Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
S
DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG
PERINATOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
K.R.M.T WONGSONEGORO SEMARANG
DI SUSUN OLEH :
CANDRA
NIM : P1337420917008
Askep BBLR
DEFINISI BBLR
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
( berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada
waktu lahir.
BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram/ lebih rendah (WHO 1961)
1. Prematuritas murni / Bayi yang kurang bulan ( KB / SMK ): bayi yang dilahirkan
dengan umur kurang dari 37 minggu dengan berat badan sesuai.
2. Dismaturitas / Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR)/Bayi kecil masa
kehamilan ( KMK ) : bayi yang dilahirkan dengan berat badan lahir kurang dari
persentie ke-10 kurva pertumbuhan janin dan tidak sesuai dengan usia kehamilan..
Sedangkan Bayi dengan berat lahir kurang dari 1500 gram disebut bayi berat lahir
sangat rendah ( BBLSR ).
1. 24 30 mg gestasi
2. Masa gestasi 24-27 mg masih sukar hidup terutama dinegara yang blm maju.
3. Masa gestasi 28-30 mg mgk dapat hidup dengan perawatan intensif yang memerlukan
alat-alat canggih untuk mencapai hasil yang optimum
4. BB 500-1400 gram
5. 0,8% seluruh kelahiran hidup
6. Hampir seluruh kematian neonatal dan defisit neurologis tidak disebabkan oleh defek
atau trauma lahir
7. Penampilan: kecil, tidak memiliki lemak, kulit sangat tipis
1. Gestasi 31-36 mg
Askep BBLR
2. Kesanggupan hidup jauh lebih baik dari yang pertama
3. Gejala sisa yang dihadapi kemudian hari ringan bila pengelolaan bayi intensif
4. BB >1500 gram 2500 gram
5. 6%-7% seluruh kelahiran hidup
6. Penampilan: kulit tipis, lipatan pada kaki lebih sedikit, banyak rambut halus, genetalia
kurang berkembang
7. Masa gestasi 37mg
8. Mempunyai sifat prematur dan matur
9. Biasanya berat seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur
10. Kadang timbul problem yang dialami seperti bayi prematur seperti sindroma gawat
napas, hiperbilirubinemia, refleks isap lemah
11. Perlu penanganan lebih seksama
12. Borderline prematur
13. Prosentase Kematian
14. Gestasi kurang dari 24 mg : umumnya meninggal
15. Gestasi 27-28 minggu: survive 50%
16. Gestasi 29 minggu: survive 80%
17. Gestasi 30 minggu: survive 85%
ETIOLOGI
1. Faktor Ibu :
Umur ibu pada dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun dan pada multigravida Jarak kelahian
terlalu dekat
1. Faktor janin
Hydroamnion
Askep BBLR
Kehamilan multiple/ganda
Faktor ibu
Faktor uterus dan plasentak: kelainan pembuluh darah, insersi tali pusat yang tidak
normal, sebagian plasenta lepas, infark plasenta dll
Faktor janin: kehamilan ganda, kelainan kromosom, infeksi dalam kandungan
(TORCH)
Faktor sosial ekonomi
TANDATANDA KLINIS
1. Prematuritas murni
2. BB < 2500 gram, PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm
3. Masa gestasi < 37 minggu
4. Kepala lebih besar dari pada badan, kulit tipis transparan, mengkilap dan licin
5. Lanugo banyak terdapat terutama pada daerah dahi, pelipis, telinga dan lengan, lemak
subkutan kurang, ubun-ubun dan sutura lebar
6. Genetalia belum sempurna, pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia
mayora, pada laki-laki testis belum turun.
7. Tulang rawan telinga belum sempurna, wajah tangan belum sempurna
8. Pembuluh darah kulit banyak terlihat, peristaltik usus dapat terlihat
9. Rambut tipis, halus, teranyam, puting susu belum terbentuk dengan baik
10. Bayi kecil, posisi masih posisi fetal, pergerakan kurang dan lemah
11. Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan sering mengalami apnea,
otot masih hipotonik
Askep BBLR
12. Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap, menelan dan batuk belum sempurna
1. b) Dismaturitas
2. Kulit berselubung verniks kaseosa tipis/tak ada,
3. Kulit pucat bernoda mekonium, kering, keriput, tipis
4. Jaringan lemak di bawah kulit tipis, bayi tampak gesit, aktif dan kuat
5. Tali pusat berwarna kuning kehijauan
Dengan kurang sempurnanya alat-alat dalam tubuhnya baik anatomis maupun fisiologis maka
mudah timbul beberapa kelainan seperti berikut ini :
1. Suhu tubuh yang tidak stabil oleh karena kesulitan mempertahankan suhu tubuh yang
disebabkan oleh penguapan yag bertambah akibat dari kurangnya jaringan lemak
dibawah kulit, permukaan tubuh relatif lebih luas dibandingkan dengan berat badan,
otot yang tidak aktif,produksi panas yang berkurang oleh karena lemak coklat (brown
fat) yang belum cukup serta pusat pengaturan suhu yang belum berfungsi
sebagaimana mestinya.
2. Gangguan pernafasan yang sering menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini
disebabkan kekurangan surfactan(rasio lesitin/sfingomielin kurang dari 2),
pertumbuhan dan pengembangan paru yang belum sempurna, otot pernafasan yang
masih lemah yang tulang iga yang mudah melengkung(pliable thorak)
3. Penyakit gangguan pernafasan yang sering pada bayi BBLR adalah penyakit
membran hialin dan aspirasi pneumoni.
4. Gangguan alat pencernaan dan problema nutrisi, distensi abdomen akibat dari
motilitas usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga waktu pengosongan
lambung bertambah, daya untuk mencernakan dan mengabsorbsi lemak,
laktosa,vitamin yang larut dalam lemakdan bebberapa mineral tertentu berkurang.
Kerja dari sfingter kardio esofagus yang belum sempurna memudahkan terjadinya
regurgitasi isi lambung ke esofagus dan mudah terjadi asspirasi.
5. Immatur hati memudahkan terjadinya hiperbilirubinemia dan defisiensi vitamin K.
6. Ginjal yang immatur baik secara anatomis maupun fungsinya. Produksi urine yang
sedikit, urea clearence yang rendah, tidak sanggup mengurangi kelebihan airtubuh dan
elektrolit dari badan dengan akibat mudah terjadi edema dan asidosis metabolik.
7. Perdarahan mudahbterjadi karena pembuluh darah yang rapuh(fragile), kekurangan
faktor pembekuan seperti protrombine, faktor VII dan faktor christmas.
Askep BBLR
8. Gangguan imunologok, daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahya
kadar Ig G gamma globulin. Bayi prematur relatif belum sanggup membentuk
antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap infeksi masih belum baik
9. Perdarahan intraventrikuler, lebih dari 50% bayi prematur menderita perdarahan
intraventrikuler. Hal ini disebabkan oleh karena bayi BBLR sering menderita
apnea,asfuksia berat dan sindroma gangguan pernafasan. Luasnya perdarahan
intraventrikuler
10. Retrolental Fibroplasia : dengan menggunakan oksigen dengan konsentrasi
tinggi(PaO2 lebih dari 115 mmHg : 15 kPa) maka akan terjadi vasokonstriksi
pembuluh darah retina yang diikuti oleh proliferasi kapiler-kapiler baru kedaerah yang
iskemi sehingga terjadi perdarahan, fibrosis, distorsi dan parut retina sehingga bayi
menjadi buta. Untuk menghindari retrolental fibroplasia maka oksigen yang diberikan
pada bayi prematur tidak boleh lebih dati 40%. Hal ini dapat dicapai dengan
memberikan oksigen dengan kecepatan 2 liter permenit.
P ATOFISIOLOGI
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan
atau prematur, disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya, bayi lahir cukup bulan
(usia kehamilan 38 minggu), tapi BB lahirnya lebih kecil ketimbang kehamilannya, yaitu
tidak mencapai 2500 gram.
Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi,
hipertensi, dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi
berkurang.Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal.
Dengan kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan
tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi
lebih besar daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebailknya, ibu dengan kondisi
kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan
kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderitaanemia.
Askep BBLR
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin
baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin di dalam
kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini dapat
mengakibatkan morbiditas dan mortilitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih
tinggi.
Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas ibu dan
bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar
Pada saat ini harapan hidup bayi dengan berat 1501- 2500 gram adalah 95 %, tetapi berat
bayi kurang dari 1500 gram masih mempunyai angka kematian yang tinggi. Kematian diduga
karena displasia bronkhopulmonal, enterokolitis nekrotikans, atau infeksi sekunder.
BBLR yang tidak mempunyai cacat bawaan selama 2 tahun pertama akan mengalami
pertumbuhan fisik yang mendekati bayi cukup bulan dengan berat sesuai masa gestasi. Pada
BBLR , makin imatur dan makin rendah berat lahir bayi, makin besar kemungkinan terjadi
kecerdasan berkurang dan gangguan neurologik.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
PENATALAKSANAAN
1. a) Penanganan bayi
Semakin kecil bayi dan semakin premature bayi, maka semakin besar perawatan yang
diperlukan, karena kemungkinan terjadi serangan sianosis lebih besar. Semua perawatan bayi
harus dilakukan didalam incubator
Askep BBLR
1. b) Pelestarian suhu tubuh
Bayi dengan berat lahir rendah, mempunyai kesulitan dalam mempertahankan suhu tubuh.
Bayi akan berkembang secara memuaskan, asal suhu rectal dipertahankan antara 35,50 C s/d
37,0 C.
Bayi berat rendah harus diasuh dalam suatu suhu lingkungan dimana suhu normal tubuhnya
dipertahankan dengan usaha metabolic yang minimal.
Bayi berat rendah yang dirawat dalam suatu tempat tidur terbuka, juga memerlukan
pengendalian lingkungan secara seksama. Suhu perawatan harus diatas 25 0 C, bagi bayi
yang berat sekitar 2000 gram, dan sampai 300 C untuk bayi dengan berat kurang dari 2000
gram
1. c) Inkubator
Bayi dengan berat badan lahir rendah, dirawat didalam incubator. Prosedur perawatan dapat
dilakukan melalui jendela atau lengan baju. Sebelum memasukkan bayi kedalam
incubator, incubator terlebih dahulu dihangatkan, sampai sekitar 29,4 0 C, untuk bayi dengan
berat 1,7 kg dan 32,20C untuk bayi yang lebih kecil. Bayi dirawat dalam keadaan telanjang,
hal ini memungkinkan pernafasan yang adekuat, bayi dapat bergerak tanpa dibatasi pakaian,
observasi terhadap pernafasan lebih mudah.
1. d) Pemberian oksigen
Ekspansi paru yang buruk merupakan masalah serius bagi bayi preterm BBLR, akibat tidak
adanya alveoli dan surfaktan. Konsentrasi O2 yang diberikan sekitar 30- 35 % dengan
menggunakan head box, konsentrasi O2 yang tinggi dalam masa yang panjang akan
menyebabkan kerusakan pada jaringan retina bayi yang dapat menimbulkan kebutaan
1. e) Pencegahan infeksi
Bayi preterm dengan berat rendah, mempunyai system imunologi yang kurang berkembang,
ia mempunyai sedikit atau tidak memiliki ketahanan terhadap infeksi. Untuk mencegah
infeksi, perawat harus menggunakan gaun khusus, cuci tangan sebelum dan sesudah merawat
Askep BBLR
bayi, memakai masker, gunakan gaun/jas, lepaskan semua asessoris dan tidak boleh masuk
kekamar bayi dalam keadaan infeksi dan sakit kulit.
1. f) Pemberian makanan
g)Memulangkan Bayi
Sebelum pulang bayi sudah harus mampu minum sendiri, baik dengan botol maupum putting
susu ibu. Selain itu kenaikan berat badan berkisar antara 10 30 gram / hari dan suhu tubuh
tetap normal diruang biasa. Biasanya bayi dipulangkan dengan berat badan lebih dari 2000
gram dan semua masalah berat sudah teratasi.
1. PENGKAJIAN
2. Anamnesis
3. Riwayat Maternal
4. Umur ibu dalam resiko kehamilan ( < 16 thn atau > 35 thn)
5. Kehamilan ganda ( gemeli)
6. Status ekonomi rendah, malnutrisi dan ANC kurang
7. Adanya riwayat kelahiran prematur sebelumnya
8. Infeksi: TORCH, penyakit kelamin dll
9. Kondisi kehamilan: toksemia gravidarum, KPD, plasenta previa dll
10. Penggunaan Narkoba, alkohol, rokok
11. Riwayat Kelahiran
12. Gestasi : 24- 37 minggu
13. BB : < 2500 gram, TB : , LD
14. APGAR SKORE
15. Appearance (warna kulit)
Askep BBLR
0 Seluruh tubuh bayi berwarna kebiru-biruan atau pucat
1 Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan
5. Respiration (pernapasan)
0 Tidak bernapas
1 Menangis lemah, terdengar seperti merintih, pernapasan lambat dan tidak teratur
Askep BBLR
1. PEMERIKSAAN FISIK (Head to toe)
1. Reflek moro :
2. Reflek menggenggam : positif, lemah.
3. Reflek menghisap : positif, namun masih lemah.
4. Tonus otot/aktifitas :
5. Kekuatan menangis :
6. Keadaan umum : menangis kuat, lemah.
7. Tanda-tanda vital : HR= 140x/mnt, RR= 38x/mnt, suhu= 36,5oC.
8. Kepala dan wajah : LK= 32 cm, rambut tipis, terdapat lanugo, tidak ada cephal
hematom, fontanella tidak menonjol.
9. Mata : mengeluarkan sekret banyak, terutama mata kiri, berkedip bila terpapar
cahaya.
10. Telinga : reflek terkejut positif.
11. Hidung : dapat bersin
12. Mulut : mukosa kering.
13. Tenggorokan : tidak ada kelainan.
14. Leher : tidak ada kelainan.
15. Dada : LD= 30 cm.
4. Sistem kardiovaskuler
5. HR : 120-160 x/menit
6. Saat lahir mungkin terdapat murmur: indikasi adanya shunt ke kiri dan tekanan paru
yang masih tinggi atau adanya atelektasis
7. Sistem gastrointestinal
8. Abdomen menonjol
9. Pengeluaran mekonium: 12-24 jam
10. Refleks hisap lemah, koordinasi mengisap dan menelan lemah
11. Anus: paten, jika tidak pertanda kelainan kongenital
12. Berat badan kurang 2500
13. Sistem integumen
14. Kulit: pucat, sianosis, ikterik, kutis marmorata atau kemerahan
15. Kulit tipis, transparan, halus dan licin
16. Verniks caseosa sedikit dengan lanugo banyak
Askep BBLR
17. Terdapat edema umum atau lokal
18. Kuku pendek
19. Rambut sedikit dan halus
20. Garis tangan sedikit dan halus
21. Sistem muskuloskeletal
22. Tulang rawan telinga (Cartilago ear) belum berkembang, telinga halus dan lunak
23. Tulang kepala dan tulang rusuk lunak
24. Reflek kurang dan letargi
25. Neurosensori
26. Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut agak gendut. Ukuran kepala besar dalam
hubungannya dengan tubuh, sutura mungkin mudah digerakan, fontanel mungkin
besar atau terbuka lebar. Edema kelopak mata umum terjadi, mata mungkin
merapat(tergantung usia gestasi).
27. Refleks tergantung pada usia gestasi ;
rooting terjadi dengan baik pada gestasi minggu 32; koordinasi refleks untuk menghisap,
menelan, dan bernafas biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke 32; komponen pertama
dari refleks Moro(ekstensi lateral dari ekstremitas atas dengan membuka tangan)tampak pada
gestasi minggu ke 28; komponen keduaa(fleksi anterior dan menangis yang dapat didengar)
tampak pada gestasi minggu ke 32. Pemeriksaan Dubowitz menandakan usia gestasi antara
minggu 24 dan 37.
9. Pernafasan
Skor apgar mungkin rendah. Pernafasan mungkin dangkal, tidak teratur; pernafasan
diafragmatik intermiten atau periodik(40-60x/mt). Mengorok, pernafasan cuping hidung,
retraksi suprasternal dan substernal, atau berbagai derajat sianosis mungkin ada. Adanya
bunyi ampelas pada auskultasi, menandakan adaya sindrom distress pernafasan (RDS).
10. Keamanan
Askep BBLR
Ekstremitas mungkin tampak edema. Garis telapak kaki mungkin tidak ada pada semua atau
sebagian telapak. Kuku mungkin pendek.
11. Seksualitas
Genetalia : Labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora, dengan klitoris
menonjol ; testis pria mungkin tidak turun, rugae mungkin banyak atau tidak ada pada
skrotum.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neomuskular
2. Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan
berkurangnya lemak subcutan dalam tubuh
3. Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi)
4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan tubuh untuk
mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna)
5. Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi
6. Kecemasan orang tua b.d situasi krisis, kurang pengetahuan
INTERVENSI
Dx 1): Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neomuskular
NOC:
NIC:
Askep BBLR
3. Observasi adanya sianosis
4. Monitor dengan teliti hasil px. Gas darah
5. Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien
6. Kolaborasi
Dx II: Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu tubuh dan
berkurangnya lemak subcutan dalam tubuh
NOC:
NIC:
NOC:
NIC:
Askep BBLR
2. Isolasi bayi dengan bayi lain
3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
4. Gunakan masker setiap kali kontak dengan bayi
5. Cegah kontak dengan orang yang terinfeksi
6. Pastikan semua perawatan yang kontak dengan bayi dalam keadaan bersih/steril
Dx IV: Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan tubuh untuk
mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna)
NOC:
1. Nutrisi terpenuhi
2. refleks hisap dan menelan baik
3. muntah (-)
4. kembung (-)
5. BAB lancar
6. BB meningkat 15 gr/hr
7. turgor elastis
NIC:
NOC:
Askep BBLR
NIC:
Askep BBLR
Konsep Dasar
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
A. Definisi
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir dengan berat badan
kurang atau sama dengan 250 gram (WHO, 1961), sedangkan bayi dengan berat badan
kurang dari 1500 gr termasuk bayi dengan berat badan lahir sangat rendah. Pada kongres
European Prenatal Medicine II (1970) di London diusulkan definisi sebagai berikut:
- Preterin Infant (bayi kurang bulan: masa gestasi kurang dari 269 hari (37mg).
- Term infant (bayi cukup bulan: masa gestasi 259-293 hari (37 41 mg).
- Post term infant (bayi lebih bulan, masa gestasi 254 hari atau lebih (42 mg/lebih).
Dengan pengertian di atas, BBRL dibagi atas dua golongan:
1. Prematuritas murni kurang dari 37 hari dan BB sesuai dengan masa kehamilan/
gestasi (neonatus kurang bulan - sesuai masa kehamilan/ NKB-SMK).
2. Dismatur, BB kurang dari seharusnya untuk masa gestasi/kehamilan akibat bayi
mengalami retardasi intra uteri dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
pertumbuhan (KMK). Dismatur dapat terjadi dalam preterm, term dan post term yang
terbagi dalam :
* Neonatus kurang bulan kecil untuk masa kehamilan (NKB- KMK).
* Neonatus cukup bulan kecil untuk masa kehamilan (NCB KMK).
* Neonatus lebih bulan kecil untuk masa kehamilan (NLB KMK).
B. Etiologi BBLR
1. Faktor ibu :
- Riwayat kelahiran prematur sebelumnya
- Perdarahan antepartum
- Malnutrisi
- Hidromion
- Penyakit jantung/penyakit kronis lainnya
- Umur ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
- Jarak dua kehamilan yang terlalu dekat
- Infeksi
- Penderita DM berat
Askep BBLR
2. Faktor Janin :
- Cacat bawaan
- Kehamilan ganda/gemili
- Ketuban pecah dini/KPD
3. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
4. Kebiasaan
5. Idiopatik
D. Penatalaksanaan BBLR
1. Pengaturan suhu
Untuk mencegah hipotermi, diperlukan lingkungan yang cukup hangat dan
istirahat konsumsi O2 yang cukup. Bila dirawat dalam inkubator maka suhunya untuk
bayi dengan BB 2 kg adalah 35C dan untuk bayi dengan BB 2 2,5 kg adalah 34C.
Bila tidak ada inkubator, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan
meletakkan botol-botol hangat yang telah dibungkus dengan handuk atau lampu
petromak di dekat tidur bayi. Bayi dalam inkubator hanya dipakaikan popok untuk
memudahkan pengawasan mengenai keadaan umum, warna kulit, pernafasan, kejang
dan sebagainya sehingga penyakit dapat dikenali sedini mungkin.
2. Pengaturan makanan/nutrisi
Askep BBLR
Prinsip utama pemberian makanan pada bayi prematur adalah sedikit demi
sedikit. Secara perlahan-lahan dan hati-hati. Pemberian makanan dini berupa glukosa,
ASI atau PASI atau mengurangi resiko hipoglikemia, dehidrasi atau hiperbilirubinia.
Bayi yang daya isapnya baik dan tanpa sakit berat dapat dicoba minum melalui mulut.
Umumnya bayi dengan berat kurang dari 1500 gram memerlukan minum pertama
dengan pipa lambung karena belum adanya koordinasi antara gerakan menghisap
dengan menelan.
Dianjurkan untuk minum pertama sebanyak 1 ml larutan glukosa 5 % yang
steril untuk bayi dengan berat kurang dari 1000 gram, 2 4 ml untuk bayi dengan
berat antara 1000-1500 gram dan 5-10 ml untuk bayi dengan berat lebih dari 1500 Gr.
Apabila dengan pemberian makanan pertama bayi tidak mengalami kesukaran,
pemberian ASI/PASI dapat dilanjutkan dalam waktu 12-48 jam.
3. Mencegah infeksi
Bayi prematur mudah terserang infeksi. Hal ini disebabkan karena daya tubuh
bayi terhadap infeksi kurang antibodi relatif belum terbentuk dan daya fagositosis
serta reaksi terhadap peradangan belum baik. Prosedur pencegahan infeksi adalah
sebagai berikut:
- Mencuci tangan sampai ke siku dengan sabun dan air mengalir selama 2 menit
sebelum masuk ke ruang rawat bayi.
- Mencuci tangan dengan zat anti septic/ sabun sebelum dan sesudah memegang
seorang bayi.
- Mengurangi kontaminasi pada makanan bayi dan semua benda yang berhubungan
dengan bayi.
- Membatasi jumlah bayi dalam satu ruangan.
- Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke ruang rawat bayi.
E. Prognosis BBLR
Prognosis tergantung berat ringannya masalah prenatal, selain itu juga tergantung
dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dam perawatan saat hamil, persalinan
dan perawatan post natal.
Askep BBLR
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BBLR
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas bayi: Nama, jenis kelamin, BB, TB, LK, LD.
b. Identitas orang tua: Nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat.
c. Keluhan utama: BB < 45 cm, LD < 30 cm, LK < 33 cm, hipotermi.
d. Riwayat penyakit sekarang.
e. Riwayat penyakit keluarga.
f. Riwayat penyakit dahulu.
2. Pemeriksaan fisik biologis
Ibu
- Riwayat kehamilan dan umur kehamilan.
- Riwayat persalinan dan proses pertolongan persalinan yang dahulu dan
sekarang.
- Riwayat fisik dan kesehatan ibu saat pengkajian.
- Riwayat penyakit ibu.
- Psikososial dan spiritual ibu.
- Riwayat perkawinan.
Bayi
- Keadaan bayi saat lahir; BB < 2500 gr, PB < 45 cm, LK 33 cm, LD < 30 cm.
- Inspeksi
1. Kepala lebih besar daripada badan, ubun-ubun dan sutura lebar.
2. Lanugo banyak terdapat pada dahi, pelipis, telinga dan tangan.
3. Kulit tipis, transparan dan mengkilap.
4. Rambut halus, tipis dan alis tidak ada.
5. Garis telapak kaki sedikit.
6. Retraksi sternum dengan iga
7. Kulit menggantung dalam lipatan (tidak ada lemak sub kutan).
- Palpasi
Askep BBLR
1. Hati mudah dipalpasi.
2. Tulang teraba lunak.
3. Limpa mudah teraba ujungnya.
4. Ginjal dapat dipalpasi.
5. Daya isap lemah.
6. Retraksi tonus leher lemah, refleks Moro (+).
- Perkusi
- Auskultasi
1. Nadi lemah.
2. Denyut jantung 140 150 x/menit, respirasi 60 x/menit.
Askep BBLR
- Refleks menelan dan isap adekuat.
- Turgor kulit membaik, kulit lembut dan tidak lembab.
- Mata tidak cekung.
- BAB dab BAK lancar.
Intervensi :
- Berikan ASI dan PASI normal, bila tidak mungkin berikan personde.
- Berikan ASI dalam jumlah besar dan relatif bertambah.
- Monitor BB setiap hari.
- Observasi intake dan out put pagi.
- Pemberian infus glukosa.
3. Gangguan regulasi suhu tubuh berbanding dengan evaporasi yang berlebihan akibat
berkurangnya jaringan lemak bawah kulit, permukaan kulit, permukaan tubuh yang
relatif lebih luas dari PB, otot yang tidak aktif atau kurang pergeseran. Produksi
panas yang berkurang akibat kurangnya lemak dan pusat regulasi yang belum
sempurna.
Tujuan : suhu tubuh dalam batas normal dan tidak hipotermi.
Intervensi :
- Rawat bayi dalam inkubator bersuhu 34 - 35C.
- Pertahankan suhu lingkungan adekuat.
- Hindari bayi dimandikan.
- Monitor suhu tubuh setiap 15 menit.
Askep BBLR
- Lakukan parasat dengan teknik aseptic.
- Batasi kontak langsung dengan bayi.
- Observasi tanda-tanda infeksi.
- Kulit dan tali pusat terawat dan dibersihkan.
- Ciptakan lingkungan yang bersih dan sterilkan alat secara teratur.
- Bersihkan tempat tidur bayi dengan menggunakan cairan antiseptic sekali
seminggu.
5. Potensial kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tipisnya kulit dan kurang
pergerakan.
Tujuan : disintegrasi kulit dapat dicegah.
Intervensi :
- Batasi daerah genital dan sekitar setelah BAB dan BAK.
- Seka tubuh bayi dengan air hangat jika memungkinkan.
- Berikan baby oil pada kulit yang kering dan terkelupas.
- Beri talk secara merata, tidak tebal pada bagian tubuh yang terkena.
- Ganti popok setiap kali basah/kotor.
- Observasi tanda-tanda kemerahan, ruam popok, infeksi.
Daftar Pustaka
1. Mahdiyat, Iskandar, 1985, Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. FK UI.
2. Pusdiknakes. 1984. Perawatan Bayi dan Anak. Depkes RI : Jakarta
3. Pusdiknakes. 1995. Asuhan Keperawatan Anak dalam Konteks Keluarga.
Depkes RI: Jakarta
Askep BBLR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI NY. H
DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
PENGKAJIAN DATA
A. BIODATA BAYI
Nama : By. Ny. H.
Tanggal lahir bayi : 03 11 03
Tanggal pemeriksaan : 04 11 03
Jenis kelamin : Perempuan
Berat badan lahir : 1700 gr
Pengukuran panjang :
- Panjang : 37 cm
- Lingkar kepala : OB: 29 cm, Os: 27 cm, OK: 24 cm
- Lingkar dada : 25 cm
- Denyut jantung/menit : 130 /menit
- Reguler/ Irreguler : Irreguler
- Respirasi : 60 X/menit
- Temperatur aksila : 35,2C
Askep BBLR
MRS : 03 11 03
No. RMK : 506312
Diagnosa sementara : BCB / KMK / SPT. BK
C. KELUHAN UTAMA
Berat badan 1700 gr, suhu aksila 35,2C, lingkar dada < 30 cm, LK < 33 cm kesadaran
CM.
Askep BBLR
- Ekstremitas : tidak terdapat edema & parese (-) kuku belum mencapai ujung
jari.
- Mata : sulit membuka, ikterik , anemis .
- Hidung : tidak terdapat sekret.
- Anus : .
- Genital : labia minora lebih menonjol.
- Minum : bayi dipuasakan, cairan lewat infus.
- Refleks : menghisap lemah.
- Kulit : turgor jelek, kulit dingin.
H. LABORATORIUM
Hasil lab tanggal 04 11 03.
- Hb : 14,3 gr %
- Leukosit : 5.600 mm3.
- Trombusit : 112.000 /mm3.
- GD : 0
- GDR : 35 mg/dl
Askep BBLR
ANALISA DATA
Askep BBLR
kurang pergerakan. kerusakan
Kelembaban. integritas kulit.
Askep BBLR
ASUHAN KEPERAWATAN
Askep BBLR
2. Gangguan pemenuhan Kebutuhan nutrisi 1. Observasi intake dan output 1. Mengidentifikasi keseimbangan
nutrisi berhubungan kurang terpenuhi setiap hari. antara perkiraan pemasukan dan
dengan refleks menghisap dengan kriteria: kebutuhan nutrisi.
dan menelan yang belum Turgor kulit membaik. 2. Monitor bb setiap hari. 2. Membantu dalam memantau
sempurna. BAB dan BAK lancar. keefektifan aturan terapeutik.
3. Kolaborasi pemberian infus. 3. Ketentuan dukungan nutrisi
didasarkan pada perkiraan
kebutuhan bayi.
3 Potensial infeksi Infeksi tidak terjadi 1. Cuci tangan sebelum dan 1. Mengurangi resiko infeksi
berhubungan dengan atau bayi terhindar dari sesudah tindakan. nasokomial kepada bayi.
rendahnya kadar Ig G dan infeksi dengan kriteria: 2. Lakukan parasat dengan 2. Melindungi bayi dari infeksi.
relatif belum membentuk Tanda-tanda infeksi teknik aseptic. 3. Meminimalkan terjadinya
antibodi. sudah terlihat. 3. Batasi kontak langsung infeksi.
dengan bayi. 4. Mengetahui adanya indikasi
4. Observasi tanda-tanda infeksi.
infeksi. 5. Potensial entri organisme ke
5. Kulit dan tali pusat dirawat dalam tubuh.
dan dibersihkan.
6. Berikan terapi sesuai
Askep BBLR
indikasi.
4. Potensial kerusakan Disintegrasi kulit dapat 1. Bersihkan genital dan 1. Menurunkan kontaminasi kulit
integritas kulit dicegah. sekitar setelah BAB dan membantu dalam menurunkan
berhubungan dengan BAK. eksudat.
tipisnya kulit dan 2. Beri talk secara merata pada 2. Meminimalkan resiko terjadinya
kurangnya pergerakan. kulit bagian tebal bagian iritasi.
tubuh yang tertekan. 3. Memberikan perlindungan
3. Ganti popok setiap kali tambahan pada kulit yang halus.
basah dan kotor. 4. Mengenal adanya kerusakan
4. Observasi tanda-tanda integritas kulit.
kemerahan dan infeksi.
Askep BBLR
Implementasi Keperawatan
TANDA
NO. DIAGNOSA IMPLEMENTASI
TANGAN
1 1. Mengkaji tanda vital dan keadaan umum
13-11-03 klien.
12.00 2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada
ibu tentang penyakitnya.
3. Mengajarkan cara menurunkan suhu
tubuh yang sederhana.
II
dalam porsi kecil tapi sering.
3. Menyediakan makanan dalam keadaan
hangat, tidak terburu-buru dan ditemani.
4. Kolaborasi melanjutkan pemberian infus
RL: 13 tts/ m (makro).
Askep BBLR
daerah nyeri sesuai kebutuhan.
4. Memberikan aktivitas hiburan yang tepat
seperti mainan.
5. Menganjurkan untuk beristirahat dalam
ruangan yang tenang.
4. 1. membersihkan genital dan sekitar setelah
04-11-03 BAB dan BAK.
15.00 2. memberi talk secara merata pada kulit
IV
tidak terlalu tebal bagian tubuh yang
tertekan.
3. mengganti popok setiap kali basah dan
kotor.
4. mengobservasi tanda kemerahan dan
iritasi.
Catatan Perkembangan
Askep BBLR
Hari/Tanggal Diagnosa Data Perkembangan
Selasa O: Suhu 36,4C
04-11-03
17.00 I Menangis masih lemah
Gerak kurang aktif
Menghisap masih lemah.
A: Masalah teratasi sebagian.
P : Pertahankan intervensi yang ada.
Selasa O: BB : 1700 gr
04-11-03
17.00 II Intake : infus : 120 cc
Output : BAK : 45
:BAB : 19
cc/hari
cc/hari
: IWL : 16,8 cc
80,8 cc
Infus terpasang: D10 %:
5 tetes/menit.
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi yang ada.
Selasa O: Ampicilin 3 x 50 mg
04-11-03
17.00 II Gentamin 2 x 5 mg
(sudah diberiikan)
A: Masalah teratasi
P :Mempertahankan intevensi yang ada.
Selasa
04-11-03
17.00
IV
O: Tanda iritasi dan kemerahan tidak
Askep BBLR
terlihat.
Genital dan sekitar bersih.
A: Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi yang ada.
Rabu O: Nafas/respirasi : 3 5 x/menit
05-11-03
14.00 V Suhu/ temperatur : 35,6
HR : 89 x/menit
Bayi dalam keadaan apnea dan tidak
teratur, terjadi sklerema.
A: Gangguan pemenuhan oksigen
sehubungan dengan surfactan,
pertumbuhan dan perkembangan paru
yang belum sempurna.
P : - Berikan rangsangan taktil sedikit
mungkin.
- Melakukan nafas buatan.
- Terapi oksigen 2 liter/menit
- Atur posisi bayi dengan kepala
ekstensi.
- Observasi pernafasan setiap 5
menit.
- Kolaborasi obat-obatan RJP
E : Jam 19.00 bayi meninggal.
Askep BBLR