Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1.1 KASUS
Ny.K umur 62 tahun diantar anaknya ke RSUD Jombang tanggal 13 Juni 2017 pukul
16.00. Pasien mengeluh merasakan kedinginan dan nyeri pada area kaki dan pandangan
kabur sejak 2-3 tahun lalu. Saat dikaji pada tanggal 14 juni 2017 pukul 12:25 skala
nyeri 6 dan didapat TD 130/60 mmHg RR 22 x/menit N 98 x/menit S 36,5 C dan
pemeriksaan GDA acak 400 mg/dl dan pada pungung kaki ada luka, ekstremitas atas
bagian kiri cedera. Hasil anamesa pasien memiliki riwayat DM dari orang tuanya dan
BB turun dari 70 kg menjadi 60an kg. Pasien mulai merasakan tanda-tanda DM pada
tahun 2014 dan hanya mengkonsumsi obat glibenklamid tanpa injeksi insulin
1.2 PENGKAJIAN
1. Biodata Pasien
Nama : Ny .R
Umur : 62 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Gelagahan perak jombang
Tgl. MRS : 13 juni 2017 (16.00)
Tgl. Pengkajian : 14 juni 2017 (12.25)
Diagnosa Medis : DM type 2
2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. F
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Pegawai swasta
Alamat :Perak Jombang
Hubungan dengan pasien : Anak Kandung
1.3 Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama :
Pasien mengeluh kedinginan dan nyeri pada area kaki dan pandangan kabur
1
pasien memiliki riwayat DM dari orang tuanya dan BB turun dari 70 kg
menjadi 60an kg.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
orang tua pasien memliki penyakit DM
d. Riwayat Kesehatan lingkungan
pasien tinggal dengan anaknya dengan lingkugan bersih
e. Riwayat Kesehatan lingkungan
pasien mempunyai riwayat DM
1.4 Pengukuran TTV
TD :130/60 mmHg
N : 98 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,5 oC
BB : 60 kg
1.5 Pemeriksaan Persistem
a. Sistem Pernapasan
Anamnesa : tidak ada keluhan
Hidung:
Inspeksi : Tidak ada nafas cuping hidung, tidak ada secret
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir tidak sianosis, tidak ada alat bantu nafas.
Sinus paranasalis
Inspeksi : Tidak ada secret pada sinus paranasalis
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Leher
Inspeksi : Tidak ada pembesaran vena jugularis
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Faring :
Inspeksi : Tidak ada oedem, tidak ada tanda-tanda inflamasi
Area dada:
Inspeksi : ritme nafas ireguler , tidak ada penggunaan otot bantu
bentuk dada simetris, tidak ada retraksi dada
2
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler
3
Pasien dapat melihat benda dengan jarak 35 cm dengan jelas
b. Lapangan penglihatan
Pasien tidak dapat melihat objek dengan jarak antara pemeriksa dan
pasien berkisar 60-100 cm dengan mata yang lain ditutup. Lapangan
penglihatan pasien tidak normal
3. Uji nervus III oculomotorius
Tidak oedem pada mata
4. Nervus IV toklearis
Ukuran pupil normal (4-5 mm)
5. Nervus V trigeminus (sensasi kulit wajah)
Pemeriksaan reflek masester : klien mampu menutup mulut secara tiba-tiba.
Sensibilitas wajah.
Rasa raba : pasien dapat membandingkan rasa raba wajah kiri dan
kanan(normal)
Rasa nyeri : pasien mampu mendeteksi nyeri
Rasa suhu : pasien mampu mendeteksi suhu (panas-dingin)
Rasa sikap : pasien mampu mendeteksi area wajah yang disentuh (atas-
bawah)
Rasa gelar : pasien mampu mendeteksi adanya getaran garpu penala yang
disentuhkan ke wajah pasien.
6. Nervus VI abdusen :
Bola mata simetris
7. Uji nervus VII facialis dengan cara :
Pasien mampu membedakan rasa manis,asam dan pedas. Bentuk wajah
simetris
8. Nervus VIII auditorius/akustikus :
Pendengaran : pendengarannya baik dan tidak tampak oedem
Keseimbangan : pasien dapat berdiri/berjalan dengan seimbang.
9. Nervus IX glosoparingeal :
Pasien mampu merasakan rasa pahit sehingga timbulnya reflek muntah
10. Nervus X vagus:
Gerakan lidah, faring, laring, dan gerakan pita suara normal ketika pasien
membuka mulut dan berkata ah
11. Nervus XI aksesorius :
4
Pasien tidak mengalami kesulitan menggerakan kepala dan bahu
12. Nervus XII hypoglosal/ hipoglosum :
Pasien mampu menjulurkan lidah ke garis tengah dan menggerakkannya ke
samping kanan dan ke samping kiri.
Tes Koordinasi
a. Tes hidung-jari hidung
Pasien mampu menggunakan jari telunjuknya menyentuhkan jari
telunjuknya ke jari pemeriksa kemudian kehidung pasien sendiri secara
berulang
b. Tes jari-hidung
Pasien mampu menyentuh hidung dengan kelima jarinya dengan cepat
c. Tes pronasi supinasi normal
Pasien mampu menengadah dan menelungkupkan tangan dengan cepat
Pemeriksaan reflek superfisial :
a. Reflek dinding perut : Mampu mengontraksikan dinding perut dengan
teratur
b. Cremaster :normal
c. Gluteal :normal (Mampu merefleksikan otot gluteal
dengan baik)
Reflek fisiologis:
a. Bisep : mampu menekuk siku
b. Trisep : mampu mengekstensi lengan bawah sendi
Siku
c. Brokioradialis : mampu merasakan adanya kontraksi
d. Patella : mampu mengekstensikan tungkai bawah
e. Arciles : mampu plantar fleksi kaki
Pemeriksaan reflek patologis
a. Babinski : pasien mengekstensi ibu jari kaki dan pengembangan
(abduksi) jari-jari kaki
b. Chadok : mampu mengekstensikan ibu jari kaki dan pengembangan
(abduksi) jari-jari kaki.
c. Openheim : mampu mengekstensikan ibu jari kaki dan
pengembangan (abduksi) jari-jari kaki.
5
d. Gordon : mampu mengekstensikan ibu jari kaki dan pengembangan
(abduksi) jari-jari kaki.
e. Gonda : pasien mampu mengekstensi ibu jari kaki dan
pengembangan (abduksi) jari-jari kaki
f. Rossolimo : mampu untuk fleksi jari-jari long legs pada sendi
interfalangeal
g. Trommer : mampu merasakan ujung jari tengah dengan baik
Pemeriksaan rangsangan selaput otak
a. Kaku kuduk : normal
b. Tanda kernig : tungkai bawah membentuk sudut 135 terhadap
tungkai atas
c. Tes laseque : normal
GCS
d. Perkemihan-Eliminasi Uri
Anamnesa: pasien mengatakan sering BAK
Perempuan :
Genetalia eksterna
Kandung kemih:
6
Inspeksi : tidak adanya massa/ benjolan,
Ginjal :
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan abdomen kuadran I dan II diatas umbilikus
Perkusi : tidak nyeri ketok (dengan cara memberikan ketokan pada sudut
kostavertebra, yaitu sudut yang dibentuk oleh kosta terakhir dengan
tulang vertebra)
7
Tidak nyeri tekan (normal)
Kuadran IV:
Tidak nyeri tekan (normal)
6. Sistem Muskuloskeletal & Integumen
Anamnese : pasien mengatakan nyeri pada kulit area kaki
Keadaan kulit : kulit kering
Kekuatan otot : 4 4
3 4
8
Ekstremitas bawah
Inspeksi : ada luka
Palpasi : oedeme +
8. Sistem Reproduksi
Anamnesa : tidak ada keluhan
Axilla
Inspeksi : tidak adanya benjolan
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
Abdomen
Inspeksi : tidak mengalami oedem/acites
Palpasi : tidak mengalami pembesaran
Genetalia :
Inspeksi : tidak terjadi oedem/ tidak ada tanda-tanda infeksi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
9.Persepsi sensori :
Anamnesa :pandagan kabur
Mata
Inspeksi : konjungtiva anemis / mata simetris
Kornea : normal berkilau/simetris
Iris dan pupil : normal
Lensa : bening
Sclera : pucat
Palpasi
Tidak nyeri dan tidak terjadi pembengkakan kelopak mata
Penciuman (Hidung)
Palpasi : tidak odem
Perkusi : normal
9
3. Resti infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi, penurunan fungsi leukosit,
perubahan sirkulasi.
4. Resti perubahan sensori perseptual berhubungan dengan perubahan kimia endogen
(ketidak seimbangan glukosa/insulin dan elektrolit.
Prioritas :
1. Kerusakan intergritas jaringan berhubungan dengan gangguan metabolisme
1.7 Analisa Data
Eksternal
Agens farmaseutikal
Cedera kimiawi kulit (mis., luka bakar, kapsaisin,
metilen klorida, agens mustard)
Faktor mekanik (mis., daya gesek, tekanan,
imobilitas fisik)
Hipertermia
Hipotermia
RELATED FACTORS:
Kelembapan
Lembap
Terapi radiasi
Usia ekstrem
Internal
Gangguan metabolisme
Gangguan pigmentasi
Gangguan sensasi (akibat cedera medula spinalis,
10
diabetes mellitus, dll)
Gangguan sirkulasi
Gangguan turgor kulit
Gangguan volume cairan
Imunodefisiensi
Nutrisi tidak adekuat
Perubahan hormonal
Tekanan pada tonjolan tulang
SESSMENT
RR : 22 x/mnt
Adanya luka pada
AS
punggung kaki
BB 60 kg
GDA acak 400mg/dl
Skala nyeri 6
Ekstremitas kiri atas
cedera
Client
Diagnostic
Related to:
Statement:
Gangguan metabolism
11
1.8 Intervensi Keperawatan
Definisi : Cedera pada membran mukosa, kornea, sistem integumen, fascia muskular,
otot, tendon, tulang kartilago, kapsul sendi, dan/ atau ligamen
NIC NOC
Intervensi Aktivitas Outcome Indikator
Perawatan Luka Observasi: Peyembuhan Perfusi jaringan
Observasi karakteristik luka,
Definisi : luka primer normal(3)
termasuk drainase, warna ,
pencegahan Definisi: tingkat Tidak ada
ukuran dan bau
komplikasi luka regenerasi sel tanda-tanda
Rasional : megetahui keadaan
dan dan jaringan infeksi(3)
luka sehingga penatalaksanaan
peningkatan setelah Eritema dikulit
bisa tepat/sesuai
penyembuhan penutupan luka sekitarnya (4)
luka Observasi tanda-tanda infeksi Peningkatak
seperti : demam, nyeri, merah Kriteria Hasil : suhu kulit(3)
Rasional : Infeksi akan Setelah Bau luka
memperlambat proses dilakukan busuk(3)
penyembuhan. tindakan Drainase
keperawatan purulen (3)
Action:
Jaga kulit agar tetap bersih dan selama 6x24
12
luka
Rasional : menghindari terjadi
infeksi
Gunakan tehnik aseptik dalam
merawat luka.
Rasional : Mencegah infeksi
silang dan mencegah transmisi
infeksi bakterial pada luka
Berikan bantalan air dari
handscoon yang sudah berisi air
Rasional : Akan mencegah
terjadinya tekanan pada kulit
akibat tirah baring yang lama
Cek GDA
Rasional : mengontrol kenaikan
dan penurnan kadar gula darah
pasien dalam membantu proses
penyembuhan luka
Manajemen pengaturan pola
makan dengan menerapakan 3 J
(Jumlah, Jenis dan Jadwal)
Rasional : diet makanan untuk
pasien DM dapat mengurangi
resiko berat komplikasi DM
Oleskan salep yang sesuai dengan
kulit dan luka
Rasional : menghindari resiko
infeksi dan mempercepat proses
penyembuhan.
Kolaborasi:
Pemberian infuse martos dengan
drip insulin dan Pan Amin G
13
masing-masing 500 cc.
Rasional : infuse martos akan
membantu mencukupi suplai air
dan karbohidrat pada pasien
diabetic secara parenteral dan
dapat memberi nutrisi eksogen
dan Pan Amin G 500 cc akan
membantu dalam proses
penyembuhan luka
Memberikan obat-obatan untuk
pasien DM seperti obat OHO
(Obat Hipoglemik Oral)
Rasional : Akan membantu
penurunan kadar gula darah
Kolaborasi pemeberian analgesik
dan antibiotik
Rasional :antibiotik
menurunkan/mematikan
organisme bakteri dan analgesik
untuk menurunkan skala nyeri
menjadi rendah .
Health Education:
Anjurkan pasien dan keluarga
untuk mengenali tanda gejala
infeksi
Rasional : agar pasien merasakan
nyaman
14
1.9 Implemnetasi Keperawatan
Nama Px : Ny.R
Definisi : Cedera pada membran mukosa, kornea, sistem integumen, fascia muskular,
otot, tendon, tulang kartilago, kapsul sendi, dan/ atau ligamen
15
dengan NaCl 0,9 %
6. Melakukan injeksi ranitidin
09.00 WIB Hasil : ranitidin injeksi
14.00 WIB perbolus 3 cc Ss
7. Mobilisasi pasien (ubah
posisi pasien) setiap dua
jam sekali
Rasional : menghindari
tekanan dan meningkatkan
aliran darah.
8. Mengatur posisi pasien
dengan nyaman
Hasil : posisi terlentang
kepala diangkat 150
diganjal bantal
9. Berikan bantalan air dari
handscoon yang sudah
berisi air
Hasil: Pasien tampak lebih
nyaman
10. Manajemen pengaturan
14.15 WIB pola makan dengan
menerapakan 3 J (Jumlah,
Jenis dan Jadwal)
Hasil : pasien
menghabiskan porsi makan
yang diberikan dan pasien
bersedia menerapkan 3J
11. Memberikan health
14.25 WIB
education pada pasien
Hasil : memberikan
pengetahuan tentang DM
dan pasien dapat menerima
pengetahuan
16
1.10 Evaluasi Keperawatan
Definisi : Cedera pada membran mukosa, kornea, sistem integumen, fascia muskular,
otot, tendon, tulang kartilago, kapsul sendi, dan/ atau ligamen
17
sesuai indikasi dokter
o Melakukan perawatan luka
o Mengoleskan salep pada
luka pada saat perawatan
o Obeservasi tanda-tanda
infeksi
o Observasi karakteristik luka
o Mobilisasi pasien (ubah
posisi pasien) setiap dua
jam sekali
o Berikan bantalan air dari
handscoon yang sudah
berisi air
18