Vous êtes sur la page 1sur 14

Tugas Individu

KONSEP KESIAPAN BENCANA

OLEH :

ASMA WATI
J1A1 16 009

JURUSAN KONSENTRASI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat tuhan yang

maha esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat

menyelesaikan makalah yang sederhana ini dan saya dapat menyelesaikan tugas

makalah ini tepat pada waktunya. saya kerahkan seluruh upayah demi mewujudkan

makalah ini, semoga makalah saya dapat memenuhi kewajiban dalam tugas

MANAJEMENT BENCANA. Ada pun harapan saya, semoga makalah ini dapat

menambah wawasan kepada pembaca.

Dengan maksud nantinya pembaca dapat menemukan suatu inspirasi dari

hasil makalah saya ini. saya menyadari bahwa makalah sederhana ini jauh dari

kesempurnaan, untuk itu saya harapkan kritik dan saran yang dapat membantuk

makalah ini. Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih.

Penulis, 15 Oktober 2017

2
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................................. .. i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... .. ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... .. iii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ ... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... ... 4
C. Tujuan Penulisan...... 4
D. Manfaat Penulisan ................................................................................... ... 5

BAB II. PEMBAHASAN


A. Defenisi konsep kesiapan bencana. 6
B. Persiapan dalam kesiapan bencana 6
C. Melaksanakan rencana-rencana dalam kesiapan bencana .. 9
D. Elemen-elemen dalam kesiapan bencana .... 11

BAB III. PENUTUP


A. Simpulan................................................................................................. . 13
B. Saran ....................................................................................................... . 13

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Letak geografis dan struktur geologis menyebabkan Indonesia menjadi salah

satu negara yang subur, sangat berpotensi sekaligus rawan bencana, antara lain gempa

bumi, banjir, tanah longsor, badai, tsunami, kebakaran hutan dan lahan serta letusan

gunung api. Secara umum terdapat peristiwa bencana yang terjadi berulang setiap

tahun. Bahkan sekarang ini peristiwa bencana menjadi lebih sering dan terjadi silih

berganti, misalnya dari kekeringan, kemudian kebakaran, lalu diikuti banjir.

Akibatnya kita menganggap bencana tersebut sebagai sebuah sesuatu hal yang

memang harus terjadi. Padahal semua itu merupakan fenomena alamiah yang melekat

pada bumi kita. Fenomena alamiah inilah yang tidak dipahami dengan baik oleh

masyarakat Indonesia.

Ketika berbicara kesiapan masyarakat Indonesia menghadapi bencana, banyak

faktor yang menentukan kesiapan tersebut. Secara keseluruhan bangsa Indonesia

belum siap dalam menghadapi bencana. Namun, apabila dilihat secara terpilah-pilah

terdapat perbedaan kesiapan dalam menghadapi bencana. Faktor yang menentukan

kesiapan masarakat diantaranya adalah pemahaman yang salah terhadap bencana

alam dan kondisi geografis yang bervariasi. Kebanyakan dari masyarakat

menganggap bahwa fenomena alam tersebut merupakan sesuatu yang buruk, namun

sejatinya peristiwa tersebut merupakan aktivitas normal dari bumi. Kesiapan

masyarakat tidak hanya ditentukan oleh dua faktor di atas. Ada faktor lain yang

4
menentukan kesiapan masyarakat dalam menghadapi bencana, yaitu peran

pemerintah.

B. Rumusan masalah

1. Apa defenisi konsep kesiapan bencana?

2. Bagaimana perencenaan dalam kesiapan bencana?

3. Bagaimana melaksanakan rencana-rencana dalam kesiapan bencana?

4. Jelaskan elemen-elmen sumber daya dalam kesiapan bencana ?

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan defenisi konsep kesiapan bencana

2. Menjelaskan perencanaan dalam kesiapan bencana

3. Menjelaskan bagaimana melaksanakan rencana-rencana dalam kesiapan

bencana

4. Menjelaskan elemen-elmen sumber daya dalam kesiapan bencana

D. Manfaat Penulisan

Bagi pembaca, agar dapat menambah wawasan tentang pentingnya konsep

kesiapan bencana untuk diterapkan dalam kehidupan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi konsep kesiapan bencana

Kesiapan bencana adalah meminimalisir akibat-akibat yang merugikan dari

suatu bahaya lewat tindakan-tindakan pencegahan yang efektif, rehabilitasi dan

pemulihan untuk memastikan pengaturan serta pengiriman bantuan dan pertolongan

setelah terjadi satu bencana secara tepat waktu,dan efektif.

Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk

mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat

guna dan berdaya guna (UU RI No.24 Tahun 2007). Sedangkan Kesiapsiagaan

menurut Carter (1991) adalah tindakan-tindakan yang memungkinkan pemerintahan,

organisasi, masyarakat, komunitas, dan individu untuk mampu menanggapi suatu

situasi bencana secara cepat dan tepat guna. Termasuk kedalam tindakan

kesiapsiagaan adalah penyusunan rencana penanggulangan bencana, pemeliharan dan

pelatihan personil.

B. Persiapan dalam kesiapan bencana

Perencanaan kesiapan bencana mencakup sembilan kategori sebagai berikut:

1. Pengkajian kerentanan: proses terus-menerus yang dinamis dari orang-orang dan

organisasi-organisasi yang mnilai bahaya-bahaya dan resiko, terhadap orang-orang

dan agen menetapkan basis data yang memfokuskan pada kemungkinan pengaruh-

6
pengaruh potensi bahaya, mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan bantuan dan

sumber daya yang tersedia.

2. Perencanaan: suatu proses untuk memunculkan tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran

yang jelas,mengidentifikasikan tugas-tugas khusus dan tanggung jawab terhadap

orang-orang dan agen-agen dalam emergensi-emergensi bencana dan mencakup

organisasi-organisasi akar rumput, LSM-LSM, pemerintah-pemerintah local dan

nasional,para lembaga donor dan badan-badan PBB yang mempunyai komitmen

jangka panjang didaerah-daerah rentan.

3. Kerangka kerja institusional: koordinasi vertical dan horizontal dari orang-orang

dan organisasi-organisasi yang menghindari pembentukan struktur-struktur dan

komunitas-komunitas yang ada, tanggung jawab yang merfleksikan keahlian yang

mapan,dan peran-peran dan tanggung jawab yang secara jelas didefinisikan dan

memadai.

4. Sistem-sistem informasi: mngkordinir sarana-sarana pengumpulan dan

penyebarluasan pengkajian kerentanan dan peringatan dini di dalam dan di antara

badan-badan dan organisasi-organisasi dan dengan khalayak umum.

5. Basis sumber daya : kebutuhan-kebutuhan pmulihan dan bantuan bencana yang

diantisipasi harus dibuat trbuka dan pengaturan pengaturan khusus dan

perjanjian-perjanjian tertulis harus ditetapkan untuk menjamin penyedian barang-

barang dan pelayanan-pelayanan sebagaimana diprlukaan, termasuk :

Pendanaan bantuan bencana

7
Pendanaan kesiapan bencana

Mekanisme untuk koordinasi bantuan

Penyediaan barang

6. Sistem peringatan : harus dikembangkan yang akan mengirim peringatan-

peringatan yang efektif kepada khalayak umum tanpa beranggapan bahwa sistim

komunikasi yang biasanya bias berfungsi akan jalan pada waktu terjadi bencana.

Lagi pula, komunitas internasional harus diingatkan terlebih dahulu tentang

bahanya-bahanya yang bias memerlukan disusunnya permohonan untuk bantuan-

bantuan internasional.

7. Mekanisme respon: sejumlah besar tanggapan bencana seharusnya

dipertimbangkan, digabungkan dalam rencana kesiapan bencana dan

dikomunikasikan kepada masyarakat yang akan mengkoordinir dan berpatisipasi

dalm respon-respon itu jika terjadi satu bencana.

8. Pelatihan dan pendidikan umum : lewat berbagia program pendidikan umum

mereka yang terancam bencana harus belajar apa yang mereka harapkan dan apa

yang akan diminta dari mereka untuk dilakukan pada saat trjadi bencana. Karna

penyediaan-penyediaan pendidikan menyajikan system-sistem peringatan dan

merencanakan untuk belajar dari masala-masalah dan perbedaan-perbedaan

populasi-pupolasi yang mugkin muncul didalam rencana.

9. Gladi : menydiakan kesmpatan-kesempatan untuk menekankan kembali instruksi-

instruksi program pelatihan, mngidentifikasikan perbedaan-perbedaan yang

8
mungkin muncul dalam rencana respon bencana dan menginformasikan revisi-

revisi rencana itu secara terus menerus.

C. Melaksanakan rencana-rencana dalam kesiapan bencana

1. Mempromosikan rencana pada tingkat nasional

Banyak petugas/pejabat pemrintaha skeptic akan manfaat-manfaat dari

rencana-rencana ksiapan bencana. Memperkenalkan subyak strategi-strategi kesiapan

bencana atau rencana-rencana kepada pejabat pemerintah bias mengundang paling

tidak satu dari tanggapan-tanggapan berikut ini: Ide yang luar biasa. Ini jawaban yang

betul-betul ingin didengar oleh semua orang yang perduli dengan manajemen

bencana. Dalam kenyataannnya,responden itu mungkin hanya tahu sedikit tentang

apa yang diperlukan bagi sebuah rencana.

Dengan respon-rspon umum ini, penting untuk mnyandarkan pejabat

pmrintahan yang enggan menegnai kebaikan-kebaikan dari kesiapan bencana. Suatu

kombinasi dari tindakan-tindakan berikut ini mungkin bisa membantu dalam prose

itu. Tidak ada pertukaran antara kesiapan bencana dan pembangunan. Dua-duanya

terkait erat, secara konsep dan praktek. Satu strategi atau rencana kesipan bencana

yang efektif akan :

Melindungi pembangunan. Bencana menunda, atau dalam kasus terburuk

menghancurkan kemajuan yang telah dibuat sampai hari ini. Rencana kesiapn

bencana harus digabungkan ke dalam proses pembangunan shingga yang

sebelumnya bias melindungi yang kemudian.

9
Memasukan mitigasi bencana. Tindakan-tindakan mitigasi bencana seperti

bangunan-banguanan yang lbih aman, program padat karya pangan atau uang yang

lazim untuk pekerjaan umum tidak melindungi orang-orang dan asset-aset mereka,

tetapi juga mempercepat proses pembanguan jika tindakan-tindakan itu di rancang

secara memadai.

Memperkuat infrastruktur local. Sebagai contoh, struktur komunikasi dan instistusi

yang diperlukan dalam kesiapan bencana akan bisa memperkuat infrastruktur local

secara keseluruhan.

Memberikan tekanan terhadap donor-donor bantuan tradisional. Hal ini mungkin

mempengaruhi jumlah keseluruhan dana yang dialokasikan oleh lembaga-lembaga

donor untuk pembanguan. Sebaliknya, para donor semakin tertarik mendanai

tindakan-tindakan kesiapan bencana. Banyak donor sekarang menyadari bahwa

kesiapn bencana akan lebih hemat biaya jika dibandingkan dengan harga yang

diperlukan untuk respon emergensi.

2. Membangun basis informasi yang dapat di andalkan

Semakin Negara itu rawan terhadap bencana, semakin kurang dapat

diandalkan basis informasinya. Pendapat ini menjadi bagian paling penting tntang

apakah arti dari kerentanan bencana itu. Kemiskinan yang luas, infranstruktur yang

lemah, dan administrasi yang tidak memadai. Dibawah kondisi-kondisi seperti itu,

sulit untuk bisa mendapatkan basis informasi yang dapat diandalkan.

10
Bahkan dalam keadaan yang paling baik pun, basis data dan sistim inforamsi

tidak dapat sempurna. Mengumpulkan data yang masuk akal dan informasi yang

medekati kebenaran merupakan tujuan informasi yang jauh lebih realistic. Sangat

dianjurkan untuk melaksanakan sistim informasi berikut ini pada awal proses

perencanaan.

D. Elemen-elemen dalam kesiapan bencana

Dalam mengkaji sumber daya yang dibutuhkan untuk rencana kesiapan

bncana ada elemen-elemen yang harus dipertimbangkan, yakni :

1. Pendanaan bantuan bencana

Penting untuk menetapkan dana kontijensi emergensi. Sring kali terdapat

suatu kebutuhan untuk barang barang yang tidak dapat dijadikan cadangan dengan

mudah, misalnya obat-obatan, atau barang barang sebelumnya tidak diantisipasi,

seperti bahan bakar alternative. Dana cadangan khusus sangat penting untuk

dipertimbangkan dalam rencana ksiapan bencana.

Asuransi adalah suatu bentuk lain untuk menciptakan cadangan-cadangan

untuk bencana yang mungkin terjadi dimasa mendatang.

2. Dana kesiapan bencana

Kumpulkanlah dana untuk mengikuti aktifitas-aktifitas proses perencanaan,

termasuk kajian-kajian khusus, ksadaran umum dan pelatihan.selain itu carilah dana

untuk mengembangkan input-input utama terhadap rencana agar bisa berfungsi secra

efektif.

11
3. Mekanisme untuk koordinasi bantuan

Tetapkan satu sarana untuk menjamin suatu respon yang tepat waktu,

pemanfaatan dan terkoordinir dari komunitas internasional dan pada saat bantuannya

dibutuhkan. Mekanisme seperti ini tidak hanya harus menggabungkan input-input

dari donor-donor bilateral, melainkan juga kemungkinan bantuan dari organisasi-

organisasi non pemerintah harus juga di masukan ke dalam mekanisme koordinasi.

4. Penimbunan

Pertimbangkan tipe- tipe dan jumlah barang-barang yang diperlukan : apakah

barang-barang itu dapat ditimbun, dan dimana. Ini bukan pekerjaan gampang.

Dinegara-negara yang rawan terhadap bencana khusus, kemiskinan tingkat tinggi

yang menjadikan sebagian besar masyarakat rentan terhadap bencana akan member

makna bahwa penimbunan jumlah barang batuan yang signifikan adalah satu

kemewahan. Akan tetapi, para donr sering mau membuat kontribusi terhadap

berbagia bentuk penyimpanan sepreti cadangan keamanan pangan.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesiapan bencana adalah meminimalisir akibat-akibat yang merugikan dari

suatu bahaya lewat tindakan-tindakan pencegahan yang efektif, rehabilitasi dan

pemulihan untuk memastikan pengaturan serta pengiriman bantuan dan pertolongan

setelah terjadi satu bencana secara tepat waktu,dan efektif. Perencanaan kesiapan

bencana mencakup sembilan kategori :

1. Pengkajian kerentanan

2. Perencanaan

3. Kerangka kerja institusional

4. Sistem-sistem informasi

5. Basis sumber daya

6. Sistem pringatan

7. Mekanisme respon

8. Pelatihan dan pendidikan umum

9. Gladi

B. Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis

akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan

sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Brown, Babara. Disaster Preparendness and the United National: Advance Planing
For Disaster Relief. New York: Pergamon Press, 1979

Crater, Nick. Disaster Mangemet : A Disaster Managers Hanbook. Manila: Asian


Development Ban, 1991.

Cuny, Fred. Disaster and Development. Oxford: oxford University press, 1993

14

Vous aimerez peut-être aussi