Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
(RPP)
A. KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar.
3.1 Menganalisis perubahan, dan keberlanjutan dalam peristiwa sejarah pada masa penjajahan asing
hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia.
3.2 Menganalisis proses masuk dan perkembangan penjajahan bangsa Barat ( Portugis, Belanda dan
Inggris ) di Indonesia.
3.3 Menganalisis strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat di
Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20.
4.1 Mengolah informasi tentang peristiwa sejarah pada masa penjajahan Bangsa Barat berdasarkan
konsep perubahan dan keberlanjutan, dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
4.2 Mengolah informasi tentang proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Barat di
Indonesia dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah.
4.3 Mengolah informasi tentang strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Bangsa
Barat di Indonesia sebelum dan sesudah abad ke-20 dan menyajikannya dalam bentuk cerita
sejarah.
1
C. Indikator Pencapaian Kompetensi.
1. Menunjukkan sikap tanggung jawab terhadap peninggalan sejarah Indonesia
2. Menunjukkan sikap peduli terhadap tradisi peninggalan nenek moyang Indonesia
3. Menunjukkan sikap jujur dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah
4. Menunjukan sikap tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari pembelajaran sejarah
5. Mendeskripsikan perkembangan sistem pemerintahan dan struktur birokrasi di Hindia Belanda
pada masa VOC
6. Mendeskripsikan perkembangan sistem birokrasi, militer, ekonomi dan sosial pada masa
Pemerintah Herman Willem Daedels
7. Mendeskripsikan perkembangan sistem birokrasi, ekonomi, sosial dan Ilmu Pengetahuan di
Hindia Belanda pada masa Pemerintah Thomas Stamford Raffles
8. Mendeskripsikan perkembangan sistem birokrasi dan ekonomi di Hindia Belanda pada masa
Pemerintah Pemerintahan Hindia Belanda (Komisaris Jenderal)
9. Mendeskripsikan perkembangan sistem Tanam Paksa di Hindia Belanda pada masa
Pemerintah Van Den Bosch
10. Mendeskripsikan penerapan politik ekonomi liberal kolonial
11. Mendeskripsikan penerapan politik etis pada bidang pemerintahan, hukum, ekonomi, dan
pendidikan
12. Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda.
13. Mendiskripsikan Mendiskripsikan kebijakan politik Pemerintah Pendudukan Jepang di
Indonesia
14. Mendiskripsikan Pembentukan Gerakan 3A, Poetra dan Jawa Hokokai.
15. Mendiskripsikan kerjasama Pemerintah Pendudukan Jepang dengan kaum nasionalis Islam
16. Mendiskripsikan pengerahan pemuda dan pembentukan organisasi semi militer.
17. Mendiskripsikan Pengerahan tenaga rakyat, ekonomi dan bhan pangan pada masa
pendudukan Jepang
D. Tujuan Pembelajaran.
Setelah mengikuti pembelajaran siswa dapat :
1. Mendeskripsikan perkembangan sistem pemerintahan dan struktur birokrasi di Hindia Belanda
pada masa VOC
2. Mengidentifikasi perkembangan sistem birokrasi, militer, ekonomi dan sosial pada masa
Pemerintah Herman Willem Daedels
3. Menjelaskan perkembangan sistem birokrasi, ekonomi, sosial dan Ilmu Pengetahuan di Hindia
Belanda pada masa Pemerintah Thomas Stamford Raffles
4. Menerangkan perkembangan sistem birokrasi dan ekonomi di Hindia Belanda pada masa
Pemerintah Pemerintahan Hindia Belanda (Komisaris Jenderal)
5. Menjabarkan perkembangan sistem Tanam Paksa di Hindia Belanda pada masa Pemerintah Van
Den Bosch
6. Menerangkan penerapan politik ekonomi liberal kolonial
7. Mendeskripsikan penerapan politik etis pada bidang pemerintahan, hukum, ekonomi, dan
pendidikan
8. Mengidentifikasi bentuk-bentuk interaksi Indonesia-Jepang pada masa kolonial Belanda.
9. Menjelaskan Mendiskripsikan kebijakan politik Pemerintah Pendudukan Jepang di Indonesia
10. Menerangkan Pembentukan Gerakan 3A, Poetra dan Jawa Hokokai.
11. Mendiskripsikan kerjasama Pemerintah Pendudukan Jepang dengan kaum nasionalis Islam
12. Menjabarkan pengerahan pemuda dan pembentukan organisasi semi militer.
13. Mendiskripsikan Pengerahan tenaga rakyat, ekonomi dan bahan pangan pada masa pendudukan
Jepang
2
E. Materi Ajar
Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat
Perubahan, dan keberlanjutan dalam peristiwa sejarah pada masa penjajahan asing hingga
proklamasi kemerdekaan Indonesia
Proses masuk dan perkembangan penjajahan Bangsa Barat di Indonesia
Strategi perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan Bangsa Barat di Indonesia sebelum dan
sesudah abad ke-20.
G. Kegiatan Pembelajaran :
Pertemuan pertama:
No. Kegiatan Alokasi
Deskripsi Waktu
1 Pendahu-luan 10
1. Memberi salam, dilanjutkan dengan doa
2. Menanyakan kepada peserta didik tentang kesiapan belajar.
3. Menanyakan kehadiran peserta didik.
4. Motivasi dan apersepsi kemampuan peserta didik
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
2 Inti 65
a. Mengamati
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati gambar.
2. Siswa mengamati gambar tentang penjelajahan samudra.
c. Mengumpulkan data/eksperimen/Observasi/mengamati
1. Siswa mengumpulkan data untuk menemukan jawaban dengan membaca
buku paket dan sumber-sumber lainnya.
2. Siswa memberikan tanda pada kata-kata kunci (key word) pada buku teks
dan membuat ikhtisar
d. Membuat Asosiasi
1. Siswa merumuskan kaitan revolusi industri dengan munculnya kolonialisme.
2. Siswa menemukan kaitan antara penemuan mesin uap terhadap
kolonialisme di Indonesia.
e. Mengkomunikasikan
1. Dengan bimbingan guru, siswa membuat laporan tertulis.
2. Dengan membaca buku teks, siswa membuat bahan presentasi
3. Siswa mempresentasikan hasil karya di depan kelas
3 Penutup 15
1. Klarifikasi / kesimpulan peserta didik dibantu oleh guru materi latar belakang munculnya
3
No. Kegiatan Alokasi
Deskripsi Waktu
kolonialisme dan imperialisme.
2. Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan.
3. Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran.
4. Mengucapkan salam.
Pertemuan kedua :
No. Kegiatan Alokasi
Deskripsi Waktu
1 Pendahu-luan 10
1. Memberi salam, dilanjutkan dengan doa
2. Menanyakan kepada peserta didik tentang kesiapan belajar.
3. Menanyakan kehadiran peserta didik.
4. Motivasi dan apersepsi kemampuan peserta didik
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
2 Inti 65
a. Mengamati
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati gambar.
2. Siswa mengamati gambar tentang penjelajahan bangsa Barat ke dunia
timur.
c. Mengumpulkan data/eksperimen/Observasi/mengamati
1. Siswa mengumpulkan data untuk menemukan jawaban dengan membaca
buku paket dan sumber-sumber lainnya.
2. Siswa memberikan tanda pada kata-kata kunci (key word) pada buku teks
dan membuat ikhtisar
d. Membuat Asosiasi
1. Siswa merumuskan faktor pendorong kedatangan bangsa Eropa ke dunia
timur.
2. Siswa menemukan kaitan antara kolonialisme VOC dengan kehidupan
masyarakat di Indonesia.
e. Mengkomunikasikan
1. Dengan bimbingan guru, siswa membuat laporan tertulis.
2. Dengan membaca buku teks, siswa membuat bahan presentasi
3. Siswa mempresentasikan hasil karya di depan kelas
3 Penutup 15
1. Klarifikasi / kesimpulan peserta didik dibantu oleh guru materi penjelajahan bangsa Barat
ke dunia timur.
2. Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan.
3. Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran.
4. Mengucapkan salam.
4
Pertemuan ketiga :
No. Kegiatan Alokasi
Deskripsi Waktu
1 Pendahu-luan 10
1. Memberi salam, dilanjutkan dengan doa
2. Menanyakan kepada peserta didik tentang kesiapan belajar.
3. Menanyakan kehadiran peserta didik.
4. Motivasi dan apersepsi kemampuan peserta didik
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
2 Inti 65
a. Mengamati
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati gambar.
2. Siswa mengamati gambar tentang penjajahan Belanda melalui VOC.
c. Mengumpulkan data/eksperimen/Observasi/mengamati
1. Siswa mengumpulkan data untuk menemukan jawaban dengan membaca
buku paket dan sumber-sumber lainnya.
2. Siswa memberikan tanda pada kata-kata kunci (key word) pada buku teks
dan membuat ikhtisar
d. Membuat Asosiasi
1. Siswa merumuskan kebijakan-kebijakan VOC dalam menjalankan
kekuasaannya di Indonesia.
2. Siswa menemukan kaitan antara kolonialisme VOC dengan kehidupan
masyarakat di Indonesia.
e. Mengkomunikasikan
1. Dengan bimbingan guru, siswa membuat laporan tertulis.
2. Dengan membaca buku teks, siswa membuat bahan presentasi
3. Siswa mempresentasikan hasil karya di depan kelas
3 Penutup 15
1. Klarifikasi / kesimpulan peserta didik dibantu oleh guru materi kolonialisme VOC di
Indonesia.
2. Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan.
3. Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran.
4. Mengucapkan salam.
Pertemuan keempat :
No. Kegiatan Alokasi
Deskripsi Waktu
1 Pendahu-luan 10
1. Memberi salam, dilanjutkan dengan doa
2. Menanyakan kepada peserta didik tentang kesiapan belajar.
3. Menanyakan kehadiran peserta didik.
4. Motivasi dan apersepsi kemampuan peserta didik
5
No. Kegiatan Alokasi
Deskripsi Waktu
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
2 Inti 65
a. Mengamati
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati materi dan
gambar.
2. Siswa mengamati gambar tentang penderitaan rakyat Indonesia pada masa
kolonialisme Belanda.
c. Mengumpulkan data/eksperimen/Observasi/mengamati
1. Siswa mengumpulkan data untuk menemukan jawaban dengan membaca
buku paket dan sumber-sumber lainnya.
2. Siswa memberikan tanda pada kata-kata kunci (key word) pada buku teks
dan membuat ikhtisar
d. Membuat Asosiasi
1. Siswa merumuskan kaitan kolonialisme Belanda pada masa Daendels
dengan reaksi masyarakat yang menentangnya.
2. Siswa menemukan kaitan antara kolonialisme terhadap perkembangan
pemerintah/kekuasaan kerajaan-kerajaan di Indonesia.
e. Mengkomunikasikan
1. Dengan bimbingan guru, siswa membuat laporan tertulis.
2. Dengan membaca buku teks, siswa membuat bahan presentasi
3. Siswa mempresentasikan hasil karya di depan kelas
3 Penutup 15
1. Klarifikasi / kesimpulan peserta didik dibantu oleh guru materi kolonialisme Belanda di
Indonesia.
2. Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan.
3. Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran.
4. Mengucapkan salam.
Pertemuan kelima :
No. Kegiatan Alokasi
Deskripsi Waktu
1 Pendahu-luan 10
1. Memberi salam, dilanjutkan dengan doa
2. Menanyakan kepada peserta didik tentang kesiapan belajar.
3. Menanyakan kehadiran peserta didik.
4. Motivasi dan apersepsi kemampuan peserta didik
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
2 Inti 65
a. Mengamati
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati materi dan
gambar.
2. Siswa mengamati gambar tentang penderitaan rakyat Indonesia pada masa
6
No. Kegiatan Alokasi
Deskripsi Waktu
kolonialisme Inggris.
c. Mengumpulkan data/eksperimen/Observasi/mengamati
1. Siswa mengumpulkan data untuk menemukan jawaban dengan membaca
buku paket dan sumber-sumber lainnya.
2. Siswa memberikan tanda pada kata-kata kunci (key word) pada buku teks
dan membuat ikhtisar
d. Membuat Asosiasi
1. Siswa merumuskan kaitan kolonialisme Inggris pada masa Raffles dengan
reaksi masyarakat yang menentangnya.
2. Siswa menemukan kaitan antara kolonialisme terhadap perkembangan
pemerintah/kekuasaan kerajaan-kerajaan di Indonesia.
e. Mengkomunikasikan
1. Dengan bimbingan guru, siswa membuat laporan tertulis.
2. Dengan membaca buku teks, siswa membuat bahan presentasi
3. Siswa mempresentasikan hasil karya di depan kelas
3 Penutup 15
1. Klarifikasi / kesimpulan peserta didik dibantu oleh guru materi kolonialisme Inggris di
Indonesia.
2. Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan.
3. Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran.
4. Mengucapkan salam.
Pertemuan keenam :
No. Kegiatan Alokasi
Deskripsi Waktu
1 Pendahu-luan 10
1. Memberi salam, dilanjutkan dengan doa
2. Menanyakan kepada peserta didik tentang kesiapan belajar.
3. Menanyakan kehadiran peserta didik.
4. Motivasi dan apersepsi kemampuan peserta didik
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
2 Inti 65
a. Mengamati
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati materi dan
gambar.
2. Siswa mengamati gambar tentang penderitaan rakyat Indonesia pada masa
Tanam paksa.
7
No. Kegiatan Alokasi
Deskripsi Waktu
c. Mengumpulkan data/eksperimen/Observasi/mengamati
1. Siswa mengumpulkan data untuk menemukan jawaban dengan membaca
buku paket dan sumber-sumber lainnya.
2. Siswa memberikan tanda pada kata-kata kunci (key word) pada buku teks
dan membuat ikhtisar
d. Membuat Asosiasi
1. Siswa merumuskan kaitan kolonialisme Hindia Belanda pada masa Tanam
Paksa dengan reaksi masyarakat yang menentangnya.
2. Siswa menemukan kaitan antara kolonialisme terhadap perkembangan
kehidupan masyarakat di Indonesia.
e. Mengkomunikasikan
1. Dengan bimbingan guru, siswa membuat laporan tertulis.
2. Dengan membaca buku teks, siswa membuat bahan presentasi
3. Siswa mempresentasikan hasil karya di depan kelas
3 Penutup 15
1. Klarifikasi / kesimpulan peserta didik dibantu oleh guru materi kolonialismedi Indonesia
pada masa tanam paksa.
2. Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan.
3. Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran.
4. Mengucapkan salam.
Pertemuan ketujuh :
No. Kegiatan Alokasi
Deskripsi Waktu
1 Pendahu-luan 10
1. Memberi salam, dilanjutkan dengan doa
2. Menanyakan kepada peserta didik tentang kesiapan belajar.
3. Menanyakan kehadiran peserta didik.
4. Motivasi dan apersepsi kemampuan peserta didik
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
2 Inti 65
a. Mengamati
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati materi dan
gambar.
2. Siswa mengamati gambar tentang kehidupan rakyat Indonesia pada masa
dilaksanakannya sistem liberal.
c. Mengumpulkan data/eksperimen/Observasi/mengamati
1. Siswa mengumpulkan data untuk menemukan jawaban dengan membaca
buku paket dan sumber-sumber lainnya.
2. Siswa memberikan tanda pada kata-kata kunci (key word) pada buku teks
dan membuat ikhtisar
8
No. Kegiatan Alokasi
Deskripsi Waktu
d. Membuat Asosiasi
1. Siswa merumuskan kaitan kolonialisme Belanda pada masa liberal dengan
reaksi masyarakat Indonesia.
2. Siswa menemukan kaitan antara kolonialisme terhadap perkembangan
kehidupan masyarakat di Indonesia.
e. Mengkomunikasikan
1. Dengan bimbingan guru, siswa membuat laporan tertulis.
2. Dengan membaca buku teks, siswa membuat bahan presentasi
3. Siswa mempresentasikan hasil karya di depan kelas
3 Penutup 15
1. Klarifikasi / kesimpulan peserta didik dibantu oleh guru materi kolonialisme di Indonesia
pada masa liberalisme.
2. Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan.
3. Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran.
4. Mengucapkan salam.
Pertemuan kedelapan:
No. Kegiatan Alokasi
Deskripsi Waktu
1 Pendahu-luan 10
1. Memberi salam, dilanjutkan dengan doa
2. Menanyakan kepada peserta didik tentang kesiapan belajar.
3. Menanyakan kehadiran peserta didik.
4. Motivasi dan apersepsi kemampuan peserta didik
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
2 Inti 65
a. Mengamati
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati materi dan
gambar.
2. Siswa mengamati gambar tentang penderitaan dan perlawanan rakyat
Indonesia pada masa kolonialisme Belanda.
c. Mengumpulkan data/eksperimen/Observasi/mengamati
1. Siswa mengumpulkan data untuk menemukan jawaban dengan membaca
buku paket dan sumber-sumber lainnya.
2. Siswa memberikan tanda pada kata-kata kunci (key word) pada buku teks
dan membuat ikhtisar
d. Membuat Asosiasi
1. Siswa merumuskan kaitan kolonialisme Belanda pada masa Politik Etis
dengan reaksi masyarakat yang menentangnya.
2. Siswa menemukan kaitan antara politik etis terhadap perkembangan
kehidupan masyarakat di Indonesia.
e. Mengkomunikasikan
1. Dengan bimbingan guru, siswa membuat laporan tertulis.
9
No. Kegiatan Alokasi
Deskripsi Waktu
2. Dengan membaca buku teks, siswa membuat bahan presentasi
3. Siswa mempresentasikan hasil karya di depan kelas
3 Penutup 15
1. Klarifikasi / kesimpulan peserta didik dibantu oleh guru .
2. Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan.
3. Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran.
4. Mengucapkan salam.
Pertemuan kesembilan :
No. Kegiatan Alokasi
Deskripsi Waktu
1 Pendahu-luan 10
1. Memberi salam, dilanjutkan dengan doa
2. Menanyakan kepada peserta didik tentang kesiapan belajar.
3. Menanyakan kehadiran peserta didik.
4. Motivasi dan apersepsi kemampuan peserta didik
5. Menyampaikan tujuan pembelajaran melalui power point.
2 Inti 65
a. Mengamati
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati materi dan
gambar.
2. Siswa mengamati gambar tentang penderitaan dan perlawanan rakyat
Indonesia pada masa kolonialisme Belanda.
c. Mengumpulkan data/eksperimen/Observasi/mengamati
1. Siswa mengumpulkan data untuk menemukan jawaban dengan membaca
buku paket dan sumber-sumber lainnya.
2. Siswa memberikan tanda pada kata-kata kunci (key word) pada buku teks
dan membuat ikhtisar
d. Membuat Asosiasi
1. Siswa merumuskan kaitan kolonialisme Belanda dengan reaksi dan strategi
perlawanan masyarakat yang menentangnya.
2. Siswa menemukan kaitan antara politik etis terhadap perkembangan politik
di Indonesia.
e. Mengkomunikasikan
1. Dengan bimbingan guru, siswa membuat laporan tertulis.
2. Dengan membaca buku teks, siswa membuat bahan presentasi
3. Siswa mempresentasikan hasil karya di depan kelas
3 Penutup 15
1. Klarifikasi / kesimpulan peserta didik dibantu oleh guru materi perlawanan masyarakat
Indonesia
2. Evaluasi untuk mengukur ketercapaian tujuan.
3. Peserta didik melakukan refleksi tentang pelaksanaan pembelajaran.
4. Mengucapkan salam.
10
Pertemuan kesepuluh :
Ulangan Harian (Tes Formatif)
11
Lampiran Materi :
Atas prakarsa dari dua tokoh Belanda, yaitu : Pangeran Maurits dan Johan van Olden Barnevelt, pada
tahun 1602 kongsi-kongsi dagang Belanda dipersatukan menjadi sebuah kongsi dagang besar yang diberi nama
VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) atau Persekutuan Maskapai Perdagangan Hindia Timur. Pengurus
pusat VOC terdiri dari 17 orang. Pada tahun 1602 VOC membuka kantor pertamanya di Banten yang dikepalai
oleh Francois Wittert. Adapun tujuan dibentuknya VOC adalah :
a. Untuk menghindari persaingan tidak sehat antara sesama pedagang Belanda sehingga keuntungan
maksimal dapat diperoleh.
b. Untuk memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya
maupun dengan bangsa-bangsa Asia.
c. Untuk membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol yang masih
menduduki Belanda.
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa, oleh pemerintah Belanda VOC diberi hak-hak
istimewa yang dikenal sebagai Hak Octroi yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Monopoli perdagangan
2. Mencetak dan mengedarkan uang
3. Mengangkat dan memberhentikan pegawai
4. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja
5. Memiliki tentara untuk mempertahankan diri
6. mendirikan benteng
7. menyatakan perang dan damai
8. mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa setempat
Untuk mendapatkan keuntungan yang besar VOC menerapkan monopoli perdagangan. Bahkan
pelaksanaan monopoli VOC di Maluku lebih keras dari pada pelaksanaan monopoli bangsa Portugis. Peraturan-
peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli perdagangan antara lain sebagai berikut :
1. Verplichte Leverantie
2. Contingenten
3. Ekstirpasi
4. Pelayaran Hongi
KEMUNDURAN VOC
Kemunduran dan kebangkrutan VOC terjadi sejak awal abad ke-18. Hal ini disebabkan oleh hal-hal
sebagai berikut :
1. Banyak korupsi yang dilakukan oleh pegawai-pegawai VOC
12
2. Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat semakin luasnya wilayah kekuasaan VOC
3. Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat sangat besar
4. Adanya persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain, seperti kongsi dagang Portugis (Compagnie des
Indies) dan kongsi dagang Inggris (East Indian Company).
5. Hutang VOC yang sangat besar
6. Pemberian deviden kepada pemegang saham walaupun usahanya mengalami kemunduran
7. Berkembangnya faham liberalisme, sehingga monopoli perdagangan yang diterapkan VOC tidak sesuai lagi
untuk diteruskan
8. Pendudukan Perancis terhadap negeri Belanda pada tahun 1795, menganggap badan seperti VOC tidak
dapat diharapkan terlalu banyak dalam menghadapi Inggris, sehingga VOC harus dibubarkan.
Pada tahun 1795 dibentuklah panitia pembubaran VOC. Pada tahun itu pula hak octroi dihapus. VOC
dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan saldo kerugian sebesar 134,7 juta gulden. Selanjutnya
semua hutang dan kekayaan VOC diambil alih oleh pemerintah kerajaan Belanda.
Pada tahun 1795, Partai Patriot Belanda yang anti raja, atas bantuan Perancis, berhasil merebut
kekuasaan. Sehingga di Belanda terbentuklah pemerintahan baru yang disebut Republik Bataaf. Republik ini
menjadi boneka Perancis yang sedang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Sedangkan raja Belanda, Willem V,
melarikan diri dan membentuk pemerintah peralihan di Inggris. Pada waktu itu antara Inggris dan Perancis
sedang bermusuhan dengan hebatnya.
1. LATAR BELAKANG
Karena secara geografis letak Belanda dekat dengan Inggris, Napoleon Bonaparte merasa perlu
menduduki Belanda. Sehingga pada tahun 1806, Perancis (Napoleon) membubarkan Republik Bataaf dan
membentuk Koninkrijk Holland (Kerajaan Belanda) sebagai gantinya. Napoleon kemudian mengangkat Louis
Napoleon sebagai raja Belanda. Hal ini berarti sejak saat itu pemerintahan yang berkuasa di Indonesia adalah
pemerintahan Belanda-Perancis. Louis Napoleon mengangkat Herman Willem Daendels sebagai Gubernur
Jendral di Indonesia (1808 1811. Daendels mulai menjalankan tugasnya pada tahun 1808 dengan tugas
utama mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris.
13
b. Bidang Hukum dan Peradilan
1. Membangun jalan antara Anyer Panarukan. Jalan ini penting sebagai lalu-lintas pertahanan maupun
perekonomian.
2. Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang. Hal ini dilakukan Daendels sebab hubungan Belanda
dan Indonesia sangat sukar sebab ada blokade Inggris di lautan.
3. Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Kulon dan Surabaya.
1. Membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemene Rekenkaer) dan dilakukan pemberantasan
korupsi dengan keras.
2. Pajak In Natura (Contingenten) dan sistem penyerahan wajb (Verplichte Leverantie) yang diterapkan pada
zaman VOC tetap dilanjutkan, bahkan diperberat.
3. Mengadakan Preanger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk menanam
tanaman ekspor (kopi).
e. Bidang Sosial
1. Rakyat dipaksa untuk melakukan kerja rodi untuk membangun jalan Anyer Panarukan.
2. Menghapus upacara penghormatan kepada residen, sunan atau sultan.
3. Membuat jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos.
Louis Bonaparte sebagai raja Belanda, akhirnya menarik kembali Daendels. Penarikan Daendels ke
Belanda disertai dengan pengangkatannya sebagai seorang Panglima Perang yang kemudian dikerahkan ke
medan Rusia.
1. LATAR BELAKANG
Ketika akhirnya Inggris menyerbu Pulau Jawa, Daendels sudah dipanggil kembali ke Eropa.
Penggantinya, Gubernur Jendral Jansen, tidak mampu menahan serangan musuh, sehingga terpaksa
menyerah. Akhir dari penjajahan Belanda Perancis ini ditandai dengan Kapitulasi Tuntang, yang isinya
sebagai berikut :
14
1. Seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris
2. Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
3. Semua pegawai Belanda yang mau bekerjasama dengan Inggris dapat memegang jabatannya terus.
4. Semua hutang Pemerintah Belanda yang dulu, bukan menjadi tanggung jawab Inggris.
Kapitulasi Tuntang ini ditandatangani pada tanggal 18 9 1811, oleh S. Auchmuty dari pihak Inggris
dan Janssens dari pihak Belanda. Seminggu sebelum Kapitulasi Tuntang, raja muda Lord Minto yang
berkedudukan di India, mengangkat Thomas Stamford Raffles sebagai Wakil Gubernur (Lieutenant Governor)
di Jawa.
c. Bidang Sosial
1. Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)
2. Penghapusan perbudakan.
3. Peniadaan Pynbank (disakiti) yaitu hukuman yang sangat kejam dengan melawan Harimau.
Berakhirnya pemerintahan Raffles di Indonesia ditandai dengan adanya Convention of London, 1814.
Perjanjian tersebut ditandatangani di London oleh wakil-wakil Belanda dan Inggris yang isinya sebagai berikut :
1. Indonesia dikembalikan kepada Belanda
2. Jajahan Belanda seperti Sailan, Kaap Koloni, Guyana, tetap ditangan Inggris
15
3. Cochin (di pantai Malabar) diambil alih oleh Inggris dan Bangka diserahkan kepada Belanda sebagai
gantinya.
E. MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA (Nederlandsch Indie) (1816 1942)
Setelah berakhirnya kekuasaan Inggris, yang berkuasa di Indonesia adalah Pemerintahan Hindia
Belanda. Pada mulanya pemerintahan ini merupakan pemerintahan kolektif yang terdiri dari tiga orang, yaitu :
Flout, Buyskess dan Van Der Capellen. Mereka berpangkat komisaris Jendral. Masa peralihan ini hanya
berlangsung dari tahun 1816 1819. Pada tahun 1819, kepala pemerintahan mulai dipegang oleh seorang
Gubernur Jendral Van Der Capellen (1816-1824)
Pada kurun waktu 1816-1830, pertentangan antara kaum liberal dan kaum konservatif terus berlangsung.
Sementara itu kondisi di negeri Belanda dan di Indonesia semakin memburuk. Oleh karena itulah usulan Van
Den Bosch untuk melaksanakan Cultuur Stelsel (tanam paksa) diterima dengan baik, karena dianggap dapat
memberikan keuntungan yang besar bagi negeri induk.
F. PENERAPAN SISTEM TANAM PAKSA (CULTUUR STELSEL) PADA TAHUN 1830 - 1870
Ketentuan-ketentuan pokok Sistem Tanam Paksa terdapat dalam Staatblad (lembaran negara) tahun
1834, no. 22, beberapa tahun setelah Tanam Paksa dijalankan di Pulau Jawa berbunyi :
1. Persetujuan-persetujuan akan diadakan dengan penduduk agar mereka menyediakan sebagian dari
tanahnya untuk penanaman tanaman ekspor yang dapat dijual dipasaran Eropa.
2. Tanah pertanian yang disediakan penduduk, tidak boleh melebihi seperlima dari tanah pertanian yang
dimiliki penduduk desa.
3. Pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman tersebut tidak boleh melebihi pekerjaan untuk
menanam tanaman padi.
4. Tanah yang disediakan penduduk tersebut bebas dari pajak tanah.
5. Hasil dari tanaman tersebut diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda; Jika harganya ditaksir melebihi
pajak tanah yang harus dibayar rakyat, maka kelebihan itu diberikan kepada penduduk.
6. Kegagalan panen yang bukan karena kesalahan petani, akan menjadi tanggungan pemerintah
7. Bagi yang tidak memiliki tanah, akan dipekerjakan pada perkebunan atau pabrik-pabrik milik pemerintah
selama 65 hari setiap tahun.
16
Ketentuan ketentuan tersebut memang kelihatan tidak terlampau menekan rakyat. Dalam prakteknya,
sistem tanam paksa seringkali menyimpang, sehingga rakyat banyak dirugikan, misalnya:
1. Perjanjian tersebut seharusnya dilakukan dengan suka rela akan tetapi dalam pelaksanaannya dilakukan
dengan cara-cara paksaan.
2. Luas tanah yang disediakan penduduk lebih dari seperlima tanah mereka. Seringkali tanah tersebut satu
per tiga bahkan semua tanah desa digunakan untuk tanam paksa.
3. Pengerjaan tanaman-tanaman ekspor seringkali jauh melebihi pengerjaan tanaman padi. Sehingga tanah
pertanian mereka sendiri terbengkelai.
4. Pajak tanah masih dikenakan pada tanah yang digunakan untuk proyek tanam paksa.
5. Kelebihan hasil panen setelah diperhitungkan dengan pajak tidak dikembalikan kepada petani.
6. Kegagalan panen menjadi tanggung jawab petani
7. Buruh yang seharusnya dibayar oleh pemerintah dijadikan tenaga paksaan.
Bagi Indonesia
Dampak negatif :
1. Kemiskinan dan penderitaan fisik dan mental yang berkepanjangan
2. Beban pajak yang berat
3. Pertanian utamanya padi banyak mengalami kegagalan panen
4. Kelaparan dan kematian terjadi dimana-mana.
5. Jumlah penduduk Indonesia menurun.
Dampak positif :
1. Rakyat Indonesia mengenal teknik menanam jenis-jenis tanaman baru
2. Rakyat Indonesia mulai mengenal tanaman dagang yang berorientasi ekspor.
1. LATAR BELAKANG
a. Pelaksanaan Sistem Tanam Paksa yang telah menimbulkan penderitaan rakyat pribumi namun
memberikan keuntungan besar bagi Pemerintah Kerajaan Belanda.
17
b. Berkembangnya faham liberalisme sebagai akibat dari Revolusi Perancis dan Revolusi Industri sehingga
sistem Tanam Paksa tidak sesuai lagi untuk diteruskan.
c. Kemenangan Partai Liberal dalam Parlemen Belanda yang mendesak Pemerintah Belanda menerapkan
sistem ekonomi liberal di negeri jajahannya (Indonesia).
d. AdanyaTraktat Sumatera, 1871, yang memberikan kebebasan bagi Belanda untuk meluaskan wilayahnya
ke Aceh. Sebagai imbalannya Inggris meminta Belanda menerapkan sistem ekonomi liberal di Indonesia,
agar pengusaha Inggris dapat menanamkan modalnya di Indonesia.
Pelaksanaan politik ekonomi liberal ini dilandasi dengan beberapa peraturan diantaranya sebagai berikut
:
1. Indische Comptabiliteit Wet, 1867.
2. Suiker Wet
3. Agrarische Wet (Undang-undang Agraria),1870.
4. Agrarische Besluit, 1870.
Sejak tahun 1870 di Indonesia diterapkan Imperialisme Modern (Modern Imperialism). sejak tahun
tersebut di Indonesia telah diterapkan Opendeur Politiek yaitu politik pintu terbuka terhadap modal-modal
swasta asing. Disamping modal swasta Belanda sendiri, modal swasta asing lain juga masuk ke Indonesia,
seperti modal dari Inggris, Amerika, Jepang dan Belgia. Modal-modal swasta asing tersebut tertanam pada
sektor-sektor pertanian dan pertambangan, seperti karet, teh, kopi, tembakau, tebu, timah dan minyak. Sehingga
perkebunan-perkebunan dibangun secara luas dan meningkat pesat.
18
H. POLITIK ETIS
1. Latar Belakang
a. Pelaksanaan sistem tanam paksa yang mendatangkan keuntungan berlimpah bagi Belanda, namun
menimbulkan penderitaan rakyat Indonesia.
b. Eksploitasi terhadap tanah dan penduduk Indonesia dengan sistem ekonomi liberal tidak mengubah nasib
buruk rakyat pribumi.
c. Upaya Belanda untuk memperkokoh pertahanan negeri jajahan dilakukan dengan cara penekanan dan
penindasan terhadap rakyat.
d. Adanya kritik dari kaum intelektual Belanda sendiri (Kaum Etisi) seperti Van Kol, Van Deventer, Brooschooft,
De Waal, Baron van Hoevell, Van den Berg, Van De Dem dan lain-lain.
Tokoh tersebut memperjuangkan agar pemerintah Belanda meningkatkan kesejahteraan moril dan
materiil kaum pribumi, menerapkan desentralisasi dan efisiensi. Perjuangan mereka kemudian dikenal sebagai
Politik Etis.
Pada periode 1900 -1925 banyak kemajuan dan perubahan dicapai. Bangunan-bangunan besar didirikan,
semua itu merupakan keharusan dalam kemajuan yang tidak dapat dielakkan. Perubahan-perubahan tersebut
sebagai berikut :
a. Desentralisasi Pemerintahan
Sebelum tahun 1900 pemerintahan di Indonesia dilakukan secara sentralisasi. Sejak tahun 1854
dikeluarkan peraturan yang memberikan hak kepada parlemen untuk mengawasi jalannya pemerintahan
Hindia-Belanda.
b. Irigasi
Sarana yang sangat vital bagi pertanian adalah sarana irigasi (pengairan). Pada tahun 1885 pemerintah
telah membangun secara besar-besaran bangunan irigasi di Brantas dan Demak seluas 96.000 bau. Pada
tahun 1908 berkembang menjadi 173.000 bau.
c. Emigrasi (Transmigrasi)
Dalam abad ke-19 terjadi migrasi penduduk dari Jawa Tengah ke Jawa Timur, berhubung dengan perluasan
tanaman tebu.
d. Edukasi
Pemerintah kolonial Belanda membentuk dua macam sekolah untuk rakyat pribumi, yaitu Sekolah kelas I
(angka satu) untuk anak-anak pegawai negeri dan orang berkedudukan. Dan sekolah kelas II (angka dua)
untuk kepada anak-anak pribumi pada umumnya.
19
Lampiran Uji Kompetensi :
SOAL-SOAL EVALUASI
2. Agar VOC leluasa dalam melaksanakan tugasnya, maka pemerintah Belanda memberikan hak-hak
istimewa kepada VOC yang meliputi hak-hak sebagai berikut, kecuali .
A. mengangkat dan memberhentikan pegawai
B. memiliki tentara
C. mendirikan negara merdeka di seberang lautan
D. mengeluarkan / mencetak uang
E. menyatakan perang dan damai
3. Setelah mampu menggantikan posisi Portugis di Maluku, Belanda mendirikan Loji di Ambon dengan
Gubernur Jendral Pertamanya .
A. Pieter Both
B. Jon Pieterzoon Coen
C. Van Den Bosch
D. De Jonge
E. De Kock
4. Seorang Gubernur Jendral yang memindahkan Loji VOC dari Ambon ke Batavia adalah .
A. de Jonge
B. de Fock
C. Pieter Both
D. Jan Pieterzoon Coen
E. Van Den Bosch
6. Semakin luasnya wilayah VOC berakibat kemunduran VOC itu sendiri, sebab .
A. Semakin banyaknya korupsi
20
B. Tidak sesuai dengan semangat Liberalisme Ekonomi
C. Bersaing dengan Portugis dan VOC
D. Biaya perang yang terlalu besar
E. Anggaran untuk pegawai terlalu besar
7. Langkah-langkah Daendels dalam mengemban tugasnya di Indonesia adalah sebagai berikut, kecuali .
A. Pulau Jawa dibagi menjadi 18 wilayah
B. Membangun jalan antara Anyer dan Panarukan
C. Menerapkan kerja Rodi
D. Menerapkan Preanger Stelsel
E. Menerapkan penyerahan wajib
8. Proses penyerahan kekuasaan di Indonesia dari Belanda ke Inggris tahun 1814 ditandai dengan .
A. Convention of London
B. Traktat Sumatra
C. Kapitulasi Tuntang
D. Kapitulasi Kalijati
E. Perjanjian Bongaya
9. Setelah ditunjuk sebagai Gubernur Jendral di Indonesia, Raffles melakukan langkah-langkah pembaharuan
sebagai berikut, kecuali .
A. menerapkan sistem Landrent
B. menerapkan kerja rodi
C. menghapuskan penyerahan wajib
D. menegakkan persamaan hukum
E. membagi Pulau Jawa menjadi 9 propinsi
10. Sistem Tanam Paksa yang diusulkan Van den Bosch didorong oleh hal-hal sebagai berikut, kecuali .
A. kas negara yang kosong
B. keinginan para Bupati untuk mendapatkan Cultuure Procenten
C. pemasukan uang dari penanaman kopi tidak banyak
D. hutang luar negeri yang berat
E. perang yang memakan biaya besar
12. Serbuan tentara Jepang ke Indonesia, menyebabkan Belanda menyerah tanpa syarat terhadap Jepang
pada tanggal 8 Maret 1942 di ....
21
A. Tuntang
B. Kalijati
C. Batavia
D. Bandung
E. Linggarjati
13. Pada mulanya Jepang datang ke Indonesia dengan membawa semboyan yang simpatik, yaitu ....
A. pendidikan adalah untuk masyarakat umum
B. membebaskan bangsa Asia dari penjajahan bangsa barat
C. kemakmuran merata bagi seluruh rakyat Indonesia
D. pembangunan teknologi dan militer yang kuat
E. tunjangan sosial bagi kaum yang lemah
16. Untuk mendapatkan tenaga kerja yang banyak, maka tiap-tiap desa dibentuk panitia pengerahan tenaga
kerja yang disebut ....
A. Tonarigumi
B. Romusha
C. Romukyokai
D. Nogyo Kumiai
E. Kinrohoshi
17. Dewan Pertimbangan Pusat yang bertugas memberikan sarana-sarana kepada pemerintah pendudukan
Jepang disebut ....
A. Nogyo Kumiai
B. Kempetai
C. Keimin Bunka Sidosho
D. Cuo Sangi In
E. Suishintai
18. Lembaga kebudayaan pada zaman pendudukan Jepang di Indonesia disebut ....
A. Nogyo Kumiai
B. Tonarigumi
C. Romukyokai
D. Cuo Sangi In
22
E. Keimin Bunka Sidhoso
19. Pada masa pendudukan Jepang semua organisasi pergerakan dilarang, kecuali ....
A. Gerindo
B. Gapi
C. Sarikat Islam
D. MIAI
E. Parmusi
20. Pemerahan bahan makanan pemerintah militer Jepang terhadap rakyat Indonesia dilakukan melalui ....
A. Romukyokai
B. Tonarigumi
C. Minseifu
D. Nogyo Kumiai
E. Jawa Hokokai
23
Lampiran Gambar
24
25