Vous êtes sur la page 1sur 4

Feature mengedepankan human interest sebuah

peristiwa. Tulisan feature biasanya tentang profil seorang


figur atau individu yang unik, latar belakang peristiwa,
sejarah, dsb. Tulisan feature sekarang ini dipandang
sangat penting. Pada koran-koran terkemuka, tulisan
feature nilainya tinggi. Bahkan, dalam berbagai lomba
selalu menang.
Jadi, intinya feature adalah suatu cara atau gaya
penulisan informasi yang ciri khasnya adalah
menggunakan bahasa sederhana, dengan alur cerita yang
mengalir, ringan, sehingga enak untuk dibaca. Penulisan
feature tidak bisa asal-asalan dengan data seadanya,
tanpa analisis, pengembangan konteks dan latar
belakang.
Feature benar-benar menjadi sebuah berita dengan
pedalaman isu. Menulis feature bukan perkara mudah.
Feature yang baik akan mampu mengangkat peristiwa
yang sederhana menjadi cerita menarik dan menghibur
(bukan mendramatisasi). Feature juga mencerahkan dan
merangsang pemikiran lebih jauh.
Semisal, kisah seorang tukang smer sepatu keliling. Kisah
itu hanya akan menjadi cerita kecil/biasa bila tulisan
sebatas data dan fakta (straight news): siapa tukang smer,
berapa usianya, berapa isteri dan anaknya, berapa
penghasilannya sehari, dan bagaimana ia menjalankan
usahanya.
Lebih dari itu, dengan eksplorasi data lebih jauh, kisah
tukang smer sepatu bisa menjadi pintu masuk bagi
analisis mengenai problem sosial-ekonomi dan politik
lebih besar dan kompleks yang menuntut perhatian serius.
Karena, boleh jadi, si tukang smer itu adalah korban PHK
(pemutusan hubungan kerja), atau korban alih fungsi
lahan.
Keadaan yang membuat tukang smer sepatu sebagai
pekerja informal di kota adalah representasi kegagalan
perangkat sosial-ekonomi menghadapi persaingan.
Tergantung bagaimana sudut pandang kita, tukang smer
sepatu sebagai korban yang bisa mengharukan rasa
kemanusiaan dan menggugah kesadaran eksistensial,
atau bisa juga tergambarkan sebagai pejuang yang
mampu menginspirasi. Di sinilah feature mempunyai
potensi besar bukan sekadar sebagai cerita selingan dan
hiburan.
Bagaimana menulis sebuah feature yang baik? Sebuah
feature beraroma sastra? Sebenarnya tidak ada resep
yang manjur untuk membuat feature atau karya jurnalistik
sastrawi. Berbeda dari berita yang bersifat langsung
(straight news), menulis feature tidak cukup hanya
berbekal rumus 5W+1H.
Straight news menuntut penulisan yang lugas, langsung,
dengan informasi yang aktual. Tekanannya pada
aktualitas, efisiensi kata dan struktur yang tegas.
Sedangkan feature menuntut lebih dari itu. Karena feature
dan lebih jauh jurnalisme sastrawi berbicara soal karakter,
plot dan narasi.
Maka pengetahuan dan pemahaman mengenai unsur-
unsur dramatik dalam penulisan perlu dipelajari. Itupun
tidak bisa dipelajari sekali dua kali. Kuncinya adalah
latihan, praktek, dengan terjun ke lapangan, menemui
subjek peliputan, mewawancara, menggali data,
memahami konteks, menuliskannya sambil terus mengkaji
ulang dan menuliskannya kembali sampai menemukan
alur cerita yang paling pas.
Belajar dari kisah-kisah fiksi, drama atau film bisa
membantu. Juga banyaklah menonton film-film
dokumenter yang baik. Film dokumenter adalah bentuk
jurnalisme sastrawi dalam dunia jurnalistik tv (audio
visual).

Vous aimerez peut-être aussi