Vous êtes sur la page 1sur 6

12 ORDO TANAH

1. Alfisol (Horison Argilik, KB Tinggi)


Alfisol adalah tanah yang relative muda, masih banyak mengandung mineral primer yang mudah
lapuk, mineral liat kristalin dan kaya unsur hara.
Syarat yang harus dipenuhi untuk menentukan tanah Alfisol yaitu :
Ditemukan mineral liat kristalin yang sedang jumlahnya.
Terjadi akumulasi liat kristalin tersebut di horizon B yang jumlahnya memenuhi syarat horizon
argilik atau kandik.
Alfisol terbentuk di bawah vegetasi hutan berdaun lebar. Proses pembentukan Alfisol melalui
urutan sebagai berikut :
Pencucian karbonat
Pencucian besi dan braunifikasi
Pembentukan epipedon okhrik (horizon A)
Pembentukan horizon albik
Pengendapan argillan
Alfisol merupakan tanah yang subur, banyak digunakan untuk pertanian, rumput ternak, atau
hutan. Tanah ini mempunyai kejenuhan basa tinggi, kapasitas tukar kation tinggi, dan cadangan
unsure hara tinggi.
2. Andisol (Sifat Andik, Epipedon Melanik)
Andisol adalah tanah yang berkembang dari bahan volkanik seperti abu volkan, batuapung, sinder,
lava, dan sebagainya. Atau bahan volkaniklastik yang fraksi koloidnya oleh mineral short-range-
order (alophan, imogolit, ferihidrit) atau kompleks Al-humus. Tanah andisol memiliki sifat andik
dan merupakan epipedon melanik.
Persyaratan minimum untuk ordo Andisol yaitu 60% dari 60cm tanah teratas atau 60% tanah
sampai kontak litik (lebih dangkal, mempunyai sifat andik dapat dipenuhi.
3. Aridisol (Wilayah Padang Pasir----Daerah Arid)
Aridisol adalah tanah yang kering lebih dari 6 bulan setiap tahun dan tidak pernah lembab 90 hari
berturut-turut.
Tanah di daerah kering biasanya berpasir, berbatu, dan jarang ditumbuhi vegetasi. Entisol
meupakan inklusi yang umum terdapat pada Aridisol.
Kandungana bahan organic dipermukaan tanah ini rendah. Kegiatan mikroorganisme rendah. C-N
rasio rendah yangmungkin diakibatkan oleh kegiatan bakteri nitrifikasi dan blue green
algae pengikat N yang membentuk permukaan dari beberapa jenis tanah ini.
Sifat umum yang terdapat pada tanah-tanah di daerah arid adalah adanya lapisan akumulasi
karbonat yang disebut caliche. Selain itu, sering juga ditemukan horizonsalik dan natrik.
4. Entisol (Tanah Muda)
Entisol merupakan tanah yang baru berkembang. Walaupun demikian, tanah ini tidak hanya
berupa bahan induk dan bahan asal tanah saja tetapi harus sudah terjadi proses pembentukan tanah
yang menghasilkan epipedon okhrik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah Entisol yaitu :
Iklim yang sangat kering sehingga pelapukan dan reaksi reaksi kimia berjalan lambat.
Erosi yang kuat, dapat menyebabkan bahan-bahan yang dierosikan lebih banyak daripada yang
dibentuk melalui proses pembentukan tanah.
Pengendapan secara terus menerus, menyebabkan pembentukan horizon lebih lambat daripada
pengendapan.
Imobilisasi plasma tanah menjadi bahan inert.
Bahan induk yang sangat sukar melapuk (inert) atau tidak permeabel sehingga air sukar menyerap
dan reaksi-reaksi tidak berjalan.
Bahan induk yang tidak subur atau mengandung unsure-unsur beracun bagi tanaman atau
organisme lain. Diferensiasi oleh bahan organic tidak dapat terjadi.
Selalu jenuh air atau tergenang, dapat menghambat perkembangan horizon.
Waktu yang singkat tidak memungkinkan perkembangan tanah.
Perubahan yang drastis dari vegetasi.
5. Histosol (Histik----Jaringan Tanaman)
Histosol terbentuk bila produksi dan penimbunan bahan organic lebih besar dari mineralisasinya.
Pembentukan histosol tidak dipengaruhi oleh iklim sehingga tanah ini dapat ditemukan berasosiasi
dengan segala macam tanah.
Histosol mempunyai daya memegang air yang sangat tinggi, baik atas dasar volume atau berat
tanah.
6. Inceptisol (Tanah Dengan Horison Kambik)
Inceptisol adalah tanah yang belum matang (immature) dengan perkembangan profil yang lebih
lemah dibanding dengan tanah matang, dan masih menyerupai sifat bahan induknya.
Factor yang mempengaruhi pembentukan Inceptisol yaitu :
Bahan induk yang sangat resisten.
Posisi dalam landscape yang ekstrim yaitu daerah curam atau lembah.
Permukaan geomorfologi yang muda, sehinnga pembentukan tanah belum lanjut.
7. Mollisol ( Epipedon Mollik)
Mollisol adalah tanah dengan epipedon mollik.
Syarat pengklasifikasian tanah sebagai mollisol adalah memiliki epipedon mollik, bagian tanah di
bawah epipedon mollik sampai kedalaman 180 cm dan harus mempunyai KB (NH4OAc) 50%.
Proses pembentukan tanah yang terpenting adalah melanisasi yaitu proses pembentukan tanah
berwarna gelap karena penambahan bahan organic. Proses ini merupakan kumpulan beberapa
proses yaitu :
Prolifirasi akar-akar rumput, yaitu penyebaran akar-akar ke dalam tanah profil tanah.
Pelapukan bahan organic di dalam tanah membentuk senyawa-senyawa yang stabil dan berwarna
gelap (polisakharida dan liat).
Pencampuran bahan organic dan bahan mineral tanah karena kegiatan organisme sehingg
aterbentuk kompleks mineral-organik yang berwarna kelam, krotovinas atau gundukan-gundukan.
Eluviasi dan iluviasi koloid organic dan beberapa koloid mineral melalui rongga-rongga
tanahsehingga terdapat selaput bahan organic yang berwarna hitam disekeliling struktur tanah.
Pembentukan senyawa lingo protein yang resisten sehingga warna tanah menjadi hitam meskipun
telah lama diusahakan untuk pertanian.
8. Oxisol (Oksida-Oksida Besi, Horizon Oksik)
Oxisol adalah tanah mineral yang kaya akan seskuiosida, telah mengalami pelapukan lanjut, dan
banyak terdapat di daerah sekitar khatulistiwa.
Tanah ini dicirikan oleh adanya horizon oksik pada kedalaman kurang dari 1,5 m atau bila kadar
liat pada 18 cm teratas > 40% dapat memenuhi syarat horizon oksik dan ditemukan pada
kedalaman kurang dari 100 cm.
Proses pembentukan tanah yang utama pada oxisol adalah proses desilikasi, akumulasi relative
besi dan Al bebas), pembentukan Plinthite, melanisasi dan humifikasi, gleisasi, dan pedoturbasi.
9. Spodosol (Horison Spodik)
Tanah Spodosol dicirikan oleh adanya lapisan pasir masam berwarna putih abu-abu
(horizon albik) di atas lapisan lempung berpasir yang berwarna gelap.
Horizon penciri untuk spodosol adalah adanya horizon spodik baik lapisan atas merupakan lapisan
olah yang berwarna gelap ataupun berupa horizon albik. Keadaan yang diperlukan untuk
pembentukan tanah spodosol dalam keadaan dimana kombinasi factor-faktor pembentuk tanah
dapat menghasilkan suatu akumulasi besi, alumunium dan bahan organic di horizon bawah.
Factor-faktor pembentuk yanah yang dapat menghasilkan sifat-sifat tersebut, antara lain :
Bahan induk : umumnya berlempung sampai berpasir.
Iklim : boreal (dingin) atau iklim lain
Topografi : datar
Vegetasi :conifer (berdaun jarum) atau campuran conifer dan deciduous (berdaun
lebar)
Waktu : 200 _ 2000 tahun
Proses pembentukan tanah yang utama adalah pedsolisasi. Pedsolisasi adalah kumpulan dari
babarapa proses yang menghasilkan translokasi bahan organic, besi dan alumunium (dan sedikit
P) dari lapisan atas tanah ke lapisan bawah, karena pengaruh ion H+dan senyawa-senyawa organic.
Proses ini melliputi hal-hal berikut :
Akumulasi bahan organic
Pencucian dan pemasaman
Pelapukan mineral
Pemindahan bahan organic, Fe, Al (dan sedikit P, Mn,dan liat) dari horizon A ke horizon B
Immobilisasi Fe dan Al bersama asam humik dan asam fulvik (dan liat) di horizon B
Pembentukan pellet dari selaput organic
Pengurangan Bulk Density
Pemadasan
10. Ultisol (tanah-Tanah Dengan Pelapukan Lanjut, KB Rendah)
Ultisol hanya ditemukan di daerah-daerah dengan suhu rata-rata lebih dari 8oC. Ultisol adalah
tanah dengan horizon argilik atau kandik bersifat masam dengan kejenuhan basa rendah.
Kejenuhan basa (jumlah kation) pada kedalaman 1,8 m dari permukaan tanah kurang dari 35
persen, sedang kejenuhan basa pada kedalaman kurang dari 1,8 m dapat lebih rendah atau lebih
tinggi dari 35 persen.
Proses Pembentukan Tanah
Faktor-faktor pembentuk tanah yang banyak mempengaruhi pembentukan untisol adalah:
Bahan induk: bahan induk tua, misalnya batuan liat, atau batuan vulkanik masam.
Iklim: harus ckup panas dan basa, di daerah iklim sedang dengan suhu tanah rata-rata lebih dari 8
Celcius, sampai di daerah tropika.
Vegetasi: di daerah iklim sedang didominasi oleh pinus. Di Indonesia vegetasi hutan tropika.
Ralief: Berombak sampai berbukit.
Umur: Tua
Proses pembentukn tanah ultisol meliputi beberapa proses sebagai berikut:
1) Pencucian yang ekstensif terhadap basa-basa merupakan prasyarat.
2) Karena suhu yang cukup panas dan pencucian yang kuat dalam waktu yang cukup lama,
akibatnya terjadi pelapukan yang kuat terhadap mineral mudah lapuk, dan terjadi pembentukan
mineral liat sekunder dan oksida-oksida.
3) Lessivage, menghasilkan horizon albik di lapisan atas, dan horizon argilik di lapisan bawah
4) Biocycling, meskipun terjadi pencucian yang intensif tetapi jumlah basa-basa di permukaan
tanah cukup tinggi dan menurun dengan kedalaman.
5) Pembentukan plinthite dan fragipan, plinthie dan fragipan bukan sifat yang menentukan
tetapi sering ditemukan pada Ultisol.
6) Perubahan horizon umbrik menjadi molik. Ultisol dengan epipedon umbrik dapat berubah
menjadi epipedon mollik akibat pengapuran
11 Vertisol (Sifat vertik)
Bahan induk Vertisol umumnya bersifat alkalis, misalnya batuan sedimen berkapur, betuan beku
basa, atau endapan alluvium dari bahan-bahan tersebut.
Proses pembentukan tanah telah menghasilkan suatu bentuk mikrotopografi yang khusus yang
terdiri dari cekunagn dan gundukan kecil yang biasa disebut topograpi gilgai
12. Gelisol
Merupakan tanah mineral atau organik di daerah kutub yang mengalamicryoturbasi sehingga
membentuk horison yang tidak teratur, pencampuran horison, akumulasi bahan organik di atas dan
di dalam permafrost, fragmen, batuan teroriemtasi dan lapisan-lapisan yang diperkaya debu.
Proses crypedogenik yang menghasilkan bahan gelik disebabkan oleh perubahan volume dari air
menjadi es, perpindahan air sepanjang gradien termal dalam sistem yang membeku dan lain-lain.
Karena suhu yang sangat rendah sepanjang tahun (permafrost), maka tidak ada tanaman yang
tumbuh di daerah ini. (Hardjowigeno, 2003, Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis)

Vous aimerez peut-être aussi