Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pembicaraan tentang gaya bahasa sangatlah luas. Gorys Keraf (2002: xi-
xii) membagi persoalan gaya bahasa, yakni:
a. Gaya sederhana
c. Gaya menengah.
a. Klimaks
b. Antiklimaks
c. Paralelisme
d. Antitesis
Repetisi
1) Aliterasi
2) Asonansi
3) Anastrof
4) Apofasis/preterisio
5) Apostrof
6) Asidenton
7) Polisindenton
8.) Kiasmus
9) Elipsis
10) Eufimismus
11) Litotes
14) Perifrasis
15) Prolepsis/antisipasi
19) Hiperbol
20) Paradoks
21) Oksimoton
1. Persamaan/simile
2. Metafora
4. Personifikasi
5. Alusi
6. Eponim
7. Epitet
8. Sinekdoke
9. Metonimia
10. Antomonasia
11. Hipalase
12. Ironi
13. Satire
14. Iniendo
15. Antifrasis
16. Paronomasia
1. Klimaks, yang disebut juga gradasi, adalah gaya bahsa berupa ekspresi
dan pernyataan dalam rincian yang secara periodek makn lama makin
meningkat, baik kuantitas, kualitas, intensitas, nilainya.
Contoh:
Idealnya setiap anak Indonesia pernah menempuh pendidikan formal di
TK, SD, SMP, SMA/SMK, syukur S2, S3 sampai gelar Doktor dan kalau
mengajar di Perguruan Tinggi bergelar Profesor/Guru Besar pula.
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Seumpama eidelwis akulah cinta abadi yang tidak akan pernah layu
Seumpama merpati akulah kesetiaan yang tidak pernah ingkar janji
Seumpama embun akulah kesejukan yang membasuh hati yang lara
Seumpama samudra akulah kesabaran yang menampung keluh kesah
segala muara
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh :
Saya tidak ingin membongkar kesalahan masa silammu bahwa dulu kamu
pernah melakukan pemalsuan ijazah dan menjadi plagiator.
Contoh:
Wahai Nabi Suci yang kami cintai dan hormati, malam ini kami
berkumpul disini untuk melantunkan shalawat dan kasidah nan syahdu
untukmu, terimalah sayang, kekasihku.
Contoh:
Untuk menjadi insan kamil, kita harus punya imtak yang prima, iptek
yang andal, akhlak yang solid, amal salih yang semarak produktif banyak
berkarya, kreatif penuh cipta.
Kita harus giat menuntut ilmu dari berbagai sumber agar cerdas cendikia
agar berwawasan luas agar bisa bnyak berkiprah agar tidak ketinggalan
zaman.
13. Kiasmus adalah gaya bahasa yang terdiri dari dua klausa yang
berimabang namun dipertentangkan satu sama lain.
Contoh:
Contoh:
Apa saja yang ada di dunia serta berpasangan ada siang ada , ada
baik ada.., ada terang ada , ada pertemuan ada .., roda
berputar kadang di atas kadang
Contoh:
-Karena melakukan sesuatu yang kurang pas, Pak Bandot akhirnya dikenai
pension dini.
(Bodoh)
16. Litotes adalah gaya bahasa yang sifatnya merendahkan diri, tidak
sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya namun tidak punya maksud
agar orang percaya dengan hal itu, pembicara/penyimak tahu apa yang
sebenarnya ia maksudkan.
Contoh:
Yogya-Solo terpaksa kita tempuh 2 jam karena kita hanya naik gerobak.
Contoh:
Silakan membaca terus sampai jadi kutu buku agar kebodohanmu tidak
berkurang, kepandaianmu tidak bertambah.
-Pegang teguhlah sifat jujur maka kamu bakal hancur, bertindaklah adil
maka justru kamu akan terpencil.
Contoh:
Silakan maju ke depan, setelah itu naik ke atas.
Contoh:
Dengan sungguh terpaksa karena tak berdaya, tidak punya kekuatan apa-
apa tidak bisa berbuat dan melakukan sesuatu saya hanya diam saja
ketika kawanan perampokitu menggasak dan menguras ludes barang-
barang berharga di rumah sebelah.
Contoh:
-Keluarga yang ditimpa kemalangan itu akhirnya tercerai berai dan tewas
entah di mana jenazah tersapu gelombang Tsunami hanyut bersama
rumah mereka.
-Pada tahun 571 Masehi di Mekah, lahirlah seorang Nabi Besar bernama
Muhammad S.A.W.
Contoh:
Contoh:
Bacalah buku yang bermutu dan nyanyian sentimental yang mengalun itu.
Contoh:
Contoh:
-Saya ucapkan beribu-rbu terima kasih atas perkenan Bapak dan Ibu
menghadiri undangan panitia.
Bertemu kamu sayang, wahai sahabatku yang elok dan indah, syahdu,
hati berbunga-bunga sejuta rasanya terbang melayang di angkasa
bahagia.
Contoh:
27. Oksimoran adalah gaya bahasa semacam paradoks yang lebih singkat
dan padat, mengandung kata-kata yang berlawanan arti alam frase yang
sama.
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
34. Alusio adalah gaya bahasa yang menampilkan adanya persamaan dari
sesuatu yang dilukiskan yang sebagai referen sudah dikenal pembaca.
Contoh:
Contoh:
36. Epitet adalah gaya bahasa berupa frasa reskriptif untuk menggantikan
nama seseorang, binatang, atau suatu benda.
Contoh:
Di kta ukir pembuatan mebel menjadi home industri penduduk kota itu.
(=Jepara)
Dalam Idul Adha tahun ini, Masjid Al-Amin berkurban 6 ekor sapi 10 ekor
kambing.
38. Metonemia adalah bahasa kiasan dalam bentuk penggantian nama
atas sesuatu.
Contoh:
Contoh:
40. Hipalase adalah gaya bahasa yang mengandung pemakaian karta yang
menerangkan kata yang bukan sebaharsnya.
Contoh:
contoh:
Kuakui, kutu buku yang satu ini memang berpengetahuan luas sekali.
42. Sinisme hakikatnya sama dengan ironi namun biasanya lebih keras.
Contoh:
Tanpa belajar pun, kalau anak jenius seperti kamu tentu bisa
mengerjakan soal-soal ujian dengan hasil memuaskan.
Contoh:
44. Satire adalah gaya bahasa sejenis ironi yang mengandung kritik atas
kelemahan manusia agar terjadi kebaikan . tidak jarang satire muncul
dalam bentuk puisi yang mengandung kegetiran tapi ada kesadaran untuk
berbenah diri.
Contoh:
45. inuedo adalah gaya bahasa berupa sindiran dengan cara mengecilkan
kenyataan yang sesungguhnya, mengandung kritik tidak langsung.
Contoh:
46. Antifrasis adalah gaya bahasa sejenis iron dengan menggunakan kata
yang maknanya berlawanan dengan realita yang ada.
Contoh:
Contoh:
Anggota dewan yang pulang balik studi banding ke luar negeri itu kini
kaya mendadak. Kaya keralah mereka!