Vous êtes sur la page 1sur 3

7 Pahlawan Revolusi yang Dibuang ke Sumur Lubang Buaya

Pahlawan Revolusi Jenderal Ahmad Yani

Jenderal Ahmad Yani lahir di Purworejo pada tanggal 19 Juni 1922. Beliau mendapatkan
pendidikan formal di HIS (sekolah setingkat SD), MULO (Meer Uitgebreid Lager
Onderwijs/setingkat Sekolah Menengah Pertama) dan AMS (Algemne Middelberge
School/setingkat Sekolah Menengah Atas). Ahmad Yani mengawali karir militernya dengan
mengikuti wajib militer oleh pemerintahan Belanda di Malang. Ketika pendudukan Jepang,
Ahmad Yani gabung bersama PETA.
Pahlawan Revolusi Letjen Suprapto

Lahir di Purwokerto pada tanggal 2 Juni 1920, Letnan Jenderal Suprapto menyelesaikan
pendidikan formalnya di MULO dan AMS Yogyakarta. Suprapto sering berpindah tugas.
Mulai di Semarang sebagai Kepala Staf Tentara dan Teritorial (T&T) IV/ Diponegoro, ditarik
ke Jakarta sebagai Staff Angkatan Darat dan kembali lagi ke Kementerian Pertahanan.
Setelah pemberontakan Permesta (Perdjuangan Rakjat Semesta) padam, Suprapto bermarkas
Pahlawan Revolusi Letjen M. T. Haryono
Letnan Jenderal M. T. Haryono lahir di Surabaya pada tanggal 20 Januari 1924. Ayahnya
seorang asisten wedana di Gresik. Haryono mendapatkan pendidikan formal di ELS
(setingkat Sekolah Dasar), HBS (setingkat Sekolah Menengah Umum) dan Ika Dai Gakko
(Sekolah Kedokteran masa pendudukan Jepang) di Jakarta, namun berhenti di tengah jalan.
Pahlawan Revolusi Letjen Siswondo Parman

Letnan Jenderal Siswondo Parman atau yang lebih dikenal dengan Letjen S. Parman
merupakan salah satu Pahlawan Revolusi. Parman diculik dan dibunuh PKI karena menolak
usul D. N. Aidit tentang dipersenjatainya buruh dan tani atau disebut Angkatan Kelima.
Terlebih lagi bahwa Parman merupakan tentara intelijen yang tahu tentang gerak-gerik PKI.
Pahlawan Revolusi Mayjen D. I. Pandjaitan

Mayor Jenderal D. I. Pandjaitan lahir di Balige, Sumatera Utara pada tanggal 19 Juni 1925.
Pandjaitan menyelesaikan pendidikan formalnya hingga Sekolah Menengah Atas. Ketika
Jepang tiba di Indonesia, Pandjaitan mengikuti latihan Gyugun dan ditugaskan menjadi
anggota Gyugun di Pekanbaru.
.Pahlawan Revolusi Mayjen Sutoyo Siswomiharjo
Mayor Jenderal Sutoyo Siswomiharjo lahir di Kebumen pada tanggal 28 Agustus 1922.
Beliau menyelesaikan belajar formalnya sebelum Jepang menduduki Indonesia. Pada tahun
1945, Sutoyo gabung militer sebagai Polisi Tentara Keamanan Rakyat yang merupakan cikal
bakal Polisi Militer. Awal karir Sutoyo di Polisi Militer yaitu sebagai ajudan Kolonel Gatot
Soebroto, Komandan Polisi Militer. Karirnya terus naik hingga dipercaya menjadi inspektur
kehakiman/jaksa militer utama.
Pahlawan Revolusi Kapten Pierre Tendean

Kapten Pierre Tendean merupakan ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution yang lahir pada
tanggal 21 Februari 1939. Tendean mengawali karir militernya menjadi intelijen. Ditugaskan
sebagai mata-mata ke Malaysia sehubungan dengan konfrontasi antara Indonesia dengan
Malaysia.

Vous aimerez peut-être aussi