Vous êtes sur la page 1sur 10

Nama asisten: Ika Winda Wati

Tanggal Praktikum: 18 Mei 2017


Tanggal Pengumpulan: 30 Mei 2017

ANALISIS PERHITUNGAN JUMLAH MIKROORGANISME

Fena Rizky Aritya Putri (240210150097)

ABSTRAK
Mikroorganisme adalah makhluk yang sangat kecil dan hanya dapat dilihat
dibawah mikroskop. Adanya mikroba di dalam bahan pangan yang tidak
dikehendaki akan menyebabkan kerusakan bahan pangan tersebut. Perhitungan
mikroorganisme yang dilakukan pada praktikum kali menggunakan 3 metode yaitu
metode Petroff-Hauser, Total Plate Count, dan McFarland. Metode Petroff-Hauser
adalah perhitungan yang dihitung secara langsung dan dilakukan secara
mikroskopis yaitu dengan menghitung jumlah bakteri dalam satuan isi yang sangat
kecil. Metode TPC adalah metode yang bisa digunakan pada analisis
mikroorganisme. McFarland adalah peyetaraan konsentrasi mikroba dengan
menggunakan standar McFarland. Sampel yang digunakan pada praktikum ini
adalah susu murni, susu bubuk, tepung terigu, jus jeruk, air mineral, dan kultur
Acidophillus. berdasarkan metode Petroff-Hauser susu murni memiliki jumlah
bakteri 3.16 x 106 CFU/ml, berdasarkan metode Total Plate Count jumlah
mikroorganisme pada susu murni adalah 1,452 x 105 CFU/ml, susu bubuk 1,05 x
103 CFU/gram, air mineral 6,34 x 104 CFU/ml, tepung terigu 1,23 x 103 CFU/gram,
dan jus jeruk adalah 39,5 x 103 CFU/ml, sedangkan berdasarkan metode
McFarland, absorbansi dari sampel Acidophillus adalah 0.50 A dan 0.73 A.

Kata Kunci: Mikroorganisme, Petroff-Hauser, TPC, McFarland

ABSTRACT
Microorganisms are very small creatures and can only be seen under a
microscope. The presence of microbes in the unintended food will cause damage to
the food. Calculation of microorganisms performed on this practicum using 3
methods namely Petroff-Hauser method, Total Plate Count, and McFarland.
Petroff-Hauser method is a calculation that is calculated directly and done
microscopically by counting the number of bacteria in units of very small contents.
TPC method is a method that can be used in microorganism analysis. McFarland
is a microbial concentration treatment using McFarland's standards. The sample
used in this lab is pure milk, milk powder, wheat flour, orange juice, mineral water,
and Acidophillus culture. Based on the Petroff-Hauser method, pure milk has a
total of 3.16 x 106 CFU / ml of bacteria, based on the Total Plate Count method the
number of microorganisms in pure milk is 1,452 x 105 CFU / ml, powdered milk
1.05 x 103 CFU / gram, mineral water 6, 34 x 104 CFU / ml, wheat flour 1.23 x
103 CFU / gram, and orange juice is 39.5 x 103 CFU / ml, whereas based on the
McFarland method, the absorbance of the Acidophillus sample is 0.50 A and 0.73
A.

Keywords: Microorganism, Petroff-Hauser, TPC, McFarland


PENDAHULUAN
Makanan dan minuman merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia
untuk senantiasa hidup yang berasal dari hewan, tumbuhan, mineral, maupun dari
zat-zat kimia sintetik. Umumnya makanan dan minuman tersebut diproduksi oleh
industri secara besar-besaran dan biasanya memakan waktu yang cukup lama dalam
produksi, penyimpanan, distribusi dan akhirnya sampai ke tangan konsumen.
Selama proses tersebut, kemungkinan pertumbuhan mikroorganisme dapat terjadi.
Adanya mikroba di dalam bahan pangan yang tidak dikehendaki akan
menyebabkan perubahan organoleptik bahan, selain itu dapat menyebabkan banyak
penyakit berbahaya jika bakteri patogen dapat tumbuh di dalam bahan pangan.
Pencemaran bisa ditimbulkan pada waktu pengolahan melalui tangan, atau
peralatan yang kurang bersih, atau dari bahan pangan itu sendiri. Oleh karena itu
kualitas mikrobiologis dari bahan pangan merupakan masalah penting yang perlu
diperhatikan.
Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan perhitungan
langsung maupun tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui
beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu
tanpamemberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme
yangdiketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan
perlakuan tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung,
dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat
preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan
penggunaan ruang hitung (counting chamber) sedangkan perhitungan cara tidak
langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang
masih hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu :
perhitungan pada cawan petri (total plate count /TPC), perhitungan melalui
pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN method), dan
kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Dwidjoseputro, 2005).
Petroff Hausser adalah perhitungan yang dihitung secara langsung dan
dilakukan secara mikroskopis yaitu dengan menghitung jumlah bakteri dalam
satuan isi yang sangat kecil. Metode Pertoff Hausser merupakan metode
miskropkopik dan juga merupakan metode yang cepat dan murah. Metode Petroff
Hauser memiliki beberapa kelemahan yaitu sel mati tidak dapat dibedakan dengan
sel hidup (terhitung semuanya), sel-sel berukuran kecil sukar dilihat di bawah
mikroskop sehingga kadang-kadang tidak terhitung, untuk mempertinggi ketelitian
makan jumlah sel dalam suspensi harus cukup tinggi, misalkan bakteri 106 sel/ml,
tidak boleh digunakan untuk menghitung mikroorganisme di dalam makanan,
banyak mengandung ekstrak makanan (Sukarminah dkk, 2012).
Metode TPC adalah metode yang bisa digunakan pada analisis
mikroorganisme. Metode ini biasanya dilakukan pengenceran sampel untuk
mempermudah perhitungan dan dilakukan pada cawan petri yang diisi dengan
media pertumbuhan mikroorganisme seperti NA, PDA, PCA dan lainnya lalu
diinkubasi. Prinsip dari metode ini adalah jika sel jasad renik yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan
berkembangbiak dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung
dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Metode TPC merupakan cara yang
paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik karena beberapa hal, yaitu
(Fardiaz, 1992).
Mc Farland adalah peyetaraan konsentrasi mikroba dengan menggunakan
larutan BaCl2 1% dan H2SO4 1%. Standar kekeruhan Mc Farland ini dimaksudkan
untuk menggantikan perhitungan bakteri satu per satu dan untuk memperkirakan
kepadatan sel yang akan digunakan pada prosedur pengujian antimikroba. Mc
Farland biasa digunakan untuk menghitung bakteri dengan metode
spektrofotometri. Keuntungan dari penggunaan standar Mc Farland adalah tidak
dibutuhkannya waktu ikubasi yang cukup untuk memperoleh jumlah kepadatan
bakteri yang diinginkan. Sedangakan kerugiannya, akan terjadi perbedaan
pandangan untuk menilai tingkat kekeruhan dari sel bakteri. Oleh karena itu, untuk
menilai kekeruhannya dapat digunakan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 600 nm (setara dengan panjang gelombang E.coli).

METODOLOGI
Alat yang digunakan dalam perhitungan jumlah mikroorganisme dengan
metode Petroff Hauser adalah cover glass, Hoemocytometer, jarum suntik, dan
mikroskop. Alat yang digunakan pada metode TPC (Total Plate Count) adalah bulb
pipet, cawan petri, pipet ukur, tabung reaksi, dan tutup sumbat pipet, sedangkan
bahan yang digunakan dalam metode McFarland adalah kuvet, spektrofotometer,
dan tabung reaksi.
Bahan yang digunakan dalam perhitungan jumlah mikroorganisme dengan
metode Petroff Hauser adalah Susu Murni, bahan yang digunakan pada metode
TPC (Total Plate Count) adalah terigu, susu bubuk, air mineral, susu murni, dan jus
jeruk sebagai sampel, media Plate Count Agar, dan NaCl fiss 0.85%, sedangkan
bahan yang digunakan dalam metode McFarland adalah Kultur Acidophillus dan
NaCl fiss 0.85%.
Metode yang digunakan untuk perhitungan mikroorganisme pada praktikum
ini adalah metode Petroff Houser, TPC (Total Plate Count), dan McFarland

HASIL DAN PEMBAHASAN


Metode Petroff-Hauser
Perhitungan jumlah mikroorganisme dengan metode Petroff Hauser
dilakukan dengan menggunakan alat hoemocytometer. Metode ini digunakan untuk
menentukan jumlah mikroorganisme keseluruhan baik yang mati maupun yang
hidup. Hoemacytometer adalah suatu alat untuk menghitung sel secara cepat dan
digunakan untuk konsentrasi sel yang rendah. Prinsip dari perhitungan Petroff-
Hauser yaitu melakukan perhitungan dengan pertolongan kotak-kotak skala, di
mana dalam setiap ukuran skala seluas 1 mm2 terdapat 25 buah kotak besar dengan
luas 0,04 mm2, dan setiap kotak besar terdiri dari 16 kotak kecil. Alat
haemocytometer digunakan di bawah mikroskop, sisinya mempunyai ukuran 0,05
mm. Sedangkan satu kotak sedang berukuran nilai 0,2 mm dan tebal nya adalah 0,1
mm. Jumlah sel per ml sampel dapat dihitung sebagai berikut:
Jumlah sel dalam 25 kotak besar = Jumlah sel per kotak besar 25 kotak
Jumlah sel per mm3 sampel = Jumlah sel dalam 25 kotak besar (1/0,02)
Jumlah sel per ml sampel = Jumlah sel per mm3 sampel 103 = Jumlah sel per
kotak besar 25 kotak (1/0.02)x 10^3
Jumlah sel per ml sampel = Jumlah sel per kotak besar 25 kotak 50 103
Jumlah sel per mL sampel = jumlah sel per kotak besar x 1,25 x 106
Misalnya : didapatkan jumlah mikroba yang mau dihitung 12 sel mikroba, maka
jumlah sel per ml sampel adalah: 12 1,25 106 = 1,5 107 (Fardiaz, 2012).
Biasanya sebelum mikroorganisme diperiksa perlu diencerkan, jika
kepadatan tinggi sel akan membuat tidak mungkin menghitung. Kebutuhan untuk
pengenceran adalah kerugian, karena setiap pengenceran menambahkan
ketidakakuratan untuk pengukuran. Keuntungan metode ini adalah murah dan
cepat, membuat metode perhitungan ini yang lebih disukai dalam percobaan
biologis cepat dalam yang perlu hanya ditentukan apakah kultur sel telah tumbuh
seperti yang diharapkan (Sukarminah, 2012).
Tabel 1. Hasil Perhitungan dengan Metode Petroff-Hauser
Kloter Jumlah Bakteri

1 5,05 x 106

2 1,25 x 106

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)


Jumlah bakteri berdasarkan hasil pengamatan adalah 5,05 x 106 dan 1,25 x
106 dalam dua kali pengujian dan memiliki rata-rata jumlah bakteri 3.16 x 106.
Menurut Suwito (2010), susu murni secara alami mengandung mikroorganisme
kurang dari 5 x 103 per ml jika diperah dengan cara yang benar dan berasal dari sapi
yang sehat. Hasil perhitungan mikroorganisme berdasarkan pengamatan jauh lebih
tinggi dibandingkan dengan data literatur. Hal ini dapat disebabkan tidak aseptisnya
proses perhitungan mikroorganisme sehingga menjadi cemaran pada sampel.
Lingkungan ketika pengujian yang ramai dapat menjadi sumber cemaran pada saat
pengujian. Selain itu, penanganan saat pemerahan dan penyimpanan susu sapi yang
tidak sesuai dapat meningkatkan jumlah mikroorganisme pada sampel.
Menurut Sukarminah (2012), metode Petroff Hausser ini memiliki
keuntungan dan kerugian. Keuntungan, yaitu metodenya cepat dan juga murah.
Namun, disamping itu metode ini memiliki kelemahan, yaitu: sel-sel mikroba yang
telah mati tidak dapat dibedakan dari sel yang hidup. Karena itu keduanya terhitung.
Sehingga dengan kata lain hasil yang diperoleh adalah jumlah total sel yang ada di
dalam populasi, sel-sel yang berukuran sangat kecil sukar dilihat di bawah
mikroskop, sehingga kadang-kadang tidak terhitung, dan untuk mempertinggi
ketelitian, jumlah sel di dalam suspensi harus cukup tinggi, minimal untuk bakteri
106 sel/mL. Hal ini disebabkan dalam setiap bidang pandang yang diamati harus
terdapat sejumlah sel yang dapat dihitung.

Metode Total Plate Count


Perhitungan jumlah mikroorganisme dengan metode TPC (Total Plate
Count) dilakukan dengan perhitungan mikroorganisme yang tumbuh pada media
PCA. Sampel yang digunakan pada metode ini adalah terigu, susu bubuk, air
mineral, susu murni, dan jus jeruk. Pengujian dengan metode TPC dilakukan
dengan menyiapkan tiga buah tabung reaksi yang telah berisi NaCl fis dan empat
buah cawan petri. Lakukan pengenceran sebanyak tiga kali. Tujuan dari
pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang
tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran
tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Sampel sebanyak 1
ml/1 gr dimasukan ke dalam tabung reaksi pertama, kocok, dan pipet sebanyak 1
ml ke dalam tabung reaksi kedua. Kocok, pipet sebanyak 1 ml dan masukan ke
dalam dua buah cawan petri, pipet 1 ml larutan dari tabung reaksi kedua dan
masukkan ke dalam tabung reaksi ketiga, kocok, kemudian pipet sebanyak 1 ml dan
masukan ke dalam dua buah cawan petri. Prinsipnya bahwa pipet tidak perlu diganti
jika memindahkan cairan dari sumber yang sama. Percobaan dilakukan dekat
dengan bunsen sehingga tidak terjadi kontaminasi dan tetap steril. Tambahkan
media PCA ke dalam masing-masing cawan petri dan inkubasi terbalik selama 48
jam pada suhu 37oC. Hitung jumlah koloni bakteri yang ada. Jumlah koloni dapat
dihitung berdasarkan rumus berikut:
1
Koloni (per ml/gram) = Jumlah koloni per cawan Faktor pengenceran
Tabel 2. Hasil Perhitungan Table Plate Count
Pengenceran TPC/gram
Sampel
10-2 10-3 atau
(kelompok)
simplo duplo simplo duplo TPC/mL

Tp. Terigu (1) B = 33 B=1 B=1 B=5 1,7 x 103

K=1

Tp. Terigu (6) B=7 B=8 B=5 B=2 7,5 x 102

K=3 K=4 K=4


Pengenceran TPC/gram
Sampel
10-2 10-3 atau
(kelompok)
simplo duplo simplo duplo TPC/mL

Susu Bubuk B = 11 B = 17 B=2 B=0 1,4 x 103


(2)
K=1

Susu Bubuk B = 4 B=3 B=3 B=3 7 x 102


(7)

Air Mineral (3) B = TBUD B = TBUD B = 116 B=4 6 x 104

K = 32 K = 17 K=8 K = 11

Air Mineral (8) B = 198 B = 156 B = 120 B = 112 6,685 x 104

K = 47 K=1 K = 20 K=0

Susu Murni (4) B = 291 B = 324 B = 168 B = 283 2,255 x 105

K = 26 K = 51 K = 10 K = 24

Susu Murni (9) B = 240 B = 227 B = 204 B=9 6,49 x 104

K=6 K=8 K =12 K = 16

Jus Jeruk (5) B = 243 B = 314 B = 52 B = 102 5,24 x 104

K=4

Jus Jeruk (10) B = 44 B = 70 B = 56 B = 39 2,66 x 104

K=1 K=1

(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)


Jumlah mikroorganisme pada susu murni berdasarkan pengamatan adalah
2,255 x 105 CFU/ml dan 6,49 x 104 CFU/ml dengan rata-rata jumlah
mikroorganisme 1,452 x 105 CFU/ml. Menurut Suwito (2010), susu murni secara
alami mengandung mikroorganisme kurang dari 5 x 103 per ml jika diperah dengan
cara yang benar dan berasal dari sapi yang sehat. Susu merupakan media yang
sangat baik untuk pertumbuhan bakteri. Populasi bakteri dapat berkembang dua kali
lipat setiap 30 menit pada suhu 25 C dimana pH berkisar antara 6.0-6. Jumlah
mikroorganisme yang diperoleh berdasarkan pengamatan lebih tinggi daripada data
literatur.
Jumlah mikroorganisme pada susu bubuk berdasarkan pengamatan adalah
1,4 x 103 CFU/gram dan 7 x 102 CFU/gram dengan rata-rata jumlah
mikroorganisme 1,05 x 103 CFU/gram. Berdasarkan SNI (2000), susu bubuk
memiliki jumlah mikroorganisme maksimal 5 x 104 CFU/gram. Jumlah
mikroorganisme yang diperoleh berdasarkan pengamatan sesuai dengan data
literatur.
Jumlah mikroorganisme pada air mineral berdasarkan pengamatan adalah 6
x 10 CFU/ml dan 6,685 x 104 CFU/ml dengan rata-rata jumlah mikroorganisme
4

6,34 x 104 CFU/ml. Berdasarkan SNI (2006), air konsumsi memiliki jumlah
mikroorganisme maksimal 5 x 105 CFU/ml. Jumlah mikroorganisme yang
diperoleh berdasarkan pengamatan sesuai dengan data literatur.
Jumlah mikroorganisme pada tepung terigu berdasarkan pengamatan adalah
1,7 x 103 CFU/gram dan 7,5 x 102 CFU/gram dengan rata-rata jumlah
mikroorganisme 1,23 x 103 CFU/gram. Berdasarkan SNI (2009), tepung terigu
memiliki jumlah mikroorganisme maksimal 1 x 106 CFU/gram. Nilai jumlah
mikroorganisme yang diperoleh pada hasil pengamatan sesuai dengan data literatur.
Jumlah mikroorganisme pada jus jeruk adalah 52,4 x 103 CFU/ml dan 26,6
x 103 CFU/ml dan rata-rata jumlah mikroorganismenya adalah 39,5 x 103 CFU/ml
sedangkan menurut Pasalu, D., dkk (2013), jumlah mikroorganisme yang terdapat
pada jus jeruk adalah 1 x 103 CFU/ml. Jumlah mikroorganisme yang diperoleh pada
pengamatan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan data literatur.
Secara keseluruhan, terdapat nilai jumlah mikroorganisme berdasarkan
pengamatan yang sesuai dan lebih tinggi dari data literatur. Nilai yang lebih tinggi
dari data literatur dapat disebabkan oleh waktu inkubasi yang terlalu lama, yaitu
selama 3 4 hari, faktor pengenceran yang tidak sesuai, pengerjaan perngujian yang
tidak aseptik, atau kondisi sampel awal yang telah tercemar lingkungan.
Metode TPC mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang rumit
pengoperasiannya. Namun, metode ini hanya berlaku untuk bakteri-bakteri aerob
dan menggunakan media agar. Bila menggunakan media cair akan membutuhkan
alat khusus. Selain itu diperlukan ketelitian untuk menghitung koloni yang terlihat
pada counting grid pada counting plate sehingga terkadang hasilnya meleset dari
jumlah sel yang seharusnya ada di dalam media tersebut (Maturin dan Peeler, 2001).
Kelebihan TPC ialah tidak membutuhkan keahlian yang sangat baik serta hanya
membutuhkan biaya yang relatif lebih murah. (Curtis, 2004).

Metode McFarland
Perhitungan jumlah mikroorganisme dengan metode McFarland dilakukan dengan
perhitungan mikroorganisme berdasarkan kekeruhan larutan. Pada pengamatan kali
ini dilakukan perhitungan mikroorganisme Acidophillus yang telah dibiakan
terlebih dahulu. Prinsip metode ini adalah semakin banyak suatu mikroorganisme
terdapat pada suatu sampel atau media, maka sampel tersebut akan menjadi
semakin keruh. Kekeruhan ini dideteksi dengan menggunakan alat yaitu
spektrofotometer atau turbidimeter (Goldmann, 2008).
Metode McFarland dilakukan dengan menyiapkan terlebih dahulu larutan
standar McFarland no.3, yang dibuat dengan pencampurkan 1% BaCl2 (barium
klorida) dan 1% H2SO4 (asam sulfat) dengan perbandingan 0,3 ml BaCl2 dan 9,7
ml H2SO4. Larutkan mikroorganisme yang akan dihitung dengan NaCl fis. Jika
mikroorganisme dibiakan pada agar miring, maka tambahkan NaCl fiss kedalam
tabung reaksi yang berisi media dan biakan sampel, kocok lalu masukan NaCl fiss
tersebut kedalam tabung reaksi berbeda sedangkan jika mikroorganisme dibiakan
pada cawan petri, ambil mikroorganisme yang akan diuji dengan ose lalu masukan
kedalam tabung reaksi berisi NaCl fis. Campuran NaCl fisiologis dengan
mikroorganisme tersebut dimasukan ke kuvet dan diukur kekeruhannya
berdasarkan standar McFarland dengan panjang gelombang 620 nm. Amati hasil
absorbansi dan setarakan dengan nilai absorbansi pada konsentrasi McFarland.
Standar Mc Farland 3 yaitu dengan kerapatan bakteri 9 x 108 CFU/ml (Steel, R.G.D
dan J.H.Torrie., 1995). Nilai absorbansi larutan standar Mc Farland No.3 (blanko)
adalah 0,569.
Tabel 3. Hasil Perhitungan Mikroorganisme dengan Metode McFarland no.3
Kelas Absorbansi

B1 0,50 A

B2 0,73 A

Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017


Berdasarkan hasil pengamatan, nilai absorbansi yang diperoleh pada
pengujian sampel ini adalah 0,50 dan 0,73. Nilai absorbansi yang diperoleh pada
pengujian pertama, yaitu 0,50 A memiliki nilai absorbansi yang paling mendekati
dengan absorbansi blanko sehingga jumlah mikroorganisme pada sampel pertama
mendekati 9 x 108 CFU/ml namun lebih rendah dari nilai tersebut. Nilai absorbansi
pada sampel kedua adalah 0,73 A. niali absorbansi yang diperoleh pada sampel
kedua jauh lebih tinggi daripada nilai absorbansi pada blanko sehingga dapat
diketahui bahwa jumlah mikroorganisme pada sampel kedua lebih tinggi daripada
9 x 108 CFU/ml. Agar suatu larutan dapat memiliki nilai absorbansi yang sesuai
dengan standar larutan McFarland, perlu dilakukannya modifikasi terhadap larutan
yang diuji. Jika nilai absorbansi sampel lebih tinggi daripada nilai absorbansi
larutan standar, maka perlu dilakukannya pengenceran sehingga kekeruhan
berkurang sedangkan jika nilai absorbansi sampel lebih rendah daripada nilai
absorbansi larutan standar, perlu dilakukannya penambahan mikroorganisme
terhadap larutan tersebut.
KESIMPULAN
Hasil pengamatan menunjukan berdasarkan metode Petroff-Hauser susu
murni memiliki jumlah bakteri 3.16 x 106 CFU/ml, berdasarkan metode Total Plate
Count jumlah mikroorganisme pada susu murni adalah 1,452 x 105 CFU/ml, susu
bubuk 1,05 x 103 CFU/gram, air mineral 6,34 x 104 CFU/ml, tepung terigu 1,23 x
103 CFU/gram, dan jus jeruk adalah 39,5 x 103 CFU/ml, sedangkan berdasarkan
metode McFarland, absorbansi dari sampel Acidophillus adalah 0.50 A dan 0.73 A.
Tidak sesuainya data pengamatan dengan data literatur dapat disebabkan oleh
faktor waktu inkubasi, faktor pengenceran yang tidak sesuai, pengerjaan perngujian
yang tidak aseptik, atau kondisi sampel awal.

Ucapan Terima Kasih


Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan
membantu selama proses praktikum maupun penulisan jurnal, khususnya kepada
laboran kimia pangan dan tim asisten laboratorium praktikum analisis pangan.

DAFTAR PUSATAKA
Badan Standarisasi Nasional. 2000. SNI 01-6366-2000: Batas Maksimum Cemaran
Mikroba dan Batas Maksimum Residu dalam Bahan Makanan Asal Hewan.
BSN, Jakarta
Badan Standarisasi Nasional. 2006. SNI 01-3553-2006: Air Minum dalam
Kemasan. BSN, Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI 01-3751-2009: Tepung Terigu. BSN,
Jakarta
Curtis, L., A. Lieberman, M. Stark, W. Rea & M. Vetter. 2004. Isolation. Journal
of the Australasian College of Nutritional and Environmental Medicine,
Vol. 23, No. 1
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Goldmann, Emanuelle dan Lorrence H. Green. 2008. Practical Handbook of
Microbiology, Second Edition. CRC Press, Florida
Maturin, L, dan J.T. Peeler. 2001. Bacteorogical Analytical Manual. Food and Drug
Administration (FDA), USA
Pasalu, D., Sirajuddin, S., dan Najamuddin, U. 2013. Analisis Total Mikroba dan
Jenis Mikroba Patogen pada Jajanan Anak di SDN Kompleks Magkura Kota
Makassar. Universitas Hasanuddin, Makasar
Sukarminah, E. 2012. Mikrobiologi Pangan. Universitas Padjadjaran, Sumedang
Steel, R. G. D., dan J. H. Torrie. 1995. Principles and Procedures of Statistics A
Biometrical Approach. Second Edition. McGraw-Hill International Book
Company, Tokyo.
Suwito, W. 2010. Bakteri yang Sering Mencemari Susu: Deteksi, Patogenesis,
Epidemiologi, dan Cara Pengendaliannya, Jurnal Litbang Pertanian, 29 (3).
96-100.

Vous aimerez peut-être aussi