Vous êtes sur la page 1sur 6

Tenaga Surya Ramah Lingkungan

4 Agustus 2013 - 08.32 WIB


Laporan, MASHURI KURNIAWAN, Pekanbaru
Krisis energi listrik mengakibatkan pemadaman listrik secara bergilir yang terjadi
pada saat ini. Jika listrik mati, maka peralatan elektronik baik itu dirumah, tempat
kerja, universitas dan sekolah-sekolah tidak berfungsi. Padahal, hampir seluruh
peralatan, dioperasikan dengan tenaga listrik dari PLN. Menggunakan sumber energi
alternatif sebagai pengganti listrik merupakan salah satu alternatif yang memang
harus dilakukan. Salah satunya dengan memakai listrik tenaga solar (surya)
Apalagi sinar matahari begitu melimpah di negara beriklim tropis seperti Indonesia,
khususnya Riau. Memanfaatkannya untuk mengganti tenaga listrik dari Perusahaan
Listrik Negara (PLN) mungkin akan lebih efektik karena ramah lingkungan.Saat ini
penggunaan solar memang belum popular di rumah-rumah tinggal, kantor, sekolah-
sekolah, rumah sakit dan universitas. Mungkin salah satu alasannya karena biaya
yang harus dikeluarkan untuk mengaplikasi sistem ini masih lebih mahal
dibandingkan harga listrik PLN.
Universitas Islam Riau (UIR) adalah satu-satunya universitas di Riau yang
menggunakan energi surya dengan kapasitas arus yang dihasilkan 11.000 wat yang
bisa di alirkan ke- 10 lokal yang ada di gedung Falkutas Teknik UIR. Selain energi ini
ramah lingkungan juga sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen karena, ketika
listrik PLN padam maka proses belajar mengajar di UIR tidak akan terganggu karena
ada pemadaman listrik.
Cara kerja solar cell Sistem tenaga surya yang ada di Uir adalah mengubah energi
matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan panel surya. Dari panel, arus
disimpan di dalam baterai dalam bentuk listrik DC (direct curren). Lalu inverter akan
mengubah arus DC ini menjadi AC (alternating current) arus bolak-balik.
Ketua Jurusan Teknik Mesin Uir, Sehat Abdi Saragih ST MT mengatakan, secara
umum sumber energi dikategorikan menjadi dua bagian yaitu nonrenewable energy
dan renewable energy. Sumber energi fosil adalah termasuk kelompok yang pertama
yang sebagaian besar aktivitas di dunia ini menggunakan energi konvensional ini.
Sekitar tahun delapan puluhan ketika para ahli di Indonesia menawarkan sumber
energi alternatif yang banyak digunakan di negara maju yaitu nuklir, banyak terjadi
pertentangan dan perdebatan yang cukup panjang sehingga mengkandaskan
rencana penggunaan sumber energi yang dinilai sangat membahayakan itu.
Diantara usulan yang banyak dilontarkan kala itu adalah mengapa kita tidak
menggunakan sumber energi surya. Memang tidak diragukan lagi bahwa solar cell
adalah salah satu sumber energi yang ramah lingkungan dan sangat menjanjikan
pada masa yang akan datang, karena tidak ada polusi yang dihasilkan selama
proses konversi energi, dan lagi sumber energinya banyak tersedia di alam, yaitu
sinar matahari, terlebih di negeri tropis semacam Indonesia yang menerima sinar
matahari sepanjang tahun, paparnya kepada Riau Pos, akhir pekan lalu.
Permasalahan mendasar dalam teknologi solar cell adalah efisiensi yang sangat
rendah dalam merubah energi surya menjadi energi listrik, yang sampai saat ini
efisiensi tertinggi yang bisa dicapai tidak lebih dari 20 persen, itupun dalam skala
laboratorium
Untuk itu di negara-negara maju, penelitian tentang solar cell ini mendapatkan
perhatian yang sangat besar, terlebih dengan isu bersih lingkungan yang marak
digembar-gemborkan. Sementara itu, kapala laboratorium Falkutas Teknik Uir, Eddy
Elfiano ST MEng menuturkan, secara sederhana solar cell terdiri dari
persambungan bahan semikonduktor bertipe p dan n (junction semiconductor) yang
jika tertimpa sinar matahari maka akan terjadi aliran electron, nah aliran electron
inilah yang disebut sebagai aliran arus listrik.
Bagian utama perubah energi sinar matahari menjadi listrik adalah absorber
(penyerap), meskipun demikian, masing-masing lapisan juga sangat berpengaruh
terhadap efisiensi dari solar cell. Sinar matahari terdiri dari bermacam-macam jenis
gelombang elektromagnetik yang secara spectrum.
Lebih detail lagi bisa dijelaskan sinar matahari yang terdiri dari photon-photon, jika
menimpa permukaaan bahan solar sel, akan diserap, dipantulkan, dan hanya foton
dengan level energi tertentu yang akan membebaskan electron dari ikatan atomnya,
sehingga mengalirlah arus listrik.
Level energi tersebut disebut energi bandgap yang didefinisikan sebagai sejumlah
energi yang dibutuhkan utk mengeluarkan electron dari ikatan kovalennya sehingga
terjadilah aliran arus listrik. Untuk membebaskan electron dari ikatan kovalennya,
energi fotonsedikit lebih besar atau diatas daripada energi band-gap. Jika energi
foton terlalu besar dari pada energi band-gap, maka extra energi tersebut akan
dirubah dalam bentuk panas pada solar sel. Karenanya sangatlah penting pada solar
sel untuk mengatur bahan yang dipergunakan, yaitu dengan memodifikasi struktur
molekul dari semikonduktor yang dipergunakan.
Tentu saja agar efisiensi dari solar cell bisa tinggi maka foton yang berasal dari sinar
matahari harus bisa diserap yang sebanyak banyaknya, kemudian memperkecil
refleksi dan remombinasi serta memperbesar konduktivitas dari bahannya.Untuk bisa
membuat agar foton yang diserap dapat sebanyak banyaknya, maka absorber harus
memiliki energi band-gap dengan range yang lebar, sehingga memungkinkan untuk
bisa menyerap sinar matahari yang mempunyai energi sangat bermacam-macam
tersebut. Salah satu bahan yang sedang banyak diteliti adalah CuInSe2 yang dikenal
merupakan salah satu dari direct semiconductor.
Dari begitu banyak keuntungan solar cell tidak polemik tidak kemudian berhenti
begitu saja, masih ada yang mengatakan memang benar solar cell ketika melakukan
proses perubahan energi tidak ada polusi yang dihasilkan, tetapi sudahkah kita
menghitung berapa besar polusi yang telah dihasilkan dalam proses pembuatannya,
dibandingkan kecilnya efisiensi yang dihasilkan. Nah tantangannya disini adalah
memang bagaimana untuk menaikkan efisiensi, yang tentunya akan berdampak
kepada nilai ekonomisnya,ujarnya.
Ketua tim energi Falkutas Teknik UIR, Dr Mursyidah MSc mengatakan, energi surya
ini adalah energi ramah lingkungan yang bisa menghasilkan energi listri dengan
kapasitas listrik yang dibutuhkan. Namun tergantung dari besarnya panel yang
dibuat. Hal tersebut hendaknya bisa dimamfaatkan oleh instansi-instansi yang
membutuhkan seperti di universitas-universitas, sekolah, puskesmas. agar tidak
terjadinya aktifitas yang bisa merugikan ketika terjadinya pemadaman listrik oleh
PLN.
Saya berharap agar energi ini bisa terus dikembangkan, dan berharap kepada
pemerintah agar bisa memberikan perhatian lebih untuk penggunaan dan
pengembangan energi surya ini di Riau. Dengan demikian Riau tidak akan lagi
kekurangan energi listrik karena adanya energi cadangan yang bisa digukan apabila
dibutuhkan secara continiu,ujarnya.
Hal senada juga ditambahkan Sehat Abdi Saragih ST MT, energi surya adalah
energi yang ramah lingkungan. Karena tidak menggunakan Bahan Bakar Minyak
(BBM) yang semakin lama semakin habis, aplagi polusi yang dihasilkan seperti
energi listrik diesel akan mengakibatkan pencemaran udara karena polusi yang
dihasilkan. Saya berharap kepada pemerinthah agar energi ini bisa terus
dikembangkan agar Riau menjadi Daerah yang bisa menghasilkan energi listrik
ramah lingkungan dan bisa bermanfaat bagi masyarakat,harapnya. (cr1).
CRITICAL REVIEW

I. PENGANTAR
Artikel berjudul Tenaga Surya Ramah Lingkungan ini di tulis oleh Mashuri
Kurniawan, seorang wartawan Riau Pos yang membahas tentang energi surya yang
digunakan oleh Universitas Islam Riau dalam rangka pemanfaatan untuk mengganti
tenaga listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) mungkin akan lebih efektik
karena ramah lingkungan. Energi alternatif tenaga surya ini merupakan ide yang
dapat memberikan banyak manfaat . Seperti yang dikatakan dalam artikel
seperti tidak ada polusi yang dihasilkan selama proses konversi energi.
Artikel ini sesuai dengan kondisi Riau saat ini. Dimana para pembaca,
terutama pembaca yang memiliki ilmu dibidang Sains dapat menimbang dan berfikir
juga agar ikut menggunakan energi alternatif ini ini. Sehingga nantinya pemerintah
dan masyarakat juga menggunakan energi alternatif ini.

II. RINGKASAN MATERI


Krisis energi listrik mengakibatkan pemadaman listrik secara bergilir yang terjadi
pada saat ini. Jika listrik mati, maka peralatan elektronik baik itu dirumah, tempat
kerja, universitas dan sekolah-sekolah tidak berfungsi. Padahal, hampir seluruh
peralatan, dioperasikan dengan tenaga listrik dari PLN. Menggunakan sumber energi
alternatif sebagai pengganti listrik merupakan salah satu alternatif yang memang
harus dilakukan. Salah satunya dengan memakai listrik tenaga solar (surya).
Universitas Islam Riau (UIR) adalah satu-satunya universitas di Riau yang
menggunakan energi surya dengan kapasitas arus yang dihasilkan 11.000 wat yang
bisa di alirkan ke- 10 lokal yang ada di gedung Falkutas Teknik UIR. Selain energi ini
ramah lingkungan juga sangat bermanfaat bagi mahasiswa dan dosen karena, ketika
listrik PLN padam maka proses belajar mengajar di UIR tidak akan terganggu karena
ada pemadaman listrik.
Diantara usulan yang banyak dilontarkan kala itu adalah mengapa kita tidak
menggunakan sumber energi surya. Memang tidak diragukan lagi bahwa solar cell
adalah salah satu sumber energi yang ramah lingkungan dan sangat menjanjikan
pada masa yang akan datang, karena tidak ada polusi yang dihasilkan selama
proses konversi energi, dan lagi sumber energinya banyak tersedia di alam, yaitu
sinar matahari, terlebih di negeri tropis semacam Indonesia yang menerima sinar
matahari sepanjang tahun, papar Ketua Jurusan Teknik Mesin Uir, Sehat Abdi
Saragih ST MT Riau Pos, akhir pekan lalu.
Cara kerja solar cell Sistem tenaga surya yang ada di Uir adalah mengubah
energi matahari menjadi energi listrik dengan menggunakan panel surya. Dari panel,
arus disimpan di dalam baterai dalam bentuk listrik DC (direct curren). Lalu inverter
akan mengubah arus DC ini menjadi AC (alternating current) arus bolak-balik.
Permasalahan mendasar dalam teknologi solar cell adalah efisiensi yang sangat
rendah dalam merubah energi surya menjadi energi listrik, yang sampai saat ini
efisiensi tertinggi yang bisa dicapai tidak lebih dari 20 persen, itupun dalam skala
laboratorium.
III. KEGUNANA BAHAN DALAM KEHIDUPAN SEHARI- HARI
Artikel yang berjudul Tenaga Surya Ramah Lingkungan ini merupakan artikel
yang sangat memberikan informasi pada pembaca. Mashuri menuliskan informasi
yang biasanya hanya diketahui oleh orang yang berada pada bidang konservasi
energi. Dengan artikel ini, mahasiswa dan dosen juga dibuat berfikir lebih inovatif
karena proyek tenaga surya yang telah dilakukan oleh mahasiswa dan UIR . Krisis
energi yang sedang terjadi di Riau ini sangat menyulitkan semua orang dan segala
bidang instansi. Oleh karna itu mahasiswa dan dosen Fakultas Teknik UIR
menggunakan sumber alternatif energi surya. Iklim Indonesia yang tropis ini sangat
cocok untuk menggunakan energi alternatif ini karena sinar matahari begitu
berlimpah. Dan kelebihannya sumber alternatif ini lebih efektif dan ramah lingkungan.
Mashuri memberikan info bahwa UIR telah menghasilkan 11.000 Watt listrik yang
dapat membantu 10 kelas untuk proses belajar mengajar, sehingga saat ada
pemadaman bergilir dari PLN tidak akan mengganggu proses belajar mengajar.
Mashuri dapat membuat pembaca juga tertarik untuk menghemat energi dengan
menggunakan energi alternatif tenaga surya ini. Dengan informasi yang diberikan
Mashuri, pembaca juga tahu bagaimana proses penggunaan energi ini, cara kerja,
serta kelemahan dan kelebihannya.
Mashuri menulis informasi juga dengan baik, bukan sebuah informasi yang
sembarang dikarang tapi merupakan informasi yang berlandaskan ilmu
pengetahuan. Argumen Mashuri yang sangat mendukung proses penggunaan
sumber energi surya ini adalah argumen yang tepat. Karena jika dikembangkan
dengan lebih baik, maka dapat membantu Indonesia terlepas dari krisis energi.
Sebagai mahasiswa Teknik Elektro, bagi saya artikel ini sangat berguna. Karena
juga dapat membuat saya berpikir untuk mengembangkan energi alternatif ini.
Banyak ilmu yang didapatkan dengan membaca artikel ini. Namun terkadang banyak
istilah dari proses dan bahan bahan yang tidak dapat dimengerti oleh orang awam .
Inilah kelamah artikel ini, Mashuri tidak memberi pemahaman untuk kata kata /
istilah asing.

IV. KESIMPULAN
Artikel Teknologi Ramah Lingkungan ini sangat bermanfaat untuk pembacanya.
Mashuri dapat membuat pembaca berfikir dan ingin untuk memakai sumber energi
alternatif ini dengan tulisannya. Pada artikelnya, Mashuri tidak hanya memberi tau
kelebihan sumber alternati tenaga surya, tapi juga memberikan kelemahan dan
kekurangannya. Namun, pada beberapa kata , ada istilah istilah yang tidak dapat
dimengerti oleh orang awam atau pembaca yang tidak mengetahui bidang ini,
sehingga dapat membingungkan beberapa pembaca.

V. SARAN
Review ini berisikan mengenai pemanfafatan bhan sel sulrya untk menghasilkan
energy listrik dalm kehidupan sehari hari ,jika da penulisan yang kurang lengkap dan
isinya kurang berbobot,mohon kritikannya guna pengembangan review ini .
PUSTAKA

Sumber artikel : http://www.riaupos.co/32585-berita-tenaga-surya-ramah-


lingkungan.html tanggal 4 Agustus 2013 - 08.32 WIB oleh Mashuri Kurniawan

Vous aimerez peut-être aussi