Vous êtes sur la page 1sur 4

RUMAH SAKIT

ABORTUS

PROSEDUR TETAP
Prof. Dr. Margono
Soekarjo
Purwokerto

Abortus ialah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi, sebelum janin


PENGERTIAN dapat hidup di luar kandungan, dan sebagai batasan digunakan kehamilan
kurang 20 minggu atau berat badan janin kurang dari 500 gram.
Abortus kompletus adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum
uteri pada kehamilan 20 minggu.
Abortus inkompletus adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari
kavum uteri, masih ada yang tertinggal.
Abortus insipien adalah abortus yang sedang mengancam, dimana serviks
telah mendatar dan ostium uteri telah membuka akan tetapi hasil konsepsi
masih dalam kavum uteri.
Abortus immminens ialah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi
perdarahan pervaginam sedangkan ostium uteri masih tertutup dan hasil
konsepsi masih dapat dipertahankan dalam kandungan.
Missed abortion, dimana embrio atau fetus telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi
seluruhnya masih tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih.
Abortus habitualis adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali berturut-
turut atau lebih.
TUJUAN Memberikan pedoman pada petugas tentang langkah-langkah dalam
menentukan diagnosa dan pengelolaan abortus, sehingga tindakan yang
dilakukan jelas dan dapat dipertanggung-jawabkan
KEBIJAKAN 1. Pengelolaan pasien sesuai diagnosis, dirawat di ruang perawatan
setelah ada persetujuan dari dokter.
2. Selama perawatan dan observasi dicatat setiap perkembangan
keluhan pasien.
PETUGAS Dokter, bidan dan perawat
PELAKSANA
KRITERIA
1. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.
2. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai jaringan hasil konsepsi.
3. Rasa sakit atau kram perut di daerah atas simfisis.
4. Abortus imminens :
- usia kehamilan kurang dari 20 minggu.
- perdarahan melalui ostium uteri eksternum.
- mulas sedikit atau tidak sama sekali.
- uterus membesar sesuai usia kehamilan.
- serviks belum membuka
- tes kehamilan positif.
5. Abortus insipien:
- Usia kehamilan kurang 20 minggu
- perdarahan uterus
- dilatasi serviks
- hasil konsepsi masih dalam uterus
- rasa mules biasanya lebih sering dan kuat
6. Abortus inkompletus:
- 20 minggu
- pengeluaran sebagian hasil konsepsi
- masih ada yang tertinggal dalam uterus
- kanalis servikalis terbuka
- jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang
menonjol pada ostium uteri eksternum
- perdarahan dapat banyak sekali sehingga menyebabkan syok.
Perdarahan tidak akan berhenti sebelum hasil konsepsi
dikeluarkan seluruhnya.
7. Abortus kompletus :
- Usia kehamilan kurang dari 20 minggu
- semua hasil konsepsi sudah keluar
- diagnosis dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat
diperiksa dan dapat dinyatakan bahwa semuanya sudah
keluar dan lengkap
8. Missed abortion biasanya didahului oleh tanda-tanda abortus
imminens yang kemudian menghilang secara spontan atau setelah
pengobatan.
9. Abortus habitualis adalah keadaan terjadinya abortus tiga kali
berturut-turut.
10. Diagnosis banding :
- Abortus kompletus
- Abortus inkompletus
- Abortus insipien
- Abortus imminens
- Missed abortion
PROSEDUR
- Kehamilan ektopik terganggu

1. Dokter yang merawat melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.


2. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada abortus imminens,
abortus habitualis dan missed abortion:
- tes kehamilan.
- Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah
janin masih hidup, untuk menentukan prognosis.
- Pemerikasaan kadar fibrinogen pada missed abortion.
3. Konsultasi :
- Bagian anestesi untuk mempersiapkan anestesi saat
tindakan kuretase.
- Bagian penyakit dalam guna penilaian fungsi kardiorespirasi
pada penderita golongan usia risiko tinggi.
- Bagian patologi anatomi apabila kita ragu dengan hasil
kerokan.
4. Pengelolaan
- Pengelolaan abortus imminens meliputi :
- istirahat ditempat tidur, agar aliran darah ke uterus
meningkat dan rangsang mekanik kurang.
- Bila perlu diberi penenang Phenobarbital 3 x 30 mg/hari,
dan spasmolitika misalnya papaverin.
- Untuk melihat prognosis kehamilannya dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi.
Penderita bisa pulang setelah perdarahan pervaginam berhenti
dengan hasil dari pemeriksaan kehamilan baik, dengan anjuran 2
minggu kemudian ke poliklinik Ginekologi.

- Pada abortus insipien prinsip uterus harus dikosongkan segera


guna menghindari perdarahan yang banyak atau syok karena rasa
mulas / sakit yang hebat.
- pasang infus, sebaiknya disertai oksitosin drip guna mempercepat
pengeluaran hasil konsepsi
- Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret
vakum atau dengan cunam abortus disusul dengan kerokan
- Pasca tindakan diberikan injeksi metil ergometrin maleat, untuk
mempertahankan kontraksi

Penderita bisa pulang setelah keadaan memungkinkan dan tanpa


komplikasi, dengan anjuran kontrol 2 minggu kemudian
Pada abortus inkompletus, bila disertai syok karena perdarahan, harus
segera diberikan infus cairan Nacl fisiologis atau cairan ringer laktat,
disusul pemberian darah. Setelah syok teratasi dilakukan kerokan.
Pada abortus inkompletus tanpa disertai syok bisa langsung dilakukan
kerokan. Pasca tindakan diberikan injeksi metil ergometrin maleat
intra muscular untuk mempertahankan kontraksi otot uterus.

- Abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan khusus, cukup


uterotonika atau kalau perlu antibiotika. Bila anemia cukup
diberikan tablet sulfas ferosus dengan anjuran diet banyak
protein, vitamin dan mineral.

- Pada missed abortion perlu diperhatikan bahwa saat kuretase


sering plasenta melekat erat dengan dinding uterus.
- periksa kadar fibrinogen sebelum tindakan kuretase, bila normal
jaringan konsepsi bisa segera dikeluarkan, tapi bila kadarnya
rendah (<159 mg%) perbaiki dulu dengan pemberian fibrinogen
kering atau darah segar (fresh whole blood ).
- Sebelum tindakan diberikan antibiotik profilaksis
- Dilatasi kanalis servikalis bisa dengan bougie , atau batang laminaria
tergantung besar kecilnya uterus. Tindakan kuretase dimulai
dengan cunam abortus dilanjutkan dengan sendok kuret tajam.
- Sesudah tindakan diberi uterotonika
Penderita bisa pulang setelah keadaan memungkinkan tanpa
komplikasi, anjuran kontrol 2 minggu.
- Pada kasus khusus (yang berkaitan dengan kepolisian ), hasil
kuretase dilakukan pemeriksaan histopatologi.
- Pada abortus habitualis terapi tergantung etiologi.

UNIT TERKAIT 1. Kamar bersalin


2. Bangsal ginekologi
3. Bagian anestesi
4. Bagian penyakit dalam
5. Bagian patologi anatomi.

SASARAN Pasien-pasien yang dirawat di kamar bersalin dan bangsal ginekologi RS


Prof. Dr. Margono Soekarjo

DOKUMEN Rekam medis pasien


TERKAIT

Vous aimerez peut-être aussi