Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH
IRAWATY IBRAHIM
KELAS IIB
DIII KEPERAWATAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal adalah organ
berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih seseorang. Ini membantu
untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran darah, membuat urin, yang pindah ke
kandung kemih dan keluar dari tubuh. Manusia dilahirkan dengan dua ginjal. Tumor Ginja
terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya, sel yang lebih tua mati dan
diganti oleh sel baru. Ketika proses ini berjalan kacau, sel-sel tua tidak mati, dan sel-sel baru
tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan, membuat tumor. Ketika tumor ginjal jinak, tidak
kanker dan tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Namun, kadang-kadang tumor dapat
mengganggu fungsi organ, sehingga mereka bisa diangkat melalui pembedahan.
2.2 Etiologi
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menemukan
faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya kanker ginjal.
Merokok merupakan faktor resiko yang paling dekat dengan timbulnya kanker ginjal. Faktor
resiko lainnya antara lain :
Kegemukan
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi, juga pekerja
yang terpapar oleh asbes)
Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki resiko
tinggi)
Penyebabnya tidak di ketahui secara pasti,tetapi juga di duga melibatkan faktor genetik.
Kurang dari 2 % terjangkit karena faktor keturunan.Kebanyakan kasus terjadi secara
sporadik dan merupakan hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi perkembangan sel-sel
di ginjal.
2.3 Patofisiologi
Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di dalam
korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan kista-kista yang
berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.
Tumor tersebut tumbuh dengan cpat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral.
Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai
gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan
bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan. Pertama-tama
jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,tetapi kemudian di invasi oleh sel tumor. Tumor ini
pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan homogen,lunak dan
menyerupai jaringan ikat. Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen
dan di katakana sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di
lakukan palpasi. Munculnya tumor dapat sejak dalam perkembangan embrio dan aka tumbuh
dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena
renal dan menyebar ke organ lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi
nekrosis, cystic dan perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya terkait iskemik pada renal.
2.4 Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang biasa dikeluhkan adalah nyeri pinggang, jarang dilaporkan adanya
nyeri perut, namun nyeri perut dapat timbul bila terjadi infasi tumor yang menembus ginjal
sedangkan hematuria terjadi karena infasi tumor yang menembus system velveo kalises.
Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain
yang bisa muncul adalah:
a. Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
b. Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
c. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh- pembuluh darah
yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan merangsang
pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan rennin
d. Anemia
e. Penurunan berat badan
f. Infeksi saluran kencing
g. Demam
h. Malaise
i. Anoreksia
j. Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam saluran kencing.
2.5 Klasifikasi
2.5.1 Tumor Jinak
Hamartoma Ginjal
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri atas komponen
lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan merupakan tumor sejati, tetapi paling
cocok disebut sebagai hamartoma. Tumor jinak ini biasanya bulat atau lonjong dan
menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. Kadang tumor ini ditemukan juga pada lokasi
ektrarenal karena pertumbuhan yang multisentrik (De Jong, 2000). Lima puluh persen dari
hamartoma ginjal adalah pasien Tuberous sklerosis atau penyakit Bournville yaitu suatu
kelainan bawaan (Basuki, 2003).
Fibroma Renalis
Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis atau tumor sel
interstisial reno-medulari. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal keras, dengan
diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau papilla. Tumor tersusun atas sel
spindel dengan kecenderungan mengelilingi tubulus di dekatnya.
Onkositoma
Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma granulernya (tanda terhadap
adanya mitokondria yang cukup besar dan mengalami distorsi) banyak ditemukan.
Nefroblastoma
Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak berusia kurang dari 10
tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun. Tumor ini merupakan tumor
urogenitalia yang paling banyak menyerang anak-anak. Kurang lebih 10% tumor ini
menyerang kedua ginjal secara bersamaan (Basuki, 2003). Insiden puncaknya antara umur 1-
4 tahun. Anak perempuan dan laki-laki sama banyaknya. (Underwood, 2000). Tumor Wilms
merupakan 10% dari semua keganasan pada anak.
Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilm atau karsinoma sel embrional.
Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan bawaan berupa: anridia, hemihipertrofi dan
anomali organ urogenitalia (Basuki, 2003).
2.6 Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan tumor renal adalah untuk menghilangkan tumor tersebut sebelum
terjadi metastasis. Nefrektomi radikal merupakan terapi pilihan jika tumornya dapat diangkat.
Tindakan ini mencakup pengangkatan ginjal (serta tumornya , kelenjar adrenal, lemak
perirenal; disekitarnya serta fasia Gerota dan nodus limfatikus. Terapi radiasi, hormonal
ataupun kemoterapi dapat dilakukan bersama-sama pembedahan. Imunoterapi dapat pula
membantu.
Embolisasi Arteri Renalis. Pada pasien dengan karsinoma renal yang sudah
bermetastasis, embolisasi arteri renalis dilakukan untuk menyumbat aliran darah kedalam
tumor dan dengan demikian akan membunuh sel-sel tumor. Terapi embolisasi juga
menstimulasi respon imun, karena infark pada jaringan kanker sel renal akan melepaskan
antigen yang berkaitan dengan tumor dan kemudian meningkatkan respons pasien terhadap
lesi metastatic.prosedur ini dapat pula mengurangi jumlah sel-sel tumor yang masuk kedalam
sirkulasi vena ketika dilakukan tindakan manipulasi selama pembedahan.
Sesudah embolisasi arteri renalis dan membuat infark jaringan tumor, kompleks
gejala yang khas serta diberi nama sindrom pascainfark akan terjadi selama 2 hingga 3 hari.
Pasien akan merasa nyeri yang terlokalisisr didaerah pinggang serta abdomen, mengalami
kenaikan suhu tubuh dan mengemukakan keluhan gastrointestinal. Rasa nyeri diatasi dengan
preparat analgetik parenteral sementara aspirin diberikan untuk mengendalikan panas.
Antiemetic, pembatasan maskan oral dan terapi rumatan dengan cairan infus dilakukan untuk
mengatasi keluhan gastrointestinal.
Terapi Biologi. Keberhasilan dalam mengatasi tumor renal dengan cara memodifikasi
respon biologi pernah dilaporkan. Pasien dapat diobati dengan interleukin-2 (IL-2), yaitu
suatu protein yang yang mengatur pertumbuhan sel. Cara ini dapat dilakukan secara tunggal
atau dalam bentuk kombinasi bersama dengan sel-sel pembunuh yang diaktifkan oleh
limfokin (LAK ; lymphokines-activated killer cells ) LAK merupakan sel darah putih yang
sudah distimulasi oleh IL2 untuk meningkatkan kemampuannya dalam membunuh sel-sel
kanker. Interferon, yaitu pengubah respins biologi lainnya juga sedang diselidiki sebagai
sesuatu bentuk terapi untuk menangani kanker ginjal yang sudah lanjut.
2.7 Pencegahaan
pencegahan terhadap ancaman oenyakit ini adalah dengan menerapkan gaya hidup
sehat. Mengkonsumsi makanan yang sehat , yang dapat menurunkan risiko terjadinya
penyakit tumor ginjal ini. Tidak merokok, karena merokok salah satu yang dapat
mengakibatkan terjadinya tumor ginjal.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Pemeriksaan Penunjang
Foto thoraks (Rontgen)
Merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke paru-paru.
Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor Wilms bilateral atau
termasuk horseshoe kidney.
Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid dengan tumor yang
mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di
daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada potongan
sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami pembesaran, lebih
predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan area yang
echotekstur heterogenus.
CT-Scan
Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini meliputi konfirmasi
mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa
multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah besar dan
evaluasi dari ginjal yang lain. CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri
danmetastasis hepar multiple. CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan
metastasishepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk tumor Wilms adalah
kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam batas
normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia
dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien dengan
metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.
Biopsi
Di lakukan untuk mengambil contoh jaringan dan pemeriksaan mikroskopik.Biopsi tumor ini
untuk mengevaluasi sel dan diagnosis.
3.2 Diagnosa Keperawatan
a. Pre operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2) Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake
3) Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan prosedur
pembedahan
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya nutrisi tubuh
b. Pasca operasi
1) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi
Infection Protection
Monitor tanda dan gejala infeksi
iskemik dan local
Monitor kerentanan terhadap
infeksi
Berikan perawatan kulit pada area
epidema
Inspeksi kulit dan membrane
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
Inspeksi luka / insisi bedah
Dorong masukan nutrisi yang
cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum
antibiotic sesuai resep
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal.
Tumor Ginjal terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya, sel yang
lebih tua mati dan diganti oleh sel baru. Ketika proses ini berjalan kacau, sel-sel tua tidak
mati, dan sel-sel baru tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan, membuat tumor.
Faktor resiko lainnya antara lain : kegemukan, hipertensi, lingkungan kerja, dialisa, faktor
genetik.
Penatalaksanaan medis bagi penderita tumor ginjal yaitu : nefrektomi, hormonal,
imunoterapi, radiasi Eksterna, sitostatika.
4.2 Saran
Demikian materi yang kami paparkan,tentunya masih banyak kekurangan
dankelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi
yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya.Semoga makalah
ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8 vol 2. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J., 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC.
Kusuma Hardi dan Nurain Huda Amin. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. jilid 2. Yogyakarta : Media Action Publishing
http://www.academia.edu/8271194/TUMOR_GINJAL?login=&email_was_taken=true