Vous êtes sur la page 1sur 12

Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 33 44

ALTERASI DAN MINERALISASI PADA BATUAN PORFIRI ANDESIT DAN PORFIRI


GRANODIORIT DI DAERAH CIGABER DAN SEKITARNYA, KABUPATEN LEBAK, PROVINSI
BANTEN

Jodi Prakoso B.1, Aton Patonah2, Faisal Helmi2


1
Laboratorium Petrologi,Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran, Bandung
2
Departemen Geologi Sain, Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran

ABSTRACT
Geographically, the study area is located in the Cihara Region, Lebak District, Banten Province. The
purpose of this research is to determine alteration zone and mineralization of porphyry andesite and
porphyry granodiorite. The research method is fieldwork and laboratory analysis (petrography and
minegraphy analysis). Result of research area, there are seven alteration zone; such as chlorite-sericite-
quartz zone, chlorite-sericite-carbonate zone, chlorite-sericite-carbonate-quartz zone, sericite-quartz
zone, chlorite-epidote-sericite zone, chlorite-epidote-sericite-carbonate zone, and chlorite-actinolit-biotite
zone. Alteration type in research area is devided into three alteration type philic zone, phropilitic zone,
and potasic zone. Ore mineral assemblages of research area are dominated by pyrite and calcopyrite
according to type model mineral deposite the research area included of epithermal intermediete sulfidation
and porphyry type.

Keyword : Alteration, Mineralization, Ephitermal Intermediete Sulfidation, porphyry type

ABSTRAK
Secara Geografis daerah penelitian termasuk dalam Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tipe alterasi dan mineralisasi daerah penelitian serta
sebarannya. Metode penelitian yang dilakukan adalah pemetaan geologi dan analisis laboratorium (analisis
petrografi dan minegrafi). Hasil penelitian lapangan dan analisis laboratorium daerah penelitian terbagi
menjadi tujuh zona alterasi yaitu zona klorit-serisit-kuarsa, zona klorit-serisit-karbonat, zona klorit-serisit-
karbonat-kuarsa, zona serisit-kuarsa, zona klorit-epidot-serisit, zona klorit-epidot-serisit-karbonat, dan
zona klorit-aktinolit-biotit. Tipe alterasi daerah penelitian terbagi menjadi tiga tipe alterasi yaitu tipe
alterasi filik, propilitik, dan potasik. Mineral bijih yang berkembang pada daerah penelitian didominasi oleh
mineral pirit dan kalkopirit menurut model endapan mineral termasuk kedalam tipe endapan epitermal
sulfida menengah dan endapan porfiri.

Kata Kunci : Alterasi, Mineralisasi, Epitermal Sulfida Menengah, endapan porfiri

Pendahuluan aktivitas vulkanisme dan magmatisme di


Hampir semua pulau yang ada di Pulau Jawa. Aktivitas dari magmatisme
Indonesia terpengaruh oleh Zona sangat berkaitan dengan zona alterasi
Subduksi. Salah satu pulau yang dan endapan hidrotermal yang
terpengaruh oleh adanya Zona Subduksi membentuk suatu mineral bijih. Daerah
adalah Pulau Jawa. Zona Subduksi yang penelitian menunjukkan indikasi telah
dekat dengan Pulau Jawa yaitu berada mengalami alterasi dan mineralisasi.
pada bagian selatan pulau tersebut yang (Gambar 1).
membentang dari barat ke timur. Zona
Subduksi ini mempengaruhi adanya

33
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 33 44

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Penelitian

Lindgren (1933) menyebutkan bahwa larutan yang berimigrasi dan akhirnya


proses hidrotermal merupakan suatu dapat mengakibatkan terbentuknya
proses perubahan dalam batuan mineral ubahan pada batuan samping,
diakibatkan naiknya H2O panas ke maupun terjadinya suatu endapan
permukaan. Schwartz (1950) mineralisasi logam sulfida pada kondisi
memasukan unsur gas sebagai medium tertentu (Bateman, 1981).
pengubah batuan tersebut. Pada
umumnya intrusi batuan selalu diikuti Geologi Regional
oleh adanya injeksi larutan sisa yaitu Daerah penelitian termasuk ke dalam
larutan hidrotermal. Alterasi terjadi Zona Pegunungan Bayah berdasarkan
apabila larutan hidrotermal berdifusi, pembagian zona fisiografi menurut Van
mengisi dan mempengaruhi rekahan Bemmelen (1949).
rekahan dinding batuan. Menurut Sujatmiko & S.Santosa (1992)
Suatu gejala mineralisasi ditandai oleh dalam Peta Geologi Lembar Lewidamar,
hadirnya mineral ubahan tertentu daerah penelitian termasuk dalam
diakibatkan oleh aktivitas hidrotermal. Anggota Batulempung Formasi Bayah
Hidrotermal merupakan residu dari (Tebm), Formasi Cikotok (Temv),
magma akhir berupa larutan dengan Granodiorit (Tomg), dan Metamorf
temperatur tertentu. Pada awalnya (Tomm) (Gambar 2).
berupa magma kemudian menjadi satu

34
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 33 44

Gambar 2. Lokasi Daerah Penelitian bagian dari Peta Geologi Regional Lembar
Leuwidamar (Sujatmiko dan S. Santosa, 1992)

Daerah tersebut telah mengalami tiga mineragrafi. Tujuan analisis ini adalah
periode tektonik (Baumann, 1973), untuk mengidentifikasi tekstur, struktur,
dimulai pada kala Oligosen hingga dan komposisi mineral penyusun batuan
Kuarter yang kerap kali bersamaan serta untuk menentukan jenis mineral
dengan aktivitas vulkanik. Evolusi ubahannya dan kandungan mineral
tektonik dan strukturnya pada daerah ini bijihnya. Hasil dari analisis petografi dan
diperkirakan mulai dari Oligosen minegrafi akan dapat menentukan tipe
Miosen hingga Plistosen Tengah. alterasi dan tipe endapan mineral daerah
Struktur yang mulai muncul terdiri dari penelitian.
lipatan dan sesar. Sumbu lipatan berarah
timur barat, barat laut tenggara, dan Hasil Penelitian
timur laut barat daya. Jurus sesar Geologi Daerah Penelitian
berarah utara selatan, barat timur, Pengamatan lapangan dilakukan
tenggara barat laut, dan timur laut sepanjang sungai Cigaber, dan Cisanun.
barat daya. Batuan yang hadir terdiri atas breksi
vulkanik, batupasir, batulempung,
Metode Penelitian batuan metamorf, tuf, batuan beku
Metode yang digunakan dalam penelitian porfiri andesit, dan porfiri granodiorit.
ini, yaitu studi pustaka daerah penelitian, Berdasarkan karaktersitik litologinya,
tahap pengamatan lapangan untuk daerah penelitian dibagi menjadi tujuh
identifikasi batuan secara megaskopis satuan batuan dengan urutan dari tua ke
dan kedudukan stratigrafi batuan pada muda yaitu batuan metamorf, satuan
daerah penelitian serta mengidentifikasi batulempung, satuan batupasir, porfiri
struktur geologi yang berkembang pada andesit terubah, porfiri granodiorit
daerah penelitian; dan tahap berikutnya terubah, satuan tuf merah, dan satuan
adalah pemilihan sampel yang digunakan breksi hijau (Gambar 3).
untuk analisis petrografi dan

35
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 33 44

Gambar 3. Peta Geologi Daerah Penelitian

Batuan metamorf dengan karakteristik pasir kasar, bentuk butir membundar


warna segar abu abu kehijauan, warna tanggung menyudut tanggung,
lapuk hitam kecoklatan, memiliki pemilahan buruk, kemas terbuka, dan
struktur foliasi. Mineral yang permeabilitas baik.
teridentifikasi adalah klorit, muskovit, Batuan beku porfiri andesit umumnya
biotit, K-felspar dan kuarsa. Batuan memiliki struktur kekar yang telah terisi
metamorf ini diterobos oleh porfiri mineral berupa kalsit dan kuarsa.
granodiorit. struktur kekar yang terdapat pada
Batulempung secara megaskopis batuan beku porfiri andesit tersebut
memiliki warna segar abu abu, warna adalah shear joint dan extensional joint.
lapuk abu abu kecoklatan, kekerasan Batuan porfiri andesit memiliki
agak keras, dan tidak karbonatan, karakteristik warna segar abu-abu
memperlihatkan struktur masif. dengan warna lapuk abu-abu
Batupasir memiliki karaktersitik warna kecokelatan, tekstur porfiritik, kemas
segar abu abu, warna lapuk abu abu inequigranular, dan derajat kristalisasi
kecoklatan, ukuran butir pasir sedang hipokristalin (Gambar 4).

Gambar 4. Singkapan Batuan Porfiri Andesit

36
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 33 44

Batuan porfiri andesit ini diterobos oleh sebagian mengintrusi batuan metamorf
batuan porfiri granodiorit. Mineral yang dan porfiri andesit. Porfiri granodiorit
teridentifikasi adalah plagioklas, mineral memiliki karakteristik warna segar putih
karbonat, serisit, kuarsa, klorit, dan terdpat bercak hitam dengan warna
mineral opak. lapuk hijau kecokelatan, tekstur
Batuan porfiri granodiorit tersingkap faneritik, kemas inequigranular, derajat
pada sungai Cigaber dan Cisanun, kristalisasi holokristalin (Gambar 5).

Gambar 5. Singkapan Batuan Porfiri Granodiorit

Hasil analisis petrografi menunjukan kuarsa, epidote, klorit, dan serisit


kehadiran mineral ubahan seperti (Gambar 6).

Gambar 6. Sayatan Petrografi Sampel I5

Tuf memiliki karakteristik batuan dengan kerakal kerikil, komponen terdiri dari
warna segar merah kekuningan dengan andesit dan tuf sert matriks berupa tuf.
warna lapuk cokelat kemerahan, ukuran Komponen andesit memiliki warna segar
butir tuf kasar, bentuk menyudut, abu abu, warna lapuk abu abu
terpilah baik, permeabilitas baik, kemas kekuning - kuningan, tekstur afanitik,
tertutup, dapat diremas. Komposisi derajat kristalisasi hipokristalin, bentuk
mineral yang dapat diamati plagioklas, kristal anhedral, kemas inequigranular.
mineral oksida (pengisi urat), mineral Mineral yang dapat diamati plagioklas.
lempung, dan gelas vulkanik. Komponen tuf memiliki warna segar
Breksi hijau secara megaskopis memiliki putih, warna lapuk kning, ukuran butir
warna segar abu abu kehijauan dengan tuf halus, bentuk butir membundar
warna lapuk kuning kehitaman, dominasi sangat membundar, permeabilitas
matriks, bentuk komponen menyudut sedang, agak keras. Matriks tuf memilki
manyudut tanggung, ukuran komponen warna segar putih kehijauan, warna

37
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 33 44

lapuk coklat kehitaman, ukuran tuf pada daerah penelitian ini ,erupakan
halus, bentuk butir menyudut tanggung sesar yang terjadi pada periode tektonik
membundar, permeabilitas sedang, Oligosen Miosen yang diakibatkan oleh
agak keras. adanya Kubah Bayah yaitu berupa intrusi
granodiorit (Van Bemmelen, 1949).
Struktur Geologi Daerah Penelitian Akibat adanya kubah tersebut terbentuk
Struktur geologi yang berkembang pada sesar naik pada daerah penelitian serta
daerah penelitian yaitu berupa kekar dan sesar mendatar.
sesar. Struktur geologi sesar yang Struktur geologi pada daerah penelitian
berkembang pada daerah penelitian ini ini mempengaruhi proses alterasi dan
terdapat empat jenis sesar yaitu sesar mineralisasi yang ada pada daerah
mendatar dekstral, sesar mendatar penelitian terutama pada bagian barat
sinistral, sesar naik, dan sesar normal daerah penelitian.
dekstral. Sesar normal dekstral ini
berkembang pada satuan batuan Alterasi Daerah Penelitian
metamorf dan merupakan sesar yang Alterasi yang berkembang pada daerah
paling tua pada daerah penelitian yaitu penelitian terdapat pada batuan porfiri
terjadi pada kala Pra Tersier yang andesit dan porfiri granodiorit dengan
memiliki pola struktur baratdaya jenis mineral ubahan yang bervariasi.
timurlaut searah dengan sesar Pola (Gambar 7).
Meratus. Lalu sesar naik yang terdapat

Gambar 7. Peta Kerangka Alterasi Daerah Penelitian

Intensitas alterasi di daerah penelitian Berdasarkan asosiasi mineral


tergolong ke dalam rendah sampai kuat. ubahannya, daerah penelitian terbagi
Intensitas alterasi pada daerah penelitian menjadi tujuh zona alterasi, yaitu :
ini semakin meningkat ke arah tenggara A. Zona Klorit-Serisit-Kuarsa
daerah penelitian yang dicirikan dengan Zona ini terdapat pada batuan porfiri
kehadiran mineral bersuhu tinggi seperti andesit yang berada pada Sungai
epidot, aktinolit, dan biotit Cisanun. Zona ini dicirikan dengan
kehadiran mineral klorit, serisit, dan

38
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 33 44

kuarsa sekunder. Kehadiran mineral temperatur 200oC 300oC (Kingston


klorit, serisit, dan kuarsa sekunder ini Morison, 1995).
menunjukan bahwa zona ini E. Zona Klorit Epidot Serisit
diperkiran terbentuk pada temperatur Zona ini terdapat pada batuan porfiri
200oC 300oC (Kingston Morison, granodiorit di Sungai Cisanun dan
1995). Cigaber. Zona ini dicirikan dengan
B. Zona Klorit-Serisit-Karbonat kehadrian dari mineral klorit, epidot,
Zona ini terdapat pada batuan porfiri dan serisit. Kehadiran mineral
andesit yang berada pada Sungai minera tersebut menunjukan bahwa
Cisanun, dicirikan dengan kehadiran zona ini diperkiran terbentuk pada
mineral klorit, serisit, dan karbonat. temperatur 240oC 300oC (Kingston
Kehadiran mineral mineral tersebut Morison, 1995).
menunjukan bahwa zona ini F. Zona Klorit Epidot Serisit
diperkiran terbentuk pada temperatur Karbonat
200oC 300oC (Kingston Morison, Zona ini terdapat pada batuan porfiri
1995). granodiorit di Sungai Cisanun dan
C. Zona Klorit Serisit Karbonat Cigaber. Zona ini dicirikan dengan
Kuarsa kehadrian mineral klorit, epidot,
Zona ini terdapat pada batuan porfiri serisit, dan karbonat. Kehadiran
andesit di Sungai Cisanun. Zona ini mineral mineral ini menunjukan
dicirikan dengan mineral klorit, serisit, bahwa zona ini diperkiran terbentuk
karbonat, dan kuarsa sekunder. pada temperatur 240oC 300oC
Asosiasi mineral tersebut menunjukan (Kingston Morison, 1995).
bahwa zona ini diperkiran terbentuk G. Zona Klorit Aktinolit - Biotit
pada temperatur 200oC 300oC Zona ini terdapat pada batuan porfiri
(Kingston Morison, 1995). granodiorit dan porfiri andesit di
D. Zona serisit Kuarsa Sungai Cisanun. Hasil analisis
Zona ini terdapat pada batuan porfiri petrografi, zona ini dicirikan dengan
granodiorit di Sungai Cisanun. Zona kehadiran mineral klorit, aktinolit
ini dicirikan dengan kehadiran mineral dan biotit sekunder, diperkiraka
serisit dan kuarsa sekunder. terbentuk pada temperatur yang
Kehadiran mineral serisit, dan kuarsa cukup tinggi yaitu > 300oC (Kingston
sekunder ini menunjukan bahwa zona Morison, 1995).
ini diperkiran terbentuk pada

Tipe Alterasi Daerah Penelitian

Gambar 8. Peta Zonasi Alterasi Daerah Penelitian

39
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 33 44

Berdasarkan asosiasi mineral yang hadir, kehadiran mineral epidot yang


tipe alterasi di daerah penelitian terbagi keterbentukannya berkisar pada
menjadi tiga (Gambar 8), yaitu : temperatur >280o 300oC (Corbett
A. Tipe Alterasi Filik and Leach, 1997).
Alterasi tipe filik pada daerah C. Tipe Alterasi Potasik
penelitian berkembang pada litologi Alterasi tipe potasik pada daerah
batuan porfiri andesit yang terdapat di penelitian berkembang pada litologi
bagian barat daerah penelitian . Tipe porfiri granodiorit yang berada pada
alterasi ini pada daerah penelitian bagian timur daerah penelitian dan
dicirikan oleh kehadiran mineral juga berkembang pada litologi pada
mineral alterasi seperti serisit, klorit, batuan porfiri andesit pada bagian
karbonat, dan kuarsa. Kemunculan barat daerah penelitian. Tipe alterasi
mineral tersebut menunjukan bahwa ini dicirikan dengan kehadiran mineral
zona alterasi ini dipengaruhi oleh alterasi yang memiliki suhu tinggi
fluida hidrotermal yang memiliki pH seperti aktinolit dan biotit. Kehadiran
sedikit asam mendekati netral dan mineral mineral tersebut
temperatur yang cukup tinggi. mengindikasikan bahwa daerah
Berdasarkan asosiasi mineral tersebut tersebut merupakan daerah yang
maka mineral mineral ini terbentuk dekat dengan pusat intrusi. Kehadiran
pada temperatur >200o 250oC dari biotit ini menunjukan tingkat
(Corbett and Leach, 1997). alterasi yang cukup tinggi dengan
B. Tipe Alterasi Propilitik temperatur >300oC (Corbett and
Alterasi tipe propilitik pada daerah Leach, 1997).
penelitian berkembang pada litologi
batuan porfiri granodiorit yang Mineralisasi Daerah Penelitian
terdapat di bagian selatan dan timur Mineralisasi merupakan proses
daerah penelitian. Tipe alterasi ini pembentukan mineral atau pengisian
pada daerah penelitian dicirikan oleh batuan mengandung endapan yang
kehadiran mineral mineral alterasi bersifat ekonomis. Mineralisasi yang
seperti klorit, epidot, serisit, karbonat. berkembang di daerah penelitian
Kemunculan mineral tersebut dijumpai pada zona filik dan zona
menunjukan bahwa zona alterasi ini propilitik. Hampir di setiap litologi batuan
dipengaruhi oleh fluida hidrotermal di daerah penelitian terkandung mineral
yang memiliki pH mendekati netral opak berupa pirit. Di beberapa stasiun
dengan temperatur yang tinggi. Salah terdapat mineral kalkopirit yang
satu penciri temperatur tinggi adalah menggantikan mineral pirit (Gambar 9).

Gambar 9. Analisis Minegrafi Sampel H19

Hasil analisis minegrafi pada sampel secara menyebar (disseminated) dengan


terpilih, terdapar mineral bijih yaitu pirit persentase yang kecil yaitu sekitar 2-3%
dan kalkopirit. Mineral pirit yang terdapat sedangkan mineral kalkopirit hadir
pada setiap sampel tersebut terletak

40
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 33 44

dengan menggantikan mineral kalkopirit.


(Tabel 1).

Tabel 1. Paragenesa mineral bijih pada daerah penelitian

Mineral Bijih Stage 1 Stage 2

Pirit

Kalkopirit

Sistem Endapan Mineral terdapat tekstur vuggy quartz dan


Mineral mineral bijih yang terdapat massive quartz pada batuan porfiri
pada daerah penelitian terbentuk secara andesit, terdapat mineral pirit dan
menyebar (disseminated) dan terdapat kalkopirit, alterasi batuan yaitu filik,
pada vein. Selain pirit, terdapat juga propilitik, dan potasik. Dengan suhu 200o
mineral bijih berupa kalkopirit yang 300oC, sumber fluida dominan dari sisa
menggantikan mineral pirit. air meteorik dan magmatik, dengan pH
Terdapat dua jenis endapan mineral hampir mendekati netral sesuai dengan
yang terdapat pada daerah penelitian ciri endapan epitermal sulfida menengah
yaitu endapan epitermal sulfida menurut Sillitoe & Hedenquist (2003)
menengah dan endapan porfiri. Endapan dan Hedenquist & White (1995) (Tabel
sulfida menengah daerah penelitian yaitu 2).

Tabel 2. Karakteristik Endapan Epitermal Sulfida Menengah Daerah Penelitian


Sillitoe & Hedenquist (2003) dan
Karakteristik Daerah penelitian
Hedenquist & White (1995)
Host Rock Piroklastik intermediet asam, Batuan porfiri andesit
batuan sedimen
Kontrol Struktur Gaya ekstensional dengan sesar Sesar naik, sesar normal dan
normal dan sesar mendatar sesar mendatar
Alterasi Serisit, mineral lempung,
Serisit, klorit, biotit, aktinolit,
karbonat, recoellit, fluorit kuarsa, mineral karbonat
Temperatur 220oC 280oC 220oC 300oC
pH Asam sampai mendekati netral Mendekati netral
Mineral Bijih Pirit, kalkopirit, Au, Ag, spalerit.
Pirit dan kalkopirit
Mineral Gangue Kuarsa, karbonat, serisit, adaluria,
Kuarsa, feldspar, klorit, dan
anhidrit, hematit, klorit. karbonat
Bentuk Endapan Diseminated sedikit, replacement Diseminated sedikit,
sedikit, vein dominan replacement sedikit, vein
dominan
Tekstur Fine bands, vuggy quartz, coarse vuggy quartz dan massive
bands, massive quartz quartz
Host Rock Piroklastik intermediet asam, Batuan porfiri andesit
batuan sedimen

Tipe endapan mineral ini dikontrol oleh dan akhirnya terperangkap membentuk
adanya struktur geologi berupa sesar suatu mineral bijih.
yaitu sesar mendatar, sesar naik, dan Endapan porfiri pada daerah penelitian
sesar normal. Akibat adanya sesar yaitu berada pada batuan porfiri
sesar tersebut maka larutan hidrotermal granodiorit, dengan mineral alterasi yang
ini akan terendapakan pada suatu celah muncul adalah kuarsa, serisit, klorit,
yang dibentuk oleh sesar-sesar tersebut epidot, biotit, aktinolit dan karbonat.

41
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 33 44

Pada jenis endapan ini terdapat mineral filik, propilitik, dan potasik. Dengan suhu
gangue berupa kuarsa, feldspar, klorit, > 300oC dan pH hampir mendekati netral
epidot, biotit, aktinolit dan karbonat. (Corbett & Leach (1997; Guilbert & Park,
Mineral bijih yang hadir adalah pirit dan 1986; Hedenquist, 1992) (Tabel 3).
kalkopirit dengan tipe alterasi berupa

Tabel 3. Karakteristik Endapan Porfiri Daerah Penelitian


Karakteristik Endapan Porfiri Endapan Porfiri
Host Rock Batuan vulkanik bersifat andesitik Batuan porfiri granodiorit
- granitik
Kontrol Struktur Sesar normal, sesar naik, dan Sesar mendatar
sesar mendatar
Alterasi Serisit, kuarsa, karbonat, anhidrit, Kuarsa, serisit, klorit, epidot,
apatit, epidot, biotit, aktinolit, biotit, aktinolit dan karbonat
klorit, kaolinit
Temperatur 250oC 700oC 250oC >300oC
pH Mendekati netral Mendekati netral
Mineral Bijih Pirit, emas, galena, spalerit, Pirit dan kalkopirit
kalkopirit, tembaga, perak
Mineral Gangue Kuarsa, karbonat, adularia, illite,Kuarsa, feldspar, klorit, serisit,
kaolinit, klorit, serisit epidot, biotit, aktinolit dan
karbonat
Bentuk Endapan Bentuknya stockwork dengan Stockwork, disseminated, dan
sedikit diseminasi dan terdapat replacement sedikit
mineral penggantian dalam jumah
sedikit
Tekstur Vuggy quartz, replacement, Vuggy quartz, replacement,
massive quartz, late veins massive quartz
Host Rock Batuan vulkanik bersifat andesitik Batuan porfiri granodiorit
- granitik

Tipe endapan porfiri pada daerah Zona alterasi di daerah penelitian dibagi
penelitian ini lebih dikontrol oleh intrusi menjadi tujuh zona alterasi yang
porfiri granodiorit itu sendiri. Intrusi dibedakan berdasarkan kandungan
tersebut akan menghasilkan suatu mineral ubahannya yaitu zona klorit-
larutan hidrotermal yang kemudian akan serisit kuarsa, zona klorit-serisit-
terendapkan pada suatu tempat baik itu karbonat, zona klorit-serisit-karbonat-
secara berdifusi ataupun pada celah atau kuarsa, zona serisit-kuarsa, zona klorit-
kekar (Bateman, 1981). Pada endapan epidot-serisit, zona klorit-epidot-serisit-
porfiri ini larutan hidrotermal akan karbonat, dan zona klorit-aktinolit-biotit.
berdifusi pada batuan yang dilewatinya Mengacu kepada Corbett & Leach (1997)
sehingga menghasilkan mineral bijih terbagi menjadi tiga tipe alterasi yaitu
seperti pirit dan kalkopirit dengan pola tipe alterasi filik yang didominasi oleh
yang menyebar (disseminated). mineral serisit dan klorit, tipe alterasi
propilitik yang didominasi oleh mineral
Kesimpulan klorit dan epidot, serta tipe alterasi
Daerah penelitian memiliki tujuh satuan potasik yang didominasi oleh mineral
geologi dengan urutan dari tua ke muda aktinolit dan biotit.
yaitu Satuan Batuan Metamorf, Satuan Mineralisasi di daerah didominasi oleh
Batulempung, Satuan Batupasir, Porfiri pirit dengan pola menyebar
Andesit Terubah, Porfiri Granodiorit (disseminated) dan menyebar pada
Terubah, Satuan Tuf Merah, dan Satuan bagian vein serta sebagian digantikan
Breksi Hijau. oleh mineral kalkopirit. Berdasarkan

42
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 33 44

karakteristik tersebut termasuk jenis tipe Hedenquist & White. 1995. Epithermal
endapan epitermal sulfida menengah Gold Deposits : Styles,
dengan host rock batuan porfiri andesit Characteristic, and Exploration.
dan tipe endapan porfiri dengan host Society of Economic Geologist
rock batuan porfiri granodiorit. Newsletter. No.23 : 9-13.
Hedenquist, dkk. 2000. Exploration for
DAFTAR PUSTAKA Epithermal Gold Deposits. SEG
Arribas, A., 1995. Epitermal High Review Vol 13, p245-277. Society of
Sulfidation. Mineralogical Association Economic Geologist.
of Canada Short Course Vol. 2. Silitoe dan Hedenquist. 2003. Linkages
Ayasa, Hero. 2014. Petrogenesis Batuan Between Volcanotectonic Setting,
Metamorf Daerah Cigaber, Ore-Fluid ompositions, and
Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Ephitermal Precious Metal Deposits.
Provinsi Banten. Fakultas Teknik Society of Economic Geologist,
Geologi, Universitas Padjadjaran. Special Publication 10, p.315-343.
Jatinangor. Lindgren, W. 1933. Mineral Deposit.
Bateman, A.M.. 1950. Economic Mineral McGraw-Hill Book Company, Inc.
Deposits, 2nd ed. Wiley, New York, USA.
916 pp. Martodjojo, Soejono. 1984. Evolusi
Bateman, A.M., 1981. Mineral Deposit Cekungan Bogor. Desertasi, Program
3rd edition. Jhon Wiley and Sons, Pasca Sarjana, Institut Teknologi
New York. Bandung, Tidak Diterbitkan.
Baumann, Paul. 1972. Summary the Pirajno, Franco. 1992. Hydrotermal
stratigraphical result obtained during Mineral Deposits. Jerman : Springer-
the SW Javafield campaign Verlag.
ofLemigas. Lembaga Minyak Bumi Raymond, Loren A. 2002. Petrology : The
dan Bagian Eksplorasi dan Produksi, Study of Igneous Rock Sedimentary
Jakarta and Metamorphic Rocks Second
Buchanan, L.J., 1981. Precious metal Edition. McGraw-Hill Higher
deposits associated with volcanic Education: New York.
environtments in the southwest, in Sujatmiko dan Santosa, S.. 1992. Peta
Dickson, W.R. and Payne, W.D., eds., Geologi Lembar Leuwidamar, Jawa.
Relations of Tectonic to Ore Deposits Pusat Penelitian dan Pengembangan
in the Southern Cordillera: Arizona Geologi. Bandung.
Geological Society Digest Travis, Rusel B. 1955. Classification of
Corbett, G.J and Leach, T.M., 1997. Rocks 4th edition. Colorado School of
Southwest Pasific Rim Gold/ Copper Mines, Colorado.
System: Structure, Alteration and Van Bemmelen, R.W. 1949. The Geology
Mineralization : Economic Geology, of Indonesia, vol. I A: General
Special Publication 6, 238 p., Society Geology of Indonesia and
of Economic Geologists. Adjacement Archipelagoes. Martinus
Corbett, G.J and Leach, T.M., 1998. Nijhoff. The Hague.
Southwest Pasific Rim Gold/ Copper Wdiyanti, Nadya. 2014. Alterasi dan
System: Structure, Alteration and Mineralisasi Daerah Lebakpeundeuy,
Mineralization. Society of Economic Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak,
Geologists., Special Publication 6, Provinsi Banten. Fakultas Teknik
234 p. Geologi, Universitas Padjdjaran.
Guilbert, G.M. & Park, C.F. 1986. The Jatinangor.
Geology of Ore Deposits. W.H.
Freeman and Company. New York.

43
Bulletin of Scientific Contribution, Volume 14, Nomor 1, April 2016 : 33 44

44

Vous aimerez peut-être aussi