Vous êtes sur la page 1sur 18

Asuhan Keperawatan Pada Klien

dengan Penyakit Paru Obstruksi Kronik


(PPOK)

Oleh: Ns. Sri Rahayu, S.Kep., M.S.


2
3
PPOK
Merupakan penyakit yang
dicirikan oleh keterbatasan
aliran udara yang tidak dapat
pulih sepenuhnya.
Keterbatasan aliran udara
bersifat progresif dan dikaitkan
dengan respons inflamasi paru
yang abnormal terhadap
partikel atau gas berbahaya
yang menyebabkan
penyempitan jalan napas,
hipersekresi mukus, dan
perubahan pada sistem
pembuluh darah paru.
Klasifikasi PPOK

Bronkitis Kronik Kelainan saluran napas yang ditandai


oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam
setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut - turut,
tidak disebabkan penyakit lainnya.
Emfisema Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai
oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal,
disertai kerusakan dinding alveoli.
Asma suatu penyakit yang ditandai oleh tanggap reaksi
yang meningkat dari trakhea dan bronki terhadap
berbagai macam rangsangan yang manifestasinya
berupa kesukaran bernapas, karena penyempitan yang
menyeluruh dari saluran napas
Bronkhitis kronis

8
Emfisema

9
Gambaran Bentuk Dada pasien dg
Emfisema

10
Faktor Risiko
Merokok sigaret
Polusi udara
Pajanan di tempat kerja (batu bara,
katun, biji-bijian padi)

PPOK terjadi dalam rentang 20-30 tahun.


Komplikasi PPOK: insufisiensi pernapasan,
gagal napas (komplikasi utama), serta
pneumonia, atelektasis, dan
pneumothoraks.
Manifestasi Klinis
Batuk kronis, produksi sputum, dan dispnea saat
mengerahkan tenaga kerap memburuk seiring waktu.
Penurunan berat badan
Gejala spesifik mengikuti penyakit bronkitis kronis,
emfisema, dan asma.
Penatalaksanaan Medis

Berhenti merokok
Bronkodilator, kortikosteroid, dan obat lain (misal: terapi
augmentasi alfa, antitripsin, agens antibiotik, agens
mukolitik, agens antitusif, vasodilator, narkotik).
Terapi oksigen
Terapi beragam sesuai jenis penyakit: bronkitis kronis,
emfisema, dan asma
Pembedahan: bulektomi untuk mengurangi dispnea,
penurunan volume paru untuk meningkatkan elastisitas
dan fungsi lobus, transplantasi paru.
Penatalaksanaan Keperawatan

Mencapai Bersihan jalan Napas


Pantau adanya dispnea dan hipoksemia pada pasien
Jika bronkodilator/ kortikosteroid diprogramkan, berikan obat
secara tepat dan waspadai kemungkinan efek sampingnya.
Pastikan bronkospasme telah berkurang dengan mengukur
kecepatan aliran ekspirasi dan volume (kekuatan ekspirasi,
lamanya waktu untuk ekshalasi dan jumlah udara yang
diekshalasi) serta dengan mengkaji adanya dispnea dan
memastikan bahwa dispnea telah berkurang.
Dorong pasien untuk menghilangkan/ mengurangi semua iritan
paru, terutama merokok sigaret.
Ajarkan batuk efektif
Fisioterapi dada dg drainase postural, uap aerosol ringan dg
NaCl atau air.
Meningkatkan Pola Pernapasan
Latihan otot inspirasi dan latihan ulang pernapasan dapat
membantu meningkatkan pola pernapasan.
Latihan pernapasan diafragma dpt mengurangi kecepatan
respirasi, meningkatkan ventilasi alveolar, dan terkadang
membantu mengeluarkan udara sebanyak-banyaknya
selama ekspirasi.
Pernapasan melalui bibir (pursed-lip) membantu
memperlambat ekspirasi, mencegah kolaps jalan napas
kecil, dan mengontrol kecepatan serta kedalaman
pernapasan, pernapasan ini juga meningkatkan relaksasi.
Meningkatkan Toleransi Aktivitas
Evaluasi toleransi pasien thdp aktivitas dan keterbatasannya
serta gunakan strategi pendidikan kesehatan untuk
meningkatkan aktivitas hidup sehari-hari secara mandiri.
Tentukan apakah pasien mrpk kandidat untuk menjalani
latihan fisik untuk menguatkan otot ekstremitas atas dan
bawah dan untuk meningkatkan toleransi dan daya tahan
thdp latihan fisik.
Rekomendasikan penggunaan alat bantu berjalan, untuk
meningkatkan tingkat aktivitas dan ambulasi.
Konsultasikan dg profesional kesehatan lain (terapi
rehabilitasi, terapi okupasional, terapi fisik) sesuai kebutuhan.
Memantau dan menangani Komplikasi
Kaji pasien untuk mengetahui adanya komplikasi (insufisiensi
dan kegagalan pernapasan, infeksi pernapasan, dan
atelektasis)
Pantau perubahan kognitif, peningkatan dispnea, takipnea,
dan takikardia.
Pantau nilai oksimetri nadi dan berikan oksigen sesuai
kebutuhan
Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala
infeksi atau komplikasi lain dan laporkan perubahan pd status
fisik atau kognitif.
Anjurkan pasien untuk diimunisasi untuk melawan influensa
dan pneumonia streptokokus.
Ingatkan pasien untuk tidak pergi ke luar rumah jika jumlah
serbuk sari banyak / jika terdapat banyak sekali polusi udara
dan untuk menghindari pajanan thdp suhu luar ruangan yg
tinggi dg kelembaban tinggi.

Vous aimerez peut-être aussi