Vous êtes sur la page 1sur 17

TUMOR GINJAL

OLEH

IRAWATY IBRAHIM

KELAS IIB
DIII KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES


GORONTALO

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan
melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolisma tubuh.
Penakajian keperawatan pada system perkemihan adalah salah satu dari komponen
dari proses keperawatan yang merupakan suatau usaha yang dilakukan oleh perawat dalam
menggali permasalahan dari klien meliputi usaha pengumpulan data, membuktikan data
tentang status kesehatan seorang klien. Keahlian dalam melakukan observasi komunikasi,
wawancara, dan pemeriksaan fisik sangat penting untuk mewujudkan fase proses
keperawatan.
Tumor ginjal merupakan tumor urogenitalia nomor tiga terbanyak setelah tumor
prostat dan tumor kandung kemih. Semakin meluasnya penggunaan ultrasonografi abdomen
sebagai salah satu pemeriksaan screening (penyaring) di klinik-klinik rawat jalan, makin
banyak diketemukan kasus-kasus tumor ginjal yang masih dalam stadium awal.
Karsinoma sel renal adalah jenis kanker ginjal yang banyak ditemukan pada orang dewasa.
Wilms tumor atau nephroblastoma adalah jenis tumor yang sering terjadi pada anak-anak di
bawah umur 10 tahun, jarang ditemukan pada orang dewasa. Kira-kira 500 kasus terdiagnosa
tiap tahun di Amerika Serikat. 75% ditemukan pada anak-anak yang normal ; 25% nya terjadi
dengan kelainan pertumbuhan pada anak. Tumor ini responsive dalam terapinya, 90% pasien
bertahan hidup hingga 5 tahun.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Tumor Ginjal?
2. Etiologi dari Tumor Ginjal?
3. Bagaimana patofisiologi dari tumor ginjal ?
4. Apa manifestasi klinis dari Tumor Ginjal?
5. Apa klasifikasi dari Tumor Ginjal ?
6. Bagaimana penatalaksanaan yang tepat bagi penderita Tumor Ginjal?
7. Bagaimana pencegahan dari Tumor Ginjal ?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah yang berupa makalah tentang tumor
ginjal.

1.3.2 Tujuan khusus


1. Untuk mengetahui pengertian dari tumor ginjal.
2. Untuk mengetahui penyebab dari tumor ginjal.
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari tumor ginjal
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari tumor ginjal.
5. Untuk mengetahui klasifikasi dari tumor ginjal.
6. Untuk mengetahui tatalaksana yang tepat pada tumor ginjal.
7. Untuk mengetahhui pencegahan dari tumor ginjal
1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi institusi : Sebagai tambahan sumber bacaan di perpustakaan


2. Bagi pembaca : Untuk menambah wawasan kita mengenai pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, dan pengobatan untuk penyakit tumor ginjal tersebut
3. Bagi penulis : Terpenuhinya tugas Keperawatan Medikal Bedah yang berupa makalah
mengenai tumor ginjal.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal. ginjal adalah organ
berbentuk kacang yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kemih seseorang. Ini membantu
untuk menyaring limbah dan cairan ekstra dari aliran darah, membuat urin, yang pindah ke
kandung kemih dan keluar dari tubuh. Manusia dilahirkan dengan dua ginjal. Tumor Ginja
terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya, sel yang lebih tua mati dan
diganti oleh sel baru. Ketika proses ini berjalan kacau, sel-sel tua tidak mati, dan sel-sel baru
tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan, membuat tumor. Ketika tumor ginjal jinak, tidak
kanker dan tidak menyebar ke bagian tubuh lainnya. Namun, kadang-kadang tumor dapat
mengganggu fungsi organ, sehingga mereka bisa diangkat melalui pembedahan.
2.2 Etiologi
Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui. Tetapi penelitian telah menemukan
faktor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan resiko terjadinya kanker ginjal.
Merokok merupakan faktor resiko yang paling dekat dengan timbulnya kanker ginjal. Faktor
resiko lainnya antara lain :
Kegemukan
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Lingkungan kerja (pekerja perapian arang di pabrik baja memiliki resiko tinggi, juga pekerja
yang terpapar oleh asbes)
Dialisa (penderita gagal ginjal kronis yang menjalani dialisa menahun memiliki resiko
tinggi)
Penyebabnya tidak di ketahui secara pasti,tetapi juga di duga melibatkan faktor genetik.
Kurang dari 2 % terjangkit karena faktor keturunan.Kebanyakan kasus terjadi secara
sporadik dan merupakan hasil dari mutasi genetik yang mempengaruhi perkembangan sel-sel
di ginjal.

2.3 Patofisiologi
Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di dalam
korteks, dan kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan kista-kista yang
berasal dari tumor yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.
Tumor tersebut tumbuh dengan cpat di lokasi yang dapat unilateral atau bilateral.
Pertumbuhan tumor tersebut akan meluas atau menyimpang ke luar renal. Mempunyai
gambaran khas berupa glomerulus dan tubulus yang primitif atau abortif dengan ruangan
bowman yang tidak nyata, dan tubulus abortif di kelilingi stroma sel kumparan. Pertama-tama
jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,tetapi kemudian di invasi oleh sel tumor. Tumor ini
pada sayatan memperlihatkan warna yang putih atau keabu-abuan homogen,lunak dan
menyerupai jaringan ikat. Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen
dan di katakana sebagai suatu massa abdomen. Akan teraba pada abdominal dengan di
lakukan palpasi. Munculnya tumor dapat sejak dalam perkembangan embrio dan aka tumbuh
dengan cepat setelah lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena
renal dan menyebar ke organ lain. Tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi
nekrosis, cystic dan perdarahan. Terjadinya hipertensi biasanya terkait iskemik pada renal.
2.4 Manifestasi Klinis
Gejala klinis yang biasa dikeluhkan adalah nyeri pinggang, jarang dilaporkan adanya
nyeri perut, namun nyeri perut dapat timbul bila terjadi infasi tumor yang menembus ginjal
sedangkan hematuria terjadi karena infasi tumor yang menembus system velveo kalises.
Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala lain
yang bisa muncul adalah:
a. Adanya massa dalam perut (tumor abdomen)
b. Hematuri akibat infiltrasi tumor ke dalam sistem kaliks
c. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh- pembuluh darah
yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan merangsang
pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan rennin
d. Anemia
e. Penurunan berat badan
f. Infeksi saluran kencing
g. Demam
h. Malaise
i. Anoreksia
j. Nyeri perut yang bersifat kolik, akibat adanya gumpalan darah dalam saluran kencing.

2.5 Klasifikasi
2.5.1 Tumor Jinak
Hamartoma Ginjal
Hamartoma atau angiomiolipoma ginjal adalah tumor ginjal yang terdiri atas komponen
lemak, pembuluh darah dan otot polos. Lesi ini bukan merupakan tumor sejati, tetapi paling
cocok disebut sebagai hamartoma. Tumor jinak ini biasanya bulat atau lonjong dan
menyebabkan terangkatnya simpai ginjal. Kadang tumor ini ditemukan juga pada lokasi
ektrarenal karena pertumbuhan yang multisentrik (De Jong, 2000). Lima puluh persen dari
hamartoma ginjal adalah pasien Tuberous sklerosis atau penyakit Bournville yaitu suatu
kelainan bawaan (Basuki, 2003).
Fibroma Renalis
Tumor jinak ginjal yang paling sering ditemukan ialah fibroma renalis atau tumor sel
interstisial reno-medulari. Fibroma renalis berupa benjolan massa yang kenyal keras, dengan
diameter kurang dari 10 mm yang terletak dalam medula atau papilla. Tumor tersusun atas sel
spindel dengan kecenderungan mengelilingi tubulus di dekatnya.

Adenoma Korteks Benigna


Adenoma koreteks benigna merupakan tumor berbentuk nodulus berwarna kuning kelabu
dengan diameter biasanya kurang dari 20 mm, yang terletak dalam korteks ginjal.

Onkositoma
Onkositoma merupakan subtipe dari adenoma yang sitoplasma granulernya (tanda terhadap
adanya mitokondria yang cukup besar dan mengalami distorsi) banyak ditemukan.

Tumor Jinak Lainnya


Tumor jinak dapat timbul dari jenis sel apapun dari dalam ginjal. Beberapa menyebabkan
masalah klinis, seperti hemangioma yang dapat menyebabkan terjadinya perdarahan,
sehingga memberikan rasa nyeri atau merupakan predisposisi kehilangan darah yang banyak
sewaktu terjadi trauma.Tumor yang jarang ditemukan ialah tumor sel jukstaglomerulor yang
memproduksi renin yang merupakan penyebab terjadinya hipertensi (Underwood, 2000).
Jenis tumor lain yang pernah ditemui adalah lipoma dan leiomioma (De Jong, 2000).

2.5.2 Tumor Ganas (kanker)


Adenokarsinoma Ginjal
Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang berasal dari tubulus
proksimalis ginjal. Tumor ini merupakan 3% dari seluruh keganasan pada orang dewasa.
Tumor ini dikenal dengan nama lain sebagai : tumor Grawitz, Hipernefroma, Karsinoma sel
Ginjal atau Internist tumor (Basuki, 2003).

Nefroblastoma
Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak berusia kurang dari 10
tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun. Tumor ini merupakan tumor
urogenitalia yang paling banyak menyerang anak-anak. Kurang lebih 10% tumor ini
menyerang kedua ginjal secara bersamaan (Basuki, 2003). Insiden puncaknya antara umur 1-
4 tahun. Anak perempuan dan laki-laki sama banyaknya. (Underwood, 2000). Tumor Wilms
merupakan 10% dari semua keganasan pada anak.
Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilm atau karsinoma sel embrional.
Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan bawaan berupa: anridia, hemihipertrofi dan
anomali organ urogenitalia (Basuki, 2003).

Tumor Pelvis Renalis


Angka kejadian tumor ini sangat jarang. Sesuai dengan jenis histopatologinya tumor ini
dibedakan dalam dua jenis yaitu :
a. karsinoma sel transitional.
b. karsinoma sel skuamosa.
Seperti halnya mukosa yang terdapat pada kaliks, buli-buli dan uretra proksimal,
pielum juga dilapisi oleh sel-sel transitional dan mempunyai kemungkinan untuk menjadi
karsinoma transitional. Karsinoma sel skuamosa biasanya merupakan metaplasia sel-sel
pelvis renalis karena adanya batu yang menahun pada pelvis renalis (Basuki, 2003).
Sebagian besar tumor renalis pada orang dewasa ialah karsinoma sel renalis, dimana sisanya
yang paling banyak (5-10%) karsinoma sel transitional yang berasal dari urotelium pelvis
renalis, karena pertumbuhannya ke dalam rongga kaliks pelvis, tumor ini secara dini akan
ditandai dengan adanya hematuria atau obstruksi (Underwood, 2000)
Tumor ini sering menginfiltrasi dinding pelvis dan dapat mengenai vena renalis (Underwood,
2000)

2.6 Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan tumor renal adalah untuk menghilangkan tumor tersebut sebelum
terjadi metastasis. Nefrektomi radikal merupakan terapi pilihan jika tumornya dapat diangkat.
Tindakan ini mencakup pengangkatan ginjal (serta tumornya , kelenjar adrenal, lemak
perirenal; disekitarnya serta fasia Gerota dan nodus limfatikus. Terapi radiasi, hormonal
ataupun kemoterapi dapat dilakukan bersama-sama pembedahan. Imunoterapi dapat pula
membantu.
Embolisasi Arteri Renalis. Pada pasien dengan karsinoma renal yang sudah
bermetastasis, embolisasi arteri renalis dilakukan untuk menyumbat aliran darah kedalam
tumor dan dengan demikian akan membunuh sel-sel tumor. Terapi embolisasi juga
menstimulasi respon imun, karena infark pada jaringan kanker sel renal akan melepaskan
antigen yang berkaitan dengan tumor dan kemudian meningkatkan respons pasien terhadap
lesi metastatic.prosedur ini dapat pula mengurangi jumlah sel-sel tumor yang masuk kedalam
sirkulasi vena ketika dilakukan tindakan manipulasi selama pembedahan.
Sesudah embolisasi arteri renalis dan membuat infark jaringan tumor, kompleks
gejala yang khas serta diberi nama sindrom pascainfark akan terjadi selama 2 hingga 3 hari.
Pasien akan merasa nyeri yang terlokalisisr didaerah pinggang serta abdomen, mengalami
kenaikan suhu tubuh dan mengemukakan keluhan gastrointestinal. Rasa nyeri diatasi dengan
preparat analgetik parenteral sementara aspirin diberikan untuk mengendalikan panas.
Antiemetic, pembatasan maskan oral dan terapi rumatan dengan cairan infus dilakukan untuk
mengatasi keluhan gastrointestinal.
Terapi Biologi. Keberhasilan dalam mengatasi tumor renal dengan cara memodifikasi
respon biologi pernah dilaporkan. Pasien dapat diobati dengan interleukin-2 (IL-2), yaitu
suatu protein yang yang mengatur pertumbuhan sel. Cara ini dapat dilakukan secara tunggal
atau dalam bentuk kombinasi bersama dengan sel-sel pembunuh yang diaktifkan oleh
limfokin (LAK ; lymphokines-activated killer cells ) LAK merupakan sel darah putih yang
sudah distimulasi oleh IL2 untuk meningkatkan kemampuannya dalam membunuh sel-sel
kanker. Interferon, yaitu pengubah respins biologi lainnya juga sedang diselidiki sebagai
sesuatu bentuk terapi untuk menangani kanker ginjal yang sudah lanjut.

2.7 Pencegahaan
pencegahan terhadap ancaman oenyakit ini adalah dengan menerapkan gaya hidup
sehat. Mengkonsumsi makanan yang sehat , yang dapat menurunkan risiko terjadinya
penyakit tumor ginjal ini. Tidak merokok, karena merokok salah satu yang dapat
mengakibatkan terjadinya tumor ginjal.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian Fokus


a. Identitas pasien dan identitas penanggung jawab
b. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak sekitar perut. Tidak nafsu
makan, mual, muntah dan diare. Badan panas hanya 1 hari pertama sakit.
Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah mengeluh kelainan pada ginjal sebelumnya, atau gejala-gejala tumor
wilms.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan TTV pada klien, melakukan pemeriksaan secara head to toe yang
harus diperhatikan adalah palpasi abdomen yang cermat dan pengukuran tekanan darah pada
klien. Tumor dapat memproduksi rennin atau menyebabkan kompresi vaskuler sehingga
mengakibatkan hipertensi pada anak.
Pemeriksaan kebutuhan Fisik dan Psikososial
1. Pola Nutrisi dan Metabolik.
Dapat terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi natrium dan air,edema
pada sekitar mata dan seluruh tubuh. Klien mudah mengalami infeksi karena adanya depresi
sistem imun. Adanya mual,muntah,dan anoreksia menyebabkan intake nutrisi yang tidak
adekuat. BB meningkat karena adanya edema. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karena
uremia.
2. Pola Eliminasi.
Eliminasi urine : gangguan pada glomerulus menyebabkan sisa-sisa metabolisme tidak
dapat di ekskresi dan terjadi penyerapan kembali air dan natrium pada tubulus ginjal yang
tidak mengalami gangguan yang menyebabkan oliguri, anuria, proteinuria, dan hematuria.

3. Pola Aktivitas dan latihan.


Pada klien dengan kelemahan malaise,kelemahan otot dan kehilangan tonus karena
adanya hiperkalemia. Dalam perawatan,klien perlu istirahat karena adanya kelainan jantung
dan tekanan darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk di mulai bila tekanan darah
udah normal selama satu minggu. Adanya edema paru maka pada inspeksi terlihat retraksi
dada,penggunaan otot bantu napas, teraba massa, auskultasi terdengar rales, dispnea,
ortopnea, dan pasien terlihat lemah ( kelebihan beban sirkulasi sehingga menyebabkan
pembesaran jantung ), anemia, dan hipertensi yang di sebabkan oleh spasme pembuluh darah.
4. Pola Tidur dan Istirahat.
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremi, keletihan,
kelemahan malaise, keemahan otot dan kehilangan tonus.
5. Pola Kognitif dan Perseptual.
Penigkatan ureum darah menyebabkan kuit bersisik kasar dan gatal-gatal karena adanya
uremia. Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati hipertensi.
6. Persepsi Diri
Klien dan orang tuanya cemas dan takut karena adanya warna urine yang berwarna merah,
adanya edema, serta perawatan yang lama.

Pemeriksaan Penunjang
Foto thoraks (Rontgen)
Merupakan pemeriksaan untuk mengevaluasi ada tidaknya metastasis ke paru-paru.
Arteriografi khusus hanya diindikasikan untuk pasien dengan tumor Wilms bilateral atau
termasuk horseshoe kidney.
Ultrasonografi
Merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat membedakan tumor solid dengan tumor yang
mengandung cairan. Dengan pemeriksaan USG, tumor Wilms nampak sebagai tumor padat di
daerah ginjal. USG juga dapat digunakan sebagai pemandu pada biopsi. Pada potongan
sagital USG bagian ginjal yang terdapat tumor akan tampak mengalami pembesaran, lebih
predominan digambarkan sebagai massa hiperechoic dan menampakkan area yang
echotekstur heterogenus.
CT-Scan
Memberi beberapa keuntungan dalam mengevaluasi tumor Wilms. Ini meliputi konfirmasi
mengenai asal tumor intrarenal yang biasanya menyingkirkan neuroblastoma; deteksi massa
multipel; penentuan perluasan tumor, termasuk keterlibatan pembuluh darah besar dan
evaluasi dari ginjal yang lain. CT scan memperlihatkan massa heterogenus di ginjal kiri
danmetastasis hepar multiple. CT scan dengan level yang lebih tinggi lagi menunjukkan
metastasishepar multipel dengan thrombus tumor di dalam vena porta.
Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium yang penting yangmenunjang untuk tumor Wilms adalah
kadar lactic dehydro genase (LDH) meninggi dan Vinyl mandelic acid (VMA) dalam batas
normal. Urinalisis juga dapat menunjukkan bukti hematuria, LED meningkat, dan anemia
dapat juga terjadi, terlebih pada pasien dengan perdarahan subkapsuler. Pasien dengan
metastasis di hepar dapat menunjukkan abnormalitas pada analisa serum.
Biopsi
Di lakukan untuk mengambil contoh jaringan dan pemeriksaan mikroskopik.Biopsi tumor ini
untuk mengevaluasi sel dan diagnosis.
3.2 Diagnosa Keperawatan
a. Pre operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan efek fisiologis dari neoplasia
2) Perubahan Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
metabolime, kehilangan protein dan penurunan intake
3) Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan prosedur
pembedahan
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kurangnya nutrisi tubuh
b. Pasca operasi
1) Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
2) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka operasi

3.3 Intervensi Keperawatan


3.3.1 Pre oprasi
No NDX NOC NIC
1 Nyeri akut Pain level Paint Management
berhubungan dengan Pain control Lakukan pengkajian secara
efek fisiologis dari Comfort level komperhensif
neoplasia Observasi reaksi non verbal dari
Kriteria Hasil : ketidaknyamanan
Definisi : pengalaman Mampu mengontrol nyeri Gunakan teknik komunikasi
sensori dan emosional (tahu penyebab nyeri, mampu terapeutik
yang muncul akibat menggunakan teknik non Evaluasi pengalaman nyeri masa
kerusakan jaringan farmakologi untuk
lampau
yang actual dan mengurangi nyeri, mencari Evaluasi bersama pasien dan tim
potensial atau bantuan) kesehatan lain tentang
digambarkan dalam Melaporkan bahwa nyeri ketidakefektifan kontrol nyeri
kerusakan sedemikian berkurang dengan
dimasa lampau
menggunakan manajement
rupa. (International nyeri Bantu pasien dan keluarga dengan
Association for the Mampu mengendalikan nyeri menemukan dukungan

study of Pain) : awitan (skala, intensitas, frekuensi, Kontrol lingkungan yang dapat
yang tiba tiba atau dan tanda nyeri) mempengaruhi nyeri seperti suhu
lambat dari intensitas Menyatakan rasa nyaman ruangan, kecahayaan, kebisingan
ringan hingga berat setelah nyeri berkurang Pilih dan lakukan penanganan
dengan akhir yang nyeri (farmakologi, non
dapat diantisipasi atau farmakologi, dan interpersonal)
diprediksi dan Ajarkan tentang teknik non
berlangsung <6 bulan farmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
Monitor penerimaan pasien
tentang manajeen nyeri
2 Perubahan Nutrisi : Nutritional Status : Nutrition Management
Kurang dari Kebutuhan Nutritional status : food and Kaji adanya alergi makanan
berhubungan dengan fluid intake
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
peningkatan kebutuhan Nutritional status : nutrient
menentukan jumlah kalori dan
metabolime, intake
nutrisi yang dibutuhkan pasien
kehilangan protein dan Weight control
Berikan substansi gula
penurunan intake
Ajarkan pasien bagaimana
Kriteria Hasil :
membuat catatan makanan harian
Definisi : asupan nutrisi Adanya peningkatan BB
Onitor jumlah nutrisi dan
tidak cukup untuk sesuai dengan tujuan
memenuhi kebutuhan BB ideal sesuai dengan tinggi kandungan kalori
metabolik badan Berikan informasi tentang
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
kebutuhan nutrisi Nutrition Monitoring
Tidak ada tanda tanda BB pasien dalam batas normal
malnutrisi Monitor adanya penurunan BB
Menunjukkan peningkatan Monitor tie dan jumlah aktivitas
fungsi pengecapan dari Monitor turgor kulit
menelan Monitor kekeringan, rambut
Tidak terjadi penurunan BB kusam, dan mudah patah
yang berarti Monitor kadar albumin, total
protein, Hb, dan kadar Ht
3 Kecemasan Anxiety self-control Anxiety Reduction (penurunan
berhubungan dengan Anxiety level kecemasan)
kurangnya pengetahuan Coping Gunakan pendekatan yang
tentang penyakit dan menyenangkan
Nyatakan dengan jelas harapan
prosedur pembedahan Kriteria Hasil :
terhadap perilaku pasien
Klien mampu
Jelaskan semua prosedur dan apa
Definisi : Perasaan mengidentifikasi dan yang dirasakan selama prosedur
tidak nyaman atau mengungkapkan gejala cemas Pahami perspektif pasien terhadap
kekhawatiran yang Mengidentifikasi, situasi stress
samar disertai respon mengungkapkan, dan Dorong keluarga untuk menemani
anak
autonom (sumber menunjukkan teknik untuk
Dengarkan penuh perhatian
sering kali tidak mengontrol cemas
Dorong pasien mengungkapkan
spesifik atau tidak Vital sign dalam batas normal perasaan, ketakutan, persepsi
diketahui oleh Postur tubuh, ekspresi wajah, Intstruksikan pasien menggunakan
individu); perasaan bahasa tubuh, dan tingkat teknik relaksassi
takut ysng disebabkan aktivitas menunjukkan
oleh antisipasi terhadap berkurangnya kecemasan.
bahaya. Hal ini
merupakan isyarat
kewaspadaan individu
akan adanya bahaya
dan memampukan
individu bertindak
menghadapi ancaman

3.3.2 Post Operasi


No NDX NOC NIC
1 Nyeri berhubungan Pain level Paint Management
dengan terputusnya Pain control Lakukan pengkajian secara
kontinuitas jaringan Comfort level komperhensif
Observasi reaksi non verbal dari
Definisi : pengalaman Kriteria Hasil : ketidaknyamanan
sensori dan emosional Mampu mengontrol nyeri Gunakan teknik komunikasi
yang muncul akibat (tahu penyebab nyeri, mampu terapeutik
kerusakan jaringan menggunakan teknik non Evaluasi pengalaman nyeri masa
yang actual dan farmakologi untuk lampau
potensial atau mengurangi nyeri, mencari
Evaluasi bersama pasien dan tim
digambarkan dalam bantuan) kesehatan lain tentang
kerusakan sedemikian Melaporkan bahwa nyeri ketidakefektifan kontrol nyeri
rupa. (International berkurang dengan dimasa lampau
Association for the menggunakan manajement
Bantu pasien dan keluarga dengan
study of Pain) : awitan nyeri
menemukan dukungan
yang tiba tiba atau Mampu mengendalikan nyeri
Kontrol lingkungan yang dapat
lambat dari intensitas (skala, intensitas, frekuensi,
mempengaruhi nyeri seperti suhu
ringan hingga berat dan tanda nyeri)
ruangan, kecahayaan, kebisingan
dengan akhir yang Menyatakan rasa nyaman Pilih dan lakukan penanganan
dapat diantisipasi atau setelah nyeri berkurang nyeri (farmakologi, non
diprediksi dan farmakologi, dan interpersonal)
berlangsung <6 bulan Ajarkan tentang teknik non
farmakologi
Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
Tingkatkan istirahat
Monitor penerimaan pasien
tentang manajeen nyeri
2 Resiko tinggi infeksi Immune Status Infection Control
berhubungan dengan Knowledge : infection control Bersihkan lingkungan setelah
adanya luka operasi Risk control dipakai pasien lain
Pertahankan teknik isolasi
Kriteria Hasil :
Definisi : mengalami Klien bebas dari tanda dan Batasi pengunjung bila perlu
Instruksikan pengunjung untuk
peningkatan resiko gejala infeksi
mencuci tangan saat berkunjung
terserang organisme Mendeskripsikan proses dan setelah berkunjung
patogenik penularan penyakit, faktor meninggalkan pasien
yang mempengaruhi Gunakan sabun anti mikroba
penularan serta untuk cuci tangan
pelaksanaannya Cuci tangan sebelum dan sesudah
Menunjukkan kemampuan tindakan keperawatan
untuk mencegah timbulnya
Gunakan baju, sarug tangan
infeksi
sebagai pelindung
Jumlah leukosit dalam batas
Pertahankan lingkungan aseptic
normal
selama pemasangan alat
Menunjukkan perilaku hidup
sehat Berikan terapi antibiotic bila perlu

Infection Protection
Monitor tanda dan gejala infeksi
iskemik dan local
Monitor kerentanan terhadap
infeksi
Berikan perawatan kulit pada area
epidema
Inspeksi kulit dan membrane
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
Inspeksi luka / insisi bedah
Dorong masukan nutrisi yang
cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum
antibiotic sesuai resep
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa tumor ginjal adalah massa abnormal yang berkembang di ginjal.
Tumor Ginjal terbentuk ketika sel tumbuh terlalu cepat dalam ginjal. Biasanya, sel yang
lebih tua mati dan diganti oleh sel baru. Ketika proses ini berjalan kacau, sel-sel tua tidak
mati, dan sel-sel baru tumbuh ketika mereka tidak dibutuhkan, membuat tumor.
Faktor resiko lainnya antara lain : kegemukan, hipertensi, lingkungan kerja, dialisa, faktor
genetik.
Penatalaksanaan medis bagi penderita tumor ginjal yaitu : nefrektomi, hormonal,
imunoterapi, radiasi Eksterna, sitostatika.

4.2 Saran
Demikian materi yang kami paparkan,tentunya masih banyak kekurangan
dankelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi
yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah dikesempatan-kesempatan berikutnya.Semoga makalah
ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2000. Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8 vol 2. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J., 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC.
Kusuma Hardi dan Nurain Huda Amin. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. jilid 2. Yogyakarta : Media Action Publishing

http://www.academia.edu/8271194/TUMOR_GINJAL?login=&email_was_taken=true

Vous aimerez peut-être aussi

  • SAP Hemoroid
    SAP Hemoroid
    Document9 pages
    SAP Hemoroid
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Implementasi Dan Evaluasi
    Implementasi Dan Evaluasi
    Document1 page
    Implementasi Dan Evaluasi
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Usia Dewasa KLKLKLKLKL
    Usia Dewasa KLKLKLKLKL
    Document30 pages
    Usia Dewasa KLKLKLKLKL
    Putri Sukma Dewi Pinim
    Pas encore d'évaluation
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Document8 pages
    Lembar Pengesahan
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Form Askep
    Form Askep
    Document20 pages
    Form Askep
    Janu Isworo
    Pas encore d'évaluation
  • Intervensi, Implementasi, Evaluasi
    Intervensi, Implementasi, Evaluasi
    Document6 pages
    Intervensi, Implementasi, Evaluasi
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • SAMPUL
    SAMPUL
    Document1 page
    SAMPUL
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Sap Serosis Hepatis
    Sap Serosis Hepatis
    Document8 pages
    Sap Serosis Hepatis
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Askep BBLR
    Askep BBLR
    Document22 pages
    Askep BBLR
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Sap Serosis Hepatis
    Sap Serosis Hepatis
    Document8 pages
    Sap Serosis Hepatis
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Sap Apendicitis
    Sap Apendicitis
    Document6 pages
    Sap Apendicitis
    Fitri W. Kurniawan
    Pas encore d'évaluation
  • Faktor
    Faktor
    Document1 page
    Faktor
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Faktor
    Faktor
    Document1 page
    Faktor
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Askep Diabetes
    Askep Diabetes
    Document33 pages
    Askep Diabetes
    Jal Tkh
    Pas encore d'évaluation
  • Analisa Data
    Analisa Data
    Document2 pages
    Analisa Data
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Faktor
    Faktor
    Document1 page
    Faktor
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet Hemoroid
    Leaflet Hemoroid
    Document2 pages
    Leaflet Hemoroid
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • DM Selulitis
    DM Selulitis
    Document25 pages
    DM Selulitis
    Metilda Mutzz
    Pas encore d'évaluation
  • Kep Anak Anemia
    Kep Anak Anemia
    Document6 pages
    Kep Anak Anemia
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Absensi Mahasiswa Praktik Profesi
    Absensi Mahasiswa Praktik Profesi
    Document2 pages
    Absensi Mahasiswa Praktik Profesi
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Leaflet DM
    Leaflet DM
    Document2 pages
    Leaflet DM
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Kep Anak Anemia
    Kep Anak Anemia
    Document6 pages
    Kep Anak Anemia
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Batu Renal
    Batu Renal
    Document14 pages
    Batu Renal
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Sap Cuci Tangan 6 Langkah
    Sap Cuci Tangan 6 Langkah
    Document10 pages
    Sap Cuci Tangan 6 Langkah
    trisda
    Pas encore d'évaluation
  • Kep Anak Anemia
    Kep Anak Anemia
    Document6 pages
    Kep Anak Anemia
    Lina Eka Febriana
    Pas encore d'évaluation
  • Post Trauma Syndrom Disorder
    Post Trauma Syndrom Disorder
    Document12 pages
    Post Trauma Syndrom Disorder
    Kumaidi Potter
    Pas encore d'évaluation