Vous êtes sur la page 1sur 4

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEDIS

KLINIK PRATAMA UNDANA

ANEMIA DEFISIENSI BESI


Nomor Dokumen NomorRevisi Halaman
0 1dari2
SPO_MED/023/KP.UNDANA/I.2017

Ditetapkan
TanggalTerbit KepalaPoliklinikUndana

25 Januari 2017
SPM dr. Su Djie To Rante, M.Biomed.,SpOT
NIP. 198206112008121001

Anemia secara fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah


1. Pengertian massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk
membawa oksigen dalam jumlah cukup ke jaringan perifer. Anemia
merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di
seluruh dunia. Diperkirakan >30% penduduk dunia menderita anemia
dan sebagian besar di daerah tropis. Oleh karena itu anemia
seringkali tidak mendapat perhatian oleh para dokter di klinik.
2. Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis dan melakukan
penatalaksanaansertamemberipenyuluhantentang Anemia DefisiensiBesi

3. AlatdanBahan Pemeriksaanlaboratoriumsederhana (darahrutin, urinrutin, fesesrutin).

1. Prosedur 1. Dokter mencocokkan identitas pasien dengan rekam medis


2. Dokter melakukananamnesakepadapasien
Keluhan yang timbul:
1. Lemah
2. Lesu
3. Letih
4. Lelah
5. Penglihatanberkunang-kunang
6. Pusing
7. Telingaberdenging
8. Penurunankonsentrasi
9. Sesaknafas
FaktorRisiko
1. Ibuhamil
2. Remajaputri
3. Status gizikurang
4. Faktorekonomikurang
5. Infeksikronik
6. Vegetarian
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEDIS
KLINIK PRATAMA UNDANA

ANEMIA DEFISIENSI BESI


Nomor Dokumen NomorRevisi Halaman
0 2dari2
SPO_MED/023/KP.UNDANA/I.2017

Ditetapkan
TanggalTerbit KepalaPoliklinikUndana

25 Januari 2017
SPM dr. Su Djie To Rante, M.Biomed.,SpOT
NIP. 198206112008121001

3. Dokter melakukan pemeriksaan fisik,

1. Gejala umum
Pucat dapat terlihat pada: konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan, dan jaringan
di bawah kuku. 75

2. Gejala anemia defisiensi besi


a. Disfagia
b. Atrofi papil lidah
c. Stomatitis angularis
d. Koilonikia

4. Doktermelakukanpemeriksaanpenunjang
1. Pemeriksaan darah: hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), leukosit, trombosit, jumlah
eritrosit, morfologi darah tepi (apusan darah tepi), MCV, MCH, MCHC, feses rutin,
dan urin rutin.
2. Pemeriksaan Khusus (dilakukan di layanan sekunder)
Serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan feritin serum.

5. Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan


pemeriksaan penunjang.
Diagnosis Klinis
Anemia adalah suatu sindrom yang dapat disebabkan oleh penyakit dasar sehingga
penting menentukan penyakit dasar yang menyebabkan anemia. Diagnosis
ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan darah
dengan kriteria Hb darah kurang dari kadar Hb normal.
Nilai rujukan kadar hemoglobin normal menurut WHO:
1. Laki-laki: >13 g/dL
2. Perempuan: >12 g/dL
3. Perempuan hamil: >11 g/dL

6. Dokter melakukanpenatalaksanaankomprehensifuntukmengobati anemia


defisiensi besi.
PenatalaksanaanUmum
Prinsip penatalaksanaan anemia harus berdasarkan diagnosis definitif yang telah
ditegakkan. Setelah penegakan diagnosis dapat diberikan sulfas ferrosus 3 x 200
mg (200 mg mengandung 66 mg besi elemental).
Rencana Tindak Lanjut
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEDIS
KLINIK PRATAMA UNDANA

ANEMIA DEFISIENSI BESI


Nomor Dokumen NomorRevisi Halaman
0 3dari2
SPO_MED/023/KP.UNDANA/I.2017

Ditetapkan
TanggalTerbit KepalaPoliklinikUndana

25 Januari 2017
SPM dr. Su Djie To Rante, M.Biomed.,SpOT
NIP. 198206112008121001

Untuk penegakan diagnosis definitif anemia defisiensi besi memerlukan


pemeriksaan laboratorium di layananan sekunder dan penatalaksanaan selanjutnya
dapat dilakukan di layanan primer.

Konseling dan Edukasi


1. Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga tentang perjalanan penyakit
dan tata laksananya, sehingga meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam
berobat serta meningkatkan kualitas hidup pasien.
2. Pasien diinformasikan mengenai efek samping obat berupa mual, muntah,
heartburn, konstipasi, diare, serta BAB kehitaman.
3. Bila terdapat efek samping obat maka segera ke pelayanan kesehatan.

Kriteria Rujukan
1. Anemia tanpa gejala dengan kadar Hb <8 g/dL.
2. Anemia dengan gejala tanpa melihat kadar Hb segera dirujuk.
3. Anemia berat dengan indikasi transfusi (Hb <7 g/dL).
4. Anemia karena penyebab yang tidak termasuk kompetensi dokter layanan primer
misalnya anemia aplastik, anemia hemolitik dan anemia megaloblastik.
5. Jika didapatkan kegawatan (misal perdarahan aktif atau distres pernafasan)
pasien segera dirujuk.

7. Dokter menulis hasil pemeriksaan, diagnosa dan terapi pada rekam medis
pasien dan lembar resep

1. Anemia defisiensi vitamin B12


2. Diagnosis 2. Anemia aplastik
Banding 3. Anemia hemolitik
4. Anemia pada penyakit kronik

3. Komplikasi 1. Penyakit jantung anemia


2. Pada ibu hamil: BBLR dan IUFD
3. Pada anak: gangguan pertumbuhan dan perkembangan

Prognosis umumnya dubia ad bonam karena sangat tergantung pada penyakit yang
4. Prognosis mendasarinya. Bila penyakit yang mendasarinya teratasi, dengan nutrisi yang baik anemia
defisiensi besi dapat teratasi.

5. Wewenang DokterUmum dan dokter spesialis penyakit Dalam


STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MEDIS
KLINIK PRATAMA UNDANA

ANEMIA DEFISIENSI BESI


Nomor Dokumen NomorRevisi Halaman
0 4dari2
SPO_MED/023/KP.UNDANA/I.2017

Ditetapkan
TanggalTerbit KepalaPoliklinikUndana

25 Januari 2017
SPM dr. Su Djie To Rante, M.Biomed.,SpOT
NIP. 198206112008121001

6. Unit yang Bagian Ilmu Penyakit Dalam


menangani

7. Unit terkait Bagian Ilmu Penyakit Dalam

8. Referensi PPK BagiDokter di Fasilitas kesehatan Tingkat Pertama Edisi Revisi


tahun 2014

Vous aimerez peut-être aussi