Vous êtes sur la page 1sur 8

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No.

02/Tahun XVIII/November 2014

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN PERSEPSI POLA ASUH


ORANG TUA YANG AUTHORITATIF DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP
PENYALAHGUNAAN NARKOBA

Trisakti dan Kamsih Astuti


Guru BK SMP N 1 Yogyakarta
Dosen Universitas Mercubuana Yogyakarta

Abstrak
Penelitian ini menguji hubungan antara harga diri dengan sikap remaja terhadap
penyalahgunaan narkoba, kemudian hubungan antara persepsi pola asuh orangtua
authoritatif dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan narkoba dan hubungan
harga diri dan persepsi pola asuh authoritatif dengan sikap remaja terhadap
penyalahgunaan narkoba. Subjek penelitian adalah siswa SMP N 1 Yogyakarta
sejumlah 127 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan tiga skala yaitu
skala harga diri, skala persepsi pola asuh orangtua authoritatif dan skala sikap
remaja terhadap penyalahgunaan narkoba. Metode analisis data menggunakan
korelasi ganda. Hasilnya bahwa harga diri mempunyai hubungan negatif dan
signifikan dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan narkoba dengan nilai r
= -0,466 (p<0,01) jadi semakin tinggi harga diri cenderung semakin negatif sikap
remaja terhadap penyalahgunaan narkoba. Persepsi pola asuh orangtua authoritatif
mempunyai hubungan yang negatif dan signifikan terhadap sikap penyalahgunaan
narkoba denga nilai r = - 0,427 (p< 0,01) artinya pola asuh orangtua yang
dipersepsikan subjek authoritatif maka cenderung semakin negatif sikap remaja
terhadap penyalahgunaan narkoba.Ada hubungan antara harga diri dan persepsi pola
asuh orangtua authoritatif dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan narkoba
berdasarkan uji regresi ganda besarnya nilai F adalah 22,766 dan p<0,01 jadi harga
diri dan persepsi pola asuh oarangtua authoritatif secara bersama-sama mempunyai
hubungan dengan sikap remaja terhadap penyalahgunaan narkoba.

Kata kunci: harga diri, persepsi pola asuh orangtua auhtoritatif, sikap remaja
terhadap penyalahgunaan narkoba.

Pendahuluan orang misalnya teman sebaya. Didorong


Korban penyalahgunaan narkotika di rasa ingin tahu, ingin mencoba, atau ingin
Indonesia akhir-akhir ini cenderung mening- memakai, individu mau menerima tawaran
kat dan mencakup tidak hanya terbatas pada itu. Akibat penyalahgunaan narkoba bagi
kelompok masyarakat yang mampu tetapi diri remaja adalah terganggunya fungsi otak
juga telah merambah kelompok masyarakat dan perkembangan mental emosional dan
yang kurang mampu baik di kota maupun di sosial remaja terhambat. Upaya pencegahan
desa. Tidak hanya melibatkan pelajar/ ma- harus dilakukan sedini mungkin, yaitu pada
hasiswa namun telah merambah pelajar se- masa usia SD, SMP, SMA sebagai upaya
tingkat SMP dan SD. Penggunaan pertama yang berkesinambungan.
narkoba terjadi karena penawaran, bujukan, Hasil penelitian Orbell dan koleganya
atau tekanan seseorang atau sekelompok (Baron dan Byrne, 2004) membuktikan

24
Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

bahwa sikap seorang remaja sejak awal akan gunaan narkoba, dan sebaliknya semakin
menentukan kecenderungan subjek dalam rendah harga diri semakin positif sikap
menggunakan atau tidak menggunakan remaja terhadap penyalahgunaan narkoba,
narkoba. Salah satu faktor internal muncul- (2) Apakah ada hubungan yang negatif
nya sikap remaja terhadap penyalahgunaan antara persepsi pola asuh authoritatif de-
narkoba adalah harga diri dan salah satu ngan sikap remaja terhadap penyalahgunaan
faktor eksternal munculnya sikap remaja narkoba. Semakin positif persepsi pola asuh
terhadap penyalahgunaan narkoba adalah orang tua authoritatif maka semakin negatif
pola asuh orang tua. sikap remaja terhadap penyalahgunaan
Penelitian ini penting untuk mengeta- narkoba dan sebaliknya semakin negatif
hui sikap remaja terhadap penyalahgunaan persepsi pola asuh orang tua authoritatif
narkoba, bila sikap remaja positif terhadap maka semakin positif sikap remaja terhadap
penyalahgunaan narkoba maka diprediksi penyalahgunaan narkoba, dan (3) Apakah
perilakunya cenderung terlibat dalam pe- ada hubungan antara harga diri dan persepsi
nyalahgunaan narkoba artinya bahwa bila pola asuh orang tua authoritatif dengan
remaja mempunyai sikap positif terhadap sikap remaja terhadap penyalahgunaan
penyalahgunaan narkoba dan perilaku- narkoba.
nya cenderung mendekati keterlibatan Adapun tujuan dari penelitian ini ada-
terhadap penyalahgunaan narkoba maka lah (1) untuk mengetahui hubungan antara
harus diwaspadai dan perlu pencegahan harga diri dengan sikap remaja terhadap
sedini mungkin. Upaya pencegahannya penyalahgunaan narkoba, (2) untuk menge-
perlu dari faktor dalam individu yaitu salah tahui hubungan antara persepsi pola asuh
satunya peningkatan harga diri, menurut orangtua authoritatif dengan sikap remaja
Afiatin(2010) kompetensi personal remaja terhadap penyalahgunaan narkoba, dan (3)
yang paling penting dalam menolak bujuk- untuk mengetahui hubungan harga diri dan
an penggunaan narkoba adalah harga diri. persepsi pola asuh authoritatif dengan sikap
Menurut BNN(2009)untuk pencegahan remaja terhadap penyalahgunaan narkoba.
bahaya narkoba pada remaja salahsatunya Sikap mengandung tiga aspek yaitu
adalah meningkatkan harga diri. Faktor dari aspek kognitif yang berhubungan dengan
luar individu salah satunya pola asuh orang pengetahuan, pandangan dan keyakinan ter-
tua, dalam penilitian ini sesuai dengan sur- hadap objek sikap, aspek afektif berhubun-
vei bahwa 28 siswa dari 30 siswa SMP N 1 gan dengan emosional individu terhadap
Yogyakarta pola asuh orangtuanya meng- objek sikap, aspek konatif berhubungan
gunakan pola asuh authoritatif. Sesuai de- dengan kecenderungan bertindak individu
ngan penelitian Affandi dkk (2009) bahwa terhadap objek sikap (Azwar, 2013). Dalam
dukungan keluarga dalam artian dukungan penelitian ini objek sikap adalah penyalah-
orangtua dapat menjadi faktor protektif gunaan narkoba. Jadi aspek kognitif ter-
remaja dalam penyalahgunaan narkoba. hadap penyalahgunaan narkoba meliputi
Berdasarkan uraian di atas, permasalah- pengetahuan, pandangan dan keyakinan
an yang diteliti adalah: (1) Apakah ada hu- tentang bahaya penyalahgunaan narkoba,
bungan negatif antara harga diri dengan aspek afektif terhadap penyalahgunaan
sikap remaja terhadap penyalahgunaan narkoba berhubungan dengan emosional
narkoba, semakin tinggi harga diri, semakin individu terhadap penyalahgunaan narkoba,
negatif sikap remaja terhadap penyalah- aspek konatif terhadap penyalahgunaan

25
Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

narkoba berhubungan dengan kecenderung- remaja. Harga diri sering diukur sebagai
an bertindak individu terhadap penyalahgu- peringkat dalam dimensi yang berkisar
naan narkoba. dari negatif sampai positif atau dari rendah
Azwar (2013) menyatakan bahwa sikap sampai tinggi. Coopersmith (1967) menya-
mengandung tiga aspek yaitu: aspek kog- takan bahwa harga diri merupakan keyakin-
nitif, afektif dan konatif, maka aspek sikap an yang dimiliki individu bahwa dirinya
terhadap penyalahgunaan narkoba ada tiga mampu, berarti, berhasil, dan berharga.
yaitu sebagai berikut. Dari uraian itu dapat disimpulkan bahwa
1. Aspek kognitif merupakan aspek yang harga diri adalah penilaian yang diterapkan
berkaitan dengan pengetahuan, pan- individu pada dirinya sendiri dalam bentuk
dangan, keyakinan yaitu hal-hal yang perasaan positif dan negatif serta menunjuk-
berhubungan dengan bagaimana orang an tingkat kepercayaan individu terhadap
membuat persepsi terhadap objek sikap. dirinya bahwa individu yang bersangkutan
Aspek kognitif dalam sikap terhadap merasa mampu dan ditunjukan melalui
penyalahgunan narkoba meliputi penge- sikap terhadap dirinya.
tahuan tentang bahaya penyalahgunaan Dalam penelitian ini digunakan aspek
narkoba, penilaian dan persepsi individu harga diri menurut Coopersmith (Sandha
terhadap penyalahgunaan narkoba. dkk, 2012) yaitu sebagai berikut.
2. Aspek afektif yaitu aspek yang ber- 1. Significance (keberartian)
hubungan dengan emosional subjektif Keberartian menyangkut seberapa be-
terhadap obyek sikap sar seseorang percaya bahwa dirinya
3. Aspek konatif yaitu kecenderungan in- mampu, berarti, berhasil, dan berharga
dividu bertindak terhadap obyek sikap. menurut standar nilai dan pribadi.
Aspek konatif dalam sikap terhadap 2. Power (kekuasaan)
penyalahgunaan narkoba terkait dengan Kemampuan untuk mengatur dan mem-
kecenderungan individu untuk bertindak pengaruhi individu lainnya yang didasari
terhadap penyalahgunaan narkoba. oleh adanya pengakuan dan rasa hormat
Harga diri dapat diartikan sebagai di- yang diterima individu lainnya.
mensi evaluatif yang menyeluruh dari sese- 3. Virtue (kebijakan)
orang, dapat pula diartikan sebagai rasa Ketaatan kepada standar moral dan
percaya diri, harga diri maupun gambaran etika yang berlaku, individu berusaha
diri (Santrock, 1998). Adapun menurut menjauhi tingkahlaku yang harus di-
Beane (Woolfolk, 2009) harga diri adalah hindari dan melakukan tingkah laku
fitur sentral martabat manusia dan oleh yang diperolehkan atau diharuskan oleh
karenanyajuga merupakan pemberian hak moral, etika dan agama.
manusia yang tidak dapat dicabut. Jadi 4. Competence (kemampuan)
harga diri secara akurat merupakan produk Menunjukan kemampuan yang terbaik
pikiran dan tindakan individu yang men- dalam meraih tujuan untuk memenuhi
cakup nilai-nilai, ide-ide, dan keyakinan tuntutan prestasi.
individu maupun interaksi individu dengan Selanjutnya aspek-aspek harga diri me-
orang lain. Menurut Bandura (Woolfook, nurut Coopersmith akan digunakan dalam
2009) menjelaskan harga diri dipengaruhi penelitian ini untuk mengukur harga diri.
oleh budaya disekitar yang menghargai Menurut Walgito (2003) persepsi meru-
karakteristik dan kapasitas tertentu dari pakan proses pengorganisasian, penginter-

26
Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

pretasian terhadap stimulus yang diterima bagi aspek pola asuh authoritatif menjadi
oleh individu sehingga merupakan sesuatu empat aspek meliputi sebagai berikut.
yang berarti, dan merupakan aktivitas yang 1. Ketegasan yaitu adanya kedisplinan dan
intergrated dalam diri individu. Dalam aturan dalam keluarga.
penelitian ini objek yang dipersepsi adalah 2. Kehangatan yaitu adanya kasih sayang
pola asuh authoritatif. dan cinta dalam hubungan orangtua dan
Reuter & Conger (Santrock, 2007) anak.
menjelaskan orang tua yang menerapkan 3. Kebebasan yaitu adanya dorongan untuk
pola asuh authoritatif menerapkan keseim- membentuk kemandirian atau otonomi
bangan yang tepat antara kendali dan oto- anak.
nomi, sehingga memberi anak kesempatan 4. Tidak ada kekerasan yaitu tidak adanya
untuk membentuk kemandirian. Menurut unsur kekerasan fisik dan non fisik da-
Erawati(2004) pola asuh authoritatif memi- lam berinteraksi dengan anak.
liki karakteristik sebagai berikut: orang Dalam penelitian ini keempat aspek
tua secara tegas dan rasional, orang tua pola asuh orang tua dari Sigelman & Shaf-
memberi kebebasan tetapi juga menetap- fer yang akan digunakan untuk mengukur
kan aturan, orang tua cenderung bersikap persepsi pola asuh orang tua authoritatif.
fleksibel, orang tua memperlakukan anak
secara rasional dengan menegakkan aturan Metode Penelitian
secara konsisten, sering mendiskusikan Populasi dalam penelitian ini adalah
serta mendengarkan pendapat anak dan siswa kelas VIII SMP N 1 Yogyakarta tahun
menerapkan tanggungjawab sebagai nilai ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 8 kelas
terpenting bagi anak. Baumrind (Santrock, sejumlah 250 siswa. Sampel dalam peneli-
2007) mengemukakan bahwa pengasuhan tian ini ditentukan dengan metode cluster
authoritatif mendorong anak untuk mandiri random sampling. Kelas yang dijadikan
namun masih menerapkan batasan dan kon- sampel penelitian ditentukan secara acak,
trol atas tindakan mereka. Dari uraian itu da- dari 8 kelas kemudian diambil 4 kelas
pat dipahami bahwa persepsi terhadap pola untuk penelitian dengan jumlah subjek
asuh authoritatif adalah bagaimana individu keseluruhan dari 4 kelas tersebut adalah
mempersepsikan hasil pengorganisasian 127 siswa.
dan pengintreprestasian terhadap pola asuh Variabel bebas dalam penelitian ini
orang tuanya authoritatif yang memiliki adalah harga diri dan persepsi pola asuh
karakteristik mengarahkan secara tegas orang tua authoritatif, sedangkan variabel
dan rasional, menunjukkan kasihsayang, terikatnya adalah sikap remaja terhadap
memberi kebebasan tetapi juga menetap- penyalahgunaan narkoba. Dalam penelitian
kaan aturan, orang tua bersikap fleksibel, ini alat ukur yang digunakan adalah skala
memandirikan anak serta menegakkan harga diri dan skala persepsi pola asuh au-
aturan secara konsisten, mendengarkan thoritatif dan skala sikap remaja terhadap
pendapat dan menerapkan tanggungjawab penyalahgunaan narkoba.
pada anak. Harga diri diungkap dengan menggu-
Aspek-aspek persepsi pola asuh autho- nakan skala harga diri yang mengacu pada
ritatif mengacu pada aspek-aspek objek aspek harga diri dari Coopersmith (Sandha
persepsi yaitu pola asuh authoritatif menurut dkk, 2012) yaitu meliputi: (1) Significance,
Sigelman & Shaffer (Erawati, 2004) mem- (2) Power, (3) Virtue, (4) Competence.

27
Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Selanjutnya skala persepsi pola asuh orang deskripsi data statistik harga diri, persepsi
tua authoritatif mengacu pada aspek-aspek pola asuh orangtua authoritatif, dan sikap
persepsi pola asuh orang tua authoritatif dari terhadap penyalahgunaan narkoba dapat
Sigelman dan Shaffer ( Erawati, 2004) yang dilihat pada Tabel 1:
meliputi: (1) Ketegasan, (2) Kehangatan, (3) Perhitungan pada skor data empirik
Kebebasan, (4) Tidak ada kekerasan. Se- pada hasil perhitungan dari SPSS pada ha-
dangkan, sikap remaja terhadap penyalah- sil analisis deskripsi dimana data tersebut
gunaan narkoba menggunakan aspek sikap merupakan hasil dari data penelitian di
dari Azwar(2010) yaitu: (1) Aspek kognitif, lapangan. Pada data hipotetik perhitungan
(2) Aspek afektif, (3) Aspek konatif. Teknik hasil skor maksimal dan minimal didapat-
analisis data yang digunakan adalah anali- kan dari perhitungan jumlah aitem dikali-
sis korelasi product moment dan analisis kan skor maksimal dan minimal dari skor
regresi ganda. per-aitem.
Hasil penelitian berdasarkan uji kore-
Hasil Penelitian dan Pembahasan lasi, dapat diketahui bahwa variabel harga
Hasil Penelitian diri mempunyai hubungan negatif dan sig-
Data-data yang diperoleh dari skala nifikan dengan sikap terhadap penyalahgu-
harga diri, skala persepsi pola asuh orang- naan narkoba dengan nilai r= -0,466 ( p<
tua authoritatif, dan skala sikap terhadap 0,05) ini menunjukkan bahwa ada hubung-
penyalahgunaan narkoba digunakan sebagai an negatif antara harga diri dengan sikap
acuan dalam mendeskripsikan hasil pene- remaja terhadap penyalahgunaan narkoba,
litian dengan menggunakan skor hipotetik semakin tinggi harga diri semakin negatif
dan empirik, hal tersebut untuk menge- sikap remaja terhadap penyalahgunaan
tahui nilai minimum, nilai maksimum, narkoba dan sebaliknya. Adapun harga diri
jarak sebaran (range), standar deviasi, dan memberi sumbangan efektif terhadap sikap
rata-rata (mean). Hasil tersebut kemudian penyalahgunaan narkoba sebesar 21,7%.
digunakan sebagai dasar dalam pembuat- Variabel persepsi pola asuh orangtua
an kategorisasi data penelitian. Adapun authoritatif mempunyai hubungan yang

Tabel 1. Deskripsi Statistik Harga Diri, Persepsi Pola Asuh Orangtua Authoritatif, dan Sikap
terhadap Penyalahgunaan Narkoba

Keterangan :
- Skor Hipotetik yaitu skor yang diperkirakan akan diperoleh oleh subjek
- Skor Empirik yaitu skor yang sebenarnya diperoleh dari hasil penelitian

28
Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

negatif dan signifikan terhadap sikap remaja Dari hasil penelitian ini dapat diketahui
terhadap penyalahgunaan narkoba dengan bahwa variabel persepsi pola asuh orang tua
nilai r = - 0,427 (p< 0,05) hal ini menun- authoritatif mempunyai hubungan negatif
jukkan bahwa ada hubungan negatif antara dengan sikap remaja terhadap penyalah-
persepsi pola asuh authoritatif dengan sikap gunaan narkoba, artinya pola asuh orang
remaja terhadap penyalahgunaan narkoba. tua yang dipersepsikan remaja adalah pola
Semakin tinggi perspesi pola asuh orang asuh authoritatif maka cenderung semakin
tua authoritatif maka semakin negatif sikap negatif sikap remaja terhadap penyalahgu-
remaja terhadap penyalahgunaan narkoba naan narkoba. Menurut Gunarsa & Gunar-
dan sebaliknya. Adapun persepsi pola asuh sa (1983) dengan cara pengasuhan autho-
orang tua authoritatif memberi sumbangan ritatif anak tumbuh rasa tanggungjawab dan
efektif terhadap sikap remaja terhadap pe- bersikap sesuai norma artinya remaja yang
nyalahgunaan narkoba sebesar 18,2%. mempersepsikan pola asuh orang tua autho-
Hasil uji regresi ganda diketahui bahwa ritatif tinggi berarti remaja tersebut mampu
ada hubungan antara harga diri dan persepsi bertindak sesuai norma. Penggunaan nar-
pola asuh authoritatif dengan sikap remaja koba bukan untuk kesehatan atau pengo-
terhadap penyalahgunaan narkoba. Besar- batan adalah pelanggaran norma hukum
nya sumbangan efektif variabel harga diri (BNN. 2010). Sesuai dengan hasil peneli-
dan persepsi pola asuh orangtua authoritatif tian Affandi dkk (2009) bahwa dukungan
secara bersama-sama terhadap sikap penya- keluarga dalam artian dukungan orang tua
lahgunaan narkoba sebesar 26,9 %. dapat menjadi faktor protektif remaja da-
lam penyalahgunaan narkoba, dukungan
Pembahasan keluarga dengan pola asuh authoritatif akan
Dari hasil penelitian bahwa variabel memunculkan remaja yang bersikap negatif
harga diri mempunyai hubungan negatif terhadap penyalahgunaan narkoba.
dengan sikap remaja terhadap penyalah- Hasil uji regresi ganda ada hubungan
gunaan narkoba. hasil ini sesuai dengan antara harga diri dan persepsi pola asuh
hasil penelitian Afiatin(2010) bahwa remaja orang tua authoritatif dengan sikap remaja
dengan harga diri rendah memiliki risiko terhadap penyalahgunaan narkoba, artinya
tinggi terhadap penyalahgunaan narkoba, harga diri dan persepsi pola asuh orang tua
sebaliknya remaja yang memiliki harga authoritatif secara bersama-sama mempu-
diri tinggi akan memiliki pertahanan diri nyai hubungan dengan sikap remaja ter-
yang kuat dari pengaruh penyalahgunaan hadap penyalahgunaan narkoba.
narkoba. Sejalan juga dengan hasil pene- Menurut teori kognitif sosial dari Ban-
litian Anindyajati dan Karima (2004) yaitu dura ( Feist & Feist, 2008) tentang resipro-
semakin tinggi harga diri maka remaja akan dik triadik bahwa tindakan individu hasil
memiliki keyakinan dengan kemampuan- interaksi tiga variabel yaitu lingkungan, pe-
nya sendiri dan tidak mudah dipengaruhi rilaku dan pribadi. Menurut Bandura ketiga
oleh orang lain untuk tidak menggunakan faktor yang resiprok tidak perlu sama kuat
narkoba. Remaja dengan harga diri tinggi atau memiliki konstribusi setara. Meskipun
akan memiliki keyakinan bahwa penyalah- perilaku dan lingkungan terkadang bisa
gunaan narkoba adalah yang merugikan di- menjadi konstribusi terkuat namun menurut
rinya. Dari penjelasan diatas harga diri yang Bandura kognisilah (variabel kepribadian)
tinggi berhubungan dengan sikap negatif konstributor paling kuat. Dalam penelitian
terhadap penyalahgunaan narkoba.
29
Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

ini dikaitkan dengan teori resiprok triadik 2. Hasil Penelitian ini menunjukkan ada-
yaitu variabel lingkungan adalah pola asuh nya hubungan negatif antara persepsi
orangtua authoritatif, perilaku adalah sikap pola asuh orang tua authoritatif dengan
negatif terhadap penyalahgunaan narkoba sikap remaja terhadap penyalahgu-
yang memunculkan perilaku menjauh dari naan narkoba. Artinya semakin tinggi
penyalahgunaan narkoba. persepsi pola asuh orang tua authoritatif
Jadi harga diri dan pola asuh orangtua semakin negatif sikap remaja terhadap
authoritatif secara bersama-sama mempu- penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan
nyai hubungan dan mempengaruhi sikap hasil analisis dapat diketahui sumbang-
negatif remaja terhadap penyalahgunaan an efektif variabel persepsi pola asuh
narkoba sehingga perilakunya akan men- authoritatif terhadap variabel sikap re-
jauh dari penyalahgunaan narkoba. Menu- maja terhadap penyalahgunaan narkoba
rut Martono dan Joewana (2006) faktor yakni 18,2%.
pelindung individu terhadap penyalahgu- 3. Hasil penelitian ini juga menunjukkan
naan narkoba dari faktor internal antara adanya hubungan antara harga diri dan
lain individu berani menghadapi tantangan persepsi pola asuh orang tua authoritatif
hidup (tidak lari dari masalah), memi- secara bersama-sama dengan sikap re-
liki penilaian positif terhadap diri sendiri, maja terhadap penyalahgunaan narkoba.
memiliki kehidupan keagamaan yang baik, Berdasarkan hasil analisis sumbangan
diterima dilingkungan temannya. Adapun efektif harga diri dan persepsi pola asuh
faktor eksternal yaitu ikatan dalam ke- orang tua authoritatif terhadap sikap
luarga positif, orang tua melibatkan diri remaja terhadap penyalahgunaan narko-
dalam kehidupan anak, orangtua bersikap ba pada penelitian ini sebesar 26,9%
terbuka dan ramah, kehidupan keagamaan sisanya 73,1% dipengaruhi oleh varia-
keluarga kuat, orangtua bersikap terbuka bel lain yang tidak dimasukan dalam
dan ramah, kehidupan keagamaan keluarga penelitian ini,
kuat, orangtua menetapkan disiplin secara
jelas dan konsisten. Daftar Pustaka
Afandi, D., Chandra, F.& Kurniawan, L.
Kesimpulan (2009). Correlation between social
Dari hasil pembahasan mengenai pene- supports and drug abuse screening Test-
litian ini maka dapat disimpulkan sebagai 10 among senior high school student
berikut: at Pekanbaru district Riau Province,
1. Hasil penelitian ini menunjukkan ada- Indonesia. Jurnal Ilmu Kedokteran, 2
nya hubungan negatif antara harga diri (1), 1-12.
dengan sikap remaja terhadap penya- Afiatin, T. (2010). Pencegahan penyalah-
lahgunaan narkoba. Artinya makin ting- gunaan narkoba dengan program AJI
gi harga diri maka semakin negatif si- (Asertif Jaya Inovatif). Yogyakarta:
kap remaja terhadap penyalahgunaan Gadjah Mada University Press.
narkoba. Berdasarkan hasil analisis da-
pat diketahui sumbangan efektif varia- Anindyajati, M.& Karima, C.M. (2004).
bel harga diri terhadap variabel sikap Peran harga diri terhadap asertivitas
remaja terhadap penyalahgunaan narko- remaja penyalahguna narkoba (Pe-
ba yakni 21,7%. nelitian pada Remaja Penyalahguna

30
Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Narkoba di Tempat-tempat Rehabili- nyalahgunaan narkoba berbasis seko-


tasi Penyalahguna Narkoba). Jurnal lah. Jakarta: Balai Pustaka.
Psikologi, 2 (1), 49 73. Santrock, J.W. (1995). Life-span develop-
Azwar, S. (2013). Sikap manusia teori dan ment (Perkembangan masa hidup).
pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Edisi ke lima. Jakarta: Erlangga.
Pelajar. Santrock, J.W. (2007). Remaja.Edisi 11.
Baron, R.A & Byrne, Dn. (2004). Psikologi Jakarta: Erlangga.
sosial. diterjemahkan oleh Ratna Dju- Sandha, T. P & Sri Hartati, Naiful, F. (2012).
wita. Jakarta: Erlangga. Hubungan antara self esteem dengan pe-
BNN. (2010). Advokasi pencegahan penya- nyesuaian diri pada siswa tahun pertama
lahgunaan narkoba. Jakarta: BNN. SMA Krista Mitra Semarang. Jurnal
Coopersmith, S. (1967). The antecedents of Psikologi,1 (1), 47 -82.
self esteem. San Francisco: W.H. Free- Santrock, J.W. (2011). Masa perkembang-
man and Company an anak children. Edisi 11. Jakarta:
Erawati, M. (2004). Gaya Pengasuhan Salemba Humanika.
Authoritatif, Perkembangan Kognisi Syah, M. (2010). Psikologi pendidikan.
dan Gender Typing Anak. Tesis (Tidak Bandung: Remaja Rosdakarya
Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Syamsu, Y. (2011). Psikologi perkembangan
Psikologi UGM. anak dan remaja. Bandung: ROSDA
Feist, J, & Feist, G, J. (2008). Theories of Walgito, B. (2003). Psikologi sosial (Suatu
Personality. Diterjemahkan oleh Yudi Pengantar Edisi Revisi). Yogyakarta:
Santoso. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Andi Offset
Gunarsa, D., & Gunarsa, Y. (1983). Psikolo- Woolfolk A. (2008). Educational psycho-
gi perkembangan: anak dan remaja. logy (Active Learning Edition) edisi
Jakarta: BPK Gunung Mulia. kesepuluh diterjemahkan oleh Helly
Martono, L. H & Joewana, S. (2006). Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini
Pencegahan dan penanggulangan pe- Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

31

Vous aimerez peut-être aussi