Vous êtes sur la page 1sur 11

MATERI TEKNIS DAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG

KAWASAN SEMPADAN PANTAI SELATAN

KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG


KAWASAN SEMPADAN PANTAI
BAB
2

Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) merupakan salah satu alternatif


pemecah konflik antara kepentingan pembangunan dengan kepentingan pelestrian lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan yang mempunyai prinsip memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan. Salah
satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana
memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan
keadilan sosial. Sebagai salah satu konsekuensi untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan
tersebut adalah perlunya perencanaan yang matang dalam hal pemanfaatan ruang. Sangat
dibutuhkan adanya peraturan maupun perundangan yang dikeluarkan pemerintah untuk mengatur
tata ruang di suatu wilayah. Diperlukan pula kerjasama yang baik antara pihak pemerintah, swasta
(konsultan), akademisi, dan masyarakat untuk meyusun perencanaan dan kebijakan yang
berkaitan dengan tata ruang.

Undang-Undang No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR) merupakan hukum


positif yang wajib dijadikan acuan oleh seluruh pemangku kepentingan dalam penyelenggaraan
penataan ruang di Indonesia. Sesuai dengan undang-undang tersebut, dalam kerangka
pemanfaatan ruang diperlukan kebijakan operasionalisasi rencana tata ruang wilayah dan rencana
tata ruang kawasan strategis. Kebijakan operasionalisasi tersebut disusun dalam kebijakan
pemanfaatan ruang di masing-masing kawasan yang telah ditetapkan dalam kebijakan
pemanfaatan ruang di masing-masing kawasan yang telah ditetapkan dalam rencana tata ruang
wilayah.

2.1. Kebijakan Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai dalam RTRW


Provinsi DIY No. 2 Tahun 2010

Kawasan sempadan pantai termasuk ke dalam kawasan lindung setempat. Pada RTRW
Provinsi, strategi untuk melaksanakan kebijakan untuk kawasan sempadan pantai antara lain
dengan:

1. mengendalikan kegiatan di dalam Kawasan Sempadan Pantai;

EXECUTIVE SUMMARY II - 1
MATERI TEKNIS DAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN SEMPADAN PANTAI SELATAN

2. mencegah kegiatan di sepanjang pantai yang dapat mengganggu fungsi pantai; dan
3. mengembalikan fungsi lindung pantai yang telah mengalami kerusakan.

Arahan penetapan kawasan lindung setempat pada kawasan sempadan pantai ialah di
sepanjang dataran Pantai Selatan dengan daerah selebar minimum 100 meter dari titik pasang
tertinggi ke arah darat. Untuk rencana pengelolaan pada kawasan sempadan pantai yaitu:
1. mencegah kegiatan budidaya yang mengganggu fungsi lindung kawasan sempadan
pantai;
2. mengndalikan kegiatan budidaya di dalam kawasan sempadan pantai;
3. mengembalikan fungsi lindung pantai yang telah mengalami kerusakan; dan
4. meningkatkan usaha konservasi ekologi pantai berpasir.

Peraturan zonasi untuk sempadan pantai disusun dengan memperhatikan:


a. Pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau
b. Pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah abrasi
c. Pendirian bangunan yang dibatasi hanya untuk menunjang kegiatan rekreasi pantai
d. Ketentuan pelanggaran pendirian bangunan selain yang dimaksud pada huruf c
e. Ketentuan pelanggaran semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis,
dan estetika pantai.

2.2. Kebijakan Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai dalam RTRW


Kabupaten Kulon Progo No 1 Tahun 2012

Dijelaskan bahwa kawasan sempadan pantai berada di sepanjang Pantai Samudera


Hindia dengan lebar paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat
meliputi Kecamatan Temon, Kecamatan Wates, Kecamatan Panjatan, dan Kecamatan Galur.
Perwujudan kawasan perlindungan setempat yaitu dengan melakukan perlindungan sempadan
pantai terhadap alih fungsi lindung. Ketentuan umum peraturan zonais kawasan sempadan pantai
dilakukan dengan ketentuan:

a. Diperbolehkan meningkatkan fngsi ekologis pantai.


b. Diperbolehkan mengembangkan RTH.
c. Diperbolehkan mengembangkan kawasan budidaya dengan syarat, sesuai dengan
peruntukan lahan.
d. Diperbolehkan mengembalikan fungsi lindung pantai yang mengalami kerusakan.
e. Diperbolehkan dengan syarat, mendirikan bangunan diluar sempadan dengan jarak 200
(dua ratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah daratan, menyesuaikan dengan tinggi
gelombang, bentuk pantai, dan jenis pemanfaatan ruang.
f. Diperbolehkan kegiatan wisata alam yang tidak mengganggu fungsi lindung pantai.

EXECUTIVE SUMMARY II - 2
MATERI TEKNIS DAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN SEMPADAN PANTAI SELATAN

g. Tidak diperbolehkan seluruh kegiatan yang mengganggu fungsi pantai, merusak kualitas
air, kondisi fisik, dan dasar pantai.

2.3. Kebijakan Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai dalam RTRW


Kabupaten Bantul No 4 Tahun 2011

Kawasan sempadan pantai yaitu di wilayah pesisir/bagian selatan Kabupaten Bantul yang
mencakup areal sepanjang garis pantai dengan lebar paling rendah 100 (seratus) meter dari
pasang paling tinggi ke arah daratan dan sepanjang 13,5 (tiga belas koma lima) km direncanakan
seluas kurang lebih 123 (seratus dua puluh tiga) Hektar atau 0,24% (nol koma dua empat persen)
dari luas wilayah Kabupaten Bantul tersebar di 3 (tiga) wilayah kecamatan yaitu Desa Poncosari
Kecamatan Srandakan, Desa Gadingsari, Desa Srigading Kecamatan Sanden dan Desa
Tirtohargo, Desa Parangtritis Kecamatan Kretek.

Peraturan zonasi untuk kawasan lindung setempat berupa kawasan sempadan pantai
disusun dengan memperhatikan:

a. Dilarang semua kegiatan dan bangunan hunian, tempat usaha pada kawasan sempadan
pantai
b. Dilarang semua kegiatan dan bangunan yang mengancam kerusakan pantai
c. Diperbolehkan aktifitas wisata alam dengan syarat tidak mengganggu kualitas air laut
d. Dibolehkan pemanfaatan ruang sempadan pantai untuk bangunan yang menjaga
keamanan lingkungan, menunjang fungsi taman rekreasi, dan
e. Dibolehkan pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau.

2.4. Kebijakan Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai dalam RTRW


Kabupaten Gunungkidul No 6 Tahun 2011

Kawasan sempadan pantai seluas kurang lebih 770 (tujuh ratus tujuh puluh) hektar
terletak di sepanjang dataran Pantai Selatan Gunungkidul dengan daerah selebar minimum 100
(seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Kawasan sempadan pantai untuk
melindungi ekosistem pantai terutama habitat bagi flora spesifik (pandan, widuri, cemara) dan
fauna spesifik (penyu hijau, dan organisme lain), serta berlangsungnya rantai ekosistem yang ada.
Peraturan zonasi untuk sempadan pantai disusun dengan ketentuan:

EXECUTIVE SUMMARY II - 3
MATERI TEKNIS DAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN SEMPADAN PANTAI SELATAN

a. Pemanfaatan ruang didominasi untuk kegiatan yang mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi pantai.
b. Pemanfaatan ruang yang diperbolehkan meliputi:
1. Ruang terbuka hijau
2. Pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah bencana pesisir
3. Penelitian dan pendidikan
4. Kepentingan adat dan kearifan lokal yang mencakup upacara adat, upacara
keagamaan, hak dan kewajiban masyarakat adat, serta tradisi dan kebiasaan
5. Pertahanan dan keamanan
6. Perhubungan
7. komunikasi
c. Pada kawasan sempadan pantai, pemanfaatan ruang yang diperbolehkan dengan syarat
tertentu meliputi kegiatan rekreasi, wisata bahari, dan ekowisata.
d. Kegiatan yang dibatasi pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan rekreasi
pantai dengan tidak merusak fungsi lindung sempadan pantai.
e. Kegiatan yang dilarang pendirian bangunan pada kawasan sempadan pantai, dan semua
jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas dan nilai ekologis pantai.

2.5. Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Prov. DIY dalam
Perda Prov. DIY No 16 Tahun 2011

Kebijakan pengelolaan zona sempadan pantai dilakukan untuk melindungi dan


melestarikan pantai. Strategis pengelolaan zona sempadan pantai dilakukan dengan cara:

a. pengendalian kegiatan-kegiatan di dalam zona sempadan pantai sehingga tidak


mengganggu fungsi pantai
b. Pengembalian fungsi sempadan pantai sesuai peruntukannya
c. Peningkatan peran serta masyarakat dalam penetapan dan pelestarian zona sempadan
pantai.

Arahan pengelolaan zona sempadan pantai ditetapkan dengan lebar minimal 100 meter
untuk Kabupaten Gunungkidul dan minimal 200 meter untuk Kabupaten Bantul dan Kulon Progo
yang dihitung dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Arahannya dilakukan dengan cara:

a. Mencegah dan mengendalikan pendirian bangunan di sempadan pantai


b. Mencegah terjadinya kerusakan pantai akibat abrasi dan sedimentasi
c. Mengembangkan tanaman pantai di sempadan pantai.

EXECUTIVE SUMMARY II - 4
MATERI TEKNIS DAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN SEMPADAN PANTAI SELATAN

2.6. Arahan Teknis Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai

Setelah pada bab sebelumnya diidentifikasi temuan-temuan kegiatan, dan tipe pantai di
kawasan sempadan pantai selatan Provinsi DIY, maka arahan teknis pemanfaatan ruang pada
ruang kawasan sempadan pantai pada dasarnya adalah penjabaran dari arahan kebijakan
pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai dalam RTRW Provinsi DIY, RTRW Kabupaten
Kulon Progo, RTRW Kabupaten Bantul, RTRW Kabupaten Gunungkidu, dan Rencana Zonasi
Pulau-Pulau Kecil DIY. Namun demikian, hasil materi teknis ini cukup banyak memberikan data
terbaru mengenai sebaran bangunan dan kegiatan di sempadan pantai serta lebar sempadan
pantai dari titik pasang tertinggi di Pantai Selatan Provinsi DIY. Arahan teknis pemanfaatan ruang
kawasan sempadan pantai adalah sebagai berikut:

1. Penetapan kawasan sempadan pantai untuk kegiatan permukiman ialah selebar 30 meter
dari titik pasang tertinggi sedangkan untuk kegiatan perdagangan dan jasa selebar 100
meter dari titik pasang tertinggi. Untuk di Kawasan Pantai Ngobaran sejauh 200 meter
dari titik pasang tertinggi.
2. Mencegah pendirian bangunan di kawasan sempadan pantai. Tidak diperbolehkan adanya
pendirian bangunan permukiman, perdagangan dan jasa, industri, dan sebagainya di kawasan
sempadan pantai. Pendirian boleh dilakukan diluar garis sempadan pantai yang telah ditetapkan
yaitu 30 meter untuk permukiman khusunya di kawasan pantai Gesing dan Kawasan Pantai
Ngrenehan serta 100 meter untuk perdagangandan jasa di sepanjang pantai selatan kecuali di
kawasan pantai Ngobaran yang jarak pembangunannya adalah 200 meter dari titik pasang
tertinggi.
3. Mengendalikan kegiatan budidaya yang dapat mengganggu fungsi lindung kawasan
sempadan pantai.

a. Pendirian perumahan harus dilakukan dengan syarat sebagai berikut:


Tersedia sumber air yang cukup
Tersedia sistem drainase yang baik
Tersedia sistem pengolahan sampah yang baik
Tersedia aksesbilitas yang baik ke pusat-pusat kegiatan maupun saran publik
Bebas dari kebisingan serta bahaya dan gangguan setempat
Terhindar dari bahaya abrasi.
Berjarak minimal 30 meter dari batas pasang tertinggi

b. Pendirian kawasan industri bisa dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:


Kelerengan 0 8 %
Bebas genangan dan dekat dengan sumber air
Berada pada lokasi dengan tingkat arah angin minimum yang menuju
permukiman penduduk
Tidak berada pada daerah rawan bencana longsor
Area cukup luas minimal 10 Ha
Karakter tanah bertekstur sedang sampai kasar
Berada pada tanah marginal untuk perumahan

EXECUTIVE SUMMARY II - 5
MATERI TEKNIS DAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN SEMPADAN PANTAI SELATAN

Jaraknya minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi

c. Kawasan perdagangan dan jasa merupakan tempat pusat kegiatan perdagangan


dan jasa dengan kriteria:
Tersedia aksesibilitas yang memadai dan dapat menjangkau pusat pelayanan
niaga (pasar), pelayanan pelabuhan dan kawasan industri terkait.
Tersedia sarana dan prasarana.
Pencemaran bahan buangan kapal harus diminimalkan
Tersedia sistem drainase yang baik.
Lebar garis sempadan pantai 100 300 meter dari titik pasang tertinggi.

d. Kawasan pariwisata merupakan kawasan yang disediakan untuk memnuhi


kebutuhan kegiatan pariwisata dengan kriteria pemanfaatan ruang berupa:
Memiliki obyek dan daya tarik wisata.
Pemberlakuan lebar garis sempadan pantai.
Pengaturan pemakaian air tanah yang disesuaikan dengan kapasitas
ketersediaan air tanah dan waktu yang dibutuhkan untuk pengisian kembali.
Lebar garis sempadan pantai 100 300 meter dari titik pasang tertinggi.

Pada Pansela bagian Barat terdapat empat ODTW yaitu Pantai Congot,
Pantai Glagah, Pantai Bugel, dan Pantai Trisik. Kawasan pariwisata yang berada
pada Pansela bagian Tengah terletak di Pantai Pandansimo, Pantai Kuaru,
Pantai Patehan, Pantai Pandansari, Pantai Samas, Pantai Depok, Pantai
Parangkusumo, dan Pantai Parangtritis. Pantai-pantai tersebut juga merupakan
generator pengembangan yang ada pada wilayah kawasan pantai selatan. Untuk
Pansela bagian Timur tersebar di Pantai Gesing, PantaI Ngobaran, Pantai
Ngrenehan, Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Sepanjang, Pantai Drini, Pantai
Krakal, Pantai Sundak, Pantai Indrayanti, Pantai Siung, Pantai Wediombo dan
Pantai Sadeng.

e. Kriteria pemanfaatan ruang kawasan pelabuhan yaitu:


Pengawasan terhadap tingkat sedimentasi yang berpengaruh terhadap
kedalaman laut terutama di sekitar dermaga dan akses keluar masuk kapal
Pengembangan teknologi yang menunjang aktivitas pelabuhan untuk
mengantisipasi perubahan iklim yang berpengaruh terhadap fluktuasi pasang-
surut, tinggi gelombang laut dan kecepatan arus laut.
Pelabuhan berada di pantai sadeng kabupaten Gunungkidul. terdapat
pula Pelabuhan Tanjung Adikarto di desa Glagah Kabupaten Kulon Progo yang
saat ini masih dalam proses pembangunan.

4. Memulihkan fungsi lindung sempadan pantai yang sudah mengalami kerusakan dengan
cara Mereklamasi kawasan bekas tambang pasir besi terutama pada Daerah

EXECUTIVE SUMMARY II - 6
MATERI TEKNIS DAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN SEMPADAN PANTAI SELATAN

pesisir di Desa Karangwuni, Desa Garongan, Desa Pleret, dan Desa


Karangsewu, Kabupaten Kulon Progo.

5. Melestarikan ekosistem pantai. Penanaman tanaman bakau dapat dilakukan terutama di


kawasan pantai landai yang mana berfungsi sebagai sumber bahan organik, habitat berbagai
hewan aquatik bernilai ekonomis tinggi, pelindung garis pantai dari abrasi dan penahan intrusi air
laut. Penanaman tanaman bakau di kawasan pantai Congot, Glagah, Bugel, Trisik, Pandansimo,
Samas, Parangtritis, Ngrenehan, Baron, Kukup, Krakal, Drini, Sundak, Siung, Wediombo,
Ngungap, Sadeng. Tanaman keras dapat ditanam pada kawasan pantai curam terutama di
kawasan gunungkidul yang terletak di atas tebing yaitu berada pada kawasan pantai Ngrenehan,
Baron, Kukup, Krakal, Drini, Sundak, Siung, Wediombo, dan Sadeng.

EXECUTIVE SUMMARY II - 7
MATERI TEKNIS DAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN SEMPADAN PANTAI SELATAN

Tabel 5.1. Matrik Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai


Rencana Zonasi Wilayah Materi Teknis Kawasan Sempadan Pantai
RTRW Provinsi DIY RTRW Kulon Progo RTRW Bantul RTRW Gunungkidul Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil Arahan Arahan Detail
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Arahan Penetapan kawasan berada di sepanjang di wilayah pesisir atau seluas kurang lebih 770 hektar Arahan pengelolaan zona Penetapan kawasan
sempadan pantai di Pantai Samudera Hindia bagian selatan terletak di sepanjang dataran sempadan pantai ditetapkan sempadan pantai untuk
sepanjang dataran dengan lebar paling Kabupaten Bantul Pantai Selatan Gunungkidul dengan lebar minimal 100 kegiatan permukiman
Pantai Selatan dengan sedikit 100 (seratus) yang mencakup areal dengan daerah selebar meter untuk Kabupaten ialah selebar 30 meter
daerah selebar meter dari titik pasang sepanjang garis pantai minimum 100 (seratus) meter Gunungkidul dan minimal dari titik pasang tertinggi
minimum 100 meter dari tertinggi ke arah darat dengan lebar paling dari titik pasang tertinggi ke 200 meter untuk Kabupaten sedangkan untuk
titik pasang tertinggi ke (Temon, Wates, Panjatan, rendah 100 (seratus) arah darat. Bantul dan Kulon Progo yang kegiatan perdagangan
arah darat dan Galur) meter dari pasang dihitung dari titik pasang dan jasa selebar 100
paling tinggi ke arah tertinggi ke arah darat. meter dari titik pasang
daratan dan sepanjang tertinggi. Untuk di
13,5 (tiga belas koma Kawasan Pantai
lima) km direncanakan Ngobaran sejauh 200
seluas 122,66 (seratus meter dari titik pasang
dua puluh dua koma tertinggi
enam enam) Hektar
atau 0,24% (nol koma
dua empat per
seratus) tersebar di
tiga wilayah
kecamatan yaitu Desa
Poncosari Kecamatan
Srandakan, Desa
Gadingsari, Desa
Srigading Kecamatan
Sanden dan Desa
Tirtohargo, Desa
Parangtritis
Kecamatan Kretek
Rencana 1. Mencegah kegiatan 1. Mencegah dan 1. Mencegah pendirian Tidak diperbolehkan adanya pendirian
budidaya yang mengendalikan pendirian bangunan di bangunan permukiman, perdagangan dan
mengganggu fungsi bangunan di sempadan sempadan pantai jasa, industri, dan sebagainya di kawasan
lindung kawasan pantai sempadan pantai. Pendirian boleh dilakukan
sempadan pantai 2. Mencegah terjadinya diluar garis sempadan pantai yang telah
2. Mengendalikan kerusakan pantai akibat ditetapkan yaitu 30 meter untuk permukiman
kegiatan budidaya di abrasi dan sedimentasi khusunya di kawasan pantai Gesing dan
dalam kawasan 3. mengembangkan Kawasan Pantai Ngrenehan serta 100 meter
sempadan pantai tanaman pantai di untuk perdagangandan jasa di sepanjang
3. Mengembalikan fungsi sempadan pantai pantai selatan kecuali di kawasan pantai
liindung kawasan Ngobaran yang jarak pembangunannya adalah
sempadan pantai 200 meter dari titik pasang tertinggi.

EXECUTIVE SUMMARY II - 8
MATERI TEKNIS DAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN SEMPADAN PANTAI SELATAN

Rencana Zonasi Wilayah Materi Teknis Kawasan Sempadan Pantai


RTRW Provinsi DIY RTRW Kulon Progo RTRW Bantul RTRW Gunungkidul Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil Arahan Arahan Detail
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
4. Meningkatkan usaha 2. Mengendalikan f. Pendirian perumahan harus dilakukan
konservasi ekologi kegiatan budidaya dengan syarat sebagai berikut:
pantai berpasir yang dapat Tersedia sumber air yang cukup
mengganggu fungsi Tersedia sistem drainase yang baik
lindung kawasan Tersedia sistem pengolahan sampah yang
sempadan pantai baik
Tersedia aksesbilitas yang baik ke pusat-
pusat kegiatan maupun saran publik
Bebas dari kebisingan serta bahaya dan
gangguan setempat
Terhindar dari bahaya abrasi.
Berjarak minimal 30 meter dari batas
pasang tertinggi

g. Pendirian kawasan industri bisa dilakukan


dengan kriteria sebagai berikut:
Kelerengan 0 8 %
Bebas genangan dan dekat dengan sumber air
Berada pada lokasi dengan tingkat arah angin
minimum yang menuju permukiman penduduk
Tidak berada pada daerah rawan bencana
longsor
Area cukup luas minimal 10 Ha
Karakter tanah bertekstur sedang sampai kasar
Berada pada tanah marginal untuk perumahan
Jaraknya minimal 100 meter dari titik pasang
tertinggi

h. Kawasan perdagangan dan jasa merupakan


tempat pusat kegiatan perdagangan dan jasa
dengan kriteria:
Tersedia aksesibilitas yang memadai dan dapat
menjangkau pusat pelayanan niaga (pasar),
pelayanan pelabuhan dan kawasan industri
terkait.
Tersedia sarana dan prasarana.
Pencemaran bahan buangan kapal harus
diminimalkan
Tersedia sistem drainase yang baik.
Lebar garis sempadan pantai 100 300 meter

EXECUTIVE SUMMARY II - 9
MATERI TEKNIS DAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN SEMPADAN PANTAI SELATAN

Rencana Zonasi Wilayah Materi Teknis Kawasan Sempadan Pantai


RTRW Provinsi DIY RTRW Kulon Progo RTRW Bantul RTRW Gunungkidul Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil Arahan Arahan Detail
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
dari titik pasang tertinggi.

i. Kawasan pariwisata merupakan kawasan yang


disediakan untuk memnuhi kebutuhan kegiatan
pariwisata dengan kriteria pemanfaatan ruang
berupa:
Memiliki obyek dan daya tarik wisata.
Pemberlakuan lebar garis sempadan pantai.
Pengaturan pemakaian air tanah yang
disesuaikan dengan kapasitas ketersediaan air
tanah dan waktu yang dibutuhkan untuk
pengisian kembali.
Lebar garis sempadan pantai 100 300 meter
dari titik pasang tertinggi.

Pada Pansela bagian Barat terdapat empat ODTW


yaitu Pantai Congot, Pantai Glagah, Pantai Bugel,
dan Pantai Trisik. Kawasan pariwisata yang berada
pada Pansela bagian Tengah terletak di Pantai
Pandansimo, Pantai Kuaru, Pantai Patehan, Pantai
Pandansari, Pantai Samas, Pantai Depok, Pantai
Parangkusumo, dan Pantai Parangtritis. Pantai-
pantai tersebut juga merupakan generator
pengembangan yang ada pada wilayah kawasan
pantai selatan. Untuk Pansela bagian Timur
tersebar di Pantai Gesing, PantaI Ngobaran, Pantai
Ngrenehan, Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai
Sepanjang, Pantai Drini, Pantai Krakal, Pantai
Sundak, Pantai Indrayanti, Pantai Siung, Pantai
Wediombo dan Pantai Sadeng.

j. Kriteria pemanfaatan ruang kawasan pelabuhan


yaitu:
Pengawasan terhadap tingkat sedimentasi yang
berpengaruh terhadap kedalaman laut terutama
di sekitar dermaga dan akses keluar masuk
kapal
Pengembangan teknologi yang menunjang

EXECUTIVE SUMMARY II - 10
MATERI TEKNIS DAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN RUANG
KAWASAN SEMPADAN PANTAI SELATAN

Rencana Zonasi Wilayah Materi Teknis Kawasan Sempadan Pantai


RTRW Provinsi DIY RTRW Kulon Progo RTRW Bantul RTRW Gunungkidul Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil Arahan Arahan Detail
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
aktivitas pelabuhan untuk mengantisipasi
perubahan iklim yang berpengaruh terhadap
fluktuasi pasang-surut, tinggi gelombang laut
dan kecepatan arus laut.

Pelabuhan berada di pantai sadeng kabupaten


Gunungkidul. terdapat pula Pelabuhan Tanjung
Adikarto di desa Glagah Kabupaten Kulon Progo
yang saat ini masih dalam proses pembangunan.
3. Memulihkan fungsi Mereklamasi kawasan bekas tambang pasir
lindung sempadan besi terutama pada Daerah pesisir di Desa
pantai yang sudah Karangwuni, Desa Garongan, Desa Pleret,
mengalami kerusakan dan Desa Karangsewu, Kabupaten Kulon
Progo.
4. Melestarikan Penanaman tanaman bakau dapat dilakukan
ekosistem pantai terutama di kawasan pantai landai yang mana
berfungsi sebagai sumber bahan organik,
habitat berbagai hewan aquatik bernilai
ekonomis tinggi, pelindung garis pantai dari
abrasi dan penahan intrusi air laut.
Penanaman tanaman bakau di kawasan pantai
Congot, Glagah, Bugel, Trisik, Pandansimo,
Samas, Parangtritis, Ngrenehan, Baron,
Kukup, Krakal, Drini, Sundak, Siung,
Wediombo, Ngungap, Sadeng. Tanaman
keras dapat ditanam pada kawasan pantai
curam terutama di kawasan gunungkidul yang
terletak di atas tebing yaitu berada pada
kawasan pantai Ngrenehan, Baron, Kukup,
Krakal, Drini, Sundak, Siung, Wediombo, dan
Sadeng.
Sumber: Analisis Konsultan 2012

EXECUTIVE SUMMARY II - 11

Vous aimerez peut-être aussi