Vous êtes sur la page 1sur 13

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Menurut Wirjono Prodjodikoro,
istilah surat-surat berharga itu terpakai untuk surat-surat yang bersifat seperti uang tunai, jadi
yang dapat dipakai untuk melakukan pembayaran. Ini berarti bahwa surat-surat itu dapat
diperdagangkan, agar sewaktu-waktu dapat ditukarkan dengan uang tunai atau negotiable
instruments .
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas kami akan merumuskan beberapa masalah yang dapat dikaji pada
BAB selanjutnya yakni :
Pengertian Investasi..?
Pengertian Surat Berharga ..?
Prosedur Pemeriksaan..?
Tujuan Penulisan
1.Untuk mengetahui pengertian dari surat berharga.
2.Untuk mengetahui macam-macam dari surat berharga.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Investasi
Menurut Sunariyah (2003:4): Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva
yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di
masa-masa yang akan datang. Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan
kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik domestik ataupun modal
asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab kegiatan investasi akan mendorong pula
kegiatan ekonomi suatu negara, penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan,
penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa
Investasi merupakan penanaman uang di luar perusahaan, yang dapat berupa surat berharga
atau aktiva lain yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan produktif perusahaan.
Investasi dapat dibagi menjadi dua kelompok :
Investasi Jangka Pendek
Umumnya investasi ini berupa surat berharga (seperti saham, obligasi, atau surat berharga lain)
yang harga pasarnya relatif stabil. Tujuan pokok pembelian surat berharga ini adalah untuk
menanamkan kas yang untuk sementara waktu tidak terpakai dalam kegiatan bisnis perusahaan.
Investasi ini disajikan dalam kelompok aktiva lancar.
Investasi jangka panjang
Tujuan pokok investasi dalam surat berharga ini adalah untuk memperoleh pendapatan bunga
atau dividen dalam jangka panjang, untuk membentuk dana khusus, atau untuk mengendalikan
perusahaan lain melalui pemilikan saham. Investasi ini disajikan dalam kelompok aktiva tidak
lancar. Investai jangka panjang dapat berupa surat berharga (seperti saham, obligasi, piutang
hipotek, wesel panjang) atau berupa persekot kepada perusahaan afiliasi, dana khusus dan
aktiva tetap yang tidak digunakan secara langsung dalam kegiatan perusahaan (seperti tanah
untuk ekspansi pabrik).
Jenis-Jenis Investasi
Terdapat pengelompokkan jenis-jenis investasi yaitu:
Deposito berjangka
Simpanan dalam mata uang Rupiah, dengan tingkat suku bunga relatif lebih tinggi
dibandingkan jenis simpanan lainnya. Tersedia dalam jangka waktu 1,3, 6, 12, dan 24 bulan.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) merupakan bagian dari upaya BI untuk meredam dan
menstabilkan likuiditas yang ada di pasar.
1. Saham
Surat bukti pemilikan bagian modal perseroan terbatas yang memberikan berbagai hak menurut
ketentuan anggaran dasar (shares, stock ).
2. Obligasi
Surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu tahun dan bersuku bunga tertentu, yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat, guna pembiayaan
perusahaan atau oleh pemerintah untuk keperluan anggaran belanjanya (debenture bond).
3. Sekuritas pasar uang
Sekuritas pasar uang merupakan surat-surat berharga jangka pendek yang diperjualbelikan di
pasar 4.uang.
Sertifikat hutang obligasi
Merupakan bukti kepemilikan piutang kepada pihak lain. Sertifikat ini dapat diperjualbelikan
pada tingkat diskonto tertentu.Sertifikat hutang obligasi inimerupakan bentuk investasi jangka
panjang.
5. Tanah/bangunan
Investasi ini tergolong investasi dalam bentuk property, investasi ini biasanya untuk jangka
waktu panjang karena mengharapkan adanya kenaikan dari nilai tanah/bangunan yang telah
dibelinya.
6. Reksa dana.
Wadah investasi yang berisi dana dari sejumlah investor dimana uang didalamnya
diinvestasikan ke dalam berbagai produk investasi oleh sebuah Perusahaan Manajemen
Investasi (Mutual Fund).
Pengertian Surat Berharga
Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit, atau
setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit dalam bentuk
yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang Surat Berharga /waarde papier
/ negotiable instrument adalah :Sebuah dokumen yang diterbitkan oleh penerbitnya sebagai
pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang sehingga berfungsi sebagai alat
bayar yang di dalamnya berisikan suatu perintah untuk membayar kepada pihak-pihak yang
memegang surat tersebut , baik pihak yang diberikan surat berharga oleh penerbitnya ataupun
pihak ketiga kepada siapa surat berharga tersebut dialihkan. Contoh : Cek, wesel , Saham ,
Obligasi , dll.
Fungsi Surat Berharga
Fungsi Surat Berharga secara yuridis adalah sebagai berikut: Sebagai alat pembayaran Sebagai
alat pemindahan hak tagih (karena dapat diperjualbelikan). Sebagai Surat Legitimasi (Surat
Bukti Hak Tagih) Dilihat dari segi fungsinya , ada 3 macam surat berharga :
Surat yang bersifat hukum kebendaaan (zakenrechtelijke papieren) Surat tanda keanggotaan
dari persekutuan (lidmaatschaps papieren) Surat tagihan hutang (schuldvorderingspapieren)
Secara fisik Surat Berharga hanyalah merupakan sepucuk surat, tetapi secara hukum dapat
mengikat. Teori suatu surat berharga mempunyai kekuatan mengikat :
Teori Kreasi (Creatie theorie )
Menurut teori ini sebabnya surat berharga mengikat penerbitnya adalah karena tindakan
penerbit menandatangani surat berharga. Karena penandatanganan tersebut, penerbit terikat
meskipun pihak pemegang surat berharga sudah beralih kepada pihak lain dari pemegang
semula.
Teori Kepatutan (Redelijkheids theorie)
Menurut teori ini penerbit surat berharga terikat dan harus membayar surat berharga kepada
siapapun pemegangnya secara patut.
Teori Perjanjian (Overeenkomst theorie)
Menurut teori ini penerbit surat berharga terikat karena penerbit telah membuat perjanjian
dengan pihak pemegang surat berharga .
Teori Penunjukan (Vertonings theorie)
Menurut teori ini sebabnya surat berharga mengikat penerbitnya adalah karena pihak pemegang
surat berharga tersebut menunjukkan surat berharga tersebut kepada penerbit untuk
mendapatkan pembayaran.
Jenis-Jenis Surat Berharga
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang dalam Buku I titel 6 dan titel 7 mengatur jenis
surat berharga seperti:
1. Wessel
2. Surat sanggub
3. Cek
4. Kwitansi-kwitansi dan
5. Promes atas tunjuk Dan lain-lain
Surat berharga di Indonesia berkembang mulai tahun 1980 setelah adanya deregulasi ekonomi
dalam bidang keuangan. Aturan ini membawa perubahan kepada berkembangnya pasar
keuangan di Indonesia dimana surat berharga komersial ini adalah merupakan salah satu bentuk
pengembangan pasar financial. Dimana selanjutnya pemerintah mengeluarkan Surat
Keputusan Bank Indonesia No.28/52/DIR dan No 49/52/UPG yang masing masing tentang
Persyaratan perdagangan dan penerbitan surat berharga komersial melalui bank umum di
Indonesia, dimana dengan adanya peraturan tersebut maka bank umum di Indonesia
mempunyai pedoman yang seragam.
Sifat dan Contoh Surat Berharga
Investasi merupakan penanaman uang diluar perusahaan yang dapatberupa surat berharga atau
aktiva lain yang tidak digunakan secara langsungdalam kegiatan produktif perusahaan.
Menurut tujuannya, investasi dapat dibagimenjadi dua kelompok:
- Investasi jangka pendek.
Umumnya investaasi ini berupa suratberharga(seperti saham, obligasi atau surat berharga yang
lain) yang hargapasarnya relatif stabil. Tujuan pokok pembelian surat berharga ini adalahuntuk
memanamkan yang untuk sementara waktu tidak terpakai dalamkegiatan bisnis perusahaan.
Investasi jangka pendek ini disajikan di neracadalam kelompok aktiva lancar.
- Investasi jangka panjang.
Tujuan pokok investasi dalam surat berharga iniadalah untuk memperoleh pendapat bunga atau
deviden dalam jangkapanjang untuk membentuk dana khusus atau untuk
mengendalikanperusahaan lain melalui pemilikan saham. Investasi ini disajikan
dalamkelompok aktiva tidak lancar dalam kelompok tersendiri, investasi jangka panjang dapat
berupa surat berherga (seperti saham, obligasi, piutanghipotik, wesel, piutang) atau berupa
persekot kepada perusahaan afiliasidana khusus (seperti sinking fund, dana pensiun) dan aktiva
tetap yangtidak digunakan secara langsungdalam kegiatan -perusahaan (seperti tanahuntuk
ekspansi).
Investasi dalam surat berharga dapat merupakan aktiva lancar (current assests) atau non-current
assets tergantung maksud/tujuan dari pembelian surat berharga tersebut.
Kalau surat berharga dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dana yang tersedia,
biasanya surat berharga tersebut harus mudah diuangkan dalam waktu singkat dan surat
berharga tersebut diklasifikasikan sebagai temporary investment atau marketable securities
yang merupakan current assets. Misalnya dalam bentuk deposito berjangka (lebih dari tiga
bulan) dan surat-surat saham atau obligasi yang marketable.
Surat berharga yang di golongkan sebagai long term investment biasanya di beli dengan tujuan
sebagai berikut :
1. Untuk menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya dibeli (lebih besar atau sama
denngan 50% dari saham yang beredar)
2. Untuk memperoleh pendapatan yang continue (misal dalam bentuk bunga dari pembelian
obligasi)
3. Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber pembelian bahan
baku.
Tujuan Pemeriksaan Surat Berharga
Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas temporary dan long
term investment.
Untuk memeriksa apakah surat berharga yang tercantum di neraca, benar
adanya, dimiliki oleh dan atas nama perusahaan (client) pertanggal neraca
Untuk memeriksa apakah semua pendapatan dan penerimaan yang berasal dari surat berharga
tersebut telah dibukukan dan uangnya di terima oleh perusahaan.
Untuk memeriksa apakah penilaian (valuation) dari surat berharga tersebut sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia / SAK
Untuk memeriksa apakah penyajian di dalam Laporan Keuangan sesuai dengan PABU di
Indonesia / SAK
Prosedur Pemeriksaan Surat Berharga Yang Disarankan
Pelajari dan evaluasi internal control atas temporary & long investment. Contoh buku halaman
202
Minta rincian surat berharga yang memperlihatkan saldo awal, penambahan dan pengurangan
serta saldo akhirnya.
Periksa phisik dari surat-surat berharga tersebutdan juga pemilikannya (apakah atas nama
perusahaan). Biasanya pemeriksaan phisik dilakukan bersamaan dengan kas opname.
Seandainya surat-surat berharga tersebut di simpan oleh pihak ketiga harus dikirimkan
konfirmasi.
Cocokkan data-data dalam rincian dengan berita acara pemeriksaan physik surat berharga
tersebut.
Periksa mathematical accuracy dari rincian surat berharga.
Cocokkan saldo akhir dari rincian tersebut dengan buku besar.
Lakukan vouching atas pembelian dan penjualan surat berharga, terutama perhatikan otorisasi
dan kelengkapan bukti pendukungnya.
Periksa perhitungan bunga dan deviden nya dan perhatikan segi perpajakannya. Periksa apakah
bunga/deviden yang diterima telah dibukukan semuanya.
Periksa harga pasar dari surat berharga pada tanggal neraca. Untuk temporary investment,
valuationnya adalah mana yang lebih rendah antara harga beli dan harga pasar. Untuk long
term investment, valuationnya adalah berdasarkan harga beli kecuali jika terdapat tendensi
menurunnya harga pasar surat berharga tersebut untuk masa yang cukup panjang.
Adakan diskusi dengan menejemen untuk mengetahui apakah ada perubahan tujuan dari
pembelian surat berharga yang akan mempengaruhi klasifikasi dari surat berharga tersebut.
Periksa subsequent events untuk mengetahui apakah ada transaksi sesudah tanggal neraca yang
akan mempengaruhi klasifikasi atau disclosure dari surat-surat berharga tersebut, misalnya
penjualan long term investment dalam subsequent period.
Periksa apakah penyajiannya sudah sesuai dengan PABU di Indonesia / SAK.
Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo temporarry & long term investment yang
diperiksa.
Berikut ini contoh jenis-jenis surat berharga yang diperjualbelikan di pasar uang.
Treasury Bills (T-Bills)
T-Bills merupakan instrument utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau Bank Sentral atas
unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah
ditetapkan. Instrumen ini berjangka waktu jatuh tempo satu tahun atau kurang. Instrumen yg
sangat aman karena diterbitkan oleh pemerintah atau biasanya oleh Bank Sentral.Oleh karena
itu instrumen ini sangat mudah diperjualbelikan dan disukai oleh perusahaan-perusahaan,
terutama oleh lembaga-lembaga keuangan untuk dijadikan sebagai cadangan likuiditas sekuner
yg memberikan hasil.T-Bills (istilah umum digunakan di dunia internasional) kalau di
Indonesia adalah SBI (Sertifikat Bank Indonesia).
Commercial Paper
Commercial Paper (CP) pada dasarnya merupakan promes yang tidak disertai dengan jaminan
(unsequred promissory notes), diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka
pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang. Penerbit berjanji akan membayar
sejumlah tertentu uang pada saat jatuh tempo. Penerbit CP adalah perusahaan yang mempunyai
kredibilitas tinggi.Jangka waktu jatuh tempo CP ini berkisar mulai dari beberapa hari sampai
270 hari. Penjualan CP dilakukan umumnya dengan sistem diskonto, namun beberapa
diantaranya menggunakan bunga sebagaimana halnya dengan kredit. Dalam pelaksanaannya
seringkali CP diterbitkan dengan backup fasilitas credit line dari bank yang jumlahnya
mendekati atau sama dengan nilai CP yang diterbitkan. Dalam perkembangannya di beberapa
negara, CP diterbitkan dengan dukungan aset perusahaan lainnya, misalnya piutang,
dsb.Bahkan perkembangan terakhir CP diterbitkan dengan bank garansi atau jaminan dari
perusahaan induknya.Namun kasus ini terjadi bila investor tertentu meminta jaminan dari nilai
CP yang dibeli dalam jumlah besar.Penerbitan CP dapat dilakukan secara langsung kepada
investor maupun secara tidak langsung dengan menggunakan jasa perantara.
Kelebihan CP bagi penerbit dan investor antara lain sbb:
Bagi Penerbit:
Tingkat bunga CP lebih rendah daripada prime rate, yaitu tingkat bunga kredit yang dikenakan
perbankan kepada nasabah utamanya, sehingga biaya dana akan menjadi lebih murah.
Tidak perlu menyediakan jaminan.
Penerbitannya relatif lebih mudah karena pada prinsipnya hanya melibatkan penerbit dan
investor.
angka waktu jatuh temponya lebih fleksibel, dapat diperpanjang atas persetujuan investor.
Bagi Investor:
CP menawarkan penghasilan yang lebih tinggi dibandingkan misalnya Sertifikat Deposito,
Treasury Bills.
Dapat dijual kembali (didiskontokan) tanpa perlu menunggu jatuh temponya.
Tingkat keamanannya relatif tinggi karena penerbit CP umumnya perusahaan dengan rating
yang tinggi.
Kelemahan CP dilihat dari kepentingan investor dan penerbit antara lain:
Bagi investor,
CP merupakan instrumen yang tidak disertai dengan jaminan.
Kemungkinan penerbit melakukan rekayasa laporan keuangan untuk memperlihatkan keadaan
likuiditas dan kemampuan perolehan labanya.
Bagi perusahaan penerbit,
CP merupakan sumber dana jangka pendek sehingga perusahaan kurang leluasa untuk
dijadikan sebagai modal investasi.
Sertifikat Deposito atau negotiable certificate of deposit (CD)
Deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan
Jadi mempunyai ciri pokok dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka
waktu jatuh temponya.
Di Indonesia, CD diterbitkan oleh bank-bank umum atas dasar diskonto. Perhitungan diskonto
CD tersebut sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.
Bankers Acceptance (BA)
BA adalah time draft (wesel berjangka) yang ditarik oleh seorang eksportir atau importir atas
suatu bank untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing. Apabila bank
menyetujui wesel tersebut, bank akan menstempel dengan kata accepted di atas wesel
tersebut dan memprosesnya. Dengan demikian bank yang menerima dan memproses tersebut
memiliki suatu janji atau jaminan tak bersyarat untuk membayar sebesar nilai nominal aksep
tersebut pada saat jatuh tempo. Hal tersebut berarti bank yang bersangkutan menjamin eksportir
dan investor dalam pasar uang internasional dari kemungkinan adanya gagal bayar (default).
Jangka waktu akseptasi biasanya berkisar 30 sampai 270 hari, namun umumnya 90 hari.Aksep
ini merupakan instrumen pasar uang yang berkualitas tinggi.Akseptasi bank sangat aktif
diperdagangkan antar lembaga-lembaga keuangan, perusahaan industri, dealer surat-surat
berharga sebagai investasi yang berkualitas tinggi dan sangat mudah diuangkan.Aksep
digunakan dalam perdagangan ekspor impor karena banyak eksportir yang tidak pasti dan tidak
yakin betul terhadap credit standing importir yang dikirimi barang.Eksportir sangat tergantung
paa pembiayaan akseptasi oleh bank domestik atau suatu bank asing. Dengan demikian, aksep
adalah instrumen keuangan yang dirancang untuk mengalihkan resiko perdagangan
internasional kepada pihak ketiga yang akan mengambil resiko tersebut karena ia memiliki
keahlian dalam menilai resiko kredit dan menyebarkan resiko tersebut dalam berbagai
pinjaman. Ketiga pihak dalam transaksi tersebut yaitu eksportir, importir dan bank penerbit,
mendapatkan keuntungan dari metode pembiayaan perdagangan internasional ini sebagai
berikut:
Eksportir dapat menerima uangnya segera tanpa penundaan
Importir dapat menunda pembayarannya sesuai dengan jangka waktu credit line yang
disepakati dengan bank.
Bank penerbit yang memegang Bankers Acceptance (didiskonto dari eksportir) merupakan
instrumen keuangan yang sangat likuid yang dapat dijual sebelum jatuh tempo melalui dealer
bila membutuhkan likuiditas.
Bill of Exchange
Bill of Exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak bersyarat yang ditujukan oleh
seseorang kepada pihak lainnya untuk membayar sejumlah uang pada saat diperlihatkan atau
pada tanggal tertentu kepada penarik atau order atau pembawa. Karena sifatnya yang likuid,
artinya penjual boleh melakukan pembayaran lebih awal sebelum wesel tersebut jatuh tempo
dengan cara mendiskontokannya kepada bank-bank atau lembaga-lembaga keuangan lainnya
sebagai investasi jangka pendek, maka instrumen ini sangat umum digunakan dalam
perdagangan.
Penarikan wesel ini biasanya selalu didahului dengan adanya transaksi jual beli barang. Dimana
penjual akan menjadi penarik wesel dan pembeli barang sebagai tertarik. Jangka waktu jatuh
tempo wesel ini umumnya berkisar 6 hari sampai 180 hari. Pada prinsipnya Bill of exchange
ini akan berubah menjadi Bankers Acceptance apabila telah diaksep oleh bank. Oleh karena
itu wesel ini dapat diperjualbelikan secara diskonto.
Repurchase Agreement (Repo)
Repo adalah transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual
akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual; tersebut pada tanggal dan dengan
harga yang telah ditetapkan lebih dahulu. Surat-surat berharga yang biasanya dijadikan
sebagai instrumen dalam transaksi Repo adalah surat-surat berharga yang dapat
diperjualbelikan secara diskonto, misalnya SBI, SBPU, CD, CP dan T-bills.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek.
Karakteristik SBI:
Satuan unit sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).
Berjangka waktu sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan.
Penerbitan dan perdagangan dilakukan dengan sistem diskonto.
Diterbitkan tanpa warkat, artinya SBI diterbitkan tanpa adanya fisik SBI itu sendiri dan bukti
kepemilikan bagi pemegang hanya berupa pencatatan elektronis.
Dapat dipindahtangankan (negotiable).
SBI sebagai instrumen kebijaksanaan operasi pasar terbuka, terutama untuk tujuan kontraksi
moneter. SBI yang ditebitkan dan diperdagangkan dengan sistem lelang, pada dasarnya
penggunaannya sama dengan penggunaan T-Bills di pasar uang Amerika Serikat. Melalui
penggunaan SBI tersebut, BI dapat secara tidak langsung dapat mempengaruhi tingkat bunga
di pasar uang dengan cara mengumumkan Stop Out Rate (SOR).
SOR adalah tingkat suku bunga yang diterima oleh BI atas penawaran tingkat bunga dari
peserta lelang. Selanjutnya, SOR tersebut akan dapat dipakai sebagai indikator bagi tingkat
suku bunga transaksi di pasar uang pada umumnya. SOR merupakan kebijakan Bank
Indonesia dalam melakukan penjualan SBI secara lelang kepada Bank atau Lembaga Keuangan
atau melalui Broker, dengan tujuan:
Untuk mengendalikan baik volume uang beredar maupun tingkat bunga melalui target volume
yang diinginkan dan tingkat bunga dalam suatu batas tertentu.
Dengan menyerahkan tingkat bunga pada Prime Dealer untuk jumlah 60%, maka tingkat bunga
menjadi wajar.
Pola pembelian SBI:
Pembelian melalui Pasar Perdana (langsung ke BI)
Pembelian melalui Pasar Sekunder
Pembelian melalui Broker Sebelum jatuh tempo SBI boleh diperjualbelikan, baik oleh Bank,
LKBB, maupun masyarakat atau dunia usaha setiap saat melalui pasar sekunder.
Untuk itu Security House (perantara) akan membeli atau menjual SBI setiap hari dengan
tingkat diskonto yang berlaku di pasar. Untuk memperlancar perdagangan SBI ini Bank Sentral
Indonesia menunjukkan beberapa market dan broker yang terdiri dari Bank-bank Umum
sebagai lembaga penunjang dalam perdagangan SBI. Market maker disini bertindak sebagai
penggerak pasar sekunder.
Dalam hal ini market maker bertindak sebagai dealer yang berkewajiban sbb:
Membuat dan mengumumkan quotation.
Secara aktif mengajukan penawaran dan permintaan SBI di pasar sekunder.
Membeli dan menjual SBI dari dan kepada pihak yang mencari dan menawarkan SBI di pasar
sekunder.
Pembelian dan penjualan SBI dapat dilakukan baik secara outright maupun repo. (Transaksi
outright adalah transaksi jual beli SBI atas dasar sisa jangka waktu SBI yang bersangkutan,
tidak ada kewajiban bagi penjual untuk membeli kembali sebelum jatuh tempo; sedangkan
transaksi repo adalah transaksi dengan perjanjian bahwa penjual wajib membeli kembali SBI
yang bersangkutan sesuai jangka waktu yang dijanjikan).
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
SBPU adalah surat-surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara
diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh Bank Indonesia.
SBPU sama halnya dengan SBI merupakan instrumen operasi pasar terbuka dalam rangka
ekspansi moneter oleh BI dengan menetapkan tingkat diskonto SBPU. Ditinjau dari jenis
transaksi dan warkatnya, SBPU dapat dibedakan sbb: A. Surat Sanggup (aksep/promes), dapat
berupa: Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka penerimaan kredit dari
bank untuk membiayai kegiatan tertentu. Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam
rangka pinjaman antar bank. B. Surat wesel, dapat berupa: Surat wesel yang ditarik oleh suatu
pihak dan diaksep oleh pihak lain dalam rangka transaksi tertentu. Penarik dan atau tertarik
adalah nasabah bank. Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank
dalam rangka pemberian kredit untuk membiayai
Call Money (Interbank Call Money Market)
Call Money adalah penempatan atau peminjaman dana jangka pendek (dalam hitungan hari)
antar bank. Call Money merupakan instrument bank dalam mengatasi kekurangan atau
kelebihan dana jangka pendek yang bersifat sementara.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Invesatis merupakan penanaman uang diluar perusahaan yang dapatberupa surat berharga atau
aktiva lain yang tidak digunakan secara langsungdalam kegiatan produktif perusahaan.
Menurut tujuannya, investasi dapat dibagimenjadi dua kelompok, Investasi jangka pendek dan
Investasi jangka panjang. Surat berharga adalah sebuah dokumen yang di terbitkan oleh
penerbitnya sebagai pemenuhan suatu prestasi berupa pembayaran sejumlah uang sehingga
berfungsi sebagai alat bayar kepada pihak-pihak yang memegang surat tersebut.

PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA DAN


INVESTASI

SIFAT DAN CONTOH SURAT BERHARGA

Investasi dalam surat berharga dapat merupakan aktiva lancar (current assets) atau non
current assets tergantung maksud/tujuan dari pembelian surat berharga tersebut.

Kalau surat berharga dibeli dengan tujuan untuk memanfaatkan kelebihan dana yang
tersedia, biasanya surat berharga tersebut harus mudah diuangkan dalam waktu singkat
dan surat berharga tersebut diklasifikasikan sebagai temporary investment atau
marketable securities yang merupakan current assets. Misalnya dalam bentuk deposito
berjangka (lebih dari tiga bulan) dan surat-surat saham atau obligasi yang marketable.

Surat berharga yang digolongkan sebagai long term investment biasanya dibeli dengan
tujuan sebagai berikut :

Untuk menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya dibeli (lebih besar
atau sama dengan 50% dari saham yang beredar).
Untuk memperoleh pendapatan yang continue (misal dalam bentuk bunga dari
pembelian obligasi.

Sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber pembelian
bahan baku.

Menurut PSAK No. 1, hal.1.10 (IAI:2002):

Surat berharga diklasifikasikan sebagai aktiva lancar apabila surat berharga tersebut
diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca dan
jika lebih dari dua belas bulan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar.

Akuntansi Untuk Investasi menurut PSAK No. 13, hal.13.1 s/d 13.2 dan 13.4 s/d 13.6
(IAI:2002):

Investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan
(accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, devidend,
dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan
yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.

Investasi Lancar adalah investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk
dimiliki selama setahun atau kurang.

Investasi Jangka Panjang adalah investasi selain investasi lancar.

Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar
pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham (knowledgeable)
dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arms length transaction).

Nilai pasar adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu investasi dalam pasar
yang aktif.

Dapat dipasarkan berarti terdapat suatu pasar yang aktif darimana suatu nilai pasar (atau
beberapa indikator yang memungkinkan nilai pasar dihitung) tersedia.
Untuk investasi yang memiliki pasar yang aktif, nilai pasar digunakan sebagai indikator
penetapan nilai wajar. Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang aktif,
cara lain digunakan untuk menentukan nilai wajar.

Investasi lancar termasuk dalam aktiva lancar, kenyataan bahwa investasi yang dapat
dipasarkan telah dimiliki lebih dari satu tahun tidak membatasi penyajiannya sebagai
aktiva lancar.

Biaya perolehan suatu investasi mencakup perolehan lain disamping harga beli, seperti
komisi broker, jasa bank, dan pungutan oleh bursa efek.

Jika suatu atau sebagian investasi diperoleh dengan penerbitan saham atau surat berharga
lain, maka biaya perolehannya adalah nilai wajar dari surat berharga yang diterbitkan dan
bukan nilai nominal atau par value.

TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) SURAT


BERHARGA

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas temporary
dan long term investment.

2. Untuk memeriksa apakah surat berharga yang tercantum dineraca, betul-betul ada,
dimiliki oleh dan atas nama perusahaan (client) pertanggal neraca.

3. Untuk memeriksa apakah semua pendapatan dan penerimaan yang berasal dari surat
berharga tersebut telah dibukukan dan uangnya diterima oleh perusahaan.

4. Untuk memeriksa apakah penilaian (valuation) dari surat berharga tersebut sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

5. Untuk memeriksa apakah penyajian di dalam Laporan Keuangan sesuai dengan


prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.

PROSEDUR PEMERIKSAAN SURAT BERHARGAYANG


DISARANKAN
1. Pelajari dan evaluasi internal control atas temporary & long term investment.

Contoh Internal Control Questionnaires untuk Surat Berharga bisa dilihat di Exhibit
10-1.

2. Minta rincian surat berharga yang memperlihatkan saldo awal, penambahan dan
pengurangan serta saldo akhirnya.

3. Periksa phisik dari surat-surat berharga tersebut dan juga pemilikannya (apakah atas
nama peusahaan).

Biasanya periksaan phisik dilakukan bersamaan dengan kas opname. Seandainya


surat-surat berharga tersebut disimpan oleh pihak ketiga, harus dikirimkan
konfirmasi.

4. Cocokkan data-data dalam rincian dengan berita acara pemeriksaan phisik surat
berharga tersebut.

5. Periksa mathematical accuracy dari rincian surat berharga.

6. Cocokkan saldo akhir dai rincian tersebut dengan buku besar.

7. Lakukan Vouching atas pembelian dan penjualan surat berharga, terutama


perhatikan otorisasi dan kelengkapan bukti pendukungnya.

8. Periksa perhitungan bunga dan dividennya dan perhatikan segi perpajakannya.


Periksa apakah bunga/dividen yang diterima telah dibukukan semuanya.

9. Periksa harga pasar dari surat berharga pada tanggal neraca. Untuk temporary
investment, valuationnya adalah mana yang lebih rendah antara harga beli dan harga
pasar. Untuk long term investment, valuationnya adalah berdasarkan harga beli
kecuali jika terdapat tendensi menurunnya harga pasar surat berharga tersebut untuk
masa yang cukup panjang.

10. Adakan diskusi dengan manajemen untuk mengetahui apakah ada perubahan tujuan
dari pembelian surat berharga yang akan mempengaruhi klasifikasi dari surat
berharga tersebut.
11. Periksa subsequent events untuk mengetahui apakah ada transaksi sesudah tanggal
neraca yang akan mempengaruhi klasifikasi atau disclosure dari surat-surat berharga
tersebut, misalnya penjualan long term investment dalam subsequent period.

12. Periksa apakah penyajiannya sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia/SAK.

13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo temporary & long term investment
yang diperiksa.

PENYAJIAN DI NERACA

Menurut PSAK No. 13 (IAI : 2002)

Investasi Lancar

Dicatat berdasarkan (a) mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai bersih
yang direalisasi, (b) nilai pasar.

Investasi Jangka Panjang

Dicatat berdasarkan harga perolehan. Jika terdapat penurunan yang tidak bersifat
sementara dalam penilaian investasi jangka panjang tersebut, bisa digunakan nilai pasar.
Penurunan selain penurunan sementara dalam nilai tercatat investasi jangka panjang
dibebankan pada laporan laba rugi.

Pemindahan Investasi

Untuk investasi jangka panjang yang direklasifikasikan sebagai invetasi


lancar, pemindahan harus dilakukan berdasarkan nilai tercatat.
Investasi yang direklasifikasikan dari lancar ke jangka panjang masing-
masing harus dipindahkan pada metode terendah antara biaya dan nilai
pasar, atau pada nilai pasar jika investasi tersebut sebelumnya dinyatakan
pada nilai tersebut.

Vous aimerez peut-être aussi