceritakan Alquran, “Maka keluarlah dia dari mihrab, lalu memberi isyarat
kepada mereka, ‘Hendaknya kamu bertasbih di waktu pagi dan petang’.”
(Maryam: 11).
3
yang didapati oleh seseorang dari dalam dirinya dengan disertai keyakinan
bahawa pengetahuan itu datang dari Allah, melalui perantara ataupun tidak.
Di balik tubuh manusia ada roh yang merupakan raha sia hidupnya.
Tubuh itu kehabisan tenaga dan jaringan-jaringan mengalami kerosakan jika tidak
mendapatkan makanan menurut kadarnya. Demikian pula roh, ia memerlukan
makanan yang dapat memberikan tenaga rohani agar dapat memelihara sendi-
sendi dan ketentuan-ketentuan lainnya.
Bagi Allah bukan hal yang jauh dalam memilih dari antara hamba-
hamba-Nya sejumlah jiwa, yang dasarnya begitu jernih dan kudrat yang lebih
bersih, yang siap menerima sinar ilahi dan wahyu dari langit serta hubungan
dengan makhluk yang lebih tinggi, agar kepadanya diberikan risalah ilahi yang
dapat memenuhi keperluan manusia. Mereka mempunyai ketinggian perasaan dan
keluhuran budi, dan kejujuran dalam menjalankan hukum. Mereka itulah para
rasul dan nabi Allah. Maka, tidaklah aneh bila mereka berhubungan dengan
wahyu yang datang dari langit.
Rasul kita, Muhammad, bukan rasul pertama yang diberi wahyu. Allah
juga telah memberikan wahyu kepada rasul-rasul sebelumnya. Seperti firman
Allah, “Sesungguhnya Kami telah menyampaikan wahyu kepadamu seperti Kami
telah menyampaikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan
Kami telah menyampaikan wahyu pula kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan
4
anak cucunya, Isa, Ayub, Yunus, Harun, dan Sulaiman. Dan Kami berikan Zabur
kepada Dawud. Dan Kami telah mengutus rasul-rasul yang sungguh telah Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa
dengan langsung.” (An-Nisa: 163–164).
5
itu bertentangan dengan kehidupan nyata Rasulullah SAW , dimana Qur`an turun
kepadanya selama dua puluh tiga tahun. Dalam hal ini para ulama mempunyai
dua madzab pokok , dan satu madzhab lainnya:
1. Madzhab pertama yaitu, pendapat Ibn Abbas dan sejumlah ulama serta
yang dijadikan pegangan oleh umumnya para ulama.
Yang dimaksud dengan turunnya Qur`an dalam ketiga ayat diatas adalah
turunnya Qur`an sekaligus di Baitul `Izzah dilangit dunia agar para malaikat
menghormati kebesarannya. Kemudian sesudah itu Qur`an diturunkan kepada
rasul kita Muhammad saw. Secara bertahap selama dua puluh tiga tahun. sesuai
dengan peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian sejak dia diutus sampai
wafatnya. Pendapat ini didasarkan pada berita-berita yang sahih dari Ibn Abbas
dalam beberapa riwayat. Antara lain:
b. Ibn Abbas r.a berkata: ` Qur`an itu dipisahkan dari az-Zikr, lalu diletakkan
dai baitul Izzah di langit dunia. Maka jibril mulai menurunkannya kapada Nabi
saw.`
6
d. Ibn Abas r.a berkata : `Qur`an diturunkan pada malam lailatul qadar, pada
bulan ramadhan ke langit dunia sekaligus; lali ia diturunkan secara berangsur-
angsur.`
Bahwa yang dimaksud dengan turunnya Quran dalam ketiga ayat diatas
adalah permulaan turunnya Qur`an pada Rasulullah SAW. Permulaan turunnya
Quran itu di mulai pada malam lailatul qadar di bulan ramadhan, yang merupakan
malam yang di berkahi. Kemudian turunnya berlanjut sesudah itu secara bertahap
sesuai dengan kejadian dan peristiwa-peristiwa selam kurang lebih dua puluh
tahun. Dengan demikian Qur`an hanya satu macam cara turun, yaitu turun secara
bertahap kepada Rasulullah SAW sebab yang demikian inilah yang dinyatakan
dalam Qur`an :
ث َونَ َّز ْلنَاهُ تَ ْن ِزياًل ِ ََّوقُرْ آَنًا فَ َر ْقنَاهُ لِتَ ْق َرأَهُ َعلَى الن
ٍ اس َعلَى ُم ْك
`Dan Al Qur`an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya
bagian demi bagian.` (al-Isra`: 106 )
3. Madzhab ketiga
Bahwa Qur`an diturunkan kelangit dunia selama dua puluh tiga malam
lalilatul qadar yang pada setiap malamnya selama malam-malam lailatul qadar itu
ada yang ditentukan Allah untuk diturunkan pada setiap tahunnya. Dan jumlah
wahyu yang diturunkan kelangit dunia pada malam lailatul qadar , untuk masa
satu tahun penuh itu kemudian diturunkan secara berangsur-angsur kepada
Rasulullah SAW sepanjang tahun. Madzab ini adalah hasil ijtihad sebagian
mufasir.. pendapat ini tidak mempunyai dalil.
7
َ ق نَزَ َل َو َمآأَ ْر
ِّ َس ْلنَا َك إِالَّ ُمب
- 105 : اإلسراء- * ش ًرا َونَ ِذي ًرا ِّ ق أَن َز ْلنَاهُ َوبِا ْل َح
ِّ َوبِا ْل َح
- 185 : البقرة- * ت ِمنَ ا ْل ُهدَى َوا ْلفُ ْرقَا ِن ِ ضانَ الَّ ِذي أُ ْن ِز َل فِي ِه ا ْلقُ ْر َءانُ ُهدًى لِلنَّا
ٍ س َوبَيِّنَا َ ش ْه ُر َر َم
َ
Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra, bahwa ia berkata :
لى هللاwwوله صwwه ُ على رسwwان هللاُ يُنزلwwوم وكw ِ wأنزل القرأنُ جملةً واحدة ً إلى الس َما ِء الدنيا وكانَ بمواق
ِ wع النجw
.ض
ٍ عليه وسل ّم بعضه فى إثر بع
8
“Allah menurunkan Al-Qur’an sekaligus ke langit dunia, tempat turunnya secara
berangsur-angsur. Lalu Dia menurunkannya kepada Rasul-Nya SAW bagian
demi bagian . “ ( HR. Al Hakim dan al-Baihaqi )
. ً أنز َل القرأنُ فى ليل ِة القد ِر فى شَهرى رمضان إلى السماء الدنيا جملةً واحدةً ثم أنزل نجوما
_106 : اإلسراء- * ث َونَ َّز ْلنَاهُ تَ ْن ِزياًل ِ َوقُ ْر َءانًا فَ َر ْقنَاهُ لِتَ ْق َرأَهُ َعلَى النَّا
ٍ س َعلَى ُم ْك
: انwwرتِياًل * – الفرقwْ wَاهُ تwwََوقَا َل الَّ ِذينَ َكفَ ُروا لَ ْواَل نُ ِّز َل َعلَ ْي ِه ا ْلقُ ْر َءانُ ُج ْملَةً َوا ِح َدةً َك َذلِ َك لِنُثَبِّتَ بِ ِه فُ َؤا َد َك َو َرتَّ ْلن
– 32
9
D. HIKMAH TURUNNYA AL-QUR’AN DENGAN BERANSUR-
ANGSUR.
Pertama : meguatkan dan meneguhkan hati Rasulullah SAW.
Sebagaimana Al-Qur’an Surat : Al-Furqan : 32
: انwwرتِيالً * – الفرقwْ wَاهُ تwwََوقَا َل الَّ ِذينَ َكفَ ُروا لَ ْوالَ نُ ِّز َل َعلَ ْي ِه ا ْلقُ ْر َءانُ ُج ْملَةً َوا ِح َدةً َك َذلِ َك لِنُثَبِّتَ بِ ِه فُ َؤا َد َك َو َرتَّ ْلن
- 32
Wahyu turun kepada Rasulullah SAW dari waktu kewaktu sehingga dapat
meneguhkan hatinya atas dasar kebenaran dan memperkuat kemauannya untuk
tetap melangkahkan kaki dijalan dakwah tanpa menghiraukan perlakuan jahil
yang dihadapinya dari masyarakatnya sendiri.
`Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan
cara yang baik. Dan biarkanlah Aku bertindak terhadap orang-orang yang
mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah
mereka barang sebentar.`(al-Muzammil:10-11)
10
Demikianlah hikmah yang terkandung dalam kisah para Nabi yang terdapay
dalam Qur`an: `Dan kisah rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah
yang dengannya Kami terguhkan hatimu.` (Hud : 120 )
c. Ayat yang berisi janji-janji kemenangan
11
Ketiga : Mempermudah hafalan dan pemahaman, karena Al-Qur’an
diturunkan ditengah-tengah umat yang ummi dan yang tidak pandai membaca dan
menulis. Al-Quran Al-Karim turun ditengah-tengah umat yang ummi, yang tidak
pandai membaca dan menulis, catatan mereka adalah daya hafalan dan daya
ingatan. Mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang tata cara penulisan dan
pembukuan yang dapat memungkinkan mereka menuliskan dan membukukannya,
kemudian menghafal dan memuhaminya.
Umat yang buta huruf itu tidaklah mudah untuk menghafal seluruh Qur`an
apa bila Al-Quran Al-Karim diturunkan sekaligus, dan tidak mudah pula bagi
mereka untuk memahami maknanya serta memikirkan ayat-ayatnya, jelasnya
bahwa Al-Quran Al-Karim secara berangsur itu merupakan bantuan terbaik bagi
mereka untuk menghafal dan memahami ayat-ayatnya.
Setiap kali turun satu atau beberapa ayat, para sahabat segara
menghafalkannya. Memikirkan maknanya dan memahami hukum-hukumnya.
Tradisi demikian ini menjadi suatu metode pengajaran dalam kehidupan para
Tabi`in. Sebagaiman Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Qamar :
17.
12
Tahapan Pengharaman Khamr contoh yang paling jelas mengenai
penetapan hukum yang berangsur-angsur itu ialah diharamkannya minuman keras,
mengenai hal ini pertama-tama Allah berfirman :
a. Pertama, Allah SWT berfirman : Dan dari buah korma dan anggur,
kamu buat minimuman yang memabukkan dan rezki yang baik. Sesunggguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi orang yang
memikirkan.`(an-Nahl: 67).
Ayat ini menyebutkan tentang karunia Allah apa bila yang di maksud
dengan `sakar` ialah khamr atau minuman keras dan yang dimaksud dengan
`rezeki` ialah segala yang dimakan dari kedua pohon tersebut seperti kurma dan
kismis-dan inilah pendapat jumhur ulama- maka pemberian predikat `baik` kepada
rezeki sementara sakar tidak diberinya, merupakan indikasi bahwa dalam hal ini
pijian Allah hanya ditujukan kepada rezeki dan bukan kepada sakar.
b. Kedua, Allah SWT berfirman : `Mereka bertanya kepadamu
tentang khamar dan judi. Katakanlah: `Pada keduanya terdapat dosa yang besar
dan beberapa manfa`at bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfa`atnya`.(al-Baqarah:219).
Ayat ini membandingkan antara manfaat minuman keras (khamr)
yang timbul sesudah memminumnya seperti kesenangan dan kegairahan atau
keuntungan karena memperdagangkannya, dengan bahaya yang diakibatkannya
seperti dosa, bahaya bagi kesehatan tubuh, merusak akal, menghabiskan harta dan
membangkitkan dorongan-dorongan untuk berbuat kenistaan dan durhaka. Ayat
tersebut menjauhkan khamr dengan cara menonjolkan segi bahayanya dari pada
manfaatnya
c. Ketiga : Allah SWT berfirman : `Wahai orang-orang yang
beriman , janganlah kamu salat sedang kamu dalam keadaan mabuk.`(an-Nisa`: 43
).
Ayat ini menunjukkan larangan minuman khamr pada waktu-waktu
tertentu bila pengaruh minuman itu akan sampai kewaktu salat, ini mengingat
adanya larangan mendekati salat dalam keadaan mabuk, samppai pengaruh
minuman itu hilang dan mereka mengetahui apa yang mereka baca dalam
shalatnya.
13
d. Keempat : Firman Allah :`Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya khamar, berjudi, berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah
termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran khamar dan
berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka
berhentilah kamu.`(al-Maidah:90-91)
Ini merupakan pengharaman secara pasti dan tegas terhadap minuman
dalam segala waktu.
Hikmah penetapan hukum dengan sistem bertahap ini lebih lanjut
diungkapkan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a ketika mengatakan :
`Sesungguhnya yang pertama kali turun dari Qur`an ilah surah Mufassal yang
didalamnya disebutkan surga dan neraka, sehingga ketika manusia telah berlari
kepada Islam, maka turunlah hukum haram dan halal. Kalau sekiranya yang turun
pertama kali adalah `jJanganlah kamu meminum khamr` tentu meraka akan
menjawab: ` Kami tidak akan meninggalkan khamr selamanya.` Dan kalau
sekiranya yang pertama kali turun ialah ; janganlah kamu berzina, tentu mereka
akan menjawab: `Kami tidak akan meninggalkan zina selamanya.`
Kelima : Denga cara ini, turunya ayat sesuai dengan peristiwa yang terjadi
akan lebih berkesan dihati, karena segala persoalan dapat ditanyakan langsung
kepada Nabi SAW, seperti yang terjadi, dan Al-Qur’an langsung menjawabnya,
dalam persoalan istri su’ad bin Rabi’ yang datang kepada Rasulullah.
Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah, berkata : “ telah datang seorang istri
dari Su’ad bin Rabi’ kepada Rasul SAW dan bersamanya dua orang anak
perempuan, dan berkata : “ Ya Rasul, kedua anak perempuan ini adalah putri dari
Su’ad yang terbunuh dalam perang Uhud, dan pamannya tidak memberikan hak
14
keduanya. Maka bersabda Rasulullah SAW dalam persoalan tersebut dengan
turunnya ayat, QS. Al-Nisa’ : 11.
ًق ا ْثنَتَ ْي ِن فَلَ ُهنَّ ثُلُثَا َمات ََركَ َوإِن َكانَتْ َوا ِح َدة َ ِلذ َك ِر ِم ْث ُل َحظِّ ْاألُنثَيَ ْي ِن فَإِن ُكنَّ ن
َ سآ ًء فَ ْو َّ ِصي ُك ُم هللاُ ِفي أَ ْوالَ ِد ُك ْم ل
ِ يو
ُ َواهwَهُ أَبwَ ُُد َو َو ِرثwَإِن لَّ ْم يَ ُكن لَّهُ َولwَ ُُد فwَهُ َولwَانَ لww َر َك إِن َكwَُس ِم َّما ت
ُ دwالس ُّ صفُ َوألَبَ َو ْي ِه لِ ُك ِّل َوا ِح ٍد ِّم ْن ُه َما ْ ِّفَلَ َها الن
َ ْدرُونwَا ُؤ ُك ْم الَتwwَآ ُؤ ُك ْم َوأَ ْبنwwَآأَ ْو َد ْي ٍن َءابwwى بِ َهwوص
ِ ُيَّ ٍة يwص
ِ ِد َوwُس ِمن بَ ْع ُّ ث فَإِنْ َكانَ لَهُ إِ ْخ َوةٌ فَألُ َّم ِه ال
ُ سد ُ ُفَألُ ِّم ِه الثُّل
- 11 : النساء- * ضةً ِّمنَ هللاِ إِنَّ هللاَ َكانَ َعلِي ًما َح ِكي ًما َ ب لَ ُك ْم نَ ْف ًعا فَ ِريُ أَيُّ ُه ْم أَ ْق َر
Keenam : Bukti yang pasti ( mu’jizat ) bahwa Al-Qur’an adalah dari sisi
Allah SWT Yang Maha bijaksana dan Maha Terpuji. Ketika terjadi pengingkaran
terhadap Al-Qur’an itu, maka Allah untuk mendatangkan yang serupa dengannya,
maka sekali lagi Allah menegasakan tidak akan bisa sebagaimana Allah SWT
berfirman : QS. Al-Isra’ : 88, QS. Hud : 13, QS. Al-Baqarah : 23.
15
Sistem belajar yang tidak mempehatikan tingkat pemikiran siswa dalam
tahap – tahap pengangguran, pembinaan bagian – bagian ilmu di atas sesuatuyang
bersifat menyeluru dan mutlak, serta dari yang umum menjadi yang lebih khusus,
atau tidak memperhatiakan pertumbuhan aspek – aspek kepribadian yang bersifat
intelektua, ruhani dan jasmani. Maka ia adalah sistem pendidikan yang gagal dan
tidak akan memberi hasil ilmu pengetahuan kepada umat, selain hanya menambah
kebekuan dan kemuduran.
Petunjuk Ilahi tentang hikmah turunnya Al-Qur’an secara bertahap
merupakan contoh yang paling baik dalam menyusun kurikulum pengajaran,
memilih metode, dan menyusun buku
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Rasul kita Muhammad SAW untuk
membimbing manusia. Turunnya Al-Qur’an pertama kali pada lailatul-qodar
merupaka pemberitahuan kepada alam samawi yang dihuni para malaikat tentang
kemuliaan umat Muhammad. Umat ini telah dimuliakan oleh Allah dengan risalah
barunya agar menjadi umat yang paling baik yang dikeluarkan bagi manusia.
Turunnya Al-Qur’an yang kedua kali secara bertahap, berbeda dengan
kitab-kitab yang turun sebelumnya, sangat mengejutkan orang dan menimbulan
keraguan terhadapnya sebelum jelas bagi mereka rahasia hikmah Ilahi yang ada
dibalik itu. Rasulullah SAW tidak menerima risalah besar ini dengan cara sekali
jadi, dan kaumnyapun yang sombong dan keras kepala dapat ditaklukkan
16
dengannya. Wahyu turun secara berangsur-angsur untuk menguatkan hati Rasul
dan menghiburnya relevan dengan peristiwa dan kejadian-kejadian yang mengiri
sampai Allah menyempurnakan agama ini dan mencukupkan nikmat-Nya.
DAFTAR PUSTAKA
17