Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ANALISIS MASALAH
1. Satu jam sebelum masuk RS, Mr.X 20 th, dianiaya oleh tetangganya dengan
menggunakan sepotong kayu. Mr.x pingsan kurang lebih 5 menit kemudian sadar
kembali dan melaporkan kejadian ini ke kantor polisi terdekat. VV
a. Apa yang menyebabkan Mr.X pingsan kurang lebih 5 menit kemudian sadar
kembali pada kasus? 1,2,3
Jawab:
Mekanisme pingsan 5 menit lalu sadar :
- Benturan kepala proses akselerasi goncangan pada batang otak pons
turun, a. basilaris meregang perfusi ke ascending reticulo activation system
(ARAS) terganggu penurunan kesadaran pingsan selama 5 menit
stabil (ARAS kembali berfungsi) sadar kembali
- Akselerasi kepala hiperekstensi kepala otak membentang batang otak
terlalu kuat blokade reversible terhadap lintasan asendens retikularis difus
otak tidak mendapat input aferen kesadaran hilang selama blokade
reversibel berlangsung.
-
2. Polisi mengantar Mr.X ke RSUD untuk dibuatkan visum et repertum, di RSUD Mr. X
mengeluh luka dan memar di kepala sebelah kanan disertai nyeri kepala hebat dan
muntah.
a. Bagaimana anatomi kranial? 10,1,2
Jawab:
A. Kulit Kepala (SCALP)
Menurut ATLS terdiri dari 5 lapisan yaitu:
- Skin atau kulit
- Connective Tissue atau jaringan penyambung
- Aponeurosis atau galea aponeurotika yaitu jaringan ikat berhubungan langsung
dengan tengkorak
- Loose areolar tissue atau jaringan penunjang longgar. Merupakan tempat
terjadinya perdarahan subgaleal (hematom subgaleal).
- Perikranium
Gambar 1. Lapisan Kulit Kepala
B. Tulang Tengkorak
Terdiri Kalvarium dan basis kranii. Rongga tengkorak dasar dibagi 3 fossa :
a) Anterior : tempat lobus frontalis
b) Media : tempat lobus temporalis
c) Posterior : tempat batang otak bawah dan serebelum
C. Meningen
Selaput ini menutupi seluruh permukaan otak terdiri 3 lapisan :
1. Duramater
Merupakan selaput keras atas jaringan ikat fibrosa melekat dengan tabula interna
atau bagian dalam kranium namun tidak melekat pada selaput arachnoid dibawahnya,
sehingga terdapat ruangan potensial disebut ruang subdural yang terletak antara
durameter dan arachnoid. Pada cedera kepala pembuluh vena yang berjalan pada
permukaan otak menuju sinus sagitalis superior digaris tengah disebut bridging
veins, dapat mengalami robekan serta menyebabkan perdarahan subdural. Durameter
membelah membentuk 2 sinus yang mengalirkan darah vena ke otak, yaitu:sinus
sagitalis superior mengalirkan darah vena ke sinus transverses dan sinus sigmoideus.
Perdarahan akibat sinus cedera 1/3 anterior diligasi aman, tetapi 2/3 posterior
berbahaya karena dapat menyebabkan infark vena dan kenaikan tekanan
intracranial.Arteri-arteri meningea terletak pada ruang epidural, dimana yang sering
mengalami cedera adalah arteri meningea media yang terletak pada fosa temporalis
dapat menimbulkan perdarahan epidural.
2. Arachnoid
Lapisan arachnoid terdiri atas fibrosit berbentuk pipih dan serabut
kolagen.Lapisan arachnoid mempunyai dua komponen, yaitu suatu lapisan yang
berhubungan dengan dura mater dan suatu sistem trabekula yang menghubungkan
lapisan tersebut dengan pia mater. Ruangan di antara trabekula membentuk ruang
subarachnoid yang berisi cairan serebrospinal dan sama sekali dipisahkan dari ruang
subdural.Pada beberapa daerah, arachnoid melubangi dura mater, dengan
membentuk penonjolan yang membentuk trabekula di dalam sinus venous dura
mater.Bagian ini dikenal dengan vilus arachnoidalis yang berfungsi memindahkan
cairan serebrospinal ke darah sinus venous.Arachnoid merupakan selaput yang tipis
dan transparan.Arachnoid berbentuk seperti jaring laba-laba.Antara arachnoid dan
piameter terdapat ruangan berisi cairan yang berfungsi untuk melindungi otak bila
terjadi benturan.Baik arachnoid dan piameter kadang-kadang disebut sebagai
leptomeninges.
3. Piamater
Lapisan ini melekat pada permukaan korteks serebri.Cairan serebro spinal
bersirkulasi diantara arachnoid dan piameter dalam ruang subarahnoid.Perdarahan
ditempat ini akibat pecahnya aneurysma intra cranial.
Dan karena belum sembuh, maka visum et repertumnya tidak memuat kualifikasi
luka.
- Visum et Repertum lanjutan
Diberikan apabila setelah dirawat/ diobservasi, ternyata:
i. Korban sembuh
ii. Korban belum sembuh, pindah rumah sakit atau dokter lain
iii. Korban belum sembuh, kemudian pulang paksa atau melarikan diri
iv. Korban meninggal dunia
Kualifikasi luka dalam visum et repertum lanjutan dibuat setelah korban selesai
dirawat.
a. Visum et repertum mayat
b. Visum et repertum pemeriksaan TKP
c. Visum et repertum penggalian mayat
d. Visum et repertum mengenai umur
e. Visum et repertum psikiatrik
f. Visum et repertum mengenai bukti lain
Gambar 5. GCS
Interpretasi:
Pasien membuka mata dengan rangsang nyeri: 2 (Eye)
Melokalisir nyeri: 5 (Motoric response)
Mengerang dalam bentuk kata-kata: 3 (Verbal response)
GCS = E+V+M = 2+3+5 = 10.
Skor GCS 10 menandakan pasien mengalami cedera kepala sedang.
C. Pupil anisokor dekstra, refleks cahaya pupil kanan (-), refleks cahaya pupil kiri
reaktif/normal.
Trauma tumpul temporal a. meningea media robek perdarahan
epidural (perlu pemeriksaan CT scan untuk memastikan) volume intracranial
compliance pertama oleh otak mengeluarkan CSF ke ruang spinal
perdarahan masih berlangsung compliance pertama tidak adekuat Tekanan
intracranial terus pergeseran jaringan dari lobus temporal ke pinggiran
tentorium herniasi unkus menekan saraf parasimpatis n. III tidak terjadi
vasokonstriksi pupil tidak ada hambatan terhadap saraf simpatis midriasis
ipsilateral (mata kanan) pupil anisokor dextra dan reflex cahaya pupil kanan
negatif.
4. Tak lama setelah selesai dilakukan pemeriksaan, tiba-tiba pasien tidak sadarkan diri.
Dari hasil pemeriksaan pada saat terjadi penurunan kesadaran didapatkan:
Pasien ngorok, RR: 24 x/mnt, Nadi 50x/mnt, tekanan darah: 140/90 mmHg, pasien
membuka mata dengan rangsang nyeri, melokalisir nyeri, dan mengerang dalam bentuk
kata-kata. Pupil anisokor dekxtra, refleks cahaya pupil kanan negatif, reflek cahaya
pupil kiri reaktif/normal.
Pada saat itu anda merupakan dokter jaga UGD di RSUD tersebut dibantu oleh 3 orang
perawat
a. Apa makna klinis pasien tidak sadarkan diri lagi?9,10,1
Jawab:
Mekanisme pingsan kembali :
Trauma kepala frakturpecahnya arteri meningea media di antara duramater
dan tengkorak pembentukan hematoma di epidural TIK kompresi lobus
temporalis ke arah bawah dan dalam herniasi uncus melalui incisura tentorii
menekan batang otak (ARAS) penurunan kesadaran (pingsan) kembali.
5. Aspek klinis
a. DD 8,9,10
b. Algoritma penegakan diagnosis 1,2,3
c. DK 4,5,6
d. Patofisiologi 7,8,9
e. Manifestasi klinis 10,1,2
f. Pemeriksaan penunjang 3,4,5
g. Tata laksana, follow up dan edukasi 6,7,8
h. Komplikasi 9,10,1
Jawab:
Luka kepala :
- Infeksi
- Perdarahan
Cedera kepala :
- Herniasi otak lanjutan
- Penekanan pusat vegetatif
- Edema cerebri
- Deficit neurologis
- Koma
- Kematian
Fraktur hidung - Epistaksis :
- Syok dan anemia
- Tekanan darah yang turun mendadak dapat menimbulkan iskemia otak, insufisiensi koroner dan
infark miokard dan akhirnya kematian
- Aspirasi
DAFTAR PUSTAKA
Adams RD. Principles of neurology. 6thed vol.2 New York: McGraw Hill, 1997:874-901
Anderson S. McCarty L., Cedera Susunan Saraf Pusat, Patofisiologi, edisi 4, Anugrah P. EGC,
Jakarta,1995, 1014-1016
Cohadon F. The concept of secondary damage inbrain trauma, in ischemia inhead injury.
Proceedings of 10th Europe Congress of Neurosurgery, 1995:1-7
Judson JA. Management of severe and multiple trauma, in TE Oh(ed). Sydney :Butterworth,
1990: 422-426
Kelly DF. General principles of head injury management. New York: McGraw Hill,1996
Listiono L D. Ilmu Bedah Saraf Satyanegara, edisi III; Cedera Kepala Bab 6. Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta