Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta kulawarga. Kata kula berarti ras dan
warga yang berarti anggota. Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat
beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
1
Banyak ahli beranggapan bahwa hipertensi lebih tepat disebut sebagai
Heterogenus Group of Disease dari pada single disease.Hipertensi yang tidak
terkontrol akan menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti otak, ginjal, mata dan
jantung serta kelumpuhan anggota gerak. Namun kerusakan yang paling sering
adalah gagal jantung dan stroke serta gagal ginjal (Susi Purwati: 2000).
Untuk menghindari hal tersebut perlu pengamatan secara dini. Hipertensi sering
ditemukan pada usia tua/lanjut kira-kira 65 tahun ke atas (Sri Rahayu: 2000: 7).
Apabila dalam satu keluarga ada anggota keluarga yang menderita penyakit
hipertensi, maka mungkin dapat timbul beberapa masalah seperti:
1. Ketidak patuthan diit rendaah garam dan rendah
lemak.
2. Resiko terjadinya komplikasi bagi penderita.
3. Sumber daya keluarga kurang.
4. Perubahan fisiologi (mudah marah dan
tersinggung)
5. Keadaan ekonomi (bertambahnya pengeluaran
dan berkurangnya pendapatan. Keluarga).
Masalah yang muncul adalah bagaimana hal tersebut bisa muncul, bagaimana
manifestasinya, dan bagaimana penanganan yang dapat dilakukan untuk kasus ini
masih memerlukan kajian yang lebih mendalam.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Keluarga
2.1.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di
dalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan (Salvicion G Bailon dan Aracelis
Maglaya 1989).
2.1.2 Tipe Keluarga
2.1.2.1 Keluarga inti (Nuclear family) yaitu keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu, dan anak-anak.
2.1.2.2 Keluarga besar (Exstended family) yaitu keluarga inti
ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
2.1.2.3 Keluarga berantai (serial family) yaitu keluarga yang terdiri
dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.
2.1.2.4 Keluarga duda/janda (single family) yaitu keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
2.1.2.5 Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
2.1.2.6 Keluarga kabitas (Cahabitation) yaitu dua orang menjadi satu
tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
3
situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan
dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
4
2.1.5.2 Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau huubungan dalam
keluarga dan sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin,
norma atau budaya dan perilaku.
2.1.5.3 Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian dan perlindungan terhadap
anggota yang sakit. Pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit,
kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan
keluarga yaitu :
1. Mengenal masalah kesehatan: sejauhmana keluarga mengenal
fakta-fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda
dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi
keluarga terhadap masalah.
2. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang
tepat : sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan
luasnya masalah, apakah masalah dirasakan, menyerah
terhadap masalah yang dialami, takut akan akibat dari
tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap
masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan
yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan
mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah.
3. Merawat anggota keluarga yang sakit: sejauhmana keluarga
mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat
dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui
sumber-sumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga
yang bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik,
psikososial), mengetahui keberadaan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan dan sikap keluarga terhadap yang
sakit.
4. Memelihara lingkungan rumah yang sehat: sejauhmana
mengetahui sumber-sumber keluarga yang dimiliki,
keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui
5
pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antar anggota
keluarga.
5. Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di
masyarakat : apakah keluarga mengetahui keberadaan
fasilitas kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh
dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga
terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut
terjangkau oleh keluarga.
2.1.5.4 Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak,
merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang
digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota
keluarga.
2.1.5.5 Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan
sumber yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan
status kesehatan keluarga.
6
Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa
sepasang suami istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum
kerabat istri.
Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang
suami istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat
suami pada masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman
kaum kerabat istri pada masa tertentu pola (bergantian).
Adat nonlocal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang
suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti
kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami
maupun istri.
Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang
suami istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman
saudara laki-laki ibu (avunculus) dari pihak suami.
Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami
dan istri masing-masing hidup terpisah dan masing-masing
dari mereka juag tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya
sendiri.
2.1.6.2 Berdasarkan pola otoritas
Patriarkal, yaitu otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh
laki-laki (laki-laki tertua, umumnya ayah).
Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh
perempuan (perempuan tertua, umumnya ibu).
Equalitarium, yakni suami dan istri berbagi otoritas secara
seimbang.
7
ini menyediakan dukungan mutual satu dengan yang lain dan
membangun sebuah ikatan yang melindungi subsistem tersebut dari
yang ditimbulkan oleh kepentingan maupun kebutuhan dari subsistem-
subsistem lain. Subsistem orang tua-anak terbentuk sejak kelahiran
seorang anak dalam keluarga, subsistem ini meliputi transfer nilai dan
pengetahuan dan pengenalan akan tanggung jawab terkait dengan relasi
orang tua dan anak.
2.2.2 Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori:
2.2.2.1 Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang
jelas. Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab
8
hipertensi seperti berrtambahnya usia , factor psikologis ,
dan keturunan. Sekitar 90 % hipertensi tidak diketahui
penyebabnya.
2.2.2.2 Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti
stenosis arteri renalis, penyakit parekim ginjal, Koartasio
aorta. Hiperaldosteron, pheochromositoma dan pemakaian oral
kontrasepsi. Adapun factor pencetus hipertensi seperti,
keturunan, jenis kelamin, umur, kegemukan, lingkungan,
pekerjaan, merokok, alcohol dan social ekonomi (Susi
Purwati, 2000 : 25).
2.2.3 Patofisiologi
Jantung adalah sistem pompa yang berfungsi untuk memompakan darah
keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac
output dan tekanan peririfer. Pada keadaan normal untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan tubuh yang meningkat diperlukan
peningkatan kardiak output dan tekanan perifer menurun.
9
2.2.4 Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pada hipertensi menurut Edward K Chung (1995)
adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan
artei tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataan ini meruapakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan. Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan
satu-satunya gejala . Bila demikian gejala baru muncul setelah
terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung,. Gejala lain
yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga
berdengung, berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunang-kunang,
dan pusing.
10
2.2.5 Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan,
derajat hipertensi, aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum
pemberian nutrisi pada penderita hipertensi, diperlukan pengetahuan
tentang jumlah kandungan natrium dalam bahan makanan. Makan biasa
(untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800 - 6000 mg per hari ).
Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur.
11
dari makanan dapat diarsorbsi oleh tubuh sisanya akan dibuang
lewat faeces. Beberapa makanan yang mengandung kolestero tinggi
yaitu daging, jeroan, keju keras, susu, kuning telur, ginjal, kepiting,
hati dan kaviar. Tujuan diet rendah kolesterol adalah menurunkan
kadar kolestero serta menurunkan berat badan bila gemuk. Hal-hal
yang harus diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hypertensi
adalah :
1. Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan
mentega.
2. Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.
3. Gunakan susu full cream.
4. Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per
minggu.
5. Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-
kacang lainnya.
6. Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti
sirup, dodol.
7. Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah buahan.
c. Diet kalori bila kelebihan berat badan.
Hypertensi tidak mengenal usia dan bentuk tubuh seseorang. Meski
demikian orang yang kelebihan berat badan akan beresiko tinggi
terkena hypertensi. Salah satu cara untuk menanggulanginya dengan
melakukan diet rendah kalori, agar berat badannya menurun hingga
normal. Dalam pengaturan nutrisi perlu diperhatikan hal berikut :
1. Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari kebutuhan energi atau
500 kalori untuk penurunan 0,5kg berat badab per minggu.
2. Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat
gizi.
3. Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
12
Hypertensi merupakan penyakit yang tidak diketahui
penyebabnya oleh penderita. Kurangnya pengetahuan klien
terhadap penyakit hypertensi, sebagian besar timbul tanpa
gejala yang khas.
b. Pola nutrisi dan metabolisme.
Pada penderita hypertensi sering mengalami keluhan kepala
pusing dan bila berlangsung lama disertai mual-mual dan
muntah.
c. Psikologi.
Penderita hypertensi biasanya iritabel, mudah marah dan
tersinggung.
13
akan menghambat kegiatannya sehari-hari untuk kegiatan
seperti semula.
c. Psikologi
Peran kepala akan diganti oleh anggoata keluarga yang lain.
14
Fokus pengkajian yang dilakukan adalah pada riwayat
kesehatan dan pemeriksaan fisik. Ini dapat dimengerti karena
riwayat kesehatan terutama berhubungan dengan hipertensi
sangat membantu dalam menentukan diagnosa.
15
2.3.2.4 Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi
penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung garam.
2.3.2.5 Ketidaktahuan menggunakan manfaat tanaman obat keluarga
berhubungan dengan kurangnya pengetahan tentang manfaat
tanaman obat tersebut.
Rencana Tindakan
1. Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang
benar bagi penderita hipertensi.
Rasional : Dengan diberikan penjelasan diharapkan
keluarga menimbulkan peresepsi yang negatip sehingga
16
dapat dijadikan motivasi untuk mengenal masalah
khususnya nutrisi untuk klieh hiperetensi.
17
bagi penderita hipertensi berhubungan kurangnya pengetahuan
tentang cara pengolahan makanan dalam jumlah yang benar.
1. Tujuan
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita
hipertensi.
2. Kriteria Hasil
Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus
untuk penderita hipertensi.
Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah
yang tepat bagi klien hipertensi.
Rencana Tindakan
1. Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga cara
pengolahan makanan untuk klien hipertensi.
Rasional : Dengan diberikan penjelasan diharapkanklien
dan keluarga dapat cara pengolahan makanan untuk klien
hipertensi.
2. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan
yang dikonsumsi oleh klien hipertensi.
Rasional : Diharapkan klien dapat mengkonsumsi makanan
sesuai yang dianjurkan.
3. Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk
membuat makanan dengan jumlah yang tepat.
Rasional : Dengan diberikan contoh sederhana caara
membuat makanan dalam jumlah yang tepat kilen dan
keluarga mampu menjalankan /melaksanakaannya sendiri.
18
2.3.3.4 Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi
penderita hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan
dan kebiasaan sehari-hari yang mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung garam.
1. Tujuan
Seluruh anggota keluarga membiasakan diri setiap hari
mengkonsumsi makanan yang rendah garam.
2. Kriteria hasil
Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat makanan
yang rendah garam.
Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan
yang banyak mengandung garam.
Klien dan keluarga mau berubah kebiasaan dari
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
garam.
Rencana Tindakan
1. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh
garan terhadap klien hipertensi.
Rasional : Diharapkan klien dan keluarga memahami dan
mengerti tentang pengaruh garam terhadap klien hipertensi.
2. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makana yang
banyak mengandung garam.
Rasional : Diharapkan klien dan keluarga dapat menghindari
makanan yang banyak mengandung garam.
3. Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwamereka
mampu untuk merubah kebiasaan yang kurang baik tersebut
yang didasari padea niat dan keinginan untuk merubah.
Rasional : Dengan diberi motivasi diharapkan klien dan
kelarga mau merubah sikapnya dari yang tidak sehat menjadi
sehat.
19
2.3.3.5 Ketidakmampuan menggunakan sumber pemanfaatan tanaman
obat keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan guna
dari tanaman obat keluarga.
1. Tujuan
Diharapkan klien dan keluarga mampu memanfaatkan
sumber tanaman obat keluarga.
2. Kriteria hasil
Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanaman obat yang
dapat membantu untuk pengobatan hipertensi.
Rencana Tindakan
1. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat Toga.
Rasional : Agar klien dan keluarga dapat memahami
manfaat Toga.
2. Beri penjelasan kepada klien keluarga macam dan jenis
tumbuhan/tanaman yang dapat membantu menurunkan
tekanan darah.
Rasional : Klien dan keluarga dapat mengetahui jenis
tanaman yang dapat menurunkan tekanan darah.
3. Anjurkan kepada kepada klien dan keluarga agar berusaha
memiliki tanaman obat keluarga.
Rasional : Dengan memiliki Toga sendiri klien dapat
mengkonsumsi tanaman obat tersebut kapan saja
diperlukan.
2.3.4 Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out
put) dan penilaian selalu berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat
meliputi penilaian input dan porses.
20
bahan.
2.3.4.3 Kecocokan (Apprioriatenes) dari tindakan keperawatan adalah
kesanggupan dari tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah.
2.3.4.4 Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan (Family
Healt Care, 1989: 97).
21
DAFTAR PUSTAKA
Patologi hipertensi Lab. SMF. Penyakit jantung. RSUD. Dr. Soetomo: 1997.
Surbaya
Prof. Dr. Moerdono. 1994. Masalah hipertensi: Penerbit Bhrata Karya Aksara.
Jakarta.
22