Vous êtes sur la page 1sur 8

MAKALAH

FARMAKOTERAPI KLINIK

GANGGUAN NUTRISI

DISUSUN OLEH :

Kelompok 2

LISA ARIANI 1643700235

M. HIDAYATULLAH 1643700238

MEGA CEMPAKA PERDANY MR 1643700241

RIA OKTAVIA 1643700245

FAKULTAS FARMASI PROFESI APOTEKER


UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
JAKARTA
2017
ASSESSMENT OF NUTRITION STATUS AND NUTRITION REQUIRED

(PENILAIAN DAN KEBUTUHAN NUTRISI)

A. Definisi
Penilaian nutrisi memungkinkan identifikasi individual yang memiliki resiko
kekurangan dan kelebihan nutrisi.
Kekurangan nutrisi merupakan hasil dari kurangnya asupan nutrisi, gangguan
absorpsi nutrisi, atau penggunaan nutrien yang dimakan tidak sesuai.
Perubahan pada subseluler, selular, dan/atau fungsi organ dapat timbul dan
meningkatkan resiko morbiditas dan mortalitas.

B. Klasifikasi Penyakit Nutrisional


Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan oleh defisiensi protein dan kalori atau
nutrien tunggal (contohnya vitamin, elemn sesepora).
Tipe malnutrisi protein-energi adalah marasmus (defisiensidalam asupan total
atau penggunaan nutrien) atau kwashiorkor (defisiensi relatif protein), dan
campuran marasmus-kwashiorkor.
Defisiensi nutrien tunggal dapat muncul, biasanya dalam kombinasi dengan
malnutrisi protein-energi.

C. Skrining Nutrisi
Skrining nutrisi menyediakan suatu cara sistemik untuk mengidentifikasi
individual yang memiliki resiko kekurangan nutrisi.
Faktor resiko untuk kekurangan nutrisi termasuk adanya penyakit,
komplikasi, penanganan, atau kondisi sosioekonomi yang menyebabkan
penurunan asupan nutrien, perubahan metabolisme, dan/atau malabsorpsi.
Adanya tiga atau empat faktor diatas resiko menempatkan seseorang pada
resiko kekurangan nutrisi.
Tujuan dari penilaian nutrisi adalah untuk mengidentifikasi adanya resiko
perkembangan kekurangan nutrisi dan komplikasi, memperkirakan kebutuhan
nutrisi, dan menetapkan parameter dasar utuk menilai hasil terapi.

D. Penilaian Nutrisi
Penilaian nutrisi merupakan langkah pertama dalam mengembangkan rencana
suatu penangan termasuk evaluasi klinis, pengukuran antropometrik, dan studi
biokimia serta fungsi imun.
1. Evaluasi Klinis
Sejarah medis dan sejarah doiet sebaiknya mencakup perubahan berat
badan dalam 6 bulan, perubahan asupan diet, gejala gastrointestinal,
kapasitas fungsional, dan keadaan penyakit.
Pemeriksaan fisik sebaiknya fokus pada penilaian massa tubuh kurus
(MTK) dan temuan fisik dari vitamin, mikronutrien, dan defisiensi asam
lemak esensial.

2. Pengukuran Antropometrik
Pengukuran antropometrik merupakan pengukuran kasar dari massa sel
tubuh yang digunakan untuk mengevaluasi MTK dan simpanan lemak.
Pengukuran yang paling umum adalah berat, tinggi, ukuran tungkai dan
lengan (contohnya ketebalan lipatan kulit dan otot midarm, pergelangan
tangan, dan lingkar pinggang), dan Analisis Bioelektrik Impedansi (ABI).
Interpretasi dari berat badan sebenarnya sebaiknya mempertimbangkan
berat ideal untuk tinggi, berat badan yang biasa, status cairan, dan umur.
Perubahan seiring waktu dapat dihitung sebagai persentase berat badan
yang biasa.penurunan berat badan yang tidak disengaja lebih dari 10%
dari 6 bulan berkolerasi dengan hasil yang rendah pada orang dewasa.
Berat badan ideal merupakan referensi standar populasi terhadap berat
badan sebenarnya yang dibandingkan untuk mendeteksi kekurangan
nutrisi dan kelebihan nutrisi.
Indikator terbaik dari kecukupan nutrisi pada anak-anak adalah
pertumbuhan yang sesuai.
Indeks masa tubuh (IMT) merupakan indeks lain dari berat untuk tinggi
yang sangat berkorelasi dengan lemak tubuh. Interpretasi IMT sebaiknya
mencakup pertimbangan jenis kelamin, ukuran badan, dan usia.

Berat badan (kg)


[tinggi(m)2]

3. Studi Biokimia dan Fungsi Imun

MTK dapat dinilai dengan pengukuran protein serum viseral. Pengukuran


ini paling baik untuk menilai kondisi malnutrisi ringan yang tidak
berkomplikasi dan dalam proses pemulihan, tetapi tidak baik untuk
menilai status ketika stress akut. Protein viseral harus diinterpretasikan
relatif terhadap status klinis keseluruhan karena protein viseral
dipengaruhi oleh faktor selain nutrisi.
Nutrisi mempengaruhi status imun baik secara langsung atau tidak
langsung. Angka total limfosit dan reaksi hipersensitifitas kutan tertunda
merupakan tes fungsi imun yang berguna dalam penilaian nutrisi.

E. Defisiensi Nutrien Spesifik


Penilaian biokimia defisiensi mikronutrien, vitamin, dan asam lemak
esensiL sebaiknya berdasarkan fungsi dari nutrien, namun hanya sedikit
metode praktis yang tersedia. Oleh karena itu, kebanyakan penilaian dengan
mengukur konsentrasi serum nutrien secara individual.
Gejala klinis digambarkan dengan defisiensi mikro nutrien berikut : zink,
tembaga, mangan, selenium, krom, iodin, fluor, molibdenum, dan besi.
Defisiensi asam lemak esensial jarang terjadi namun dapat muncul dengan
nutrisi parenteral bebas lemak yang diperlama, formula enteral yang sangat
rendah lemak,, malabsorpsi lemak yang parah, atau malnutrisi parah.

F. Penilaian kebutuhan Nutrisi


Penilaian kebutuhan nutrisi harus dibuat dalam konteks faktor yang spesifik
terhadap pasien (contoh: usia, jenis kelamin, ukuran, status penyakit,
kondisi klinis, status nutrisi, aktivitas fisik).
Untuk menggantikan rekomendasi diet yang diperbolehkan, the Food and
Nutrition Beard membuat referensi asupan diet yang terdiri dari 7 kelompok
nutrien.
1. Kebutuhan Energi
Orang dewasa sebaiknya mengkonsumsi 45%-65% total kalori dari
karbohidrat, 20%-35% dari lemak, dan 10% hingga 35% dari protein.
Rekomendasi tersebut sama untuk anak-anak, kecuali balita & anak yang
lebih muda usianya sebaiknya mengkonsumsi 40%-50% total kalori dari
lemak.
Kebutuhan energi harian adalah 20 hingga 25kkal/kg untuk orang dewasa
sehat, 25 hingga 30 kkal/kg untuk orang dewasa dengan stress metabolik,
dan 30 hingga 40 kkal/kg untuk orang dewasa dengan luka bakar besar.
Sayangnya, pendekatan sederhana ini gagal untuk mempertimbangkan
perbedaan yang berhubungan dengan usia dan jenis kelamin dalam
metabolisme energi.
Kebutuhan energi harian untuk anak-anak kira-kira 150% dari kecepatan
metabolik dasar dengan tambahan kalori untuk mendukung aktivitas dan
pertumbuhan. Kebutuhan meningkat dengan demam, sepsis, operasi besar,
trauma, luka bakar, kegagalan pertumbuhan jangka panjang, dan kondisi
kronik (contoh: displasia bronkopulminari, penyakit jantung keturunan,
dan sistik fibrosis).

Tabel Referensi Asupan Makanan untuk Energi dan Protein pada Anak-
Anak Sehat

Perkiraan Kebutuhan Energi


Usia (Referensi usia/berat) Laki-laki Perempuan RDA
(L) (P) Protein
(g/kg/hari)
0-6 bualn (3 bulan/6 kg) 570 520 1,52
7-12 bulan (9 bulan/9 kg) 743 676 1,5
1-2 tahun (24 tahun/12 kg) 1046 992
1-3 tahun (24 bulan/12 kg) 1,1
3-8 tahun (6 tahun/20 kg) 1742 1642
4-8 tahun (6 tahun/20 kg) 0,95
9-13 tahun (11 tahun/L:36 kg; P:37 2279 2071 0,95
kg) 3152 2368 0,95
14-18 tahun (16 tahun/L:61 kg);
P:54kg)
2. Kebutuhan Protein, Cairan, dan Mikronutrien

PROTEIN

Kebutuhan protein didasarkan pada usia, status nutrisi, status penyakit, dan
kondisi klinis. Rekomendasi asupan harian protein umumnya 0,8 g/kg
untuk orang dewasa, 1,5 hingga 2g/kg untuk pasien dengan stress
metabolik (contohnya infeksi, trauma, dan operasi), dan 2,5 hingga 3 g/kg
untuk pasien dengan luka bakar.
Kebutuhan harian protein dapat diindividualisasi dengan mengukur
nitrogen dalam pengumpulan urin 24 jam (PU), karena nitrogen hanya
ditemukan dalam protein dan pada rasio yang relatif konstan 1 g/6,25 g
protein. Keluaran protein kemudian dibandingkan dengan asupan nitrogen.
Keluaran nitrogen diperkirakan sebagai berikut :

Keluaran nitrogen (g/hari) = PU + 4

CAIRAN
Kebutuhan cairan harian orang dewasa kira-kira 30 hingga 35 ml/kg, 1
ml/kkal, atau 1,5 ml/m2
Kebutuhan cairan harian untuk anak-anak dan awal usia balita yang
beratnya kurang dari 10 kg setidaknya 100 ml/kg. Tambahan 50 ml/kg
sebaiknya disediakan untuk tiap kg berat tubuh antara 11 dan 20 kg, dan
20 ml/kg untuk tiap kg diatas 20 kg.
Kebutuhan cairan meningkat pada kondisi dehidrasi, demam, berkeringat,
dan peningkatan metabolisme. Kebutuhan cairan menurun dengan gagal
ginjal atau kardiak dan hipoalbuminemia dengan kelaparan.
Status cairan dinilai melaui pemantauan keluaran urin dan berat jenis,
elektrolit serum, dan perubahan berat badan. Keluaran urin per jam
setidaknya 1 ml/kg untuk anak-anak dan 50 ml untuk orang dewasa
diperlukan untuk menjamin perfusi jaringan.
MIKRONUTRIEN

Kebutuhan untuk mikronutrien (contohnya elektrolit, elemen sesepora,


dan vitamin) bervariasi berdasar usia, jenis kelamin, rute pemberian, dan
adanya kondisi klinis.
Kebutuhan natrium, kalium, magnesium, dan fosfor secara khas menurun
pada pasien dengan gagal ginjal, sementara kebutuhan kalsium.

3. Interaksi Obat-Nutrien
Terapi obat bersamaan dapat mengubah konsentrasi serum vitamin,
mineral, dan elektrolit.
Beberapa sistem penghantaran obat mengandung nutrien. Sebagai
contohnya, pembawa untuk propofol adalah emulsi lemak 10% dan
kebanyakan terapi iv termasuk dekstrosa atau natrium.

G. Evaluasi Hasil Terapeutik


Kebanyakan penanda status nutrisi tidaklah ideal. Penanda digunakan
pertama kali dalam studi epidemiologi pada populasi yang besar dan ketika
diaplikasikanb kepada individu, penanda ini kurang spesifik dan sensitif.
Berat dan konsentrrasi serum albumin memiliki korelasi terbaik dengan hasil
klinis, nilai-efektivitas parameter biokimia yang lain tidak diketahui.
Pengukuran antropometrik mungkin paling berguna dengan adanya dukungan
nutrisi jangka panjang.
Penilaian kembali yang kontinu dibutuhkan karena kebutuhan nutrisi
merupakan hal yang dinamik.
DAFTAR PUSTAKA

Sukandar, dkk. 2011. Iso Farmakoterapi Buku 2. Penerbit Ikatan Apoteker


Indonesia : Jakarta

Vous aimerez peut-être aussi