Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1(2016) 40-45
ISSN 2302 934X
Quality Management
Dampak Kerugian dan Usulan Pemecahan Masalah Kualitas Crude Palm
Oil (CPO) di Pabrik Kelapa Sawit
M. Hudori
Program Studi Manajemen Logistik, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi, Bekasi 17520, Indonesia
Corresponding Author: m.hudori@cwe.ac.id,+628126523160
Abstrak Sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia, tampak bahwa Indonesia memiliki daya saing yang
rendah di pasar global dan pendapatan dari sektor ini berpotensi menurun. Jika dilihat secara mikro, masih banyak
perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang memperhatikan kualitas di dalam
pengelolaannya. Rendahnya kualitas produk yang dihasilkan, khususnya CPO, tentunya akan semakin melemahkan
daya saing tersebut.Penurunan daya saing minyak sawit Indonesia (CPO) sangat dipengaruhi oleh faktor kualitas,
yaitu asam lemak bebas (FFA). Masalah FFA dipengaruhi oleh kondisi buah sawit yang tidak segar dan perlakuan
yang kurang memadai saat menunggu dimulainya proses pengolahan di pabrik kelapa sawit (PKS). Kerugian yang
disebabkan oleh masalah FFA ternyata sangat besar. Dampak kerugian tersebut dapat diminimalisir melalui upaya-
upaya perbaikan terhadap akar-akar masalah kualitas tersebut. Dengan demikian perusahaan harus segera
melakukan upaya-upaya perbaikan tersebut sehingga biaya kualitas yang timbul dapat diminimalisir dengan
segera.Perbaikan faktor-faktor yang menyebabkan FFA adalah sesuatu yang sangat mendesak untuk diselesaikan
agar kondisi kualitas dapat ditingkatkan, sehingga CPO Indonesia akan memiliki daya saing tinggi di pasar
global.Copyright 2016 Department of industrial engineering. All rights reserved.
Manuscript received February 1st, 2016, revised March 1st, 2016Copyright 2016Department of Industrial Engineering.All right reserved
41
Dampak Kerugian dan Usulan Pemecahan Masalah Kualitas Crude Palm Oil (CPO) di Pabrik Kelapa Sawit
dihasilkan, khususnya CPO, tentunya akan semakin Definisi kualitas dalam beberapa pengertian, di
melemahkan daya saing tersebut. antaranya adalah [10]:
Menurut beberapa referensi, parameter kualitas 1. Kualitas berarti fitur suatu produk yang memenuhi
utama CPO adalah kadar asam lemak bebas atau free kebutuhan pelanggan dan dengan demikian
fatty acid (FFA). Kadar FFA yang semakin tinggi memberikan kepuasan pelanggan. Dalam hal ini,
menunjukkan kualitas CPO yang semakin rendah [3-5]. makna kualitas berorientasi pada laba, karena tujuan
Kondisi FFA dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, dari kualitas yang lebih tinggi tersebut adalah untuk
seperti kondisi buah kelapa sawit yang tidak segar dan memberikan kepuasan pelanggan yang lebih besar
waktu menunggu proses pengolahannya yang terlalu serta diharapkan untuk meningkatkan pendapatan.
lama [6]. Hal tersebut juga dinyatakan bahwa kondisi 2. Kualitas berarti bebas dari kekurangan dan bebas
buah kelapa sawit yang lewat matang (over-ripe) dan dari kesalahan yang membutuhkan melakukan
waktu persiapan proses pengolahan yang terlalu lama pekerjaan lagi (rework) atau yang menghasilkan
berpengaruh secara signifikan, bahkan mendominasi kegagalan lapangan, ketidakpuasan pelanggan, klaim
kondisi FFA tersebut. Kondisi tersebut tentunya akan pelanggan, dan sebagainya. Dalam hal ini, makna
menimbulkan biaya kualitas dan menimbulkan dampak kualitas berorientasi pada biaya, dan kualitas yang
kerugian secara ekonomi. Oleh karena itu, perbaikan lebih tinggi biasanya akan menyebabkan biaya
terhadap kedua kondisi tersebut tentunya akan berkurang.
meningkatkan kualitas CPO Indonesia dan berpotensi Dari kedua definisi tersebut, ditegaskan bahwa
terhadap peningkatan daya saingnya di pasar global [7]. definisi kualitas mencakup beberapa kata kunci sebagai
Contoh secara mikro dan menunjukkan kondisi berikut [10]:
variabilitas FFA di sebuah pabrik kelapa sawit (PKS) yang 1. Product: output dari proses apapun. Umumnya
mengalami kondisi sangat ekstrim pada kuartal keempat diartikan bahwa produk mencakup barang dan jasa.
tahun 2013. Gejala dari kondisi tersebut sudah mulai Namun, sering pula dikatakan bahwa produk berarti
terlihat sejak bulan kedua dari kuartal ketiga. Kondisi barang saja.
variabilitas kualitas tersebut disebabkan oleh beberapa 2. Product feature: karakteristik yang dimiliki oleh
faktor, di antaranya kurangnya perencanaan yang barang atau jasa yang ditujukan untuk memenuhi
matang dalam perlakuan terhadap buah kelapa sawit kebutuhan pelanggan.
pasca panen, sehingga memberikan dampak kerugian 3. Customer: siapapun yang dipengaruhi oleh produk
secara ekonomi akibat kondisi tersebut [9]. atau proses yang digunakan untuk menghasilkan
produk. Pelanggan bisa saja dari eksternal atau
1.2 Rumusan Masalah internal perusahaan.
Dari kondisi di atas dapat dirumuskan permasalahan, 4. Customer satisfaction: sebuah keadaan dimana
yaitu bagaimana dampak kerugian akibat masalah pelanggan merasa bahwa harapan mereka telah
kualitas CPO dan bagaimana cara meminimalisirnya? dipenuhi oleh fitur produk yang ada.
5. Deficiency: setiap kesalahan (defect atau error) yang
1.3 Tujuan merusak kelayakan produk untuk digunakan.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk Deficiency ini dapat berupa kesalahan kantor, memo
menggambarkan dampak kerugian akibat masalah pabrik, listrik padam, kegagalan untuk memenuhi
kualitas CPO dan usulan pemecahan masalah tersebut tanggal pengiriman, dan barang bisa dioperasi.
guna meminimalisir dampak kerugian tersebut. 6. Customer dissatisfaction: suatu keadaan dimana
deficiency (barang atau jasa) mengakibatkan
1.4 Batasan Masalah gangguan pelanggan, keluhan, klaim, dan
Permasalahan yang akan dibahas pada tulisan ini sebagainya.
adalah dampak kerugian yang timbul, yang merupakan Secara konvensional, kualitas biasanya
biaya kualitas, akibat masalah kualitas CPO, yaitu kadar menggambarkan karakteristik langsung dari suatu
FFA pada produk CPO yang dihasilkan oleh PKS dengan produk seperti kinerja (performance), kehandalan
mengacu kepada standar kualitas CPO yang berlaku di (reliability), mudah digunakan (ease of use), estetika
pasar. (esthetics) dan sebagainya. Sedangkan secara strategik,
kualitas merupakan segala sesuatu yang mampu
memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan
2 Tinjauan Pustaka (meeting the needs of customers). Keunggulan suatu
2.1 Definisi Kualitas produk dapat diukur dari sisi kepuasan pelanggan, yang
Kualitas merupakan salah satu faktor yang akan mencakup karakteristik produk maupun pelayanan yang
mempengaruhi bagaimana sikap dan perilaku pelanggan menyertai produk tersebut, seperti cara pemasaran,
terhadap produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. cara pembayaran, ketepatan penyampaian, layanan
purna jual, dan sebagainya. Di samping itu, kualitas juga
dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
Copyright 2016 Department of Industrial Engineering.All rights reserved. MalikussalehIndustrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 40-45
42
M. Hudori
menentukan kepuasan pelanggan dan upaya perubahan menekan biaya dan meningkatkan pendapatan
ke arah perbaikan terus-menerus atau yang dikenal perusahaan.
dengan istilah Q-MATCH (Quality = Meets Agreed Terms
and Changes). Dengan demikian terlihat bahwa kualitas 2.2 Tanggung Jawab terhadap Kualitas
selalu fokus pada kepuasan pelanggan (customer Kualitas bukanlah tanggung jawab satu orang atau
focused quality), sehingga sudah selayaknya suatu area fungsional tertentu saja, tetapi menjadi tugas
produk didesain, diproduksi, serta pelayanan diberikan semua orang. Ini mencakup operator, agen pembelian,
untuk memenuhi keinginan pelanggan. Oleh karena itu, dan pimpinan perusahaan. Tanggung jawab terhadap
suatu produk baru dikatakan berkualitas apabila sudah kualitas dimulai ketika bagian pemasaran menentukan
sesuai dengan keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan persyaratan kualitas pelanggan dan berlanjut sampai
dengan baik, serta diproduksi dengan cara yang baik dan produk diterima oleh pelanggan yang merasa puas.
benar [11]. Tanggung jawab terhadap kualitas didelegasikan kepada
Kualitas juga didefinisikan sebagai rasio antara berbagai area dengan kewenangan untuk membuat
kinerja dan harapan dari suatu produk, yang dinotasikan keputusan yang berkualitas. Selain itu, metode
sebagai Q = P/E. Jika Q lebih dari 1, berarti kinerja akuntabilitas, seperti biaya, tingkat kesalahan, atau unit
produk melebihi harapan pelanggan, sedangkan jika Q yang tidak sesuai, termasuk dalam tanggung jawab dan
kurang dari 1, berarti kinerja produk tidak memenuhi wewenang. Area yang bertanggung jawab untuk
harapan pelanggan. Penentuan P dan E kemungkinan pengendalian kualitas tersebut dapat dilihat pada
besar akan didasarkan pada persepsi, dimana kinerja Gambar 1 [11].
akan ditentukan oleh organisasi dan pelanggan akan
menentukan harapan [12].
Adapun pengertian kualitas menurut American Customer
Society for Quality bahwa kualitas adalah keseluruhan
fitur dan karakteristik produk atau jasa yang mampu
memuaskan kebutuhan yang tampak atau yang Product Service Marketing
Copyright 2016 Department of Industrial Engineering.All rights reserved Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 1-6
43
Dampak Kerugian dan Usulan Pemecahan Masalah Kualitas Crude Palm Oil (CPO) di Pabrik Kelapa Sawit
Contohnya biaya pengujian atau pemeriksaan ataupun turunnya kontribusi margin yang akan
laboratorium. diperoleh oleh perusahaan. Dengan demikian, secara
3. Biaya kegagalan internal, yaitu biaya yang timbul tidak langsung biaya-biaya tersebut akan mempengaruhi
akibat adanya proses produksi pada produk atau jasa kinerja perusahaan [14].
yang mengalami kerusakan sebelum dikirimkan
Tabel 1 Pengelompokan Kategori Biaya Kualitas [14]
kepada pelanggan. Contohnya biaya rework, scrap
Kategori Komponen
dan waktu tunggu akibat kerusakan mesin
(downtime). Biaya Pencegahan Perencanaan dan rekayasa kualitas
Ulasan produk baru
4. Biaya kegagalan eksternal, yaitu biaya yang timbul Desain produk/proses
akibat adanya cacat pada produk yang dikirimkan Pengendalian proses
kepada pelanggan. Contohnya biaya pengembalian Pra-pengiriman
produk, biaya penggantian produk dan hilangnya Pelatihan
Pengumpulan dan analisis data kualitas
kesempatan. Biaya Penilaian Pemeriksaan dan pengujian bahan baku masuk
Gambaran yang lebih rinci mengenai biaya kualitas Pemeriksaan dan pengujian produk
adalah bahwa kontrol keuangan merupakan bagian Pemakaian bahan dan jasa pengujian
penting dari manajemen bisnis, yang melibatkan Pemeliharaan akurasi alat uji
Biaya Kegagalan Scrap
perbandingan biaya aktual dan anggaran, disertai Internal Rework
dengan analisis dan tindakan jika terjadi perbedaan Pengujian ulang
antara aktual dan anggaran. Ini adalah kebiasaan untuk Analisis kerusakan
menerapkan kontrol keuangan pada departemen atau Downtime
Kehilangan hasil
tingkat fungsional. Selama bertahun-tahun, tidak ada Penurunan grade kualitas
upaya langsung untuk mengukur atau menghitung biaya Biaya Kegagalan Pembayaran klaim kualitas
fungsi kualitas. Namun, banyak organisasi sekarang Eksternal Pengembalian bahan baku/produk
secara resmi mengevaluasi biaya yang terkait dengan Biaya garansi
kualitas. Ada beberapa alasan mengapa biaya kualitas Biaya tidak langsung
Copyright 2016 Department of Industrial Engineering.All rights reserved. MalikussalehIndustrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 40-45
44
M. Hudori
Jika mengacu kepada data dari sebuah PKS yang manajemen kualitas ini juga akan meningkatkan
diteliti [7-8] serta menggunakan cara tersebut di atas, produktivitas dan profitabilitas perusahaan [17].
maka dapat dihitung biaya kualitas akibat penurunan Penggunaan metode-metode statistik sangat efektif
grade kualitas tersebut dan perhitungan biaya kualitas untuk mengukur kinerja kualitas tersebut, seperti
secara total adalah sebagai berikut: metode regresi linier berganda [7].
2. Perusahaan-perusahaan pengolahan kelapa sawit
Kelebihan FFA = 471.228 Kg
juga harus mulai memikirkan untuk menerapkan
Denda kualitas = 471.228 Kg x Rp. 8.000,- /Kg
teknologi-teknologi baru dalam proses pengolahan
(harga asumsi)
kelapa sawit yang saat ini mulai dikembangkan. Salah
=Rp.3.769.824.000,-
satunya sistem perebusan dengan teknik irradiasi
Dengan demikian biaya kualitas selama tahun 2013 yang menggunakan microwave. Berdasarkan
mencapai Rp. 3.769.824.000,-. beberapa literatur diperoleh bahwa teknik irradiasi
dengan menggunakan microwave ini telah
Berdasarkan hasil analisis ekonomi di atas terlihat
menghambat kenaikan FFA secara signifikan hanya
bahwa biaya kualitas yang timbul akibat kondisi FFA
dengan temperatur perebusan 50o 80oC, jauh lebih
yang ada mencapai Rp. 3.769.824.000,-. Biaya ini
rendah dengan sistem konvensional saat ini yang
meningkat hampir 12 kali lipat dari tahun 2012 yang
mencapai 140oC. Waktu perebusan juga sangat
hanya mencapai Rp. 292.456.000,-. Biaya ini timbul
singkat, yaitu kurang dari 17 menit. Sedangkan
akibat selisih nilai FFA aktual terhadap nilai FFA yang
sistem konvensional membutuhkan waktu 75 90
diharapkan. Rasio kapabilitas proses juga menunjukkan
menit per siklus. Demikian pula dengan FFA pada
kinerja proses yang sangat buruk [8]. Oleh karena itu jika
produk hanya sekitar 1,39% atau berada dalam
ditinjau dari sisi bisnis, hal itu tentunya sangat
grade premium (maksimum 2%) [18-19]. Alternatif
merugikan. Oleh karena itu kondisi kualitas tersebut
teknologi lain yang dikembangkan adalah
harus dikendalikan agar kerugian dapat dimimalisir.
penggunaan radio-frequency heating pada sistem
Sesuai dengan ketentuan, FFA lebih dari 3,50%
perebusan yang dibutuhkan hanya 12 menit per
(standard grade) hanya bisa diperdagangkan di pasar
siklus dan kenaikan FFA pasca perebusan hanya
lokal [15]. Jika perusahaan-perusahaan di Indonesia
mengalami kenaikan 6,5% dari kondisi awal setelah 4
banyak yang menghasilkan CPO dengan grade ini, maka
hari. Sedangkan sistem konvensional dengan hari
pasokan CPO di pasar lokal akan berlebihan, sedangkan
yang sama mengalami kenaikan 228,8% atau lebih
di pasar global akan terjadi kekurangan pasokan. Sesuai
dari dua kali lipat [20].
dengan hukum kesetimbangan pasar, maka harga CPO di
pasar lokal akan turun dan harga di pasar global akan
3.3 Usulan Pemecahan Masalah TBS Over-ripe
naik. Dengan demikian perusahaan-perusahaan yang
TBS Over-ripe merupakan faktor yang paling dominan
hanya menghasilkan CPO dengan standard grade akan
[7]. Sebagai solusinya, dari sisi internal PKS dapat
semakin mengalami kerugian, sedangkan yang
dilakukan alternatif perbaikan penanganan TBS ini,
menghasilkan CPO dengan super grade akan semakin
yaitu:
menikmati keuntungan yang besar.
1. Sebaiknya sistem penerimaan TBS tidak lagi
Dari analisis tersebut jelaslah bahwa meningkatkan
dilakukan dengan sistem grading total, tetapi cukup
kualitas CPO melalui pengendalian FFA-nya akan
dengan sistem sampling yang telah banyak
memberikan keuntungan secara ekonomis. Dengan
diterapkan di beberapa perusahaan, yaitu sekitar
demikian penerapan manajemen kualitas terbukti
100 janjang TBS per unit truk. Dengan demikian
sangat menguntungkan jika ditinjau dari aspek bisnis.
waktu penerimaan akan lebih singkat dan resiko
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan dalam
kerusakan buah juga dapat diminimalisir. Umumnya
beberapa literatur [16-17].
TBS yang berasal dari kebun yang jauh dari PKS
cenderung mengalami kondisi over-ripe ini karena
3.2 Usulan Pemecahan Masalah FFA
TBS tersebut sudah merupakan TBS restan (lebih dari
Ada beberapa hal yang bisa dijadikan alternatif
1 x 24 jam dari saat panen).
pemecahan masalah FFA, antara lain:
2. Melakukan perhitungan secara cermat mengenai
1. Manajemen kualitas penting untuk diterapkan di PKS
kebutuhan kendaraan pengangkut TBS sesuai dengan
sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen kualitas itu
taksasi panen. Perhitungan dapat dilakukan
sendiri, di mana selama ini PKS kurang
berdasarkan data statistik realisasi pemakaian
memperhatikan aspek tersebut karena kurangnya
kendaraan. Dengan demikian perusahaan akan
wawasan tentang manajemen kualitas. Pengukuran
mendapatkan gambaran mengenai kebutuhan
kinerja kualitas harus senantiasa dilakukan agar
kendaraan setiap harinya. Demikian pula dengan
pihak perusahaan dapat mengetahui bagaimana
kebutuhan sumber daya lainnya, seperti para pekerja
kondisi proses mereka saat ini. Pentingnya
yang terkait dengan aktivitas pemanenan dan
penerapan manajemen kualitas untuk meningkatkan
sebagainya.
profitabilitas perusahaan [16]. Penerapan
Copyright 2016 Department of Industrial Engineering.All rights reserved Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 1-6
45
Dampak Kerugian dan Usulan Pemecahan Masalah Kualitas Crude Palm Oil (CPO) di Pabrik Kelapa Sawit
Copyright 2016 Department of Industrial Engineering.All rights reserved. MalikussalehIndustrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 40-45