Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DIABETES MIELITUS
NAMA : HARTATI
PEMBIMBING
TRILIA, S.Pd, M.Kes
PujidansyukurpenulispanjatkanataskehadiratTuhanYangMahaEsakarenaatas
RahmatdanKaruniaNyasehinggapenulisdapatmelaksanakantugasmakalahyangberjudul
ASUHANKEPERAWATANDIABETESMELITUSdapatselesaitepatpadawaktunya,
makalahinidisusungunamemenuhitugasKeperawatanMedikalBedah.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari harapan pembaca yang mana di
dalamnyamasihterdapatberbagaikesalahanbaikdarisistempenulisanmaupunisi.Oleh
karenaitupenulismengharapkankritikdansaranyangsifatnyamembangunsehinggadalam
makalahberikutnyadapatdiperbaikisertaditingkatkankualitasnya.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulustulusnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaatbagikitasemua.
Amin.
Lahat, 2017
Penyusun
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh informasi atau gambaran yang nyata tentang pelaksanaan
asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem endokrin akibat Diabetes
Mellitus.
2. Tujuan Khusus
3
a. Untuk memperoleh gambaran tentang pengkajian fisik pada pasien Diabetes
Mellitus.
b. Untuk memperoleh gambaran tentang diagnosa perawatan dan rencana
keperawatan pada pasien Diabetes Mellitus.
c. Dapat melakukan tindakan perawatan pada pasien Diabetes Mellitus.
d. Untuk memperoleh gambaran tentang evaluasi pelaksanaan keperawatan pada
klien dengan Diabetes Mellitus.
e. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pasien Diabetes Mellitus secara benar
dan baik.
C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam karya tulis ini adalah :
1. Studi Kepustakaan
Membaca dan mempelajari literatur-lliteratur yang ada relevansinya dengan karya
tulis ini antara lain buku dan catatan kuliah.
D. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam penyusunan karya tulis ini, penulis
membagi dalam lima bab, yaitu :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
A. Konsep Dasar Medik
f. Insulin
Insulin adalah protein kecil yang berat molekulnya 5808 untuk manusia. Insulin
terdiri dari dua rantai asam amino, satu sama lain dihubungkan oleh ikatan
disulfide. Sekresi insulin diatur oleh glukosa darah dan asam amino yang
memegang peranan penting. Perangsang sekresi insulin adalah glukosa darah.
Kadar glukosa darah adalah 80 90 mg/ml.
Mekanisme untuk mencapai derajat pengontrolan yang tinggi yaitu :
a) Fungsi hati sebagai sistem buffer glukosa darah yaitu meningkatkan
konsentrasinya setelah makan, sekresi insulin juga meningkat sebanyak 2/3
glukosa yang di absorbsi dari usus dan kemudian disimpan dalam hati dengan
bentuk glukagon.
b) Sebagai sistem umpan balik maka mempertahankan glukosa darah normal.
c) Pada hypoglikemia efek langsung glukosa darah yang rendah terhadap
hypothalamus adalah merangsang simpatis. Sebaliknya epinefrin yang
disekresikan oleh kelenjar adrenalin masih menyebabkan pelepasan glukosa
yang lebih lanjut dari hati. Juga membantu melindungi terhadap hypoglikemia
berat.
5) Etiologi
Etiologi dari Diabetes Mellitus sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti
dari studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahuo bahwa Diabetes Mellitus
adalah merupakan suatu sindrom yang menyebabkan kelainan yang berbeda-beda
dengan lebih satu penyebab yang mendasarinya.
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu :
a. Faktor genetik
Riwayat keluarga dengan diabetes :
Pincus dan White berpendapat perbandingan keluarga yang menderita Diabetes
Mellitus dengan kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan keluarga yang
menderita Diabetes Mellitus mencapai 8, 33 % dan 5, 33 % bila dibandingkan
dengan keluarga sehat yang memperlihatkan angka hanya 1, 96 %.
8
Virus dianggap sebagai trigger pada mereka yang sudah mempunyai
predisposisi genetic terhadap Diabetes Mellitus.
2.) Nutrisi
a.) Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
b.) Malnutrisi protein
c.) Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.
3.) Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya
menyebabkan hyperglikemia sementara.
4.) Hormonal
Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi,
akromegali karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma karena
konsentrasi glukagon dalam darah tinggi, feokromositoma karena kadar
katekolamin meningkat
6) Gambaran Klinik
Gejala yang lazim terjadi, pada Diabetes Mellitus sebagai berikut :
7) Penatalaksanaan
9
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan Diabetes Mellitus adalah untuk mengatur
glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan kronik. Jika klien
berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia
atau hypoglikemia. Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari
tiga faktor aktifitas fisik, diet dan intervensi farmakologi dengan preparat
hyperglikemik oral dan insulin. Penyuluhan kesehatan awal dan berkelanjutan penting
dalam membantu klien mengatasi kondisi ini.
8) Komplikasi
a. Akut
1.) Hypoglikemia
2.) Ketoasidosis
3.) Diabetik
b. Kronik
1) Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung
pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak.
2) Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik, nefropati
diabetic.
3) Neuropati diabetic.
10
mengimplementasikan rencana dan mengevaluasi rencana sehubungan dengan proses
keperawatan pada klien dengan gangguan sistem endokrin.
1. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin Diabetes Mellitus
dilakukan mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan,
keluhan utama, sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola
kegiatan sehari-hari.
Hal yang perlu dikaji pada klien degan Diabetes Mellitus :
a. Aktivitas dan istirahat :
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur,
tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
b. Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada
ekstremitas bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata
cekung.
c. Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
d. Nutrisi
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.
e. Neurosensori
Sakit kepala, mengatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot,
disorientasi, letargi, koma dan bingung.
f. Nyeri : Pembengkakan perut, meringis.
g. Respirasi : Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.
h. Keamanan : Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.
i. Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi
impoten pada pria.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori,
maka diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien Diabetes Mellitus
yaitu :
a. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
b. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
c. Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
11
d. Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan
ketidakseimbangan glukosa/insulin dan atau elektrolit.
e. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
f. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/progresif yang
tidak dapat diobati, ketergantungan pada orang lain.
g. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya pemajanan/menginat, keselahan interpretasi
informasi.
3. Rencana Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan :
Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer
dapat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat secara
individu, dan kadar elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
1.) Pantau tanda-tanda vital.
Rasional : Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan
takikardia
2.) Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.
Rasional : Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume
sirkulasi yang adekuat.
3.) Pantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.
Rasional : Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti,
fungsi ginjal, dan keefektifan dari terapi yang diberikan.
4.) Timbang berat badan setiap hari.
Rasional : Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan
yang sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan
cairan pengganti.
5.) Berikan terapi cairan sesuai indikasi.
Rasional : Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat
kekurangan cairan dan respons pasien secara individual.
2) Tingkatkan upaya untuk pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik
pada semua orang yang berhubungan dengan pasien termasuk pasiennya
sendiri.
Rasional : Mencegah timbulnya infeksi silang.
3) Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif.
Rasional : Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media
terbaik bagi pertumbuhan kuman.
4) Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh.
Rasional : Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada
peningkatan resiko terjadinya kerusakan pada kulit/iritasi kulit dan infeksi.
5) Lakukan perubahan posisi, anjurkan batuk efektif dan nafas dalam.
13
Rasional : Membantu dalam memventilasi semua daerah paru dan
memobilisasi sekret.
14
3) Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum/sesudah
melakukan aktivitas.
Rasional : Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara
fisiologis.
4) Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai
toleransi.
Rasional : Meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang positif sesuai
tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Arjatmo Tjokronegoro, Prof. dr. Ph.D, Hendra Utama,1999, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Edisi III, EGC. Jakarta.
16
5. Hotma Purmoharjo, SKp, 1994, Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan
Sistem Endokrin, EGC, Jakarta.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan rencana tindakan keperawatan disesuaikan dengan intervensi yang tercantum
dalam rencana keperawatan.
5. Evaluasi
Hasil yang diharapkan pada klien Diabetes Mellitus adalah :
a. Apakah kebutuhan volume cairan klien terpenuhi/adekuat ?
b. Apakah nutrisi klien terpenuhi ke arah rentang yang diinginkan ?
c. Apakah infeksi dapat dicegah dengan mempertahankan kadar glukosa ?
17
d. Apakah tidak terjadi perubahan sensori perseptual ?
e. Apakah kelelahan dapat diatasi dan produksi energi dapat dipertahankan sesuai kebutuhan ?
f. Apakah klien dapat menerima keadaan dan mampu merencanakan perawatannnya sendiri ?
g. Apakah klien dapat mengungkapkan pemahaman tentang penyakit ?
BAB III
TINJAUAN KASUS
No. Register : 05 37 92
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien
Nama : Tn. R
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Kawin/Belum : kawin
Pendidikan : SLTA
Alamat : Daya
b. Identitas Penanggung
Nama : Ny. NR
Umur : 41 tahun
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
Kawin/Belum : kawin
Pendidikan : SMP
Penghasilan :-
Hubungan : Istri
2. Riwayat Kesehatan
2.) Riwayat keluhan utama : kelemahan dirasakan sejak 17 hari yang lalu, disertai sakit seluruh
badan, tungkai bawah kiri dan kanan, terasa kram-kram sifatnya tertusuk-tusuk.
1.) Klien pernah opname di RS dengan keluhan-keluhan yang sama 2 bulan yang lalu.
2.) Klien menderita penyakit kronis (Diabetes Mellitus 3 tahun yang lalu)
19
Genogram 3
generasi
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal serumah
3. Pemeriksaan Fisik
b. BB : 49 Kg, TB : 163 cm
c. Kesadaran : Komposmentis
d. Tanda-tanda vital
20
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
SB : 36, 6 0 C
P : 20 x/menit
e. Kepala
Inspeksi :
Palpasi :
f. Muka
Inspeksi :
Palpasi :
g. Mata
Inspeksi :
h. Hidung
Inspeksi :
Palpasi :
- Tidak ada rasa nyeri tekan pada sinus maxillaris, etmoidalis, frontalis.
i. Telinga
Inspeksi :
Palpasi :
j. Rongga mulut
Inspeksi :
k. Leher
Inspeksi :
Palpasi :
Inspeksi :
Palpasi :
Auskultasi
Perkusi
23
- Bunyi semua resonan pada semua lapang paru
- Batas paru ICS 3, 4, 5 sisi dada kiri dengan bunyi resonan ke pekak
- Batas paru-paru hati ICS 6 dada sebelah kanan dari resonan ke pekak
- Batas paru-paru dengan lambung ICS 8 sisi sebelah kiri bunyi resonan
m. Jantung
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi
- Batas jantung dengan paru-paru pada ICS 3, 4, 5 dengan bunyi resonan ke pekak.
Auskultasi
n. Abdomen
Inspeksi :
Auskultasi :
Perkusi :
- Bunyi tympani : Pada kwadran kiri atas, bawah, sisi kanan atas bunyi pekak.
Palpasi :
o. Ekstremitas
Inspeksi :
Palpasi
Perkusi
Inspeksi :
- Nampak luka pada kaki kanan (ibu jari)/kaki warna luka hitam
Palpasi
Perkusi
a. Nutrisi
1.) Kebiasaan
b. Eliminasi
Kebiasaan
- Frekwensi : 5 6 x/hari
- Warna : Kuning
- Bau : Pesing
Kebiasaan
- Frekwensi : 1 x/sehari
- Warna : Kuning
- Konsistensi : Lunak
Perubahan selama di RS
Kebiasaan :
e. Personal hygiene
Kebiasaan :
- Mandi 2 x sehari.
8. Kegiatan Keagamaan
Perawatan
Pengobatan
- Pletal 2 x 1 tablet/hari
- Neurosambe 1 x 1 tablet/hari
28
B. KLASIFIKASI DATA
Data Subyektif
- Klien menyatakan riwayat DM sudah 3 tahun dan orang tuanya juga menderita DM.
Data Obyektif
- Terapi insulin 25 10 10
- Tanda-tanda vital :
N : 80 x/menit P : 20 x.menit
C. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
29
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
Data Obyektif :
menurun
Energi berkurang
Kelemahan
Data subyektif :
Penurunan insulin dalam tubuh
2. Klien mengeluh lemah Nutrisi kurang
Klien mengeluh berat badan dari kebutuhan
Glukosa darah tidak dapat
menurun.
ditransfer ke jaringan
Klien mengatakan nafsu makan
menurun.
Starvasi (kelaparan sel)
Data obyektif :
Porsi makan tidak dihabiskan
Pemecahan lemak dan protein
( porsi)
di hati
Konjungtiva nampak pucat
Penurunan BB
30
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
tidak adekuat
Data subyektif : -
Ada riwayat DM
Data subyektif : -
4. Data obyektif : Glukosa tidak dapat ditransfer Resiko perlu-
(ibu jari)
GDS 397 mg/dl
Peningkatan glukosa darah
Osmolaritas meningkat
dirawat
31
D. PRIORITAS MASALAH
1. Penurunan aktifitas berhu-bungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan :
Data Subyektif :
- Klien merasa lemah
Data Obyektif :
- Klien nampak lemah
2. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
Data subyektif :
- Klien mengeluh lemah
Data obyektif :
- Porsi makan tidak dihabiskan ( porsi)
3. Resiko terjadi hypoglikemia berhubungan dengan pem-batasan diet dan therapi insulin
ditandai dengan :
Data subyektif : -
Data obyektif :
- Ada riwayat DM
- TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 80 x/menit
P : 20 x/menit
S : 36, 6 0 C
32
4. Resiko perluasan infeksi berhubungan dengan hyper-glikemia ditandai dengan :
Data subyektif : -
Data obyektif :
33
E. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Tn.
R Tgl. Masuk
RS : 03 08 - 2002
Umur : 46
Tahun Tgl.
Pengkajian : 03 09 - 2002
J. Kelamin : Laki-
laki No.
Register :
Alamat : Perum. Daya Dx.
Medis : DM Type II
badan).
Kebutuhan
Klien mengeluhlemah
35
TANGGA DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
L/ makanan inimemenuhi kebutuhan
tidak terjadi
10-10
S : 36, 6 0 C hypoglikemia.
36
TANGGA DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
L/ terjadi dengan yang tepat untuk
dapat
Ukur tanda-mengisap/menyerap
Untuk tanda-tanda
infeksi bisa
Penatalaksanaa dimanifestasikan
n pem-beriandengan pening-katan
37
TANGGA DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
L/ antibiotik tanda tanda vital.
Chlin-damycin,
membunuh kuman.
38
F. CATATAN PERKEMBANGAN
HARI/ NO.
NO TGL DX JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
1. Rabu, 1. 08.00 Mengkaji tingkat kemampuan
S : Klien mengata-kan
dibantu.
jalan.
sendiri.
orangan.
mau melaksanakan.
39
HARI/ NO.
NO TGL DX
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Mengontrol gula darah
Hasil : GDS :
S : Klien mengata-kan
kasi.
: Therapi insulin 25
TKTP).
40
HARI/ NO.
NO TGL DX
JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Mengobservasi tanda-tanda Lanjutkan inter-vensi
hypoglikemia.
N : 80 x/menit
S : 36, 6 0 C -
P: 20 x/menit
: Nampak warna
10.15
10.15
Hasil :
S : 36, 6 0 C
P: 20 x/menit
BAB IV
PEMBAHASAN
Kesenjangan dalam suatu asuhan keperawatan atau proses keperawatan adalah adanya
Dalam asuhan keperawatan yang diberikan pada Tn. R dengan gangguan sistem
memudahkan dalam memahami kesenjangan yang terjadi, maka penulis membahas sebagai
berikut :
A. Pengkajian
Pengkajian yang ditemukan pada kasus ini terdapat kesenjangan yaitu pasien tidak mengalami
gejala utama pada Diabetes Mellitus, yaitu poliuri, polipagi, tetapi klien hanya mengeluh
kelemahan tubuh, kurang nafsu makan dan berat badan menurun.
Tidak ditemukan ketiga gejala utama diatas mungkin disebabkan karena adanya therapy
42
B. Perencanaan
Pada kasus ini penulis mengangkat/ temukan empat diagnosa keperawatan, tetapi secara
umum yang termuat dalam teori keadaan pasien Diabetes Mellitus ada tujuh diagnosa
keperawatan yakni :
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
2. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan
Pada kasus ini penulis menemukan dua diagnosa keperawatan yang tidak ada pada teori
yaitu :
1. Penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Hal ini diangkat karena klien tidak mampu melakukan aktifitasnya sendiri.
2. Resiko terjadi hypoglikemia berhubungan dengan pemberian insulin
Hal ini diangkat karena pemberian terapi insulin yang terus menerus tanpa memantau kadar
gula darah akan menyebabkan hyperglikemia.
Pada kasus ini penulis tidak mengangkat diagnosa utama yaitu kekurangan volume cairan
karena pada pasien tidak ditemukan adanya gejala-gejala deficit volume cairan, seperti : out
put urine meningkat, tachicardi dan evaporasi.
Diagnosa resiko tinggi tehadap perubahan persepsi sensori, kelelahan dan ketidak berdayaan
serta kurang pengetahuan, tidak ditemukan dalam tinjauan kasus, hal ini disebabkan karena
klien sudah mendapatkan perawatan di rumah sakit selama 1 bulan sehingga kondisi
penyakit klien sudah mulai membaik.
C. Pelaksanaan
Pelaksanaan seluruh tindakan keperawatan yang dilakukan selalu berorientasi pada rencana
yang telah dibuat terlebih dahulu. Pelaksanaan tindakan keperawatan yang berdasarkan
teoritis ada yang belum terlaksana, semua ini disebabkan karena keadaan/sifat klien yang
berbeda dan jenis perawatan yang dilaksanakan di ruang perawatan disesuaikan dengan
keadaan dan sarana serta fasilitas yang tersedia.
D. Evaluasi
Dalam teori pada evaluasi yang ditentukan adalah keadaan atau kriteria pencapaian tujuan
sesuai rencana keperawatan dari diagnosa keperawatan.
43
Pada studi yang ditangani melalui pendekatan proses keperawatan sebagai metode
Sedangkan dua diagnosa resiko yang diangkat, selama pelaksanaan studi kasus, tidak
terjadi yaitu :
3. Resiko terjadi hypoglikemia berhubungan dengan pembatasan diet dan terapi insulin.
Hal ini dapat dicapai karena klien dan keluarga sangat kooperatif dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan dan kerjasama yang baik dengan tim kesehatan lain, dan untuk mempertahankan
agar kedua diagnosa resiko tersebut tidak menjadi aktual, penulis telah mendelegasikan ke
petugas ruangan untuk melanjutkan penerapan proses keperawatan pada klien tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah menyelesaikan studi kasus pada klien Tn. R dengan gangguan sistem endokrin ;
Diabetes Mellitus di ruang Interna Perjan RS DR. Wahidin Sudirohusodo Makassar, dengan
44
bertitik tolak pada pembahasan bab sebelumnya maka penulis dapat menarik kesimpulan dan
A. Kesimpulan
1. Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit kronik yang menimbulkan gangguan multisistem
dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja
insulin yang tidak adekuat.
2. Pengkajian data penyakit Diabetes Mellitus dapat memberikan hasil bervariasi antara pasien
satu dengan yang lain. Pada umumnya data dan gejala yang ditemukan timbul sebagai akibat
terjadinya kekurangan insulin sehingga glukosa tidak masuk ke dalam sel.
3. Perawatan dan pengobatan Diabetes Mellitus terdiri dari diet, yang merupakan hal yang
sangat berperan, latihan fisik yang tepat, obat-obatan dan juga pendidikan kesehatan
mengenai penyakit tersebut.
B. Saran-saran
1. Untuk klien dan keluarga
Setelah mengetahui tentang penyakit Diabetes Mellitus serta komplikasi yang ada maka klien
perlu menyadari keadaan dirinya, sehingga perlu melakukan kontrol yang efektif mungkin
untuk mencegah terjadinya peningkatan gula darah dan diharapkan keluarga dapat bekerja
Harus ada kerjasama dan komunikasi yang baik antara perawat dengan perawat, perawat
dengan klien dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebab dengan adanya kerjasama dan
komunikasi yang baik, dengan memandang individu sebagai makhluk biopsiko sosial dan
spiritual.
3. Untuk masa yang akan datang, penulis mengusulkan jika memungkinkan bahwa dalam
melaksanakan asuhan keperawatan untuk penulisan karya tulis ini perlu diberi waktu agak
45
DAFTAR PUSTAKA
Arjatmo Tjokronegoro, Prof. dr. Ph.D, Hendra Utama,1999, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Edisi
III, EGC. Jakarta.
Barbara C. Long, 1996, Perawatan Medikal Bedah , Ikatan Alumni Pendidikan Padjajaran
Bandung.
Boedi Sarwono, 1984, Segi Praktis Diagnostik Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.
Hotma Purmoharjo, SKp, 1994, Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Endokrin, EGC,
Jakarta.
Marylinn E. Doenges, dkk, 1994, Rencana Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem
Endokrin, EGC Jakarta.
46