Vous êtes sur la page 1sur 15

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

EKO
RT 03 RW I KELURAHAN WIYUNG

Pengkajian tanggal 08 Mei 2002


Data Umum
1. Nama KK : Tn. Eko
2. Umur : 28 th.
3. Alamat : Wiyung I / 28 RT03 RW I Wiyung
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Swasta
6. Agama : Islam
7. Komposisi Keluarga :

No. / Nama Sex Umur Hub dgn Pendd Agama Pekerjaan Status
KK kesh.
1. Supatmi P 28 th Istri SMA Islam Swasta Sehat
2. Mutmainah P 40 th Kakak ipar SMP Islam Swasta Sehat
3. Reti P 78 th Mertua SD Islam - Hipertensi
(post
stroke)

Genogram :

7
8

2 22 1 4 4 2 2
4 7 2 0 6 4

28 2
8

Keterangan : Laki laki

Perempuan

Sakit
Meninggal

Tinggal serumah
8. Tipe keluarga : Extended family
Keluarga inti dengan pasangan suami istri bekerja ditambah mertua
perempuan dan kakak ipar perempuan.

9. Kewarganegaraan / suku bangsa : Indonesia / jawa


10. Agama : Islam
11. Status sosial ekonomi keluarga
Penghasilan keluarga Rp. 900 000,- per bulan yang diperoleh dari kerja Tn
Eko sebagai karyawan pabrik keramik dan istri sebagai karyawan toko.
Menurut pengakuan keluarga penghasilan yang ada cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari hari.

12. Aktifitas rekreasi keluarga


Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi : nonton TV di rumah dan
kadang berkumpul dengan sanak saudara atau tetangga dekatnya.

Riwayat Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : keluarga pasangan baru ( baru
menikah 7 bulan yang lalu ).
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Tidak ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga pasangan
baru Tn. Eko. Sedangkan tugas keluarga yang belum optimal dicapai sampai
saat ini adalah merawat kesehatan keluarga, dimana terdapat mertua
perempuan ( Ny. Reti 78 th ) yang telah menderita sakit kurang lebih 4 tahun
yang sampai sekarang masih memerlukan perawatan dan perhatian khusus.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Di dalam keluarga Tn. Eko secara umum ( kecuali Ny. Reti ) tidak ada
masalah kesehatan. Sedangkan Ny. Reti menderita hipertensi ( post stroke )
penderita mengalami hemiplegi pada ekstremitas kiri kurang lebih 4 tahun
yang lalu. Selama itu pula Ny. Reti memerlukan bantuan dari keluarga dalam
pemenuhan kebutuhan diri dalam hal mandi, berpakaian, toileting, megambil
makanan. Pada pemeriksaan yang dilakukan saat kegiatan pemeriksaan fisik
Lansia, TD = 260 / 130 MmHg, Nadi = 96 x / menit, RR = 20 x / menit.
Menurut Ny. Eko, penderita sukar sekali diberi pengertian mengenai diit yang
harus dilakukan ( sebatas pengetahuan keluarga ). Ny. Reti juga tidak pernah
kontrol / berobat ke Puskesmas karena tidak ada yang mengantar, dan hanya
kadanag kadang chek TD dilakukan oleh cucunya yang masih sekolah di
jurusan kesehatan.
4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Kurang lebih 4 tahun yang lalu diketahui menderita hipertensi setelah
mengalami kelumpuhan tangan dan kaki sebelah kiri setelah bangun tidur.
Ny. Reti tidak mengetahui apakah diantara saudara saudaranya ada yang
menderita penyakit serupa.

Keadaan Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Luas rumah yang ditempati keluarga Tn Eko 96 m2 ( 8 m x 12 m ) terdiri
dari : 1 ruangan yang berfungsi sebagai garasi, 1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1
ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi dan WC. Tipe
bangunan rumah adalah permanen. Lantai rumah terbuat dari keramik dengan
kaeadaan cukup bersih, penerangan dan ventilasi cukup. Sumber air minum
adalah PAM.
Jalan kampung ( paving )

Teras depan

Garasi R. tamu

U K. tidur

K. tidur R. keluarga K. tidur

K. tidur R. makan

Dapur K. mandi

WC

Gambar denah rumah Tn. Eko

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Tetangga Tn Eko sebelah kanan rumah adalah ketua RT 03, sedangkan kiri
depan adalah rumah ketua RW I, sedangkan depan rumah adalah tetangga
dimana didalamnya juga terdapat seorang lansia yang bisa diajak ngobrol /
dikunjungi oleh Ny. Reti, kehidupan bertetangga terlihat rukun dan harmonis.
3. Mobilitas keluaga
Keluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah, demikian
pula Ny. Reti yang sudah berdomisili sejak lama.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Semua penghuni rumah dalam keluarga Tn Eko semuanya bekerja kecuali
Ny. Reti, Ny. Reti sendiri sudah tidak aktif lagi dalam kegiatan kegiatan
diluar misalnya pengajian karena alasan kesehatannya, tetapi anjangsana ke
tetangga - tetangga sebelah hampir tiap hari dilakukan.
5. Sistem pendukung keluarga
Yang merawat Ny. Reti adalah semua anggota keluarga yang ada dalam
rumah, hanya saja tidak mempunyai waktu khusus untuk mengantar Ny. Reti
ke fasilitas kesehatan ( Puskesmas ) yang jaraknya 1 Km dari rumah, hanya
sekali waktu saja chek tekanan darah dilakukan oleh cucunya yang masih
sekolah kesehatan.

a) Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi dalam keluarga Tn . Eko dilakukan secara terbuka dalam
menyelesaikan suatu masalah, utamanya mengenai kesehatan Ny. Reti
yang memerlukan pengaturan / pantangan makanan berkenaan dengan
penyakitnya, tetapi menurut keluarga hasilnya masih belum optimal.
2. Struktur peran keluarga
- Tn. Eko sebagai kepala keluarga, pencari nafkah keluarga , mempunyai
pekerjaan tetap sebagai karyawan persh. Pabrik keramik Asia Tile.
- Ny. Supatmi sebagai istri, membantu suami bekerja sebagai karyawan di
toko Swalayan Sinar.
- Mutmainah sebagai kakak ipar KK, juga bekerja.
- Ny. Reti sebagai mertua KK ( Lansia ), tidak bekerja, menderita sakit
hipertensi ( post stroke ) selama kurang lebih empat tahun.
3. Nilai atau norma keluarga
Pemenuhan kebutuhan ekonomi nampaknya sesuatu yang perlu
direalisasikan untuk kelangsungan hidup keluarga, terbukti semua
anggota dalam keluarga bekerja kecuali Ny. Reti yang sedang sakit.
Terhadap masalah kesehatan yang sedang dihadapi keluarga juga
mendapat perhatian dengan melakukan bantuan pemenuhan kebutuhan
diri Ny. Reti selama sakit, hanya saja belum optimal dengan terbatasnya
waktu dari anggota keluarga yang semuanya bekerja.

b) Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Interaksi dan hubungan yang tercipta dalam keluarga ini tampak berkembang
dengan baik, saling mengasuh, saling menghargai dan menghormati posisi
masing masing. Terhadap masalah kesehatan yang dihadapi lebih dipandang
sebagai tugas dan kewajiban keluarga yang mesti harus dilaksanakan.
2. Fungsi sosial
Keluarga mengajarkan lewat perilaku sesuai dengan ajaran agama yang
dianutnya dalam kehidupan sehari hari di rumah dan lingkungannya.
3. Fungsi reproduksi
Sebagai pasangan baru keluarga tidak mengikuti program KB karena belum
dikaruniai anak.
4. Fungsi ekonomi
Menurut pengakuan keluarga, penghasilan yang didapatkan keluarga dengan
anggota keluarga bekerja semua cukup untuk memenuhi kebuthan keluarga
sehari hari.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga Tn Eko telah memberikan perawatan terhadap anggota keluarga
yang sakit ( Ny. Reti ) sebatas kemampuan keluarga dalam hal pemenuhan
kebutuhan diri, misal : membantu menyediakan makan, mandi, toileting,
berpakaian. Kemampuan keluarga dalam hal mengenal, merawat, dan
memutuskan tindakan masih kurang / belum optimal, ini terlihat dari
misalnya: keluarga tidak menyiapkan masakan tersendiri buat Ny. Reti, tidak
mampu meluangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan walaupun sudah
merasakan adanya masalah kesehatan dalam keluarga.

c) Stres dan Koping


1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Keluarga tidak merasakan adanya stresor yang berarti kecuali kondisi
kesehatan Ny. Reti yang menderita penyakit kronis yang memerlukan
bantuan perawatan sehari hari.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga terlihat sudah beradaptasi atas stressor yang dihadapi dan merasa
sebagai suatu bagian dari kehidupan yang harus dijalani.
3. Kekuatan yang mengimbangi stressor
- Perhatian yang cukup dari semua anggota keluarga terhadap kesehatan
Ny. Reti
- Kepala keluarga menerapkan musyawarah dalam mengambil suatu
keputusan
- Karakteristik tetangga yang kondusif
- Tempat tinggal yang permanen ( rumah sendiri )
4. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga sering menasehati / memarahi Ny. Reti atas ketidak patuhan diit
yang mesti harus dilakukan.

d) Pemeriksaan Fisik
Secara umum kondisi kesehatan keluarga dalam keadaan sehat, kecuali Ny. Reti
yang memerlukan perhatian khusus :
1. Keadaan umum
TB : 150 cm.
BB : 45 kg.
TD : 260 / 130 mmHg
N : 96 x / menit
RR : 20 x/ menit
S : - ( tidak panas )
2. Kepala : bentuk normal, rambut banyak memutih cukup bersih
3. Mata : berair ( Nrocos ), pandangan kabur / terganggu
4. Telinga : normal, pendengaran masih bagus
5. Hidung : normal
6. Leher : terdapat pembesaran / bendungan vena jugularis kiri
7. Dada : pergerakan kiri / kanan simetris
8. Abdomen : normal
9. Ekstremitas : hemiplegi ekst. kiri

e) Harapan Keluarga
Keluarga berharap tetap tercipta hubungan yang harmonis dalam keluarga dan
adanya perubahan perilaku / kondisi yang lebih baik terhadap kesehatan Ny. Reti.
Analisa data
No. Data Masalah Penyebab
1. Ny. Reti ( 78 th )menderita Resiko terjadinya Ketidakmampuan
hipertensi T: 260 / 130 serangan stroke keluarga dalam merawat
mmHg. ( post stroke ) ulang ( pecahnya penderita lansia dengan
selama 4 tahun, berjalan pembuluh darah Hipertensi.
dengan alat bantu tripot, akibat hipertensi )
tidak pernah kontrol tekanan
darah, sendirian bila
ditinggal bekerja, tidak
patuh diit. tidak disediakan
makanan tersendiri buat Ny.
Reti, keluarga tidak sempat
meluangkan waktu untuk
mengantar berobat.

Diagnosa Keperawatan keluarga :


Resiko terjadinya serangan ulang stroke ( pecahnya pembuluh darah otak akibat
hipertensi ) pada Ny. Reti berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat
anggota lansia yang sakit.

Skala untuk menentukan prioritas askep keluarga :


No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah: 3/3 x 1 1 Tidak/kurang sehat
Tidak/kurang
sehat
2. Kemungkinan x2 1 Ketidakpatuhan penderita untuk
masalah untuk diit, pengawasan keluarga yang
diubah: kurang, penderita usia lanjut, dan
Hanya sebagian penyakit kronis.
3. Potensial 2/3 x 1 2/3 2. Ketersediaan dana cukup,
masalah untuk keluarga mulai mengerti
dicegah: pentingnya perawatan hipertensi
Cukup
4. Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga dan Lansia menyadari
masalah: bahwa keadaan sehat adalah
Masalah berat penting
harus ditangani
Total skor 3 2/3

Prioritas masalah :
1. Resiko terjadinya serangan ulang stroke ( pecahnya pembuluh darah otak
akibat hipertensi ) pada Ny. Reti berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota Lansia yang sakit.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. J
No. Diagnosa Goal Objectives Criteria Standart Intervensi
1. Resiko Setelah 1. Keluarga mengenal Verbal - Keluarga dapat 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang Hipertensi
terjadinya dilakukan masalah kesehatan menjelaskan pengertian 2. Jelaskan pada keluarga tentang Pengertian,
serangan ulang penyuluhan lansia (Ny. Hipertensi tanda dan gejala, tidakan yang harus dilakukan
stroke pada keluarga Marini) - Keluarga dapat pada lansia dengan Hipertensi
( pecahnya dan lansia, menyebutkan tanda dan 3. Bimbing keluarga uttuk mengulangi yang
pembuluh darah masalah gejala Hipertensi telah dijelaskan
otak akibat kesehatan - Keluarga dapat 4. Beri pujian tentang apa jawaban yang benar
hipertensi ) lansia teratasi menjelaskan perawatan
keluarga Tn. lansia dengan Hipertensi
Jafar. S
khususnya Ny.
Marini b.d
ketidakmampua
n keluarga
merawat lansia
dengan
Hipertensi

2. Keluarga dan lansia Verbal - Keputusan 1. Beri penjelasan akibat lanjut dari penyakit
mampu mengambil keluarga untuk Ny. Marini
keputusan tentang membawa Ny. Marini ke
tindakan yang tepat pelayanan kesehatan
pada lansia
3. Ny. Marini bersama Psikomoto - Lansia 2. Menganjurkan keluarga untuk Memeriksakan
keluarga mampu r memeriksakan diri ke Ny. Marini ke RS / Puskesmas
memanfaatkan Puskesmas/RS
pelayanan kesehatan
yang ada
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. JAFAR. S

Diagnosa keperawata Tujuan Tanggal Implementasi Evaluasi


keluarga
1. Resiko terjadinya Keluarga mengenal masalah 13 Agustus 1. mengkaji pengetahuan keluarga tentang 13 Agustus02
serangan ulang stroke kesehatan 02 hipertensi TD : 160 / 100 mmHg.
( pecahnya pembuluh 2. menjelaskan pada keluarga tentang Keluarga mengerti tentang
darah otak akibat pengertian , penyebab, tanda dan gejala hipertensi dan upaya
hipertensi ) keluarga Tn. serta upaya pencegahannya pencegahannaya.
Jafar khususnya Ny. 3. membimbing keluarga untuk mengingat
Marini b.d kembali apa yang telah didapatkan dari
ketidakmampuan penjelasan perawat
keluarga merawat lansia
dengan Hipertensi Keluarga mampu 1. menganjurkan kelurga untuk membatasi 13 Agustus 02
memberikan perawatan dan 13 asupan garam bagi Ny. marini keluarga dapat menerima
memutuskan tindakan yang Agustus02 2. menganjurkan keluarga menyiapan masukan masuukan yang
sesuai terhadap masalah makanan tersendiri untuk Ny. Marini telah disampaikan perawat
kesehatan keluarga dengan 3. menganjurkan pada Ny. Marini untuk
lansia yang menderita menghindari makanan makanan yang 17 Agustus 02
hipertensi dapat memperberat penyakitnya Ny. marini memeriksakan
4. menganjurkan pada Ny. Marini untuk kesehatannya saat dilakukan
berada dalam kondisi relaks, program pemeriksaan
menenangkan pikiran, tidak stres kesehatan lansia
5. menganjurkan pada keluarga untuk
meluangkan waktu untuk mengantar
Ny. Marini memeriksakan kesehatannya
6. memberi kesempatan pada keluarga
untuk mengambil keputusan.
PRE PLANNING
Penyuluhan askep keluarga dengan Hipertensi.

I. Latar belakang
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi. Dengan
kata lain hipertensi didefinisikan sebagai suatu peningkatan tekanan darah
sistolik dan / atau diastolik yang tidak normal. Klien yang menderita
hipertensi bila tidak mendapatkan pengelolaan yang benar bisa menyebabkan
berbagai resiko yang berakibat fatal.
Pada keluarga Tn. Eko, dimana terdapat anggota keluarga yang menderita
hipertensi, dirasa perlu mendapatkan informasi yang berhubungan dengan
hipertensi untuk kepentingan perawatan bagi penderita.

II. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu mengenal
penyakit hipertensi dan dapat melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang menderita penyakit hipertensi.

III. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu :
- menyebutkan pengertian hipertensi
- menyebutkan penyebab hipertensi
- menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
- menyebutkan cara pencegahan hipertensi

IV. Sasaran
Seluruh anggota keluarga : Tn. Jafar. S, Ny. Marini, Sdri. Ainur.R, Luluk. A,
Ahmad. L.

V. Media
Media penyuluhan yang akan digunakan : leaflet

VI. Metode
Metode yang digunakan : ceramah, diskusi / tanya jawab

VII. Strategi pelaksanaan


- Memperkenalkan pembimbing, kontrak waktu, dan pembukaan : 5 menit
- Menyampaikan materi hipertensi dan diskusi : 30 menit
- Melakukan evaluasi dan terminasi : 15 menit

VIII. Waktu dan tempat pelaksanaan


Hari : Jumat / 16 Agustus 2002
Pukul : 10 00 WIB selesai ( 50 menit )
Tempat : Rumah Tn. Jafar. S, RT 02 RW II Kel. Wiyung.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang studi : Keperawatan keluarga


Topik : Penyakit hipertensi
Sasaran : Keluarga Tn. Jafar. S
Tempat : Rumah Tn. Jafar. S (Wiyung II / 100 RT. 02 RW II Wiyung)
Hari / tanggal : Jumat / 16 Agustus 2002
Waktu : 50 menit

I. Tujuan instruksional umum


Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu mengenal
penyakit hipertensi dan dapat melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang menderita penyakit hipertensi.

II. Tujuan instruksional khusus


Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga diharapkan mampu :
- menyebutkan pengertian hipertensi
- menyebutkan penyebab hipertensi
- menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
- menyebutkan cara pencegahan hipertensi

III. Sasaran
Seluruh anggota keluarga : Tn. jafar, Ny. Marini, Sdra. Ainur,Luluk,Ahmad.
3.
IV. Materi
II. Penyakit hipertensi
1. Diit Rendah garam

V. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab

VI. Media
Leaflet: hipertensi dan diit rendah garam

VII. Kriteria evaluasi


1. Evaluasi struktur
Semua anggota keluarga hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah Tn. Eko
Pengorganisasian penyuluhan dilakukan hari sebelumnya
2. Evaluasi proses
Keluarga antusias terhadap materi penyuluhan
Keluarga tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai
Keluarga terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan
3. Evaluasi hasil
Keluarga mengerti tentang penyakit hipertensi, dapat menyebutkan
pengerian, penyebab, tanda dan gejala, hal hal yang memperberat
penyakit hipertensi serta upaya - upaya pencegahannya

VIII. Pengorganisasian
Pembicara / fasilitator : Subhan
Supervisor : Ibu Esti ( pembimbing PSIK )
Materi
Stroke dan Hipertensi
Stroke
Hampir semua orang lanjut usia sedikitnya memiliki beberapa sumbatan pada
suplai darah arteri ke otak, dan sebanyak 10 % sebenarnya memiliki cukup
banyak sumbatan untuk menyebabkan gangguan fungsi, yaitu suatu kondisi yang
disebut stroke.
Kebanyakan kasus stroke disebabkan oleh plak arteriosklerotik yang terjadi pada
satu atau lebih arteri yang memberi makanan ke otak. Plak biasanya
mengaktifkan mekanisme pembekuan darah, dan menghasilkan bekuan yang
menghambat arteri, dengan demikian menyebabkan hilangnya fungsi otak secara
akut pada area yang terlokalisasi. Atau, pada sekitar seperempat penderita yang
mengalami stroke, penyebabnya adalah tekanan darah tinggi yang membuat salah
satu pembuluh darah pecah; terjadi perdarahan yang mengkompresi jaringan otak
setempat.
Stroke adalah sindroma klinis yang timbulnya mendadak, progresi cepat, berupa
defisit neurologis fokal dan atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau
langsung menimbulkan kematian , dan semata mata disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak non traumatik.
Pada stroke non haemorhagic ( iskemik ), gejala utamanya adalah timbulnya
defisit neurologis secara mendadak / subacut, didahului gejala prodomal , terjadi
waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tak menurun, kecuali
bila embolus cukup besar. Biasanya terjadi pada usia diatas 50 tahun.
Penyebab :
- Infark otak ( 80 % ) misal : emboli
- Perdarahan intraserebral ( 15 % ) misal : hipertensi
- Perdarahan subarachnoid
- Penyebab lain : kelainan hematologis, penyalahgunaan obat ex: kokain
atau amfetamin
Faktor Resiko
- Yang tidak dapat diubah :
Usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat TIA atau stroke,
penyakit jantung koroner.
- Yang dapat diubah :
Hipertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat,
kontrasepsi oral.

Hipertensi
Definisi Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi.
( Kapita Selekta Kedokteran, 2001 ).
Berdasarkan penyebabnya :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya
atau disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus .
2. Hipertensi skunder atau hipertensi renal, penyebab spesifiknya diketahui
terdapat sekitar 5 % kasus.
Efek letal dari hipertensi terutama disebabkan oleh tiga hal berikut :
1. kelebihan beban kerja pada jantung , yang menimbulakan perkembangan
awal dari penyakit jantung kongestif, penyakit jantung koroner atau
keduanya, yang seringkali menyebabkan kematian akibat serangan jantung.
2. Tekanan yang tinggi seringkali menyebabkan rupturnya pembuluh darah
utama di otak, yang diikuti oleh kematian pada sebagian besar otak, keadaan
ini disebut infark serebral, yang secara klinis dikenal dengan nama stroke .
Bergantung pada bagian otak mana yang terkena, stroke dapat menyebabkan
kelumpuhan, kebutaan, demensia, atau berbagai gangguan otak yang serius
lainnya.
3. Tekanan yang tinggi hampir selalu menyebabkan berbagai perdarahan pada
ginjal, yang menimbulkan kerusakan pada area ginjal, dan akhirnya terjadi
gagal ginjal, uremia dan kematian. ( Buku ajar Fisiologi Kedokteran, 1997 )

Faktor resiko hipertensi adalah faktor yang bila semakin banyak


menyertai penderita maka dapat menyebabkan orang tersebut akan menderita
tekanan darah tinggi yang lebih berat lagi. Ada faktor resiko yang dapat dihindari
atau dirubah dan ada juga yang tidak dapat dihindari. Faktor resiko yang tidak
dapat dihindari atau dirubah adalah genetik, suku bangsa dan umur. Berbagai
macam faktor resiko yang dapat dihindari karena dapat memperberat keadaan
hipertensi antara lain makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi,
garam, makanan asin atau yang diasinkan, daging kambing, buah durian,
minuman alkohol yang berlebihan, makanan dan minuman yang mengandung
bahan pengawet, rokok, kopi, kegemukan (obesitas) dan stress (MKI. 2000 : 58).
Ada gejala yang tidak boleh diabaikan oleh klien tekanan darah tinggi karena
gejala tersebut berhubungan dengan organ-organ yang menderita kerugian karena
hipertensi yang tidak terkendali, antara lain : serangan pusing, kekakuan,
kehilangan keseimbangan, sakit kepala pagi hari, penglihatan yang memburuk,
semuanya secara bersama-sama menunjukkan adanya masalah dengan peredaran
darah di otak. Kelumpuhan anggota badan, khususnya sebelah badan atau salah
satu bagian muka, atau salah satu tangan, atau kemampuan berbicara menurun
dapat menjadi tanda peringatan adanya stroke. Terengah-engah pada waktu
latihan jasmani, dengan rasa sakit pada dada yang menjalar ke rahang, lengan,
punggung atau perut bagian atas, menjadi tanda permulaan angina. Susah nafas
dapat menjadi tanda yang berkaitan dengan tekanan darah tinggi kegagalan
jantung. Sering bangun setiap malam untuk buang air kecil dan lebih banyak serta
lebih sering mengeluarkan urine siang hari dapat menjadi tanda pertama
gangguan ginjal (Tom Smith. 1986 : 144).
Penanggulangan hipertensi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis
yaitu penatalaksanaan non farmakologis dan farmakologis. Pengobatan non
farmakologis sama pentingnya dengan pengobatan farmakologis, terutama pada
hipertensi ringan, diantaranya dengan menurunkan berat badan dan mengurangi
asupan garam, menghindari merokok, minum alkohol, hiperlipedemia dan stress
(MKI. 2000 : 60).
DIIT RENDAH GARAM

Pemberian diit rendah garam bertujuan membantu menghilangkan retensi garam / air
dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada hipertensi. Diit ini
diindikasikan untuk pasien dengan edema dan / atau hipertensi, seperti pada gagal
jantung, sirosis hepatis, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada kehamilan, dan
hipertensi esensial.
Syarat diit ini adalah cukup kalori, protein, mineral, dan vitamin; jumlah natrium
yang diperbolehkan disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam / air atau
hipertensi; dan bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit.

Makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan ( diit rendah garam )

Golongan bahan Makanan yang boleh diberikan Makanan yang tidak


makanan boleh diberikan.

Sumber Beras, bulgur, kentang, singkong, Roti, biskuit, dan kue


karbohidrat terigu tapioka, hunkwee, gula, yang dimasak dengan
makanan yang diolah dari bahan garam dapur,dan atau
makanan tersebut diatas tanpa soda.
garam dapur dan soda, seperti :
makaroni, mie, bihun, roti,
biskuit, kue kering, dsb.

Sumber protein Daging dan ikan maksimum 100 Otak, ginjal, lidah, sardin,
hewani gram sehari; telur maksimum 1 keju; daging ikan dan
butir sehari;susu maksimum 200 telur yang diawet dengan
gram sehari. garam dapurseperti:
daging asam, ham, bacon,
dendeng, abon, ikan asin,
ikan kaleng, kornet, ebi,
udang kering, telur asin,
telur pindang, dsb.

Sumber protein Semua kacang kacangan yang Semua kacangan dan


nabati diolah dan dimasak tanpa garam. hasilnya yang dimasak
dengan garam dapur dan
ikatan natrium lainnya.

Lemak Minyak, margarin tanpa garam, Margarin dan mentega


mentega tanpa garam biasa.

Sayuran Semua sayuran segar, sayuran Sayuran yang diawet


yang diawet tanpa garam dapur, dengan garam dapur dan
natrium benzoas dan soda. ikatan natrium lainnya,
seperti sayuran dalam
kaleng, sawi asin, asinan,
acar, dsb.

Buah buahan Semua buah buahan segar, buah Buah buahan yang
yang diawet tanpa garam dapur, diawet dengan garam
natrium benzoas dan soda. dapur dan ikatan natrium
lainnya.

Bumbu Semua bumbu segar dan kering Garam dapur, baking


yang tidak mengandung garam powder, soda kue, vetsin
dan ikatan natrium lainnya. dan bumbu yang
mengandung garam dapur
seperti : kecap, terasi,
saus tomat, petis, tauco,
dsb.

Vous aimerez peut-être aussi