Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Kata Asthma berasal dari bahasa yunani yang berarti terengah-engah atau
Asma Bronkial merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh tanggap reaksi yang
meningkat dari trakea dan bronkus terhadap berbagai macam rangsangan dengan
rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang berupa mengi, batuk,
sesak napas dan rasa berat di dada terutama pada malam atau dini hari yang
Asma Bronkial dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan mengi.
Akibatnya aliran udara yang masuk maupun keluar dari paru terganggu.10
Asma Bronkial bersifat fluktuatif (hilang timbul) artinya dapat tenang tanpa
gejala, tidak menganggu aktifitas tetapi dapat eksaserbasi dengan gejala ringan
2.2.1 Trakea
Trakea merupakan organ tabung antara laring sampai dengan puncak paru,
panjangnya sekitar 10-12 cm dengan diameter 2,5 cm. Tersusun dari 16 sampai 20
cincin tulang rawan berbentuk huruf C yang terbuka pada bagian belakangnya.
Terdapat silia yang memicu terjadinya reflek batuk/bersin. Pada ujung trakea
2.2.2 Bronkus
Trakea bercabang menjadi dua bronkus yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri
cabang sampai lebih kurang 25 kali sebelum mencampai percabangan terkecil yang
mempunyai diameter 0,5 mm. berfungsi menghangatkan, melembabkan dan
membersihkan udara.
2.2.3 Alveoli
jawab akan struktur paru-paru yang menyerupai kantong kecil terbuka pada salah satu
sisinya. Disini terjadi pertukaran gas antara gas bersih (O2) dengan gas kotor (CO2).13
a. Asma dengan alergen seperti bulu binatang, debu, tepung sari, makanan
non alergi.14
(eksaserbasi) sebentar, gejala-gejala di malam hari tidak lebih dari dua kali per
bulan, APE (Arus Puncak Ekspirasi) 80% prediksi, variabilitas APE < 20%.
Gejala-gejala lebih dari sekali per minggu tetapi kurang dari satu kali
malam hari lebih dari dua kali per bulan, APE 80% prediksi, variabilitas
dan tidur, gejala-gejala di malam hari lebih dari dua kali per bulan, APE
2. Sesak napas
Gejala yang berat adalah keadaan gawat darurat yang mengancam jiwa, yang
3. Sianosis
4. Sulit tidur dan posisi tidur yang nyaman adalah dalam keadaan duduk
5. Kesadaran menurun.16
Penyakit Asma Bronkial biasa terjadi pada semua kelompok umur baik laki-
laki maupun perempuan dan dapat muncul kapan saja. Menurut angka kejadian Asma
Bronkial diseluruh dunia (GINA/Global Initiative For Asthma) tahun 2003, lebih dari
5,2 juta orang Inggris mendapat terapi Asma Bronkial. Jumlah ini terdiri dari 1,1 juta
dan perempuan sebesar 1,5:1 dan perbandingan ini cenderung menurun pada usia
yang lebih tua. Pada orang dewasa serangan Asma Bronkial dimulai pada umur lebih
dari 35 tahun. Perempuan lebih banyak dari pada pria. Di Inggris perbandingan
Penelitian Feni,dkk (2008) prevalensi Asma Bronkial pada siswa SLTP yang
berusia 13-14 tahun di daerah hijau di Jakarta Selatan adalah 129 orang (6,4%)
terdiri atas 63 orang (48,8%) laki-laki dan 66 orang (51,2%) perempuan.18 Penelitian
berdasarkan usia kejadian Asma Bronkial terbanyak pada usia 5-9 tahun adalah
Penelitian Sundaru H tahun 1990, prevalensi Asma Bronkial pada usia > 14
tahun di kelurahan Utan Kayu Jakarta sebesar 6,91 %.20 Berdasarkan hasil
RISKESDA tahun 2007 prevalensi Asma Bronkial pada anak 14 tahun sebesar 2%
jauh dibawah hasil temuan Depkes pada tahun 1995 Asma Bronkial pada anak usia
Faktor host adalah organisme, biasanya manusia atau hewan yang menjadi
tempat persinggahan penyakit. Host/Penjamu bisa saja terkena atau tidak terkena
penyakit.22
1. Genetik
Asma Bronkial tidak dapat timbul semata mata hanya karena faktor lingkungan,
namun juga harus di latar belakangi oleh adanya bawaan/keturunan yang memiliki
dekat yang juga menderita alergi. Jika salah satu orangtua menderita alergi,
Asma Bronkial dengan orang normal yang membedakannya adalah sifat saluran
napas pasien Asma Bronkial yang sangat peka terhadap berbagai rangsangan seperti
iritan (debu), zat kimia (histamine, metakolin) dan fisis (kegiatan jasmani). Sebagian
hipereaktivitas saluran napas diduga didapat sejak lahir, tetapi sebagian lagi didapat.24
3. Umur
Asma Bronkial dapat terjadi pada semua golongan usia. Sekitar setengah
kasus terjadi pada anak-anak dan sepertiga lainnya terjadi sebelum usia 40 tahun.
Pada anak sering timbul pada usia dibawah 4 tahun, masalah pengobatan timbul
justru sesudah usia ini. Karena alasan yang belum diketahui, serangan Asma Bronkial
pada sebagian besar anak akan berkurang dan bahkan menghilang. Bahwa 60% Asma
Bronkial anak akan menghilang pada umur 10 tahun, 75-80% menghilang pada usia
14 tahun. Asma Bronkial pada orang dewasa dapat merupakan kelanjutan Asma
Bronkial yang terjadi pada masa kanak-kanak, atau Asma Bronkial yang kambuh lagi
atau yang memang pertama kali muncul pada usia dewasa. Penelitian di Amerika
menunjukkan bahwa usia 10-20 tahun mempunyai angka kesembuhan yang paling
tinggi. Semakin meningkatnya usia angka kekambuhan juga semakin besar. Jadi
jangan heran bila Asma Bronkial akan kembali lagi pada usia 60 tahun, meskipun
4. Jenis kelamin
pada masa kanak-kanak, penderita Asma Bronkial pada laki-laki lebih banyak
dari pada penderita perempuan, pada usia dewasa terjadi sebaliknya.23 Berdasarkan
bahwa proporsi Asma Bronkial berdasarkan jenis kelamin paling banyak adalah
Faktor lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi
penyakit.22
1. Alergen
dijumpai pada penderita Asma Bronkial. Beberapa alergen faktor pencetus Asma
Bronkial :
Debu rumah terdiri dari berbagai alergen seperti potongan rambut dan
berbagai serpihan kulit binatang seperti kecoak dan serangga. Salah satu Sumber
alergen yang di timbulkan kecoak baik dari kotoran maupun urinnya bila sudah
kamar tidur karena makanannya adalah serpihan kulit manusia yang terlepas
sewaktu tidur, dan juga hidup di karpet, buku-buku tua, barang-barang yang
berbulu seperti selimut, gorden, kursi dan lain-lain. Reaksi alergi juga dapat
ditimbulkan dari kotoran, air seni dan potongan-potongan badan yang telah mati
b. Hewan peliharaan
c. Makanan
beberapa orang. Alergi makanan ditemukan pada susu, telur, kacang, gandum,
ikan dan kerang. Makanan-makanan tersebut hanya akan memicu Asma Bronkial
pada sejumlah kecil orang yang sensitif. Zat pengawet makanan seperti asam
benzoate, dan zat pewarna kuning tartarazin yang di pakai dalam industri
Bronkial.17,23
Diperkirakan 2/3 penderita Asma Bronkial anak dan 1/3 penderita Asma
napas. Berbagai macam virus, seperti virus influenza sangat sering dijumpai pada
3. Tekanan Jiwa
Bronkial. Tekanan jiwa juga bisa memperberat serangan Asma Bronkial yang
sudah ada. Di samping gejala Asma Bronkial yang timbul harus segera diobati,
penderita Asma Bronkial yang mengalami tekanan jiwa juga perlu mendapat
nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Asma Bronkial yang berat bisa
Bronkial jika melakukan olah raga yang cukup berat. Macam, lama, dan beratnya
olah raga menentukan timbulnya Asma Bronkial. Lari cepat paling mudah
kaki yang paling kecil resikonya. Serangan Asma Bronkial karena kegiatan
jasmani biasanya terjadi segera setelah selesai olahraga, lamanya sesak antara 10-
60 menit dan jarang serangan Asma Bronkial timbul beberapa jam setelah olah
raga.
5. Obat-Obatan
yang termasuk golongan penyekat resptor-beta atau lebih dikenal dengan nama
beta-blocker golongan obat ini sangat sering dipakai untuk pengobatan penyakit
jantung koroner dan darah tinggi. Aspirin dan obat-obatan antirematik dapat
6. Polusi Udara
uap. Polusi dari asap kendaraan bermotor dan asap dari hasil pembakaran lainnya.
Polusi udara di dalam rumah seringkali terjadi seperti asap rokok, semprotan obat
nyamuk dan semprotan rambut yang dapat mencetuskan Asma Bronkial. Bagi
penderita Asma Bronkial, rokok merupakan masalah yang nyata. Asap rokok
dapat merusak paru-paru dan mungkin menghentikan kerja obat Asma Bronkial
tidak dapat bekerja dengan semestinya. Pada orang yang tidak merokok, terhirup
asap rokok dapat membuat gejala memburuk dan bahkan memicu serangan Asma
Bronkial.17,23
yang dipicu oleh zat-zat khusus yang terdapat di lingkungan kerja seperti enzim
bakteri subtilis pada industri deterjen, debu kopi dan teh pada tempat pengolahan
kopi dan teh, debu kapas pada industri tekstil, amoniak, sulfur dioksida, asam
klorida, klorin pada industri kimia dan perminyakan. Keluhan akan terjadi setelah
penderita terpapar dengan zat-zat tersebut, tetapi ada kalanya gejala baru timbul
serangan Asma Bronkial. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menghindari faktor
penyebab timbulnya Asma Bronkial. Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk
kebiasaan, gaya hidup dan faktor resiko lainnya. Prinsipnya upaya pencegahan
primordial adalah mempertahankan gaya hidup yang sudah ada dan benar dalam
berlangsung dalam masyarakat.26 Upaya yang dapat dilakukan antara lain : berprilaku
hidup bersih dan sehat, menghindari rokok, menghindari bahan pengawet, pewarna,
makan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, dan olah raga yang teratur.
penyakit Asma Bronkial antara lain berupa makan makanan yang bernilai gizi baik,
minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olah raga yang sesuai. Penderita
dianjurkan banyak minum kecuali bila dilarang dokter, karena menderita penyakit
lain seperti penyakit jantung atau ginjal yang berat. Banyak minum akan
Bronkial berat, Ini disebabkan oleh pengeluaran keringat yang berlebihan, kurang
minum dan penguapan cairan yang berlebihan dari saluran napas akibat bernapas
Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari. Saluran
pembuangan air harus lancar. Kamar tidur merupakan tempat yang perlu mendapat
perhatian khusus, karena di tempat tersebut tungau sangat cepat berkembang biak.
1. Bersihkan debu (gunakan alat penyedot debu) diseluruh rumah secara teratur.
2. Cucilah sarung atau penutup yang didesain khusus untuk kasur, guling dan bantal
bantal. Penutup ini menjadi penghalang dan mungkin akan mengurangi gejala
Asma Bronkial.
dengan menjaga kebersihan hewan peliharaan dan lebih baik lagi jika tidak
memelihara hewan dirumah. Zat-zat yang merangsang saluran napas seperti asap
rokok, asap kendaraaan, uap bensin, semprotan nyamuk dan lain-lain yang
perhatian, zat-zat kimia yang ada dilingkungan kerja yang dapat menimbulkan
Jika dengan cara-cara pencegahan primer gejala Asma Bronkial masih tetap
Asma Bronkial yaitu membebaskan penderita dari serangan Asma Bronkial atau
mencegah serangan Asma Bronkial jangan sampai terjadi. Mengobati disini berarti
menghilangkan gejala-gejala yang berupa sesak, batuk dan mengi. Keadaan yang
sudah bebas dari gejala Asma Bronkial ini harus dipertahankan agar serangan Asma
1. Spirometri
obyektif kapasitas/fungsi paru (ventilasi) pada pasien dengan indikasi medis. Alat
Cara yang paling cepat dan sederhana untuk menegakkan diagnosis Asma
lalu diminta meniupkan udara dengan cepat sampai habis ke dalam alat
spirometer.28 Untuk anak yang sudah besar (>6 tahun) pemeriksaan faal/fungsi
paru sebaiknya dilakukan. Uji fungsi paru yang sederhana dengan peak flow
meter.29
2. Pemeriksaan Darah
tetap tinggi setelah diberi kortekosteroid, maka Asma Bronkial tipe ini disebut
Pemeriksaan analisis gas darah hanya dilakukan pada Asma Bronkial yang
berat, saat penderita sudah tidak dapat lagi meniup spirometer, karena sudah
terlalu sesak. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan berat ringannya suatu serangan
Asma Bronkial, yang di ukur adalah tekanan oksigen dan tekanan karbon dioksida
dan keasaman darah. Pada Asma Bronkial yang berat tekanan oksigen ini
menurun, bila lebih berat lagi tekanan karbon dioksida meninggi dan darah
menjadi asam.
3. Uji Kulit
Tes ini bertujuan untuk menunjukkan adanya antibody IgE spesifik dalam
tubuh. Uji ini hanya mendukung anamnesis, karena uji alergen yang positif tidak
4. Pemeriksaan Rontgen
saluran napas. Tujuan pemeriksaan rontgen pada Asma Bronkial adalah untuk
dilakukan uji provokasi Bronkus. Ada beberapa cara melakukan uji provokasi
udara dingin, larutan garam, hipertonik, dan bahkan dengan aqua destilata.23
Provokasi dengan zat kimia penderita diminta untuk menghirup uap zat kimia.
paling sedikit 10%. Sama halnya uji provokasi dengan alergen, hanya dilakukan
b. Obat yang dapat melebarkan saluran napas dengan jalan melemaskan otot-otot
sistemik
a. Obat yang menjaga agar peradangan saluran napas tetap terkontrol dan
mencegah agar saluran napas tidak terus menyempit hingga tahap yang dapat
1. Psikologik
meskipun telah mencoba berbagai macam obat antiasma. Dalam keadaan seperti
teratur dan dilakukan diluar serangan agar mendapatkan manfaat yang sebesar-
besarnya.23
2.7 Kerangka Konsep Penelitian
1. Sosiodemografi
Umur
Jenis Kelamin
Suku
Agama
Pekerjaan
Status Perkawinan
Daerah Asal
2. Lama Rawatan Rata-rata
3. Keadaan Sewaktu Pulang
4. Sumber Biaya