Vous êtes sur la page 1sur 19

BERKENALAN DENGAN JENIS AUDITING

SEKTOR PUBLIK

Aziz rahmansyah 140221100147

Novian Chandra D. 140221100164


I
PENDAHULUAN

Akhir akhir ini sektor publik sedikit menjadi fokus perhatian dikarenakan banyak dinilai
instansi pemerintah baik daerah maupun negara tidak terbuka kepada masyarakat mengenai
kondisi keuangan sebenarnya. Selama ini sektor publik tidak luput dari tudingan sebagai
sarang korupsi, kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Keluhan
birokrat tidak mampu berbisnis ditujukan untuk mengkritik buruknya kinerja perusahaan-
perusahaan sektor publik. Pemerintah sebagai salah satu organisasi sektor publik pun tidak
luput dari tudingan ini. Organisasi sektor publik pemerintah merupakan lembaga yang
menjalankan roda pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Oleh
karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada penyelenggara
pemerintahan haruslah diimbangi dengan adanya pemerintahan yang bersih. Hal ini
diperkuat dengan rawannya sektor publik akan penyalahgunaan dana sehingga dibutuhkan
aturan yang ketat serta audit yang indepnden untuk pemeriksaan laporan keuangan isntansi
pemerintahaan

Audit terhadap sektor publik dinilai sangat penting untuk dilakukan karena hal ini
merupakan bentuk tanggung jawab sektor publik baik pemerintah daerah maupun pusat
untuk mempertanggung jawabkan dana yang telah digunakan oleh instansi sehingga
diketahui dengan jelas alur pemanfaatan dana tersebut dilaksanakan sesuai dengan
prosedur dan standar yang berlaku atau tidak. Di tengah berbagai kritik bahwa keberadaan
sektor publik tak efisien dan jauh tertinggal dgn kemajuan dan perkembangan yg terjadi di
sektor swasta lembaga sektor publik masih memiliki kesempatan yang luas untuk
memperbaiki kinerja dan memanfaatkan sumberdaya secara ekonomis efisien dan efektif.
Istilah akuntabilitas publik value for money reformasi sektor publik privatisasi good public
governance telah begitu cepat masuk kedalam kamus sektor publik. Pemerintahan yang
bersih atau good govermance ditandai dengan tiga pilar utama yang merupakan elemen
dasar yang saling berkaitan. Ketiga elemen dasar tersebut adalah partisipasi, transparansi
dan akuntabilitas. Suatu pemerintahan yang baik harus membuka pintu yang seluas-luasnya
agar semua pihak yang terkait dalam pemerintahan tersebut dapat berperan serta atau
berpartisipasi secara aktif, Jalannya pemerintahan harus diselenggarakan secara transparan
dan pelaksanaan pemerintahan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan. Dalam
bahasa akuntansi, akuntabilitas merupakan dasar dari pelaporan keuangan. Pelaporan
keuangan pemerintah tersebut memegang peran yang penting agar dapat memenuhi tugas
pemerintahan yang dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat dalam suatu
masyarakat yang demokratis.

Dalam negara demokrasi, pelaporan keuangan yang transparan merupakan sesuatu yang
dituntut oleh rakyat kepada pemerintahnya. Sebaliknya, dalam negara demokrasi,
pemerintah berkewajiban memberikan laporan keuangan yang transparan kepada rakyat.
Pemerintah demokratis harus bertanggung jawab atas integritas, kinerja dan kepengurusan,
sehingga pemerintah harus menyediakan informasi yang berguna untuk menaksir
akuntabilitas serta membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh organisasi sektor publik pemerintah merupakan
instrumen utama untuk menciptakan akuntabilitas sektor publik. Akuntabilitas mengacu
pada kewajiban perseorangan, suatu kelompok atau suatu organisasi yang diasumsikan
harus melaksanakan kewenangan dan/atau pemenuhan tanggung jawab. Kewajiban
tersebut meliputi :

Answering, usaha untuk memberikan penjelasan atau justifikasi untuk pelaksanaan


dan/atau pemenuhan tanggung jawab.
Reporting, pelaporan hasil atas pelaksanaan dan/atau pemenuhan.
Producing, asumsi kewajiban atas hasil yang dicapai.

Adanya tuntutan yang semakin besar terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik


menimbulkan implikasi bagi manajemen sektor publik untuk memberikan informasi kepada
publik, salah satunya melalui informasi akuntansi yang berupa laporan keuangan. Dilihat
dari sisi internal organisasi, laporan keuangan sektor publik merupakan alat pengendalian
dan evaluasi kinerja manajerial dan organisasi. Sedangkan dari sisi eksternal, laporan
keuangan merupakan alat pertanggungjawaban kepada publik dan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Menurut GASB, tujuan laporan keuangan sektor publik adalah:
Mempertanggungjawabkan pelaksanaan fungsinya (demonstrating accountability).
Melaporkan hasil operasi (reporting operating result).
Melaporkan kondisi keuangan (reporting financial condition).
Melaporkan sumber daya jangka panjang (reporting long live resources).

Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik
mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik serta value for money
dalam menjalankan aktivitasnya serta untuk menjamin dilakukannya pertanggungjawaban
publik oleh organisasi sektor publik, maka diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik
tersebut. Audit yang dilakukan tidak hanya terbatas pada audit keuangan dan kepatuhan,
namun perlu diperluas dengan melakukan audit terhadap kinerja organisasi sektor publik
tersebut.
II

PEMBAHASAN

PENGERTIAN AUDIT SEKTOR PUBLIK

Auditing merupakan suatu invetigasi independen terhadap aktivitas khusus. Mekanisme


audit merupakan suatu mekanisme yang menggerakkan akuntanbilitas dalam pengelolaan
sektor pemerintah, BUMN atau instan pengelola aset negara, serta organisasi sektor publik
lainnya sperti yayasan, LSM, dan partai politik.

Pengertian audit sektor publik menurut Indra Bastian adalah sebagai berikut:

Audit sektor publik adalah jasa penyelidikan bagi masyarakat atas organisasi publik dan
politikus yang sudah mereka danai.
(2007:255)

Sedangkan pengertian audit sektor publik menurut I Gusti Agung Rai adalah sebagai berikut:

Audit sektor publik adalah kegiatan yang ditujukan terhadap entitas yang menyediakan
pelayanan dan penyediaan barang yang pembiayaannya berasal dari penerimaan pajak dan
penerimaan negara lainnya dengan tujuan untuk membandingkan antara kondisi yang
ditemukan dengan kriteria yang ditetapkan.
(2010:29)

Jadi dapat disimpulkan audit sektor publik adalah pemeriksaan terhadap pemerintah yang
dilakukan untuk mengetahui pertanggungjawaban atas pengelolaan dana masyarakat. Yang
bertujuan untuk membandingkan dengan hasil pencapaian program,fungsi atau kegiatan
yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Audit sektor publik di Indonesia dikenal sebagai audit keuangan negara. Audit keuangan
negara ini diatur dalam UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung jawab Keuangan Negara. Undang-undang ini merupakan pengganti ketentuan
warisan Belanda, yaitu Indische Comptabiliteitswet (ICW) dan Instructie en verdere
bepalingen voor de Algemene Rekenkamer (IAR), yang mengatur prosedur audit atas
akuntabilitas pengelolaan keuangan oleh pemerintah.

Audit sektor publik dimaksudkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa
laporan keuangan yang diperiksa telah mematuhi prinsip akuntansi berterima umum,
peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern serta kegiatan operasi entitas
sektor publik dilaksanakan secara efisien, ekonomis, dan efektif. Dalam kekerbatasan yang
ada, audit tetap perlu dilakukan agar tercipta akuntabilitas publik yang lebih transparan dan
akuntabel.
JENIS JENIS AUDIT SEKTOR PUBLIK

Berdasarkan UU No. 15 Tahun 2004 dan SPKN, terdapat tiga jenis audit keuangan negara,
yaitu:

Audit keuangan

merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan keyakinan
yang memadai (reasonable assurance), apakah laporan keuangan telah disajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia. Audit keuangan adalah audit yang menjamin bahwa sistem akuntansi dan
pengendalian keuangan berjalan secara efisien dan tepat serta transaksi keuangan
diotorisasi serta dicatat secara benar.

Mengapa perlu ada Audit Laporan Keuangan ?

Audit terhadap sektor publik sangat penting dilakukan hal ini merupakan bentuk
tanggung jawab sektor publik (pemerintah pusat dan daerah) untuk
mempertanggungjawabkan dana yang telah digunakan oleh instansi sehingga dapat
diketahui pemanfaatan dana tersebut dilaksanakan sesuai prosedur dan standar atau tidak.

Keterbatasan audit laporan keuangan

1. Audit bekerja dalam batasan-batasan ekonomi yang layak, dimana pekerjaanya


harus memperhatikan masalah cost dan benefit, sehingga audit dilaksanakan atas
dasar test basis.

2. Laporan audit diterbitkan satu hingga tiga bulan setelah tanggal neraca. Hal ini dapat
mempengaruhi jumlah bukti yang dapat diperoleh dari peristiwa/transaksi setelah
tanggal neraca yang mungkin mempengaruhi laporan keuangan.
3. Adanya alternatif prinsip yang dapat digunakan dan estimasi-estimasi di dalam
penyusunan laporan keuangan menimbulkan ketidakpastian yang tidak dapat
dihilangkan oleh audit sekalipun.

Audit kinerja

Pengertian audit kinerja menurut Mardiasmo adalah :


Suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, agar
dapat melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan efisien operasi, efektivitas
dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan
hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antar kinerja yang telah dicapai dengan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-
pihak pengguna laporan tersebut.
(2002)

Pengertian audit kinerja menurut Indra Bastian adalah sebagai berikut:

Pemeriksaan secara objektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti untuk dapat
melakukan penilaian secara independen atas kinerja entitas atau program/ kegiatan
pemerintah yang diaudit.
(2007:47)

Sedangkan dalam Pasal 4 ayat (3) UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, pengertian audit kinerja adalah audit atas
pengelolaan keuangan negara yang terdiri atas audit aspek ekonomi dan efisiensi serta audit
aspek efektivitas.

Menurut pendapat saya audit kinerja adalah proses pemeriksaan auditor terhadap kinerja
pemerintah berdasar bebagai macam bukti yang valid untuk mengetahui ketepatan
program pelaksanaan kegiatan pemerintah dilakukan sesuai standar atau tidak.
Audit Kinerja meliputi audit ekonomi, efisiensi, dan efektivitas, pada dasarnya
merupakan perluasan dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit kinerja
memfokuskan pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang
menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. audit kinerja merupakan perluasan
dari audit keuangan dalam hal tujuan dan prosedurnya. Audit kinerja memfokuskan
pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang menggambarkan
kinerja entitas atau fungsi yang diaudit. Audit kinerja merupakan suatu proses yang
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif, agar dapat
melakukan penilaian secara independen atas ekonomi dan efisiensi operasi, efektifitas
dalam pencapaian hasil yang diinginkan dan kepatuhan terhadap kebijakan, peraturan dan
hukum yang berlaku, menentukan kesesuaian antara kinerja yang telah dicapai dengan
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-
pihak pengguna laporan tersebut.

Jenis-jenis Audit Kinerja


Penekanan kegiatan audit pada ekonomi, efisiensi, dan efektivitas suatu organisasi
memberikan ciri khusus yang membedakan audit kinerja dengan audit jenis lainnya.

Menurut Mardiasmo audit kinerja meliputi dua jenis, yaitu:


1. Audit Ekonomi dan Efisiensi
2. Audit Efektivitas.
(2002:180)

Lebih lanjut jenis-jenis audit kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Audit Ekonomi dan Efisiensi


Ekonomi mempunyai arti biaya terendah, sedangkan efisiensi mengacu pada rasio terbaik
antara output dengan biaya (input). Karena output dan biaya diukur dalam unit yang
berbeda maka efisiensi dapat terwujud ketika dengan sumber daya yang ada dapat
dicapai output yang maksimal atau ouput tertentu dapat dicapai dengan sumber daya yang
sekecil-kecilnya. Audit ekonomi dan efisiensi bertujuan untuk menentukan:

Apakah suatu entitas telah memperoleh, melindungi, dan menggunakan sumber dayanya
(seperti karyawan, gedung, ruang, dan peralatan kantor) secara ekonomis dan efisien.
Penyebab timbulnya inefisiensi atau pemborosan yang terjadi, termasuk ketidakcukupan
sistem informasi manajemen, prosedur administratif, atau struktur organisasi.
Apakah suatu entitas telah mematuhi peraturan yang terkait dengan pelaksanaan praktek
ekonomi dan efisien.

Untuk dapat mengetahui apakah organisasi telah menghasilkan output yang optimal dengan
sumber daya yang dimilikinya, auditor dapat membandingkan output yang telah dicapai
pada periode bersangkutan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, kinerja
tahun-tahun sebelumnya, dan unit lain pada organisasi yang sama atau pada organisasi yang
berbeda.

2. Audit Efektivitas/Program
Efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan.Audit efektivitas (audit program) bertujuan
untuk:

Tingkat pencapaian hasil atau manfaat yang diinginkan.


Kesesuaian hasil dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Apakah entitas yang diaudit telah mempertimbangkan alternatif lain yang memberikan hasil
yang sama dengan biaya yang paling rendah.
Apakah suatu entitas telah mematuhi peraturan yang terkait dengan pelaksanaan program.

Tahap-tahap Audit Kinerja


Adapun tahap-tahap audit kinerja menurut I Gusti Agung Rai adalah:
1. Tahap Perencanaan atau Survei Pendahuluan
2. Tahap pelaksanaan atau Pengujian Terinci.
3. Tahap Tindak Lanjut
(2010:77)
Lebih lanjut tahap-tahap audit kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan atau Survei Pendahuluan

Tujuan utama survei pendahuluan adalah untuk memperoleh informasi yang bersifat umum
mengenai semua bidang dan aspek dari entitas yang diaudit serta kegiatan dan kebijakan
entitas, dalam waktu yang relatif singkat. Hasil survei pendahuluan berguna untuk
memberikan pertimbangan mengenai perlu atau tidaknya audit dilanjutkan ke tahap
pengujian terinci. Kegiatan survei pendahuluan meliputi:

a. Memahami entitas yang diaudit


Pemahaman yang objektif dan komprehensif atas entitas yang akan diaudit sangat penting
untuk mempertajam tujuan audit serta mengidentifikasikan isu-isu kritis dan penting
sehingga audit dapat dilaksanakan secara lebih ekonomis, efisien, dan efektif.
b. Mengidentifikasi area kunci
Area kunci (key area) adalah area, bidang, atau kegiatan yang merupakan fokus audit dalam
entitas. Pemilihan area kunci harus dilakukan mengingat luasnya bidang, program, dan
kegiatan pada entitas yang diaudit sehingga tidak mungkin melakukan audit di seluruh area
entitas.
c. Menentukan tujuan dan lingkup audit
Tujuan audit (audit objective) berkaitan dengan alasan dilaksanakannya suatu
audit. Sedangkan lingkup audit (audit scope) merupakan batasan dari suatu audit.
d. Menetapkan kriteria audit
Kriteria audit adalah standar, ukuran, harapan, dan praktek terbaik yang seharusnya
dilakukan atau dihasilkan oleh entitas yang diaudit. Auditor dapat menggunakan dua
pendekatan untuk menetapkan kriteria, yaitu kriteria proses dan kriteria hasil.
e. Mengidentifikasi jenis dan sumber bukti audit
Pada tahap survei pendahuluan, bukti yang diutamakan adalah bukti yang relevan. Pada
tahap ini, syarat kecukupan dan kompetensi bukti tidak terlalu dipentingkan. Jenis bukti
audit dapat berupa bukti fisik, bukti dokumenter, bukti kesaksian, dan bukti analitis. Sumber
bukti audit dapat berasal dari internal entitas, eksternal, maupun sumber-sumber lain.
f. Menyusun laporan survei pendahuluan
Laporan survei pendahuluan adalah laporan yang diterbitkan mendahului atau sebelum
laporan audit akhir diterbitkan. Laporan ini memuat identifikasi kelemahan-kelemahan
organisasi, kebijakan, perencanaan, prosedur, pencatatan, pelaporan, dan pengawasan
internal yang terjadi pada satuan-satuan organisasi yang diaudit.
g. Mempersiapkan program pengujian terinci
Program pengujian terinci adalah pedoman dalam tahap pelaksanaan audit. Sebagai
langkah akhir dalam perencanaan, pembuatan program pengujian terinci merupakan
penghubung antara tahap perencanaan dan pelaksanaan audit kinerja.
2. Tahap Pelaksanaan atau Pengujian Terinci
Tujuan utama pengujian terinci adalah untuk menilai apakah kinerja entitas yang diaudit
sesuai dengan kriteria, menyimpulkan apakah tujuan-tujuan audit tercapai, dan
mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan untuk memperbaiki kinerja entitas yang
diaudit, yang akan dituangkan dalam rekomendasi kepadaauditee. Kegiatan pengujian
terinci meliputi:

a. Mengumpulkan dan menguji bukti audit yang kompeten dan relevan


Langkah pengumpulan dan pengujian bukti audit merupakan kelanjutan dari identifikasi
bukti audit pada survei pendahuluan. Pengujian bukti-bukti audit dimaksudkan untuk
menentukan atau memilih bukti-bukti audit yang penting dan perlu (dari bukti-bukti audit
yang ada) sebagai bahan penyusunan suatu temuan dan simpulan audit.
b. Menyusun kertas kerja
Untuk mengetahui kegiatan yang dilaksanakan auditor selama melaksanakan audit, suatu
catatan tentang pekerjaan auditor harus diselenggarakan dan didokumentasikan dalam
bentuk kertas kerja audit (KKA). KKA merupakan penghubung antara pelaksanaan dan
pelaporan audit, dimana KKA memuat bukti-bukti dan analisis bukti untuk mendukung
temuan, simpulan, serta rekomendasi audit.
c. Menyusun dan mengkomunikasikan temuan audit
Temuan audit adalah masalah-masalah penting (material) yang ditemukan selama audit
berlangsung dan masalah tersebut pantas untuk dikemukakan dan dikomunikasikan dengan
entitas yang diaudit karena mempunyai dampak terhadap perbaikan dan peningkatan
kinerja (ekonomi, efisiensi, dan efektivitas) entitas yang diaudit.
d. Menyusun dan mendistribusikan laporan hasil audit
Tujuan pelaporan hasil audit adalah menyediakan informasi, rekomendasi, dan penilaian
yang independen bagi para pengguna laporan mengenai pelaksanaan kegiatan entitas yang
diaudit, apakah telah diselenggarakan sevara ekonomis, efisien, dan efektif. Karakteristik
laporan audit kinerja yang baik menurut SPKN adalah tepat waktu, lengkap, akurat, objektif,
meyakinkan, jelas, dan ringkas.

3 Tahap Tindak Lanjut

Tujuan utama tindak lanjut audit adalah untuk meyakinkan auditor bahwa auditee telah
memperbaiki kelemahan yang telah diidentifikasi. Kegiatan tindak lanjut dapat dibagi
menjadi tiga tahapan, yaitu pemutakhiran (update) informasi, tindak lanjut di kantor, dan
tindak lanjut di lapangan.

Manfaat Audit Kinerja


Menurut I Gusti Agung Rai manfaat utama audit kinerja adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan Kinerja
2. Peningkatan Akuntabilitas Publik.
(2010:46)
Lebih lanjut manfaat audit kinerja tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Peningkatan Kinerja

Audit kinerja dapat meningkatkan kinerja suatu entitas yang diaudit dengan cara sebagai
berikut:
a. Mengidentifikasi permasalahan dan alternatif penyelesaiannya,
b. Mengidentifikasi sebab-sebab aktual (tidak hanya gejala atau perkiraan-perkiraan) dari
suatu permasalahan yang dapat diatasi oleh kebijakan manajemen atau tindakan lainnya,
c. Mengidentifikasi peluang atau kemungkinan untuk mengatasi keborosan atau
ketidakefisienan,
d. Mengidentifikasi kriteria untuk menilai pencapaian tujuan organisasi,
e. Melakukan evaluasi atas sistem pengendalian internal,
f. Menyediakan jalur komunikasi antara tataran operasional dan manajemen, dan
g. Melaporkan ketidakberesan.

2. Peningkatan Akuntabilitas Publik


Pada sektor publik, audit kinerja dilakukan untuk meningkatkan akuntabilitas, berupa
perbaikan pertanggungjawaban manajemen kepada lembaga perwakilan; pengembangan
bentuk-bentuk laporan akuntabilitas; perbaikan indikator kinerja; perbaikan perbandingan
kinerja antara organisasi sejenis yang diperiksa; serta penyajian informasi yang lebih jelas
dan informatif.
Tanggung jawab pengelolaan program, kegiatan, fungsi, atau organisasi secara ekonomis,
efisien, dan efektif terletak pada manajemen/ eksekutif. Selanjutnya manajemen, dalam hal
ini pemerintah, bertanggung jawab untuk memberikan laporan kinerja atas pelaksanaan
program, kegiatan, fungsi, atau organisasi kepada publik.
Menurut Indra Bastian bahwa pentingnya audit kinerja dalam menunjang akuntabilitas
publik adalah sebagai berikut:
Dengan audit kinerja, tingkat akuntabilitas pemerintah dalam proses pengambilan
keputusan oleh pihak yang bertanggungjawab akan meningkat, sehingga mendorong
pengawasan dan kemudian tindakan koreksi.
(2007:48)
Audit Keuangan Audit Kinerja

Objek audit: laporan keuangan Objek audit: organisasi, program,


aktivitas/ kegiatan, atau fungsi

Menguji kewajaran laporan keuangan dari Menguji tingkat ekonomi, efisiensi, dan
salah saji yang material dan efektivitas dalam penggunaan sumber
kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi daya untuk mencapai tujuan
yang diterima umum

Lebih bersifat kuantitatif keuangan Lebih bersifat kualitatif

Tidak terlalu analitis Sangat analitis

Tidak menggunakan indikator kinerja, Membutuhkan indikator, standar, dan


standar, dan target kinerja target kinerja untuk mengukur kinerja

Biasanya tidak mempertimbangkan Biasanya mempertimbangkan analisis


analisis biaya manfaat biaya-manfaat (cost-benefit analysis)

Waktu pelaksanaan audit tertentu Audit bisa dilakukan sewaktu-waktu


(biasanya pada akhir periode akuntansi)

Audit dilakukan untuk peristiwa keuangan Mempertimbangkan kinerja masa lalu,


masa lalu (post event) sekarang, dan yang akan datang

Tidak dimaksudkan untuk membantu Dimaksudkan untuk memperbaiki


melakukan alokasi sumber daya secara alokasi sumber daya secara optimal dan
optimal memperbaiki kinerja

Tidak terdapat rekomendasi audit Terdapat rekomendasi audit dan follow-


dan follow-up audit up audit

(perbandingan Audit keuangan dan Audit kinerja menurut Mardiasmo,2002)


Audit dengan tujuan tertentu

merupakan audit khusus di luar audit keuangan dan audit kinerja yang bertujuan untuk
memberikan simpulan atas hal yang diaudit. Audit dengan tujuan tertentu dapat bersifat
eksaminasi (examination), reviu (review), atau prosedur yang disepakati (agrees-upon
procedures). Sesuai dengan definisinya, jenis audit ini dapat berupa semua jenis audit selain
audit keuangan dan audit operasional. Dengan demikian dalam jenis audit tersebut
termasuk diantaranya audit ketaatan dan audit investigatif

Audit Keaatan
Audit ketaatan adalah audit yang dilakukan untuk menilai kesesuaian antara
kondisi/pelaksanaan kegiatan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kriteria
yang digunakan dalam audit ketaatan adalah peraturan perundang-undangan yang berlaku
bagi auditi. Perundangundangan di sini diartikan dalam arti luas, termasuk ketentuan yang
dibuat oleh yang lebih tinggi dan dari luar auditi asal berlaku bagi auditi dengan berbagai
bentuk atau medianya, tertulis maupun tidak tertulis.

Audit Investigatif
Audit investigatif adalah audit yang dilakukan untuk membuktikan apakah suatu indikasi
penyimpangan/kecurangan apakah memang benar terjadi atau tidak terjadi. Jadi fokus audit
investigatif adalah membuktikan apakah benar kecurangan telah terjadi. Dalam hal dugaan
kecurangan terbukti, audit investigatif harus dapat mengidentifikasi pihak yang harus
bertanggung jawab atas penyimpangan/kecurangan tersebut
Kasus audit

Baru baru ini, Kasus Audit yang sedang hangat dibicarakan antara lain tentang perdebatan
panjang antara Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Sumatera Utara
dan RS Haji Medan, terkait adanya manipulasi data dalam pembayaran insentif
pegawai RS haji medan. Walaupun kasus yang terjadi ini sudah lama, namun kasus ini
mencuat kembali setelah ketua Forum Indonesia untuk transparansi Anggaran (FITRA)
angkat suara bahwa Kasus manipulasi data pembayaran insentif pegawai RS haji
medan ini belum ada penyelesaiannya hingga kini. Lebih lanjutnya ketua FITRA sumatra
utara, Rurita Ningrum mengatakan bahwa mengenai nilai amprah insentif RS Haji yang
nilai nominalnya berbeda-beda dan jika ada administrasi yang mencurigakan,
seharusnya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Sumut melakukan audit. Dalam
hal ini sangat disayangkan BPK tidak segera mengaudit RS haji medan sehingga
permasalahan tidak berlarut larut. Sejatinya dalam rangka meningkatkan pelayanan
kesehatan terhadap warga masyarakat, pemerintah daerah diharapkan mampu
memanajemen rumah sakit agar memberikan pelayanan yang bermutu dan biaya
terjangkau. Karena rumah sakit ujung tombak dalam pembangunan kesehatan
masyarakat. Perlu dicermati Selain kualitas layanan rumah sakit, transparansi dan
manajemen keuangan yang sehat merupakan faktor penentu dalam meningkatkan
rumah sakit yang sehat dan berkualitas, karena BLUD yang dianggap sehat adalah yang
menyelenggarakan praktik bisnis secara sehat. Sedangkan Rumah Sakit Haji Medan
merupakan BLUD yang bersyarat administrasi, artinya harus memenuhi kesanggupan
untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan dan memberi manfaat bagi
masyarakat, memiliki pola tata kelola yang jelas, laporan keuangan yang transparan dan
laporan audit keuangan. Jadi seharusnya BPK harus bisa lebih progresif Dalam
melakukan audit kepada BLUD.
III
KESIMPULAN
Selama ini sektor publik/pemerintah tidak luput dari tudingan sebagai sarang korupsi, kolusi,
nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara, padahal sektor publik merupakan
lembaga yang menjalankan roda pemerintahan yang sumber legitimasinya berasal dari
masyarakat. Oleh karena itu, kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat kepada
penyelenggara pemerintahan haruslah diimbangi dengan adanya pemerintahan yang bersih.

Seiring dengan munculnya tuntutan dari masyarakat agar organisasi sektor publik
mempertahankan kualitas, profesionalisme dan akuntabilitas publik dalam menjalankan
aktivitasnya, diperlukan audit terhadap organisasi sektor publik tersebut. audit terhadap
sektor publik sangat dibutuhkan karena instansi pemerintah rentan akan permasalahan
korupsi, kolusi, serta rendahnya tingkat efisiensi dan efektivitas yang mampu ditunjukkan
oleh pemerintah.

Setelah mempelajari Jenis jenis audit sektor publik kita bisa menyimpulkan jenis jenis
tersebut ada tiga jenis audit sektor publik yakni

Audit keuangan, merupakan audit atas laporan keuangan yang bertujuan


untuk memberikan keyakinan yang memadai (reasonable assurance), apakah
laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

Audit kinerja, yang meliputi Efisiensi dan efektivitas, audit ini memfokuskan
pemeriksaan pada tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang
menggambarkan kinerja entitas atau fungsi yang diaudit

Audit dengan tujuan tertentu, merupakan audit khusus di luar audit keuangan dan
audit kinerja yang bertujuan untuk memberikan simpulan atas hal yang diaudit
DAFTAR PUSTAKA

Bastian, Indra. 2007. Audit sektor Publik. edisi ke 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Halim, Abdul. Kusufi, Muhammad syam. 2016. Teori, Konsep dan aplikasi akutansi sektor
publik. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

http://news.analisadaily.com/read/fitra-sumut-desak-bpk-lakukan-audit-rs-haji-
medan/288724/2016/12/19

Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Rai, I Gusti, Agung. 2010. Audit Kinerja pada Sektor Publik. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Ulum, Ihyaul. 2012. AUDIT SEKTOR PUBLIK suatu pengantar. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara

UU No 15. 2004. Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Vous aimerez peut-être aussi