Vous êtes sur la page 1sur 16

KELOMPOK 1

SITTI SARTI (076)


YUSTINAR WUSAMIN (080)
ULFI DAMAYANTI (078)

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK


STIKes MEGA REZKY MAKASSAR
KOTA MAKASSAR
T.A 2014/2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan dirinya.

Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dorongan nalurinya serta

mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini berbeda

dengan binatang sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah dengan manusia dia

tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam sekitarnya.

Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah,

dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai
kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah

Swt.

Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian

manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya

saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Ar Rahman ayat 14, Al Hijr ayat 28,

As Sajadah ayat 7, As Shafaat ayat 11, dan Al Imran ayat 59.

Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan

bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan

bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsure kimiawi yang terdapat dari

tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara

rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah.

Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari

rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum.

Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan

langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena masing-masing

akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa diperpanjang, jangan-jangan hanya

akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi memikirkan tentang status dn tugas yang telah

ditetapkan Allah pada manusia al-Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang

itu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalah

sebagai berikut:

1. Dari apa manusia itu diciptakan?


2. Bagaimana Pandangan Al-Quran terhadap asal usul kejadian manusia?

3. Ayat- ayat apa saja yang menyebutkan asal-usul diciptakan manusia?

C. Tujuan

Adapun yang menjadi Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dari apa manusia itu diciptakan

2. Untuk mengetahui pandangan Al- Quran terhadap asal usul kejadian manusia

3. Untuk mengetahui ayat- ayat yang menjelaskan asal-usul diciptakan manusia

D. Manfaat

Adapun yang menjadi manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Kita mengetahui dari apa manusia diciptakan.

2. Kita mengetahui bagaimana pandangan Al Quran terhadap asal-usul manusia.

3. Kita mengetahui ayat-ayat yang menjelaskan tentang manusia diciptakan.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Asal Usul Manusia Menurut Al- Quran

Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah,

dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai

kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah

Swt.

Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian

manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya

saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-

Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.

Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan

bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan

bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsure kimiawi yang terdapat dari

tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara

rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah.

Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari

rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum.

Dengan demikian al-Quran tidak berbicara tentang proses penciptaan manusia pertama.

Yang dibicarakan secara terinci namun dalam ungkapan yang tersebar adalah proses terciptanya

manusia dari tanah, saripati makanan, air yang kotor yang keluar dari tulang sulbi, alaqah,

berkembang menjadi mudgah, ditiupkannya ruh, kemudian lahir ke dunia setelah berproses

dalam rahim ibu. Ayat berserak, tetapi dengan bantuan ilmu pengetahuan dapat dipahami
urutannya. Dengan demikian, pemahaman ayat akan lebih sempurna jika ditunjang dengan ilmu

pengetahuan.

Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.

Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas

mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah

dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan

Sualalah.

Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam

unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, Al-

Quran tidak menjelaskan secara rinci. Akan tetapi hampir sebagian besar para ilmuwan

berpendapat membantah bahwa manusia berawal dari sebuah evolusi dari seekor binatang sejenis

kera, konsep-konsep tersebut hanya berkaitan dengan bidang studi biologi. Anggapan ini tentu

sangat keliru sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi telah

menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Dalam hal ini

membuat kita para manusia kehilangan harkat dan martabat kita yang diciptakan sebagai mahluk

yang sempurna dan paling mulia.

Walaupun manusia berasal dari materi alam dan dari kehidupan yang terdapat

didalamnya, tetapi manusia berbeda dengan makhluk lainnya dengan perbedaan yang sangat

besar karena adanya karunia Allah yang diberikan kepadanya yaitu akal dan pemahaman. Itulah

sebab dari adanya penundukkan semua yang ada di alam ini untuk manusia, sebagai rahmat dan

karunia dari Allah SWT. {Allah telah menundukkan bagi kalian apa-apa yang ada di langit dan

di bumi semuanya.}(Q. S. Al-Jatsiyah: 13). {Allah telah menundukkan bagi kalian matahari

dan bulan yang terus menerus beredar. Dia juga telah menundukkan bagi kalian malam dan
siang.}(Q. S. Ibrahim: 33). {Allah telah menundukkan bahtera bagi kalian agar dapat berlayar

di lautan atas kehendak-Nya.}(Q. S. Ibrahim: 32), dan ayat lainnya yang menjelaskan apa yang

telah Allah karuniakan kepada manusia berupa nikmat akal dan pemahaman serta derivat

(turunan) dari apa-apa yang telah Allah tundukkan bagi manusia itu sehingga mereka dapat

memanfaatkannya sesuai dengan keinginan mereka, dengan berbagai cara yang mampu mereka

lakukan. Kedudukan akal dalam Islam adalah merupakan suatu kelebihan yang diberikan Allah

kepada manusia dibanding dengan makhluk-makhluk-Nya yang lain. Dengannya, manusia dapat

membuat hal-hal yang dapat mempermudah urusan mereka di dunia. Namun, segala yang

dimiliki manusia tentu ada keterbatasan-keterbatasan sehingga ada pagar-pagar yang tidak boleh

dilewati.

Dengan demikian, manusia adalah makhluk hidup. Di dalam diri manusia terdapat apa-

apa yang terdapat di dalam makhluk hidup lainnya yang bersifat khsusus. Dia berkembang,

bertambah besar, makan, istirahat, melahirkan dan berkembang biak, menjaga dan dapat

membela dirinya, merasakan kekurangan dan membutuhkan yang lain sehingga berupaya untuk

memenuhinya. Dia memiliki rasa kasih sayang dan cinta,

B. Ayat-ayat yang Menjelaskan Asal-usul Manusia

Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah, umumnya dipahami

secara lahiriah. Hal ini itu menimbulkan pendapat bahwa manusia benar-benar dari tanah,

dengan asumsi karena Tuhan berkuasa, maka segala sesuatu dapat terjadi. Akan tetapi ada

sebagian umat Islam yang berpendapat bahwa Adam bukan manusia pertama. Pendapat tersebut

didasarkan atas asumsi bahwa:

Ayat-ayat yang menerangkan bahwa manusia diciptakan dari tanah tidak berarti bahwa

semua unsure kimia yang ada dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia. Hal itu seperti
pernyataan bahwa tumbuh-tumbuhan bahan makanannya dari tanah, karena tidak semua unsur

kimia yang ada dalam tanah ikut diserap oleh tumbuh-tumbuhan, tetapi sebagian saja. Oleh

karena itu bahan-bahan pembuk manusia yang disebut dalam al-Quran hanya merupakan

petunjuk manusia yang disebut dalam al-Quran, hanya merupakan petunjuk dimana sebenarnya

bahan-bahan pembentuk manusia yaitu ammonia, menthe, dan air terdapat, yaitu pada tanah,

untuk kemudian bereaksi kimiawi.

Jika dinyatakan istilah Lumpur hitam yang diberi bentuk (mungkin yang dimaksud

adalah bahan-bahan yang terdapat pada Lumpur hitam yang kemudian diolah dalam bentuk

reaksi kimia). Sedangkan kalau dikatakan sebagai tembikar yang dibakar, maka maksudnya

adalah bahwa proses kejadiannya melalui oksidasi pembakaran. Pada zaman dahulu tenaga yang

memungkinkan terjadinya sintesa cukup banyak dan terdapat di mana-mana seperti panas dan

sinar ultraviolet.

Ayat yang menyatakan ( zahir ayat ) bahwa jika Allah menghendaki sesuatu jadi maka

jadilah ( kun fayakun ), bukan ayat yang menjamin bahwa setiap yang dikehendaki Allah pasti

akan terwujud seketika. Dalam hal ini harus dibedakan antara kalimat kun fayakun dengan kun

fa kana. Apa yang dikehendaki Allah pasti terwujud dan terwujudnya mungkin saja melalui suatu

proses. Hal ini dimungkinkan karena segala sesuatu yang ada didunia juga mengalami prosi yang

seperti dinyatakan antara lain dalam surat al-Ala 1-2 dan Nuh 14.

Di Al Qur'an disebutkan bahwa asal kejadian manusia terdiri dari 7 (tujuh) macam

kejadian:

1. Di surat Ar Rahman ayat 14: "Dia menjadikan manusia seperti tembikar (tanah yang dibakar)".

Yang dimaksudkan dengan kata "Shal-shal" di ayat ini ialah: Tanah kering atau setengah kering

yakni "Zat pembakar" atau Oksiggen.


2. Di ayat itu disebutkan juga kata "Fakhkhar" yang maksudnya ialah "Zat Arang" atau Carbon.

3. Di surat Al Hijr, ayat 28: "dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:

Sesungguhnya Aku hendak menciptakan seorang manusia dari tanah kering dan lumpur hitam

yang berbentuk". Di ayat ini, tersebut juga "shal-shal" telah saya terangkan, sedangkan kata

"Hamaa-in" di ayat tersebut ialah "Zat Lemas" atau Nitrogen.

4. Di surat As Sajadah ayat 7: "Dan Allah membuat manusia berasal dari pada tanah". Yang

dimaksud dengan kata "thien" (tanah) di ayat ini ialah "Atom zat air" atau Hidrogen.

5. Di Surat Ash Shaffaat ayat 11: "Sesungguhnya Aku (Allah) menjadikan manusia daripada Tanah

Liat". Yang dimaksud dengan kata "lazib" (tanah liat) di ayat ini ialah "Zat besi" atau ferrum.

6. Di Surat Ali Imran ayat 59: "Dia menjadikan Adam daripada tanah kemudian Allah berfirman

kepadanya "jadilah engkau, lalu berbentuk manusia". Yang dimaksud dengan kata "turab"

(tanah) di ayat ini ialah: "Unsur-unsur zat asli yang terdapat di dalam tanah" yang dinamai "zat-

zat anorganis".

7. Di surat Al Hijr ayat 28: "Maka setelah Aku sempurnakan (bentuknya),lalu Kutiupkan ruh-Ku

kepadanya"

Itulah tujuh macam unsur dalam asal kejadian manusia menurut Al-qur'an yang di ambil

dari K.H. Bahaudin Mudhary, almarhum (1920 1979).

Setelah meneliti asal kejadian manusia yang diambil dari Al-Quran, penulis juga

mencoba mengkaji proses penciptaan manusia yang dalam ha1 ini penulis merinci ke dalam

beberapa tahap sehingga menjadi seorang manusia. Dimulai dari penciptaannya dari tanah, yaitu

penciptaan Adam sebagai Bapak umat manusia dan anak cucunya tercipta dari saripati tanah dan

air mani yang dalam Al-Quran karena makanan yang dimakan manusia semuanya bersumber

dari tanah.
Kemudian makanan tersebut diolah menjadi air mani, lalu disalurkan ke dalam rahim dan

menyatu dengan ovum perempuan dan berdiam disana, menetap dan berubah menjadi segumpal

darah, selang beberapa waktu berubah lagi menjadi segumpal daging, kemudian Allah menyuruh

malaikat untuk meniupkan ruh dan terciptalah janin dalam perut sang ibu sebagai calon manusia

yang tinggal menunggu masa kelahiran.

Seperti hadists arbain,tepatnya pada hadist yang ke empat,yang berbunyi:

Sesungguhnyatiap-tiap kalian di kumpulkan ciptaanya dalam rahim ibunya,selama 40 hari

berupa nutfah (air mani yang kental),lalu menjadi alaqoh(segumpal darah)selama 40 hari

pula,lalu menjadi mudghah(segumpal daging),selama itu pula,kemudian Allah mengutus

malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan mencatat 4(empat) hal yang sudah di tentukan,

yakni : rezeki, ajal, amal, dan takdir baik dan buruk.(h.r Bukhori dan Muslim)

Kajian tentang asal-usul dan proses penciptaan manusia ini tidak hanya diambil dari Al-

Quran dan Hadits akan tetapi dipadukan dengan buku-buku yang terkait dengan topik bahasan

agar dapat ditarik sebuah kesimpulan yang benar.

Ar-Rahman ayat 14









Artinya:

Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,

Manusia diciptakan dari tanah liat (shalshal). Situasi eksistensialnya bertumpu pada

struktur yang kokoh. Ketangguhan dan kekokohan manusia adalah gema dari kelembutannya.
Unsur sejati dan hakikinya bersifat sangat lembut. Unsur paling lembutnya membuat hati

menjadi terbuka dan terbebas dari nafsu atau kesedihan. Semakin terbuka hati seseorang,

semakin mampu pula hati itu mengekspresikan keterbukaanselama hati itu berada di tempat

yang kokoh. Semakin besar nilai sesuatu, semakin keras dan aman tempatnya.

Makna ganda makna dari tanda menunjukkan adanya dualitas. Segala sesuatu dalam

eksistensi memiliki citra cerminannya. Bagi manusia (ins), ada jin (jinn) yang tidak kasatmata.

Dari keduanya, manusia adalah makhluk yang bisa dilihat. Kata uns mengandung arti keintiman,

persahabatan, perlindungan. Kata nasiya juga berkaitan dengan ins, dan memiliki arti lupa. Kata

nisa' (wanita), dari akar kata yang sama, adalah orang-orang yang membuat manusia lupa kepada

Allah. Arti kata nisa' berkaitan juga dengan uns, karena wanita memang memberikan ketenangan

dan ketenteraman.

Jin adalah makhluk yang tidak berwujud dalam bentuk fisik padat. Jin diciptakan dari api

tak berasap, sebab asap adalah pemadatan materi dan, dengan sendirinya, memiliki kepadatan.

Jin mempunyai berbagai keterbatasan, seperti halnya manusia. Dengan demikian, ada semacam

kesamaan antara jin dan manusia.

Jin tersembunyi, tidak nampak. Kata jinn berkaitan dengan jannah, apa yang

tersembunyi, surga yang pepohonannya begitu rimbun dan lebat, sehingga seseorang tidak bisa

melihat tanah. Jin diciptakan dari api yang tak berasap. Sumber jinn dan ins adalah cahaya (nur).

"Allah adalah cahaya langit dan bumi,..." (QS 24:35). Ketika cahaya itu turun, ketika cahaya itu

"menjasad" atau ketika memungkinkan untuk dimanifestasikan atau direfleksikan, ia pun

mengambil bentuk jinn dan ins.

Apa pun yang dilihat orang adalah suatu tanda, entah itu jinn atau ins. Bagaimana

rnungkin manusia bisa mengingkari berbagai anugerah ini? Setiap tanda adalah anugerah; setiap
tanda adalah rezeki. Apa yang dicari manusia sekarang ini adalah keyakinan untuk mengetahui

bahwa setiap saat Tuhan Yang Maha Pengasih ada di balik setiap refleksi dalam penciptaan.

Dikatakan bahwa jika seorang muslim membaca surah ar-Rahman setiap hari di waktu subuh,

maka ia tidak akan sengsara atau, meskipun ia tampak sengsara dalam pandangan orang lain, ia

sendiri hanya akan melihat rahmat dari Tuhan Yang Maha Pengasih. Pembaca menjadi apa yang

dibaca: jika ia betul-betul membacanya, maka ia akan mengetahui apa yang dibacanya.

Ke mana pun manusia menghadapkan wajahnya, selalu dijumpai ada kemurahan dan

nikmat Allah. Akan tetapi, manusia menerimanya begitu saja dan tidak mengetahui lagi bahwa

segala sesuatunya berasal dari Allah. Manusia lupa dan menjadi terkecoh, karena ia sudah terikat

dengan apa yang ada di depannya.

Karena manusia adalah makhluk paling mulia, boleh dikata ia memiliki kemampuan

untuk mendengarkan gelombang radio lainnya. Ia dapat berpaling kepada jin, tetapi yang

demikian itu adalah pelanggaran dan diharamkan. Ini seperti halnya mematai-matai seseorang.

Jika seseorang ingin dikenal, maka ia akan menampilkan dirinya secara terbuka. Mengapa

mendengarkan gelombang siarannya bila rumahnya tertutup bagi Anda? Seorang manusia yang

pasrah dan sungguh-sungguh, karena diberi anugerah ini, harus menggunakannya sepenuhnya

untuk mengabdi dan beribadah kepada Allah. Nabi Sulaiman a.s. mempunyai kemampuan

berbicara dengan binatang. Sewaktu sedang berjalan-jalan dengan pasukannya, ia dapat

mendengar semut-semut berbicara tentang kedatangannya.

Manusia tidak bisa mentoleransi apa yang ada dalam benaknya sendiri atau dalam benak

orang lain. Sekiranya saja ia bisa mendengar apa yang akan terjadi pada dirinya, ia mungkin

akan menembak dirinya sendiri. Setiap sistem memiliki berbagai keterbatasan sendiri, yang

sekaligus merupakan kendala dan berkah. Fakta bahwa ada hal yang tampak dan tidak tampak
adalah suatu anugerah. Segala sesuatu yang ada dalam wadahnya adalah refleksi dari

kesempurnaan. Jika manusia menerima keterbatasan-keterbatasan itu, maka ia pun bisa

merefleksikan kesempurnaan.

Surat Al Hijr ayat 28

Artinya:

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan

menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi

bentuk,

Surat As Sajadah ayat 7

Artinya :

Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan

manusia dari tanah.

Surat As Shaffat ayat 11


Artinya :

Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): Apakah mereka

yang lebih kukuh kejadiannya ataukah apa yang telah Kami ciptakan

itu? Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat.

Surat Al Imran Ayat 59

Artinya :

Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi AllAh, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah

menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang

manusia), maka jadilah dia.

(QS: Ali Imran Ayat: 59)

Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan

langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena masing-masing

akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa diperpanjang, jangan-jangan hanya

akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi memikirkan tentang status dn tugas yang telah

ditetapkan Allah pada manusia al-Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang

itu.
Untuk memahami informasi tersebut secara mendalam, ahli-ahli kimi, biologi, dan lain-

lainnya perlu dilibatkan, agar dalam memahami ayat-ayat tersebut tidak secara harfiah. Yang

perlu diingatkan sekarang adalah bahwa manusia oleh Allah, diharapkan menjadi khalifah (

pemilih atau penerus ajaran Allah ). Status manusia sebagai khalifah , dinyatakan dalam al-

baqarah 30. kata khalifah berasal dari kata khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang

berarti meneruskan, sehingga kata khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran

Allah. Kebanyakan umat Islam menerjemahkan dengan pemimpin atau pengganti, yang biasanya

dihubungkan dengan jabatan pimpinan umat Islam sesudah Nabi Muhammad saw wafat , baik

pimpinan yang termasuk khulafaurrasyidin maupun di masa Muawiyah-Abbasiah.

Perlu diingat bahwa istilah khalifah pernah dimunculkan Abu bakar pada waktu

dipercaya untuk memimpin umat Islam. Pada waktu itu beliau mengucapkan inni khalifaur

rasulillah, yang berarti aku adalah pelanjut sunah rasulillah. Dalam pidatonya setelah diangkat

oleh umat Islam, abu bakar antara lain menyatakan selama saya menaati Allah, maka ikutilah

saya, tetapi apabila saya menyimpang, maka luruskanlah saya. Jika demikian pengertian

khalifah, maka tidak setiap manusia mampu menerima atau melaksanakan kekhalifahannya. Hal

itu karena kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua orang mau memilih ajaran Allah.

Sejarah asal mula manusia menurut Islam dan teori evolusi menurut para ahli. Begitu

banyak penemuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi masih ada satu

permasalahan yang hingga kini belum mampu dijawab dan dijabarkan oleh manusia secara eksak

dan ilmiah. Masalah itu ialah masalah tentang asal usul kejadian manusia.

Banyak para ahli mempercayai bahwa, kehidupan manusia berawal dari terpisahnya

sebuah spesies hominid dari garis evolusi primata yang akan menurunkan simpanse dan gorila.
Kemudian, hominid ini berkembang dan menurunkan manusia modern, Homo sapiens.

pernyataan ini dipengaruhi oleh teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin.

Teori evolusi adalah suatu teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup pada masa

lampau, beradaptasi dan mengalami perubahan bentuk bagian-bagian tubuhnya. biasanya, proses

ini terjadi dalam waktu yang sangat lama. Proses ini disebut evolusi.

Teori evolusi mengatakan bahwa manusia merupakan keturunan dari hominid. Hominid

adalah makhluk hidup yang memiliki ciri-ciri diantara manusia dan kera. Banyak fosil-fosil

hominid ini tersebar di seluruh bagian dunia. Fosil hominid tertua yang pernah ditemukan adalah

Australopithecus africanus. Hominid ini ditemukan di Afrika. Australopithecus memiliki

kapasitas otak sebesar 450 cc. Hominid ini sudah bisa berjalan dengan posisi tegak. Posisi tegak

ini sangat penting karena, posisi ini memberikan beberapa keuntungan bagi hominid ini.

Contohnya hominid ini sudah bisa melihat benda dalam jarak yang jauh dan ia sudah bisa

memindahkan berat ke tangan.

Sekitar 2 juta tahun yang lalu, muncullah Homo habilis, spesies ini diperkirakan

merupakan keturunan dari Australopithecus africanus. Homo habilis sudah memiliki kemampuan

untuk membuat peralatan-peralatan kasar dari batu-batuan dan tulang hewan. Mereka bertahan

hingga sekitar 1,5 juta tahun yang lalu. Kemudian, mereka digantikan oleh Homo Erectus.

Homo erectus adalah jenis hominid yang kemungkinan besar merupakan keturunan dari

Homo Habilis. Homo erectus memiliki kapasitas otak yang lebih besar daripada Homo habilis.

Mereka sudah mamou membuat peralatan yang lebih halus dan rapi dari bebatuan dan tulang

hewan.

Kemudian, Homo erctus menurunkan Homo Neanderthalensis. Homo Neanderthalensis

hidup di gua-gua dan telah bisa mengubur orang mati. Di beberapa wilayah, mereka mampu
bertahan sampai 40.000 tahun yang lalu. Akan tetapi, mereka punah dan digantikan Homo

sapiens, manusia modern.

Vous aimerez peut-être aussi