Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A.Pengertian Kas
Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum
perusahaan yang berupa uang tunai atau simpanan pada bank yang dapat digunakan dengan segera
sebesar nilai nominalnya.
Pengawasan Kas
a.Penerimaan uang
b.Pengeluaran uang
a.Pemeriksaan saldo kas melalui catatan yang ada yaitu saldo awal ditambah penerimaan kas dan
dikurangi pengeluaran kas. Contoh :
Rp x x x
b.Memeriksa saldo kas secara fisik yaitu menghitung uang yang ada dalam kas dan menghitung
semua yang termasuk kas. Contoh :
I Uang Kertas
.....................lembar @ Rp 50.000,00 = Rp x x x
.....................lembar @ Rp 20.000,00 = Rp x x x
.....................lembar @ Rp 10.000,00 = Rp x x x +
Rp x x x
II Uang Logam
....................keping @ Rp 500,00 = Rp x x x
....................keping @ Rp 100,00 = Rp x x x +
Rp x x x
III Lain-lain
1 lembar cek BRI No......................................... Rp x x x +
Rp x x x
Selisih Kas
Sebab-sebab terjadinya perbedaan antara jumlah uang kas menurut buku dengan jumlah yang ada
secara fisik yaitu :
Yaitu dana untuk melayani pembayaran atau pengeluaran perusahaan yang sifatnya rutin,
jumlahnya relative kecil dan tidak ekonomis bila dibayar dengan cek
Pada umumnya perusahaan menyimpan uangnya di bank dan melakukan pembayaran dengan
cek,kecuali pengeluaran dalam jumlah kecil.Dalam hal ini perusahaan membuka rekening bank untuk
mencatat setiap terjadi penyetoran ke bank.Pihak bank juga melakukan pencatatan dengan setiap
nasabahnya.
Saldo rekening bank yang menunjukkan jumlah uang perusahaan yang disismpan di bank dalam
bentuk giro/rekening koran maka dicatat di debet oleh perusahaan.Saldo utang rekening koran
menunjukkan jumlah uang nasabah yang terutang oleh bank maka dicatat di kredit oleh bank.
Faktor yang disebabkan oleh ketidaksamaan antara saldo buku dengan saldo bank :
2.Penyusunan Rekonsiliasi
D.Sistem Voucher
Sistem voucher adalah suatu metode dan prosedur pencatatan yang dilaksanakan untuk
mengadakan pengawasan secara efektif terhadap pembayaran/pengeluaran uang
1.Setiap kewajiban yang diselesaikan dengan pengeluaran kas harus dicatat dalam voucher
2.Semua voucher yang dikeluarkan dicatat dalam voucher register dan di arsipkan dalam suatu file
3.Pada saat akan melakukan pembayaran voucher diambil dari file kemudian dibuatkan cek
5.Memposting voucher register dan cek register ke rekening buku besar masing-masing.
Tujuan sistem voucher adalah untuk mengadakan pengawasan terhadap pengeluaran kas secara efektif
sehingga dapat menghindari terjadinya kelalaian ataupun kecurangan terhadap pengeluaran kas
tersebut.
BAB II : SURAT BERHARGA (EFFEK)
A.Pengertian
Persediaan dana kas yang berlebihan dalam perusahaan tidak dapat menambah pendapatan karena
merupakan uang nganggur (idle money) yang tidak digunakan.Agar kelebihan dana tersebut dapat
menambah penghasilan maka dapat didepositokan atau ditanamkan pada perusahaan lain dengan cara
membeli saham atau obligasi perusahaan lain.
Saham adalah surat bukti yang menyatakan bahwa pemegang saham ikut serta dalam modal/ikut
memiliki suatu PT.Pemegang saham mendapat bagian laba yang disebut deviden.
Obligasi adalah surat bukti yang menyatakan bahwa pemegang obligasi meminjamkan sejumlah uang
kepada badan yang mengeluarkan obligasi tersebut.Pemegang obligasi mendapat bunga yang disebut
kupon, yang biasanya dibagikan enam bulan sekali.
Dalam investasi jangka pendek, semua transaksi pembelian dan penjualan saham dicatat dalam
rekening surat berharga/effek (marketable securities).Pada waktu membeli dicatat sebesar harga
perolehan (cost), yaitu harga beli ditambah biaya pembelian.Sedangkan pada waktu menjual dicatat
sebesar harga kurs dikurangi biaya penjualan.Selisih antara harga jual dengan harga perolehan dicatat
dalam rekening laba/Rugi penjualan surat berharga.
Seperti halnya saham pembelian obligasi dicatat dalam rekening surat beharga sebesar harga
perolehannya.Dalam jual beli obligasi harus diperhitungkan pula bunga berjalan yaitu bunga yang
harus dibayar oleh pembeli untuk jangka waktu tanggal jatuh tempo kupon/bunga terakhir sampai
tanggal jual-beli.Pada akhir periode bunga berjalan dihitung dari tanggal kupon terakhir sampai
tanggal tutup buku.
Surat berharga yang segera dapat dijual kembali dalam neraca sebesar harga perolehan atau harga
terendah antara harga perolehan dengan harga pasarnya
Berdasarkan prinsip diatas berarti ada 2 metode penilaian surat berharga yaitu :
Menurut terjadinya piutang, tagihan piutang dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu :
- Piutang Dagang
- Piutang Wesel
B.Piutang Dagang
1. Mencatat Penghapusan Piutang dan Penerimaan kembali piutan yang telah dihapuskan
a.Metode langsung, yaitu metode pencatatan kerugian piutang yang langsung mengurangi jumlah
piutang yang bersangkutan.
b.Metode tidak langsung (metode cadangan), yaitu metode pencatatan kerugian piutang tak tertagih
tidak langsung mengurangi piutang yang bersangkutan tetapi dicatat dalam satu rekening yaitu
Rekening Cadangan Kerugian Piutang
Yaitu tagihan kepada pihak lain yang timbul karena adanya penghasilan yang seharusnya sudah
diterima tetapi kenyataannya masih akan diterima pada masa yang akan datang.
Yaitu uang persekot yang dibayarkan untuk pesanan suatu barang yang akan dibeli.
4.Piutang Lain-lain
Yaitu tagihan yang timbul kepada pihak ketiga secara khusus seperti kelebihan membayar pajak,bon
karyawan dll.
-Promes adalah surat pengakuan atau janji tertulis dari yang berutang (debitur) kepada yang
berpiutang (kreditur) untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal yang telah
ditentukan kepada orang/badan tertentu/pembawa(pembeli).
1.Jenis Wesel
2.Pencatatan Wesel
a. Pada saat penarikan wesel dicatat dalam rekening wesel tagih/piutang wesel (sisi debit)
Baik wesel berbunga maupun tidak berbunga dicatat sebesar nilai nominalnya
b. Pada saat dijual/didiskontokan dicatat disisi kredit rekening wesel tagih/wesel tagih
didiskontokan
-Untuk wesel tidak berbunga nilai tunainya kurang sebesar bunga/diskonto yang
diperhitungkan
-Untuk wesel berbunga nilai tunainya sama dengan nilai nominal ditambah bunga yang
diperhitungkan dikurangi diskonto
c. Pada saat jatuh tempo
Untuk wesel tidak berbunga sama dengan nilai nominalnya
Untuk wesel berbunga nilai tunai sama dengan nilai nominal ditambah bunga yang
diperhitungkan
d. Perhitungan bunga/diskonto
Bunga/diskonto = M x H x P
36.000
M = nilai jatuh tempo
-untuk wesel tidak berbunga = nilai nominal
-untuk wesel berbunga = nilai nominal + bunga selama periode wesel
H = hari bunga
-Baik wesel tidak berbunga maupun berbunga, hari bunga dihitung mulai tanggal
pendiskontoan sampai dengan tanggal jatuh tempo (salah satu tanggal tidak dihitung)
-Tiap bulan dihitung menurut hari yang sebenarnya
-Satu tahun dihitung 360 hari
P = Tarif bunga/diskonto
Setiap pendiskontoan wesel tagih harus ditandatangani penjual (endosemen) dihalaman belakang.Hal
ini menunjukkan pertanggung jawaban kepada bank atau pihak lain yang menerima wesel tersebut,
sehingga apabila pada saat jatuh tempo pembuat/penanda tangan wesel/akseptor tidak melunasi utang
weselnya maka penarik wesel/endosemen berkewajiban membayar kepada bank/pembeli.
Dalam hal ini bagi penarik wesel (yang menjual/mendiskontokan) akan mempunyai utang bersyarat
maka pendiskontoan wesel tidak dicatat dalam rekening piutang tetapi dicatat dalam rekening piutang
wesel didiskontokan.
Jika pada saat jatuh tempo yang kena tarik membayar (melunasi utang weselnya) maka hapuslah
uatang bersyarat tadi sehingga oleh pihak penarik wesel akan dicatat dalam rekening piutang wesel
didiskontokan (debit) dan piutang wesel (kredit).
ROFIATUS SOLEHAH
XI AKUNTANSI 3