Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
JURNAL
OLEH:
KURNIAWAN KAHAR
NIM. B1 C2 12 023
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
ANALISIS RASIO KINERJA KEUANGAN RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS
SULAWESI TENGGARA
JURNAL
OLEH:
KURNIAWAN KAHAR
B1 C2 12 023
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
Kurniawan Kahar
Dr. H. Arifuddin Masud, S.E., M.Si., Ak. CA,
Sitti Nurnaluri, SE, M.Si.
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Halu Oleo Kendari,
Sulawesi Tenggara
ABSTRACT
Monetary Ratio Analysis Performance of Common Hospital of Bahteramas Sulawesi
South-East. Skripsi. Majors Accountancy, Faculty Of Economics, University of Halu Oleo
Kendari, target of in this research is to know increase trend / degradation of monetary ratio of
RSU Bahteramas Sulawesi South-East. Method data collecting by conducting survey and
calculation of data with ratio analysis analysis which consist of: ratio of likuiditas, solvency ratio
and rentability ratio.
Result of this research indicate that till year 2015 RSU Bahteramas Sultra ratio current
equal to 5,23, its meaning each;every fluent debt equal to Rp 1,- can be guaranteed with fluent
asset equal to Rp 5,23. That way also Debt Assets Ratio to representing the part of solvency ratio
namely equal to 0,0182, its meaning each;every totalizeing asset equal to Rp 1,82,- can be
financed by debt equal to Rp 1,-Percentage 1,82% is good enough because smaller this ratio
hence will progressively goodness. In the year 2015 value of ROA representing the part of tired
rentability ratio value 0,75, its meaning of ability of capital to asset of RSU Bahteramas to yield
advantage of neto is equal to 75%. Each;Every totalizeing asset equal to Rp 1,- yielding surplus
equal to Rp 0,75.
Conclusion in this research is ratio analilis of likuiditas RSUD Sultra bahteramas can be
concluded that during year priode 2013 - 2015 happened increase to third ratio ratio that is
Current Ratio, Quick Ratio and of Cash Ratio. This Matter is caused by ever greater fluent asset
value and followed by fluent debt value which smaller. While solvability analysis of RSUD
Bahteramas sultra during year priode 2013 - 2015
I. PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk dari Badan Layanan Umum dalam instansi
pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 pasal 1 disbutkan: Badan
layanan Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip
dan prodiktifitas. Rumah Sakit Badan Pelayanan Umum merupakan bagian dari instansi
pemerintahan umum yang aktivitasnya juga melakukan penjualan barang atau jasa sama dengan
yang dilakukan perusahaan orientasi laba (profi torganization) pada umumnya. Beda halnya
dengan pemerintah daerah yang sama sakali tidak berorientasi pada laba (non profit
organization) karena berbasis anggaran dimana dana disediakan untuk dihabiskan sesuai
anggaran yang tersedia.
Menurut Roos, Westerfield & Jordan (2004:78) Rasio Keuangan adalah Hubungan yang
dihitung dan informasi keuangan suatu perusahaan dan digunakan untuk tujuan perbandingan.
Sedangkan menurut Jumingan (2006:242) Analisis Rasio Keuangan merupakan analisis dengan
membandingkan satu pos laporan dengan dengan pos laporan keuangan lainnya, baik secara
individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos tertentu, baik dalam
neraca maupun dalam laporan laba rugi. Rasio mengambarkan suatu hubungan dan
perbandingan antara jumlah tertentu dalam satu pos laporan keuangan dengan jumlah yang lain
pada pos laporan keuangan yang lain. Dengan menggunakan metode analisis seperti berupa rasio
ini akan dapat menjelaskan atau memberikan gambaran tentang baik atau buruknya keadaan atau
2. Laporan Keuangan
Munawir (2004), laporan keuangan adalah hasil dua daftar yang disusun oleh akuntan
pada akhir periode untuk suatu perusahaan Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar
posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba. Menurut Harahap (2004) laporan
keuangan menggambarkan kondisi dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau
jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca, laporan
rugi/laba, laporan arus kas, dan laporan perubahan posisi keuangan.
Menurut PSAK No. 1 (2007), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut: (a)
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan, (b)
Laporan keuangan disusun untuk memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian besar
pemakainya, yang secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian masa lalu, (c)
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Laporan keuangan digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan saat ini dan untuk memperkirakan hasil operasi serta
arus kas di masa depan.
Peraturan Pemerintah Nomor 76 tahun 2008 tentang Pelaporan Keuangan Badan Layanan
Umum yang terdiri atas neraca, laporan aktivitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan. (1) Laporan Aktivitas, Laporan aktivitas adalah laporan operasional Badan Pelayanan
Umum yang mencerminkan pendapatan yang dihasilkan Badan Layanan Umum serta biaya yang
dikeluarkan kemudian dilihat apakah dari hasil kegiatan tesebut dihasilkan surplus atau defisit.
(2)Neraca, Menurut Soemarso (2004) neraca adalah laporan keuangan yang dapat memberi
informs tentang sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan sumber pemebelanjaan untuk
memperolehnya. Laporan ini menyajikan posisi keuangan perusahaan. Ikatan Akuntansi
Indonesia (2009:9) menyatakan bahwa unsur yang berkaitan secara langsung dengan posisi
keuangan adalah aset, kewajiban dan ekuitas. Masing-masing unsur tersebut dapat diuraikan
sabagai berikut : 1) Aset (Assets), 2) Kewajiban (Liabilities, 3) Equitas
4. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang di lakukan oleh Harun Rongrean (2012) yang berjudul
Evaluasi Kinerja Keuangan PT. Dachtraco Raya Kendari membahas mengenai evaluasi kinerja
perusahaan menggunakan rasio keuangan untuk melihat kinerjanya di mana rasio yang di jadikan
alat analisis data adalah rasio likuiditas solvabilitas & profitabilitas. PT. Dachtraco Raya Kendari
a. Current Ratio
Berdasarkan lampiran I, current ratio RSU Bahteramas Sultra dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut: Current Ratio =
b. Quick Ratio
Berdasarkan lampiran I, quick ratio RSU Bahteramas Sultra dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
Quick Ratio =
c. Cash Ratio
Berdasarkan lampiran I, cash ratio RSU Bahteramas Sultra sebagai berikut :
Cash Ratio =
2) Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas dalam penelitian ini memiliki dua komponen yang dapat diukur
sebagai berikut:
a. Debt to asset ratio
Berdasarkan lampiran I, debt to asset ratio RSU Bahteramas Sultra dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
DAR =
3) Rasio Rentabilitas
Rasio Rentabilitas dalam penelitian ini memiliki tiga komponen yang dapat diukur
sebagai berikut :
a. Net Return On Assets (ROA)
Berdasarkan lampiran I, net return on assets RSU Bahteramas Sultra dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
ROA =
Tabel 1
Rekapitulasi rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas RSU Bahteramas Sultra.
Tahun
No. Rasio
2013 (%) 2014 (%) 2015 (%)
1 Likuiditas
a. Current ratio 545 764 523
b. Quick ratio 490 671 602
2 c. Cash ratio 341 572 297
Solvabilitas
a. Debt to assets 1,20 1,06 1,82
3 b. Debt to equality 1,29 1,34 0,83
Rentabilitas
a. ROA 109 26 75
b. ROE 128 33 346
Sumber : data diolah tahun 2016
2. Pembahasan
1) Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Current Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan entitas untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Cara untuk menghitung current ratio yaitu dengan
membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar. Semakin besar rasio menandakan semakin
besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya demikian pula
sebaliknya semakin kecil. Current ratio maka entitas tersebut dalam kondisi yang kurang baik.
Current ratio yang baik adalah 200% atau 2:1.
Hasil analisis dapat dilihat current ratio RSU Bahteramas Sultra Tahun 2013 dan 2015
sebagai berikut : (1) Pada tahun 2013 current ratio RSU Bahteramas Sultra sebesar 5,45 artinya
setiap Rp 1,- utang lancar dapat dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 5,45,-. (2) Pada tahun
2014 current ratio RSU Bahteramas Sultra sebesar 7,64, artinya setiap utang lancar sebesar Rp
1,- dapat dijamin dengan aset lancar sebesar Rp 7,64,-. (3) Pada tahun 2015 current ratio RSU
c. Cash Ratio
Cash ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memnuhi kewajiban
finansial menggunakan kas yang tersedia dan yang disimpan di bank. Ratio ini disarankan harus
berada di atas 100% kerana rasio ini memperlihatkan aset yang sangat likuid. Semakin kecil
rasio menandakan semakin kecil pula kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiaban
finansialnya.
Hasil analisis data dapat dilihat cash ratio RSU Bahteramas Sultra tahun 2013 dan 2015
sebagai berikut: (1) Pada tahun 2013 cash ratio RSU Bahteramas Sultra sebesar 3,41, artinya
setiap utang lancar sebesar Rp 1,- dapat dijamin dengan kas dan setara kas sebesar Rp 3,41,-.
(2) Pada tahun 2014 cash ratio RSU Bahteramas Sultra sebesar 5,72, artinya setiap utang lancar
sebesar Rp 1,- dapat dijamin dengan kas dan setara kas sebesar Rp 5,72,-. (3) Pada tahun 2015
cash ratio RSU Bahteramas Sultra sebesar 2,97, artinya setiap utang lancar sebesar Rp 1,- dapat
dijamin dengan kas dan setara kas sebesar Rp 2,97,-.
Berdasarkan hasil analisis di atas terlihat bahwa untuk tahun 2013 dan 2014 cash ratio
sedang mengalami kenaikan sebesar 231%. Angka tersebut berada di atas 100% artinya RSU
Bahteramas Sulta sedang dalam keadaan yang sangat likuid. Hal ini dipengaruhi meningkatnya
2) Rasio Solvabilitas
a. Debt to assets
Debt rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total
utang dengan total aktiva. Rasio ini digunakan untuk mengetahui berapa bagian dari aset yang
dibiayai oleh utang dan dapat digunakan untuk menjamin utang. Dari hasil analisis data dapat
dilihat Debt to Assets Ratio RSU Bahteramas Sultra tahun 2013 - 2015 sebagai berikut : (1) Pada
tahun 2013 Debt to Assets Ratio RSU Bahteramas Sultra sebesar 0,029, artinya setiap total aset
sebesar Rp 2,9,- dapat dibiayai oleh utang sebesar Rp 1,-. Persentase 2,9% adalah cukup baik
karena semakin kecil persentase rasio ini semakin baik. (2) Pada tahun 2014 Debt to Assets Ratio
RSU Bahteramas Sultra sebesar 0,0107, artinya setiap total aset sebesar Rp 1,06,- dapat dibiayai
oleh utang sebesar Rp 1,-. Persentase 1,06% adalah lebih baik dari tahun sebelumnya. (3) Pada
tahun 2015 Debt to Assets Ratio RSU Bahteramas Sultra sebesar 0,0182, artinya setiap total aset
sebesar Rp 1,82,- dapat dibiayai oleh utang sebesar Rp 1,-. Persentase 1,82%.
Berdasarkan hasil analisis terlihat bahwa tahun 2013 - 2014 Debt to Assets Ratio sedang
mengalami penurunan sebesar -0,14%. Angka tersebut berarti RSU bahteramas Sultra untuk
membayar utang jangka panjangnya mengalami penurunan sebesar -0,14% dengan
memperhatiakn rasio total utang terhadap total aset.
b. Debt to equity
Debt to equity merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui perbandingan antara
total utang dengan modal sendiri. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa besar modal
sendiri untuk menjamin utang-utangnya. Rasio ini digunakan untuk mengetahui bagian dari
setiap rupiah ekuitas yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Dari hasil analisis data
dapat dilihat Debt to equality ratio RSU Bahteramas Sultra tahun 2013 - 2015 sebagai berikut :
(1) Pada tahun 2013 Debt to equality ratio RSU Bahteramas Sultra sebesar 0,0129, artinya setiap
total utang sebesar Rp 1,- dapat dijamin dengan modal sebesar Rp 1,29,-. (2) Pada tahun 2014
Debt to equality ratio RSU Bahteramas Sultra sebesar 1,34, artinya setiap total utang sebesar Rp
1,- dapat dijamin dengan modal sebesar Rp 1,34,-. (3) Pada tahun 2015 Debt to equality ratio
RSU Bahteramas Sultra sebesar 0,83, artinya setiap total utang sebesar Rp 1,- dapat dijamin
dengan modal sebesar Rp 0,83,-..
Berdasarkan hasil analisis di atas terlihat bahwa untuk tahun 2013 - 2014 Debt to equality
ratio sedang mengalami kenaikan sebesar 5 %. Angka tersebut berarti RSU Bahteramas Sultra
untuk membayar utang jangka panjangnya mengalami kenaikan sebesar 5 % dengan
memperhitungkan rasio total utang dengan modal.
3) Rasio Rentabilitas
a. Net Return on Assets
ROA merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. Artinya rasio ini digunakan
untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi entitas. Dari hasil analisis data dapat dilihat
ROA RSU Bahteramas Sultra tahun 2013 - 2015 sebagai berikut : (1) Pada tahun 2013 ROA
RSU Bahteramas Sultra sebesar 1,09, artinya kemampuan modal terhadap aset Rumah Sakit