Vous êtes sur la page 1sur 16

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEKERASAN PSIKIS: BULLYING

PADA REMAJA

MAKALAH

oleh

Wulan Diaz Tri Kurniawati NIM 142310101034

Efi Pandan Sari NIM 142310101061

Dinar Maulida NIM 1423101010

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2017
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KEKERASAN PSIKIS: BULLYING
PADA REMAJA

A. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2004), pengkajian keluarga tediri dari sebagai
berikut ini.

1. Data Umum

Data ini mencangkup kepala keluarga (KK), alamat dan telepon,


pekerjaan KK, pendidikan KK, dan komposisi keluarga. Selanjutnya
komposisi keluarga dibuat genorgramnya.

Gambar 1. Format Pengumpulan Data Keluarga

a. Tipe keluarga, menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga.

b. Suku bangsa, yang mengkaji tentang asal/suku bangsa keluarga


(pasangan).

c. Agama,

d. Status sosial ekonomi keluarga, status sosial ekonomi keluarga


ditentukan oleh penghasilan seluruh anggota keluarga (orang tua
maupun anak yang sudah bekerja dan membantunya).

e. Aktifitas rekreasi keluarga, yang dimaksud dengan rekreasi


keluarga bukan hanya bepergian ke luar rumahbsecara bersama atu
sendiri menuju tempat rekreasi tetapi kesempatan berkumpul di
rumah untuk menikamati hiburan radio atau televisi bersama juga
bercengkraman.

2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga

Tahap perkembangan keluarga yang dikaji ditentukan oleh usia


anak tertua dari keluarga inti.

b. Tugas perkembangan keluarga yang belum tepenuhi

Mengkaji tentang tugas keluarga yang belum tepenuhi dan kendala


yang dihadapi oleh keluarga. Selain itu juga melakukan
pengidentifikasian mengapa tugas keluarga belum terpenuhi dan
upaya yang telah dilakukan.

c. Riwayat kesehatan keluarga inti

Mengkaji tentang riwayat kesehtan keluarga inti, riwayat kesehtan


masing-masing keluarga, perhatiahan tehadap upaya pencegahan
penyakit, upaya dan pengalaman keluarga terhada pelayanan
kesehatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan.

d. Riwayat kesehtan keluarga sebelumnya

Mengkaji tentang riwayat kesehtan generasi di atas orang tentang


riwayat penyakit keturunan, upaya generasi tersebut tentang upaya
penanggualangan penyakit, upaya kesehatan yang diertahankan
sampai saat ini.

3. Data Lingkungan

a. Karakteristik rumah

Mengkaji tentang rumah yang dihuni keluarga meliputi, luas, tipe,


jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, perlrtakan
perabotan rumah tangga, sarana pembuangan air limbah dan
kebutuhan MCK, sarana air bersih dan minuman yang digunakan.

b. Karakteristik tertangga dan komunitasnya

Mengkaji karakteistik dari tetangga dan komunitas setempat


meliputi tempat keluarga betempat tinggal, meliputi kebiasaan.

c. Mobilitas geografis keluarga

Menggambarkan mobilitas keluarga dan anggota keluarga.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Mengkaji wkatu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta


perkumpulan keluarga yang ada dan interaksi dengan masyarakat
sekitar.

e. Sistem pendukung keluarga

Mengkaji tentang jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas


keluarga yang menunjang kesehtan (askes, jamsostek, kartu sehat,
asuransi atau yang lain). Fasilitas fisik yang dimiliki anggota
keluarga dukungan psikologis anggota keluarga atau masyarakat,
dan fasilitas sodial yang disekitar keluarga yang dapat digunakan
untukmeringkas upaya kesehtan.

4. Struktur Keluarga

a. Struktur peran

Mengkaji peran masing-masing anggota keluarga secara formal


amupun informal.

b. Nilai atau norma keluarga

Mengakaji nilai atau norma yang dipelajari atau dianut keluarga


berhubungan dengan kesehtan.
c. Pola komunikasi keluarga

Mengkaji bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa yang


mengambil keputusan utama, dan bagaimana peran anggota
keluargadalam menciptakan berkomunikasi.

d. Struktur kekuatan keluarga

Mengkaji tentang bagaimana keluarga mempengaruhi dan


mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan.

5. Fungsi Keluaraga

a. Fungsi ekonomi

Mengkaji tentang bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan


kebutuahan sandnag, pangan dan papan aserta pemnfaatan
lingkungan rumah dan meningkatkan penghasilan keluarga. Selain
itu kemampuan keluarga untuk memanfaatkan sumber daya yang
ada dimasyarakat ntuk meningkatkan status kesehatan

b. Fungsi mendapatkan status sosial

Mengkaji tentang upaya keluarga untuk memperoleh status sosial


di masyarakat temapt tinggal keluarga.

c. Fungsi sosialisais

Mengkaji tentang uapaya yang dilakukan keluarga tentang sejauh


mana keluarga beajar tentang disiplin, nilai, norma, budya, dan
perilkau yang berlaku di keluarga dan masyarakat.

d. Pemenuhan kesehatan

Mengakaji tentang:

a) Kemampuan keluarga untuk menganal masalaha kesehatan


b) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehtan yang tepat.

c) Kemampuan keluarga merawta anggota keluarga yang sakit.

d) Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan


rumah yang sehat.

e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan


kesehatan di masyarakat.

e. Fungsi religius

Mengkaji tentang kegiatan keagamaan yang dipelajari dan


dijalankan oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan

f. Fungsi rekreasi

Mengkaji tentang kemampuan dan kegiatan keluarga untuk


melakukan rekreasi secara bersama baik diluar maupun didalam
rumah, juga kuntitas dilakukan.

g. Fugsi reproduksi

Mengkaji tentang bagaiama rencana keluarga memiliki dan upaya


mngendaliakan jumlah anggota keluarga.

h. Fungsi afektif

Mengkaji tentang gambaran diri anggota keluarga, perasaan


memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan anggota keluarga,
hubungan psikososial dalam keluarga, dan bagaiman keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.

6. Stres dan Koping Keluarga

a. Stres jangka pendek


Stressor jangka pendek menjelaskan tentang bagaimana keluarga
mempu merespon stressor yang dialami keluarga dan memerlukan
waktu penyelesian kurang dari 6 bulan.

b. Stres jangka panjang

Mengkaji tentang bagaimana keluarage merespon setres yang


memerlukan waktu penyelesian lebih adri 6 bulan.

c. Koping keluarga

Mengkaji tentang strtegi koping terhadap stressor yang ada.

7. Pemerikasaan Fisik

Pemeriksaan kesehatan pada individu anggota keluarga yang dilakukan


tidak bebeda jauh dengan pemeriksaan pada klien di klinik (rumah
sakit) meliputi pengkajian kebutuhan dasar individu, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang yang perlu.

8. Harapan Keluarga

Mengkaji harapan keluarga terhadap perawat dalam menangani


masalah kesehtan yang terjadi.

Pengkajian Fokus

Pengkajian data focus keluarga dengan anak usia remaja


(Suprajitno, 2004) meliputi:

a. Bagaimana karakteristik teman di sekolah atau di lingkungan rumah


b. Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang.
c. Bagaimana perilaku anak selama di rumah.
d. Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya, dengan
teman sekolah atau bemain.
e. Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja di rumah.
f. Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah
diperoleh anak.
g. Apa kegiatan diluar rumah selain disekolah, berapa kali, berapa lama.
Dan dimana.
h. Apa kebiasaan anak di rumah.
i. Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri.
j. Berapalama waktu yang disediakan orang tua untuk anak.
k. Siapa yang menjadi figure untuk anak.
l. Seberapa baik peran figure bagi anak.
m. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga.

B. Analisis Data dan Penentuan Masalah


1. Analisis Data

Data Etiologi Diagnosa


Data Subjektif Penilaian internal Harga diri rendah
Pasien atau keluarga
individu maupun
mengungkapkan
penilaian ekstenal
tentang:
yang negative
a. Hal negative dari
diri sendiri atau
Mekanisme koping
orang lain
b. Perasaan tidak maladaptive
mampu
c. Padangan hidup
Harga diri rendah
yang pesimis
d. Penolakan
Gangguan persepsi
terhadap
sensori
kemampuan diri
Data Objektif
a. Penurunan
produktivitas
b. Tidak berani
menatap lawan
bicara
c. Lebih banyak
menundukkan
kepala saat
berinteraksi
d. Bicara lambat
dengan nada
suara lemas
Data Subjektif Ketidak efektifan Isolasi sosial
Pasien atau keluarga
koping individu
mengungkapkan tentang
a. Ingin sendiri
b. Menarik diri Gangguan harga diri:
c. Adanya
harga diri rendah
permusuhan
d. Merasa tidak Isolasi sosial
aman di tempat
umum Gangguan persepsi
e. Perasaan berbeda
sensori
dari orang lain
Data Objektif
a. Riwayat ditolak
b. Tidak ada kontak
mata
c. Terlihat sedih
Data Subjektif Ketidak efektifan Resiko bunuh diri
Pasien atau keluarga
koping individu
mengungkapkan tentang
a. Isolasi sosial
b. Kesepian Putus asa
c. Putus asa
d. Tidak berdaya
e. Mengatakan Resiko bunuh diri
keinginan untuk
mati Kematian
Data Objektif
a. Tidak ada kontak
mata
b. Adanya riwayat
di bully

2. Penentuan Masalah
Penjajakan Tahap 1
Menurut Zaidin (2009), penjajakan tahap 1 terdiri dari sebagai berikut.
1. Ancaman Kesehatan
Ancaman kesehatan adalah keadaan yang dapat menyebabkan
tejadinya penyakit, kecelakaan atau kegagalan dalam pencapaian
potensi kesehatan.
2. Kurang/Tidak Sehat
Kurang/tidak sehata dalah kegagalan dalam memantapkan kesehatan
yang meliputi keadaan sakit apakah telah tediagnosa atau belum dan
kegagalan tumbuh-kembang sesuai dengan kecepatan yang normal.
3. Krisis
Krisis adalah kondisi yang telalu menuntut individu atau keluarga
dalam hal penyusuaian dan sumber daya luar batas kemampuan
mereka. Kondisi krisis antara laian pernikahan, kehamilan, persalinan,
masa nifas, masa menjadi orang tua, penambahan anggota baru seperti
bayi baru lahir dan orang kost, abortus, masa anak masuk sekolah,
masa remaja, kondisi kehilangan pekerjaan kematian anggota keluarga,
pindah rumah, kelahiran diluar pernikahan.

Penjajakan Tahap 2
Menurut Zaidin (2009) penjajakan tahap 2 berisi tentang
pertanyaan tentang ketidakmampuan keluarga melaksanakan tugas
keluarga seperti berikut ini.
1. Ketidaksanggupan mengenal masalah disebabkan oleh:
a. Ketidaktahuan tentang fakta
b. Rasa takut tehadap akibat jika masalah diketahui
a) Sosial: dibenci oleh masyarakat, hilangnya penghargaan kawan
dan tetangga.
b) Ekonomi yang kurang: dianggap orang miskin.
c) Fisik/Psikologis: kurang dipercaya bila ada kelemahan
fisik/psikologis
c. Sikap dan falsafah hidup yang betentangan/tidak sesuai.
2. Ketidaksanggupan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
yang tepat karena:
a. Tidak mengerti tentang sifat, berat, dan luasnya masalah
b. Masalah tidak begitu menonjol
c. Rasa takut dan menyerahakibat tidak dapat memecahkan masalah
sehingga ditangani sedikit demi sedikit.
d. Kurang pengetahuan mengenai berbagai jalan keluar yang dapat
digunakan.
e. Tidak sanggup memilih tindakan di antara beberapa pilihan.
f. Pertentangan pendapat antar anggota keluarga tentang pemilihan,
masalah dan tindakan.
g. Tidka tahu tentang fasilitas kesehtan yang tesedia.
h. Rasa takut akibat tindakan yang bekaitan dengan sosial, ekonomi,
fisik, dan psikologis.
i. Sikap negative terhadap masalah kesehatan sehingga tidak sanggu
menggunakan akal untuk mengambil keputusan.
j. Fasilitas kesehatan tidak tejangkau dalam hal fisik (lokasi) dan
biaya.
k. Kurang kepercayaan/keyakinan tehadap tenaga/institusi kesehatan.
l. Kesalahan persepsi akibat pemberian informasi yang salah.
3. Ketidakmampuan merawat/menolong anggota keluarga karena :
a. Tidak mengetahui keadaan penyakit (sifat, penyebaran, komplikasi,
prognosis, dan perawatan), pertumbuhan dan perkembangan anak.
b. Tidak mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan.
c. Tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan.
d. Kurang pengetahuan dan keteampilan dalam melakukan prosedur
perawatan/pengobatan.
e. Ketidakseimbangan sumbe-sumber yang ada pada keluarga untuk
perawatan dalam hal:
a) Anggota keluarga yang bertanggung jawab
b) Sumbe keuangan/finansial
c) Fasilitas fisik (ruang untuk orang sakit)
f. Sikap negatif kepada yanag sakit
g. Adanya konflik individu
h. Sikap/pandangan hidup.
i. Peilaku mementingkan diri sendiri
4. Ketidakmampuan memelihara lingkungan rumah bisa mempengaruhi
kesehatan dan pengembangan pribadi anggota keluarga karena:
a. Sumbe-sumber keluarga tidak seimbang/tidak cukup.
a) Keuangan
b) Tanggungjawab/wewenag anggota keluarga
c) Fisik (isi rumah yang tidak teatur)-sempit
b. Kurang dapat memelihara keuntungan/manfaat memelihara
lingkungan di masa yang akan datang.
c. Ketidaktahuan tentang pentingnya higine sanitasi
d. Adanya konflik personal/psikologis
a) Krisis identitas, ketidaktepatan eran
b) Rasa iri
c) Rasa bersalah/tersiksa
e. Ketidak tahuan tentang usaha pengcegahan penyakit
f. Pandangan hidup
g. Ketidak kompakan keluarga
a) Sifat mementingkan diri sendiri
b) Tidak ada kesepakatan
c) Acuh terhadap anggota keluarga yang mengalami krisis
5. Ketidakmampuan menggunakan sumber di masyarakat untuk
memelihara kesehatan, karena:
a. Tidak tahu atau tidak sadar bahwa fasilitas kesehtan tesedia
b. Tidak memahami keuntungan yang dapat dipeoleh dari fasilitas
kesehatan
c. Kurang percaya terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehtan
d. Pengalaman yang kurang baik tentang petugas kesehatan.
e. Rasa takut tehadap akibat tindakan (tindkan pencegahan,
diagnostik, pengobatan, rehabilitasi)
a) Fisik/psikologis
b) Keuangan
c) Sosial, seperti hilangnya penghargaan dari kawan dan orang
lain.
f. Fasilitas yang diperlukan tidak tejangkau dalam hal ongkos dan
lokasi.
g. Tidak ada fasilitas yang diperlukan
h. Tidak ada atau kurangnya sumber daya keluarga
a) Tenaga seperti penjaga anak
b) Uang untuk ongkos obat
i. Rasa asing atau adanya sokongan dari tipologi masalah
keperawatan.
j. Sikap/falsafah hidup.

Cara Memprioritaskan Masalah


Menurut Zaidin (2009), perioritas masalah dapat di susun dengan
cara menggunakan kriteria-kriteria penyusunan skala prioritas sebagai
berikut.
1. Sifat masalah
Skala yang digunakan adalah ancaman kesehatan, ketidak/kuran sehat,
dan krisis yang dapt diketahui. Faktor yang mempengaruhi adalah
faktor kebudayaan.
2. Kemungkinan masalah tersebut dapat diubah/tidak
Bila masalah ini dapat diatasai dengan sumber daya yang ada (tenaga,
dana, dll), masalah akan berkurang atau mencegah lebih meluas. Skala
yang digunakan adalah mudah, hanya sebagian dan tidak dapat.
Dipengaruhi oleh:
a. Pengetahuan yang ada, teknologi, dan tindakan untuk mengatasi
masalah.
b. Sumberdaya keluarga dalam hal fisik, keuangan, tenaga dan waktu.
c. Sumber daya perawatan dalam bentuk fasilitas organisasi dalam
masyarakat dan dukungan masyarakat.
3. Potensi masalah untuk dicegah
Sifat dan beratnya masalah akan timbul dapat dikurangi atau dicegah.
Skala yang digunakan adalah tinggi, cukup, dan rendah. Dipengaruhi
oleh faktor:
a. Lamanya masalah (semakin lama, masalah semakin kompleks).
b. Kerumitan masalah. Hal ini berhubungan dengan beratnya penyakit
atau masalah. Pad umumnya, semakin berat masalah, semakin
sedikit kemungkinan dabat diubah/dicegah.
c. Tidakan yang sedang dijalankan adalh tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah. Tindakan yang tepat akan meningkatkan
kemungkinan untuk mevegah masalah.
d. Adanya kelompok resiko tinggi atau kelompok yang sangat peka
meningkatkan potensi untuk mencegah masalah.
4. Menonjolnya masalah
Cara keluarga melihat dan menilai masalah dalam hal beratnya dan
mendesaknya masalah. Skala yang digunakan adalah masalah berat
harus ditangani, masalah tidak perlu ditangani, masalah tidak
dirasakan.

Pengukuran Bobot Masalah


Menurut Zaidin (2009), skoring dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut.
Tabel Skala penyusunan Masalah Kesehatan Keluarga Sesuai Prioritas

Kriteria Bobot

1. Sifat masalah 1
Skala: Ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat 3
Krisis 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala : Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah 1
Skala: Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala: Maslah berat harus ditangani 2
Maslah tidak perlu segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

1. Tentuakan skor setiap kriteria


2. Skor dibagi dengan angka tetinggi dan dikalikan bobot
Skor x Bobot
Angka Tetinggi
3. Jumlah skor untuk semua kriteria, dengan skor tetinggi adalah 5,
sama dengan seluruh bobot.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah berhubungan dengan riwayat penolakan
2. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status mental
3. Resiko bunuh diri berhubungan dengan kekerasan psikis

D. Intervensi Keperawatan

E. Implementasi Keperawatan

F. Evaluasi
SOAL

1. Keluarga Tn. F memiliki Anak yang berusia 14 tahun. Tn. F mengatakan


bahwa anaknya telihat pendiam padahal sebelumnya ia adalah anak yang
ceria. Tn. F juga mengungkapkan semenjak Ny. F ditahan karena kasus
korupsi, anaknya sering dihina oleh teman-temannya. Di bawah ini yang
menunjukkan tanda dan gejala harga diri rendah yang dapat ditemukan
ketika diobservasi adalah
a. Peningkatan produktivitas
b. Pasien menatap lawan bicara saat berinteraksi
c. Bicara lambat dengan nada suara lemah
d. Pasien mau berbicara tentang masalah yang dihadapi
e. Pasien tidak mampu mengontrol rasa marah
2. Perawat T sedang melakukan pengkajian terhadap keluarga Tn Y yang
memiliki anak remaja berusia 13 tahun. Tn. Y mengatakan bahwa anaknya
dikucilkan dan suka di bully oleh teman-temannya. Berdasarkan
pengkajian yang dilakukan oleh perawat T, di dapatkan data yang
menunjukkan bahwa anak Tn. Y mengalami harga diri rendah.
Berdasarkan kasus tersebut, jika dibiarkan maka harga diri rendah dapat
mengakibatkan tejadinya
a. Isolasi sosial: menarik diri
b. Waham
c. Perilaku kekerasan
d. Halusinasi
e. Gangguan konsep diri

DAFTAR PUSTAKA
Herman, T. Heather. 2015. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Ed. 10. Jakarta: EGC.

Nurhalimah. 2015. Modul Keperawatan Jiwa I: Asuhan Keperawatan pada Klien


dengan Gangguan Jiwa (Harga Diri Rendah dan Isolasi Sosial). Jakarta:
AIPHSS.

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik.


Jakarta: EGC.

Zaidin, Ali. 2009. Pengantar Keperawatan keluarga. Jakarta: EGC.

Vous aimerez peut-être aussi