Vous êtes sur la page 1sur 4

ABU MOHAMMAD BIN MOHAMMAD BIN AHMAD AL GHAZALI

Abu mohammad bin mohammad bin Ahmad Al Ghazali ( lebih di kenal dengan sebutan Al
Ghazali ) ia memiliki keahlian berbagai disiplin ilmu baik sebagai filosofi maupun pendidikan. Ia
menyusun beberapa kitab dalam rangka menghidupkan kembali ilmu ilmu agama, dan berupaya
untuk membersihkan hati umat islam dari kesesatan, sekaligus pembelaan sekaligus serangan
serangan pihak luar maupun barat ( orientalis ). Karna jasanya itu dalam mengomentari dan
melakukan pembelaan hingga iya di beri gelar Hujjat Al islam. Ia juga mengemukakan
transinterlisasi ilmu dan proses pendidikan merupakan sarana utama untuk menyiarkan ajaran islam,
memelihara jiwa dan Taqorrub Ila Allah. Oleh karnanya pendidikan merupakan ibadah dan upaya
peningkatan kualitas dari pendidikan yang baik merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada
allah dan mendapatkan dunia dan akhirat.

Al Ghazali dikenal sebagai orang yang produktif dalam menulis. Karya ilmiyah sengatlah
banyak selama hidup hampir 55 tahun dan sudah memulai menulis buku sejak usia 20 tahun. Buku
yang beliau tulis berjumlah 400 judul yang meliputi, bidang teknologi, bidang tasawuf, bidang
falsafah, bidang fiqih. Sejak kecil Al Ghazali dikenal sebagai anak yang senang dengan ilmu
pengetahuan, jadi tidak mengherankan jika sejak masa kanak kanak karna ia telah belajar pada
sejumblah guru dikota kelahirannya. Dilihat dari kemampuan dan kecerdasan Al- Ghazali, Al
juwaini sebagai gurunya memberi gelar bahrun mughrib.

Pemikiran Al Ghazali termuat dalam tiga buku karangannya yaitu fathat al kitab, ayyuha
al walad dan ihya ulumal din. Menurut pendapat Imam Al Ghazali pendidikan yang baik
merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada allah dan untuk memndapatkan kebahagian dunia
dan akhirat.

Kemudian pandangan Al Ghazali mengenai ilmu pengetahuan dan manusia serta para guru
dikemukakan sebagai berikut :

makhul yang paling mulia dibumi adalah manusia dan bagian paling berharga adalah hatinya .
adapun guru adalah orang yang berusaha membimbing meningkatkan menyempurnakan sertamen
sucikan hati sehingga hati ini menjadi dekat kepada allah dari sudut pandang. Dari sudut pandang
pertama mengajrkan ilmu pengetahuan untuk beribadah kepada allah swt, dari sudut pandang
lainnya adalah menunaikan tugas manusia sebagai kholifah allah dimuka bumi. Dikatakan kholifah
allah, karena allah telah membukakan hati seorang alim dengan ilmu dan ilmu itu juga seorang alim
menampilkan indetitasny.

Dalam sejarah pemikiran islam Al Ghazali menempati posisi yang sangat unique, sosok Al
Ghazali ini telah memberikan effect dan impac yang begitu besar baik dalam historis pemikiran islam
maupun dalam religiusitas kaum muslim. Al Ghazali tidak hanya dikenal sebagai seorang tolog dan
dan mitikus tetap ia menguasai bidang yurispudensi ( hukum ), etika, logika, bahkan kajian filsafat. Ia
dinilai sebagai ilmuan islam yang ensiklopendis dengan menguasai hampir seluruh khazanah
khazanah ilmu dari berbagai displin yang sangat berbeda. Kemampuannya mengelaborasi serta
mengeksepsikan gagasan gagasan pemikiran pada karya karyanya dan juga dinilai orisinal kritis,
bahkan komonikatif. Lewat pengaruh pemikiranya Al Ghazali tidak hanya mendapatkan gelar
Hujjad Al Islam ( sang pembela agama ) zain al din ( sang ornamen agama ) Almujaddid (
sang pembaharu ) menurut Al Ghazali ilmu dapat dilihat dari segi yaitu ilmu sebagai proses dan
ilmu sebagai objek. Secara sistematis pemikirannya memiliki corak tersendiri. Ia secara jelas dan
tuntas mengungkapkan pendidikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen.
Totalitas pandangannya meliputi hakikat tujuan pendidikan, pendidik, serta pendidik materi dan
metode pendidikan.

a) Tujuan Pendidikan
Pemikiran tentang tujuan pendidikan islam dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk yaitu : 1)
tujuan mempelajari ilmu pengetahuan semata mata untuk ilmu pengetahuan itu sendiri
sebagai wujud ibadah kepada allah ; 2) tujuannya juga untuk pembentukan akhlak karimah
3) tujuan pendidikan juga untuk mengantarkan peserta didik mencapai kebahagian dunia
dan akhirat.
b) Pendidik
Al Ghazali berpandangan Idealistik terhadap profesi guru. Idealisasi guru, menurutnya
adalah orang yang berilmu, beramal dan mengajar. Al Ghazali juga menekankan
keterpanduan ilmu dengan amal. Al Ghazali menandaskan bahwa orang sibuk mengajar
merupakan orang yang berkelut dengan sesuatu yang sangat penting, sehingga ia perlu
menjaga etika dan kode etik profesinya.
c) Peserta didik
Al Ghazali menyatakan bahwa setiap manusia lahir membawa fitrah sebagai potensi dasar
untuk beriman kepada allah SWT. Fitrah itu di siapkan oleh allah sesuai dengan kejadian
manusia, cocok dengan tabiat dasarnya yang memang cenderung kepada agama tauhid (
islam ) dengan pemikiran ini, seorang peserta didik yang baik harus memiliki ciri ciri
tertentu yaitu : pertama harus berjiwa bersih, terhindar dari budi pengerti yang hina dan
sifat tercela lainnya. Kedua harus menjauhkan diri dari persoalan persoalan duniawi,
mengurangi ketertarikan dengan dunia karna akan mengganggu lancarnya penguasaan ilmu.
Ketiga hendaknya bersikap rendah hati atau tawaddhu. Keempat peserta didik hendaknya
tidak mempelajari ilmu ilmu yang berlawanan atau pendapat yang bertentangan. Kelima
hendaknya mempelajari yang wajib. Keenam mempelajari ilmu secara bertahap. Ketujuh
tidak mempelajari satu disiplin ilmu. Kedelapan setidaknya mengenal nilai setiap ilmu yang
dipelajarinya .
d) Materi pendidikan
Al Ghazali berpendapat bahwa Al Quran beserta kandungnya adalah merupakan ilmu
pengetahuan. Yang isinya sangat bermanfaat bagi kehidupan membersihkan jiwa
memperindah akhlak dan mendekatkan diri kepada allah. Jika diamati secara seksama
nampak al ghazali menggunakan dua pendekatan dalam membagi ilmu pengetahuan yaitu
: pertama pendekatan fiqhyanng melahirkan pembagian ilmu pada yang wajib dan fardu
kifayah. Kedua pendekatan taswuf yang melahirkan ilmu pada yang terpuji dan tercela
sehingga jelas berhubungan dengan tujuan pendidikan, yaitu pendekatan diri kepada allah.
e) Metode dan media pendidikan
Menurut Al Ghazali disini harus dilihat secara psikologis, sosiologis, maupun pragmatis
dalam rangka keberhasilan proses pembelajaran. Pemikiran Al Ghazali mengenai metode
pembelajaran ditujukan pada metode khusus bagi pengajaran agama untuk anak anak,
pembinaan budi pekertin, dan penanaman sifat sifat keutamaan yang ada dalam diri
merekan.
Al Ghazali dapat di telusuri terutama dalam karyanya yang berjudul ayyuhal walad
dan riyadlat al nafs pada bukunya al ghazali fokus perhatiannya pada anak usia sekolah
sampai remaja, menurutnya metode mendidik anak adalah sangat penting karena anak
adalah amanat bagi orang tuanya, dan karena itu orang tua bertanggung jawab atas
pendidikan anak anaknya. Yang harus paling di tekankan oleh Al Ghazali adalah
pendidikan akhlak kepada anak, agar mereka mempunyai akhlak yang baik.
Al Ghazali dalam pembinaan akhlak dan dorongannya terhadap tingkah laku yang
baik di dasarkan pada ide keseimbangan. Al Ghazali berpendapat bahwa memperoleh
pengetahuan untuk mencapai sifat yang akan terus melekat dalam jiwa itu sulit dan tidak
mungkin kecuali pada usia muda, karna masa muda disini ibarat mengukir sebuah batu,
sementara mengejar orang yang sudah dewasa sangat sulit dan melelahkan.
Al Ghazali membahas tentang perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitkan
dengan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang berkaitkan dengan
ilmu syariat yaitu yang disampaikan oleh rosulullah serta ilmu yang disyariatkan seperti ilmu
pengobatan dan lain sebagainya yang dipandangnya mempunyai kelebihan sendiri. Bagi Al
Ghazali murid bebas memilih apa yang telah di tetapkan kepada mereka dari segi ilmu
pengetahuan dan teknik pembelajaran.
Menurut Al Ghazali dalam menuntut ilmu, peserta didik memiliki tugas dan
kewajiban, yaitu : 1) Mendahulukan kesucian jiwa. 2) Bersedia merantau untuk mencari ilmu
pengetahuan. 3 ) Jangan menyombongkan dirinya dan menentang guru. 4) mengetahui
kedudukan ilmu pengetahuan.
Kesimpulannya adalah pemikiran pendidikan menurut Al Ghazali meneliti berat
pada muatan ilmu agama dalam pendidikan dan Al Ghazali mengacu dalam pembinaan
akhlak yang mencangkup kesopanan tingkah laku perta didik terhadap pendidik dan dari
pendidik pada peserta didiknya dimana prinsip prinsip yang berkaitkan khusus dengan
sifan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik dalam melaksanakan tugasnya dimana
pengajar harus di tekankan pada aspek pembinaan moral yang mengacu pada baik buruknya
manusia.

Vous aimerez peut-être aussi