Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
EKO
RT 03 RW I KELURAHAN WIYUNG
No. / Nama Sex Umur Hub dgn Pendd Agama Pekerjaan Status
KK kesh.
1. Supatmi P 28 th Istri SMA Islam Swasta Sehat
2. Mutmainah P 40 th Kakak ipar SMP Islam Swasta Sehat
3. Reti P 78 th Mertua SD Islam - Hipertensi
(post
stroke)
Genogram :
7
8
2 22 1 4 4 2 2
4 7 2 0 6 4
28 2
8
Perempuan
Sakit
Meninggal
Tinggal serumah
8. Tipe keluarga : Extended family
Keluarga inti dengan pasangan suami istri bekerja ditambah mertua
perempuan dan kakak ipar perempuan.
Keadaan Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Luas rumah yang ditempati keluarga Tn Eko 96 m2 ( 8 m x 12 m ) terdiri
dari : 1 ruangan yang berfungsi sebagai garasi, 1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1
ruang keluarga, 1 ruang makan, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi dan WC. Tipe
bangunan rumah adalah permanen. Lantai rumah terbuat dari keramik dengan
kaeadaan cukup bersih, penerangan dan ventilasi cukup. Sumber air minum
adalah PAM.
Jalan kampung ( paving )
Teras depan
Garasi R. tamu
U K. tidur
K. tidur R. makan
Dapur K. mandi
WC
a) Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi dalam keluarga Tn . Eko dilakukan secara terbuka dalam
menyelesaikan suatu masalah, utamanya mengenai kesehatan Ny. Reti
yang memerlukan pengaturan / pantangan makanan berkenaan dengan
penyakitnya, tetapi menurut keluarga hasilnya masih belum optimal.
2. Struktur peran keluarga
- Tn. Eko sebagai kepala keluarga, pencari nafkah keluarga , mempunyai
pekerjaan tetap sebagai karyawan persh. Pabrik keramik Asia Tile.
- Ny. Supatmi sebagai istri, membantu suami bekerja sebagai karyawan di
toko Swalayan Sinar.
- Mutmainah sebagai kakak ipar KK, juga bekerja.
- Ny. Reti sebagai mertua KK ( Lansia ), tidak bekerja, menderita sakit
hipertensi ( post stroke ) selama kurang lebih empat tahun.
3. Nilai atau norma keluarga
Pemenuhan kebutuhan ekonomi nampaknya sesuatu yang perlu
direalisasikan untuk kelangsungan hidup keluarga, terbukti semua
anggota dalam keluarga bekerja kecuali Ny. Reti yang sedang sakit.
Terhadap masalah kesehatan yang sedang dihadapi keluarga juga
mendapat perhatian dengan melakukan bantuan pemenuhan kebutuhan
diri Ny. Reti selama sakit, hanya saja belum optimal dengan terbatasnya
waktu dari anggota keluarga yang semuanya bekerja.
b) Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Interaksi dan hubungan yang tercipta dalam keluarga ini tampak berkembang
dengan baik, saling mengasuh, saling menghargai dan menghormati posisi
masing masing. Terhadap masalah kesehatan yang dihadapi lebih dipandang
sebagai tugas dan kewajiban keluarga yang mesti harus dilaksanakan.
2. Fungsi sosial
Keluarga mengajarkan lewat perilaku sesuai dengan ajaran agama yang
dianutnya dalam kehidupan sehari hari di rumah dan lingkungannya.
3. Fungsi reproduksi
Sebagai pasangan baru keluarga tidak mengikuti program KB karena belum
dikaruniai anak.
4. Fungsi ekonomi
Menurut pengakuan keluarga, penghasilan yang didapatkan keluarga dengan
anggota keluarga bekerja semua cukup untuk memenuhi kebuthan keluarga
sehari hari.
5. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga Tn Eko telah memberikan perawatan terhadap anggota keluarga
yang sakit ( Ny. Reti ) sebatas kemampuan keluarga dalam hal pemenuhan
kebutuhan diri, misal : membantu menyediakan makan, mandi, toileting,
berpakaian. Kemampuan keluarga dalam hal mengenal, merawat, dan
memutuskan tindakan masih kurang / belum optimal, ini terlihat dari
misalnya: keluarga tidak menyiapkan masakan tersendiri buat Ny. Reti, tidak
mampu meluangkan waktu untuk memeriksakan kesehatan walaupun sudah
merasakan adanya masalah kesehatan dalam keluarga.
d) Pemeriksaan Fisik
Secara umum kondisi kesehatan keluarga dalam keadaan sehat, kecuali Ny. Reti
yang memerlukan perhatian khusus :
1. Keadaan umum
TB : 150 cm.
BB : 45 kg.
TD : 260 / 130 mmHg
N : 96 x / menit
RR : 20 x/ menit
S : - ( tidak panas )
2. Kepala : bentuk normal, rambut banyak memutih cukup bersih
3. Mata : berair ( Nrocos ), pandangan kabur / terganggu
4. Telinga : normal, pendengaran masih bagus
5. Hidung : normal
6. Leher : terdapat pembesaran / bendungan vena jugularis kiri
7. Dada : pergerakan kiri / kanan simetris
8. Abdomen : normal
9. Ekstremitas : hemiplegi ekst. kiri
e) Harapan Keluarga
Keluarga berharap tetap tercipta hubungan yang harmonis dalam keluarga dan
adanya perubahan perilaku / kondisi yang lebih baik terhadap kesehatan Ny. Reti.
Analisa data
No. Data Masalah Penyebab
1. Ny. Reti ( 78 th )menderita Resiko terjadinya Ketidakmampuan
hipertensi T: 260 / 130 serangan stroke keluarga dalam merawat
mmHg. ( post stroke ) ulang ( pecahnya penderita lansia dengan
selama 4 tahun, berjalan pembuluh darah Hipertensi.
dengan alat bantu tripot, akibat hipertensi )
tidak pernah kontrol tekanan
darah, sendirian bila
ditinggal bekerja, tidak
patuh diit. tidak disediakan
makanan tersendiri buat Ny.
Reti, keluarga tidak sempat
meluangkan waktu untuk
mengantar berobat.
Prioritas masalah :
1. Resiko terjadinya serangan ulang stroke ( pecahnya pembuluh darah otak
akibat hipertensi ) pada Ny. Reti berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota Lansia yang sakit.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. J
No. Diagnosa Goal Objectives Criteria Standart Intervensi
1. Resiko Setelah 1. Keluarga mengenal Verbal - Keluarga dapat 1. Kaji pengetahuan keluarga tentang Hipertensi
terjadinya dilakukan masalah kesehatan menjelaskan pengertian 2. Jelaskan pada keluarga tentang Pengertian,
serangan ulang penyuluhan lansia (Ny. Hipertensi tanda dan gejala, tidakan yang harus dilakukan
stroke pada keluarga Marini) - Keluarga dapat pada lansia dengan Hipertensi
( pecahnya dan lansia, menyebutkan tanda dan 3. Bimbing keluarga uttuk mengulangi yang
pembuluh darah masalah gejala Hipertensi telah dijelaskan
otak akibat kesehatan - Keluarga dapat 4. Beri pujian tentang apa jawaban yang benar
hipertensi ) lansia teratasi menjelaskan perawatan
keluarga Tn. lansia dengan Hipertensi
Jafar. S
khususnya Ny.
Marini b.d
ketidakmampua
n keluarga
merawat lansia
dengan
Hipertensi
2. Keluarga dan lansia Verbal - Keputusan 1. Beri penjelasan akibat lanjut dari penyakit
mampu mengambil keluarga untuk Ny. Marini
keputusan tentang membawa Ny. Marini ke
tindakan yang tepat pelayanan kesehatan
pada lansia
3. Ny. Marini bersama Psikomoto - Lansia 2. Menganjurkan keluarga untuk Memeriksakan
keluarga mampu r memeriksakan diri ke Ny. Marini ke RS / Puskesmas
memanfaatkan Puskesmas/RS
pelayanan kesehatan
yang ada
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. JAFAR. S
I. Latar belakang
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi. Dengan
kata lain hipertensi didefinisikan sebagai suatu peningkatan tekanan darah
sistolik dan / atau diastolik yang tidak normal. Klien yang menderita
hipertensi bila tidak mendapatkan pengelolaan yang benar bisa menyebabkan
berbagai resiko yang berakibat fatal.
Pada keluarga Tn. Eko, dimana terdapat anggota keluarga yang menderita
hipertensi, dirasa perlu mendapatkan informasi yang berhubungan dengan
hipertensi untuk kepentingan perawatan bagi penderita.
IV. Sasaran
Seluruh anggota keluarga : Tn. Jafar. S, Ny. Marini, Sdri. Ainur.R, Luluk. A,
Ahmad. L.
V. Media
Media penyuluhan yang akan digunakan : leaflet
VI. Metode
Metode yang digunakan : ceramah, diskusi / tanya jawab
III. Sasaran
Seluruh anggota keluarga : Tn. jafar, Ny. Marini, Sdra. Ainur,Luluk,Ahmad.
3.
IV. Materi
II. Penyakit hipertensi
1. Diit Rendah garam
V. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
VI. Media
Leaflet: hipertensi dan diit rendah garam
VIII. Pengorganisasian
Pembicara / fasilitator : Subhan
Supervisor : Ibu Esti ( pembimbing PSIK )
Materi
Stroke dan Hipertensi
Stroke
Hampir semua orang lanjut usia sedikitnya memiliki beberapa sumbatan pada
suplai darah arteri ke otak, dan sebanyak 10 % sebenarnya memiliki cukup
banyak sumbatan untuk menyebabkan gangguan fungsi, yaitu suatu kondisi yang
disebut stroke.
Kebanyakan kasus stroke disebabkan oleh plak arteriosklerotik yang terjadi pada
satu atau lebih arteri yang memberi makanan ke otak. Plak biasanya
mengaktifkan mekanisme pembekuan darah, dan menghasilkan bekuan yang
menghambat arteri, dengan demikian menyebabkan hilangnya fungsi otak secara
akut pada area yang terlokalisasi. Atau, pada sekitar seperempat penderita yang
mengalami stroke, penyebabnya adalah tekanan darah tinggi yang membuat salah
satu pembuluh darah pecah; terjadi perdarahan yang mengkompresi jaringan otak
setempat.
Stroke adalah sindroma klinis yang timbulnya mendadak, progresi cepat, berupa
defisit neurologis fokal dan atau global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau
langsung menimbulkan kematian , dan semata mata disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak non traumatik.
Pada stroke non haemorhagic ( iskemik ), gejala utamanya adalah timbulnya
defisit neurologis secara mendadak / subacut, didahului gejala prodomal , terjadi
waktu istirahat atau bangun pagi dan kesadaran biasanya tak menurun, kecuali
bila embolus cukup besar. Biasanya terjadi pada usia diatas 50 tahun.
Penyebab :
- Infark otak ( 80 % ) misal : emboli
- Perdarahan intraserebral ( 15 % ) misal : hipertensi
- Perdarahan subarachnoid
- Penyebab lain : kelainan hematologis, penyalahgunaan obat ex: kokain
atau amfetamin
Faktor Resiko
- Yang tidak dapat diubah :
Usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, riwayat TIA atau stroke,
penyakit jantung koroner.
- Yang dapat diubah :
Hipertensi, diabetes mellitus, merokok, penyalahgunaan alkohol dan obat,
kontrasepsi oral.
Hipertensi
Definisi Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat anti hipertensi.
( Kapita Selekta Kedokteran, 2001 ).
Berdasarkan penyebabnya :
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya
atau disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 % kasus .
2. Hipertensi skunder atau hipertensi renal, penyebab spesifiknya diketahui
terdapat sekitar 5 % kasus.
Efek letal dari hipertensi terutama disebabkan oleh tiga hal berikut :
1. kelebihan beban kerja pada jantung , yang menimbulakan perkembangan
awal dari penyakit jantung kongestif, penyakit jantung koroner atau
keduanya, yang seringkali menyebabkan kematian akibat serangan jantung.
2. Tekanan yang tinggi seringkali menyebabkan rupturnya pembuluh darah
utama di otak, yang diikuti oleh kematian pada sebagian besar otak, keadaan
ini disebut infark serebral, yang secara klinis dikenal dengan nama stroke .
Bergantung pada bagian otak mana yang terkena, stroke dapat menyebabkan
kelumpuhan, kebutaan, demensia, atau berbagai gangguan otak yang serius
lainnya.
3. Tekanan yang tinggi hampir selalu menyebabkan berbagai perdarahan pada
ginjal, yang menimbulkan kerusakan pada area ginjal, dan akhirnya terjadi
gagal ginjal, uremia dan kematian. ( Buku ajar Fisiologi Kedokteran, 1997 )
Pemberian diit rendah garam bertujuan membantu menghilangkan retensi garam / air
dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada hipertensi. Diit ini
diindikasikan untuk pasien dengan edema dan / atau hipertensi, seperti pada gagal
jantung, sirosis hepatis, penyakit ginjal tertentu, toksemia pada kehamilan, dan
hipertensi esensial.
Syarat diit ini adalah cukup kalori, protein, mineral, dan vitamin; jumlah natrium
yang diperbolehkan disesuaikan dengan berat tidaknya retensi garam / air atau
hipertensi; dan bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit.
Makanan yang boleh dan tidak boleh diberikan ( diit rendah garam )
Sumber protein Daging dan ikan maksimum 100 Otak, ginjal, lidah, sardin,
hewani gram sehari; telur maksimum 1 keju; daging ikan dan
butir sehari;susu maksimum 200 telur yang diawet dengan
gram sehari. garam dapurseperti:
daging asam, ham, bacon,
dendeng, abon, ikan asin,
ikan kaleng, kornet, ebi,
udang kering, telur asin,
telur pindang, dsb.
Buah buahan Semua buah buahan segar, buah Buah buahan yang
yang diawet tanpa garam dapur, diawet dengan garam
natrium benzoas dan soda. dapur dan ikatan natrium
lainnya.