Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk
makalah/ tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/ kami menyatakan dengan jelas
bahwa saya/ kami menggunakannya.
Saya/ kami memahami bahwa tugas yang saya/ kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
A. SIFAT TRANSAKSI
Sifat-sifat kas adalah:
1. Kas selalu terlibat dalam hampir semua transaksi-transaksi perusahaan.
2. Kas merupakan harta yang siap dan mudah untuk digunakan dalam transaksi dan
ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan dan seragam, tanpa tanda pemilikan.
3. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus dijaga sedemikian rupa sehingga
tidak terlalu banyak dan tidak kurang. Jumlah uang kas yang terlalu banyak bagi perusahaan
tidak efisien, karena penyimpanan uang membutuhkan biaya dan nilai uang yang selalu
menurun. Sedangkan jumlah yang kurang, bagi perusahaan juga merugikan karena perusahaan
tidak dapat segera memanfaatkan kesempatan yang ada.
Karena sifat-sifat tersebut, sering terjadi kecurangan-kecurangan terhadap kas yang
meliputi:
1.Check kiting, terjadi apabila pada suatu saat (akhir periode) suatu transfer dana dibuat
dengan cek dari suatu rekening bank dimasukkan sebagai deposit ke rekening bank lain, tetapi
tidak ada pencatatan yang mengurangi jumlah uang kas pada rekening bank yang ceknya
dikeluarkan, ditunda sampai awal periode berikutnya. Laporan bank yang menerima transfer
diharapkan akan menambah kas perusahaan sejumlah transfer, atau kalau tidak, dinyatakan
ada setoran dalam perjalanan. Sementara itu tidak ada pengurangan kas pada bank yang
ceknya dikeluarkan. Dengan demikian kekurangan uang kas untuk sementara dapat
disembunyikan, atau jumlah uang kas dilaporkan lebih besar dari yang sebenarnya.
2. Lapping, terjadi apabila hasil penagihan piutang dari suatu langganan tidak dicatat,
kemudian penerimaan kas dari langganan yang lain berikutnya di kreditkan pada rekening
piutang yang tidak dicatat tersebut. Misalkan perusahaan menerima piutang berturut-turut Rp
30; Rp 40 dan Rp 50 berturut-turut dari X, Y dan Z. Penerimaan piutang dari X tidak dicatat,
kemudian penerimaan piutang dari Y dikreditkan pada rekening X, dan selanjutnya
penerimaan piutang dari Z dikreditkan pada rekening Y. Demikian selanjutnya, sehingga
selalu ada penundaan terhadap pengakuan jumlah uang kas.
3. Penjualan kredit tidak dicatat, kemudian hasil penagihannya tidak dimasukkan sebagai kas
perusahaan.
4. Adanya transaksi-transaksi biaya yang bersifat fiktif.
5. Pembebanan cek-cek pribadi ke perusahaan.
6. Pelunasan piutang tidak dicatat sebagai penambahan kas tetapi mendebit rekening
cadangan kerugian piutang atau cadangan lain.
7. Menyalahkan perhitungan kas perusahaan.
Untuk menghindari terjadinya kecurangan terhadap kas tersebut diatas diterapkan sistem
pengawasan intern terhadap kas yang meliputi pengawasan administratif maupun pengawasan
akuntansi. Pengawasan administratif berkaitan dengan struktur organisasi dan prosedur-prosedur
yang dibutuhkan untuk mengelola dan mengatur otorisasi transaksi-transaksi kas. Pengawasan
akuntansi merupakan suatu sistem yang diterapkan untuk menjamin bahwa transaksi-transaksi kas
dilakukan sesuai dengan sistem otorisasi yang berlaku, dicatat secara lengkap sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku.
Banyak perusahaan yang tidak memiliki risiko bisnis yang cukup signifikan dalam
memengaruhi saldo kas. Risiko bisnis klien dapat muncul dari kebijakan menajemen kas yang
tidak memadai atau penanganan dana yang dilakukan pihak luar. Risiko bisnis klien lebih banyak
muncul dari setara kas dan jenis investasi lainya. Beberapa perusahaan yang menyediakan jasa
keuangan mengalami kerugian besar akibat aktivitas perdagangan oleh perorangan yang
disembunyikan dengan salah menyajikan saldo investasi dan kas. Auditor harus memahami
risiko dari kebijakan dan strategi investasi klien, sama halnya dengan pengendalian manajemen
yang dapat memperburuk risiko tersebut.
Menetapkan Salah Saji yang Dapat Diterima dan Menilai Risiko Bawaan (Tahap I)
Saldo kas tidak material dalam kebanyakan audit, tetapi transaksi kas yang memengaruhi
saldo ini sifatnya hampir selalu sangat material. Oleh karena itu, sering muncul potensi salah saji
material dalam kas. Oleh karena kas lebih mudah dicuri dibandingkan aset lainya, terdapat risiko
bawaan cukup tinggi untuk tujuan keberadaan, kelengkapan dan akurasi. Tujuan ini biasanya
akan berfokus pada audit saldo kas. Risiko bawaan relatif kecil untuk tujuan lainya.
Pembagian internal terhadap saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi dalam
dua kategori:
Karena saldo kas dipengaruhi oleh semua siklus lain kecuali persediaan dan pergudangan,
ada banyak sekali transaksi yang mempengaruhi kas. Sebagai contoh, pengendalian terhadap
penerimaan kas seperti transaksi kas diaudit sepanjang pengujian siklus transaksi tersebut.
1. Verifikasi kecermatan saldo rekening kas beserta daftar pendukungnya
2. Gunakan prosedur analitikal
3. Lakukan penghituangan kembali kas yang ada ditangan
4. Buatlah analisis terhadap pengujian cutoff transaksi kas
5. Buatlah konfirmasi rekening koran bank dan saldo pinjaman dari bank
6. Lakukan konfirmasi terhadap kesepakatan lainnya dengan bank
7. Siapkan dan review daftar rekonsiliasi bank
8. Buatlah analisis terhadap cutoff statemen bank
9. Lakukan penulusuran terhadap transfer bank
10. Siapkan proof of cash
11. Bandingkan penyajian dalam neraca dengan Prinsip akuntansi yang lazim.
PENERIMAAN KAS
1. Tanyakan daftar no rekening bank a.n Bendahara Penerimaan
2. Dapatkan rekening koran a.n Bendahara Penerimaan tahun 2009, telusuri mutasi tambah
kurang dalam rekening koran ke dokumen pendukungnya antara lain bukti transfer PNBP
dari para wajib bayar dan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP)
3. Teliti apakah terdapat saldo kas di rekening koran bendahara yang belum disetorkan ke kas
negara dan telusuri apakah saldo kas tersebut telah dicatat secara berjenjang dalam neraca
satker
PENGELUARAN KAS
1. Dapatkan saldo kas bendaharawan pengeluaran di Neraca dan bandingkan dengan rinciannya
dari tingkat Eselon I sampai tingkat satker (satker Kantor Pusat/KP, Kantor Daerah/KD,
Tugas Pembantuan/TP dan Dekonsentrasi/DK). Jika ada perbedaan, telusuri penyebabnya;
2. Untuk tingkat satker, Lakukan pengujian secara uji petik atas keberadaan kas di
bendaharawan pengeluaran dengan :
a) Dapatkan berita acara penutupan kas akhir tahun dan BKU
b) Lakukan perhitungan ulang saldo kas menurut berita acara penutupan kas dan BKU.
Yakinkan saldo kas BKU hasil perhitungan ulang sesuai dengan saldo menurut BA
penutupan kas hasil perhitungan ulang. Jika terdapat perbedaan, lakukan penelusuran
penyebabnya.
c) Teliti apakah terhadap jumlah saldo di Bendahara Pengeluaran per tanggal 31 Desember
2009 tersebut telah dibuat SPM GU Nihilnya dan apabila masih ada saldo yang belum di-
SPM GU Nihilkan, apakah saldo tersebut disetor ke KPPN atau diluncurkan ke tahun
anggaran 2009;
d) Jika tim meragukan validitas rekening koran, lakukan konfirmasi ke Bank atas keabsahan
rekening koran tersebut.
3. Secara uji petik, yakinkan bahwa saldo kas bendaharawan pengeluaran di satker TP, DK, KD
dan KP secara berjenjang telah dilaporkan di laporan keuangan eselon I untuk selanjutnya
dilaporkan di neraca;
4.
a) Lakukan pengujian tambah, kurang atas perhitungan saldo dan cek ke buku
pendukungnya untuk menyakini keakurasian angkanya;
b) Secara uji petik dapatkan dokumen sumber penambahan dan pengurangan kas yang
terdiri dari SP2D LS UP, SP2D LS TUP, SP2D GU nihil, SSBP pengembalian UP.
Telusuri bahwa saldo kas satker telah dicatat dalam neraca sesuai dengan dokumen
sumbernya.
5.
a) Yakinkan bahwa penyajian dan pengeluaran di kas bendaharawan pengeluaran telah
sesuai dengan nature of account-nya;
b) Jika setelah tanggal 31 Desember 2009 saldo kas di bendahara pengeluaran telah
disetorkan, yakinkan Eselon I yang telah melakukan penyetoran diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan
SUMBER
https://www.academia.edu/9853933/Resume_Audit_atas_transaksi_Penerimaan_dan_Pengeluara
n_Kas
https://www.scribd.com/document/194470093/AUDIT-ATAS-TRANSAKSI-PENERIMAAN-
DAN-PENGELUARAN-KAS
https://www.scribd.com/document/251649129/audit-atas-transaksi-penerimaan-dan-pengeluaran-
kas