Vous êtes sur la page 1sur 28

SEMI KONDUKTOR

Disusun Oleh:
Nama : Abdi Anwar Tsany
Nim : 16 1331 021

JURUSAN TEKNIK MESIN D3


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat mengerjakan dan menyelesaikan
penyusunan makalah ini, meskipun disadari sepenuhnya makalah ini masih
banyak kekurangannya.
Penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
elektronika & system kontrol untuk mengetahui lebih lanjut tentang ilmu bahan
khususnya bahan Semikonduktor.
Dalam penulisan makalah Semikonduktor ini banyak yang telah
membantu penyusun, baik saat membahas materi makalah, sebelum penyusunan,
maupun selama penyusunan, sehingga makalah semikonduktor ini dapat
terealisasikan.
Tidak ada kalimat yang pantas kami ucapkan kepada semua pihak yang
telah membantu penyusun dalam menyelesaikan tugas makalah Semikonduktor
ini selain ucapan terima kasih.
Tiada yang sempurna di dunia ini selain Allah SWT, dan penyusun
menyadari bahwa masih banyak kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah
Semikonduktor.Untuk itu penyusun mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca. Penyusun berharap tugas makalah semikonduktor ini
dapat bermanfaat bagi penyusun pribadi dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 05 November 2017


Penyusun,

Abdi Anwar Tsany

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1


1. Latar Belakang Masalah .................................................................................1
2. Rumusan Masalah ..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................3


1. Pengertian .......................................................................................................3
2. Susunan Atom Semikonduktor ......................................................................4
3. Proses Semikonduktor....................................................................................5
4. Bahan Semikonduktor ....................................................................................6
5. Cara Kerja Semikonduktor .............................................................................8
6. Pengelompokan Semikonduktor ....................................................................11
7. Alat Semikonduktor .......................................................................................15

BAB III PENUTUP ...................................................................................................21


1. Kesimpulan ....................................................................................................21
2. Penutup...........................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................23

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur 2 dimensi struktur kristal silikon ......................... 4


Gambar 2 Diagram doping semikonduktor ........................................ 5
Gambar 3 Struktur stom semikonduktor tipe-n .................................. 14
Gambar 4 Struktur stom semikonduktor tipe-p .................................. 15
Gambar 5 Simbol sambungan p-n ...................................................... 17
Gambar 6 Forward bias...................................................................... 17
Gambar 7 Transistor trought-hole ...................................................... 18
Gambar 8 Transistor NPN dan PNP ................................................... 19

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Macam-macam semikonduktor ............................................ 7


Tabel 2 Energi ionisasi ...................................................................... 12

v
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Di era globalisasi saat ini ditandai dengan banyaknya manusia
memenfaatkan peralatan modern yang berbasiskan komputer atau elektronik
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Adanya kemudahan
kemudahan peralatan yang semakin canggih merupakan sumbangan yang
banyak dan tak ternilai dari kemajuan teknologi peralatan yang menggunakan
komponen elektronika.

Banyak orang yang bekerja di bidang industri dan kependidikan teknik


khususnya kelistrikan atau elektro, misalnya teknisi, instalatir, jaringan dan
tenaga listrik. Mereka sebaiknya harus memiliki pengetahuan yang luas
tentang ilmu daripada bahan-bahan yang berhubungan dengan profesinya
masing masing. Mempunyai pengetahuan mengenai asal bahan, jenis-jenis
bahan, fungsi bahan, dan sifat-sifat dari bahan adalah sangat penting dimiliki
bagi mereka yang bekerja di bidang industri dan kependidikan teknik. Kita
sebagai mahasiswa juga harus lebih tahu tentang uraian diatas serta
bagaimana struktur bahan, proses kinerja bahan agar mampu menguasai
pengetahuan tersebut, berfikir secara kritis dan mengembangkannya dalam
mata kuliah maupun di luar jam kuliah.

Dengan pengetahuan tersebut mereka tahu bagaimana memperlakukan


bahan-bahan yang mereka gunakan dengan sebagaimana mestinya atau
memanfaatkan bahan bahan. Menghindari penggunaan yang berbahaya hal
utama yang perlu diperhatikan atau dilakukan demi keamanan dalam bekerja.
Mereka mengerti bahan apa yang harus dipakai untuk suatu maksud tertentu,
dapat mencari alternatif bahan pengganti yang efisien, fungsioner, segi
ekonomis dan sebagainya.

1
Dalam mata kuliah ilmu bahan listrik di jurusan pendidikan teknik elektro
kita juga lebih memperhatikan hal keamanan tersebut karena dalam
pembelajaran maupun praktikum kelistrikan, listrik tidak dapat kita lihat
dengan mata kita.

Secara khusus kami menghambil salah satu jenis bahan yaitu bahan
Semikonduktor untuk pembahasan dan penyusunan karena dalam perkuliahan
tentang kelistrikan akan banyak di jumpai pembahasan komponen
komponen elektronika yang bersifat semikonduktor dalam skala jumlah arus
yang kecil maupun besar.

2. Rumusan masalah

Uraian rumusan masalah tentang Semikonduktor yang dapat penulis batasi


meliputi:

A. Apa yang dimaksud dengan semikonduktor.


B. Bagaimana struktur atom semikonduktor.
C. Proses dan cara kerja bahan tersebut.
D. Bagaimana pengelompokan bahan semikonduktor.
E. Macam macam semikonduktor dan penggunaannya.
F. Manfaat dan aplikasi bahan semikonduktor dalam bidang kelistrikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN
a. Pengertian Umum
Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan
konduktor murni. Bahan ini sifatnya berada diantara insulator dan
konduktor. Bahan bahan logam seperti tembaga, besi, timah disebut
sebagai konduktor yang baik sebab logam memiliki susunan atom yang
sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak bebas.

b. Pengertian Khusus
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang
berada di antara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat
sebagai insulator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada
temperatur ruangan besifat sebagai konduktor (K. Muller 1986).

Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk


menghantarkan arus listrik. Jika suatu beda potensial listrik ditempatkan
pada ujung-ujung sebuah konduktor, muatan-muatan bergeraknya akan
berpindah, menghasilkan arus listrik. Konduktivitas listrik didefinsikan
sebagai ratio dari rapat arus terhadap kuat medan listrik :

Pada beberapa jenis bahan dimungkinkan terdapat konduktivitas


listrik yang anisotropik. Lawan dari konduktivitas listrik adalah resistivitas
listrik atau biasa disebut sebagai resistivitas saja, yaitu ;

3
Insulator adalah materi yang dapat mencegah penghantaran panas,
ataupun muatan listrik. Lawan dari insulator, adalah konduktor, yaitu materi
yang dapat menghantar panas Untuk sejenis polimer,silikon.

2. SUSUNAN ATOM SEMIKONDUKTOR


Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah Silicon
(Si), Germanium (Ge) dan Galium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu
adalah bahan satu-satunya yang dikenal untuk membuat komponen
semikonduktor. Namun belakangan, silikon menjadi popular setelah
ditemukan cara mengekstrak bahan ini dari alam. Silikon merupakan bahan
terbanyak ke dua yang ada dibumi setelah oksigen (O2).
Struktur atom kristal silikon, satu inti atom (nucleus) masing-masing
memiliki 4 elektron valensi. Ikatan inti atom yang stabil adalah jika
dikelilingi oleh 8 elektron, sehingga 4 buah elektron atom kristal tersebut
membentuk ikatan kovalen dengan ion-ion atom tetangganya. Pada suhu yang
sangat rendah (0K). Struktur atom silikon divisualisasikan seperti pada
gambar berikut.

gb 1.struktur dua dimensi kristal Silikon.

Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti
atom ke inti atom yang lain. Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor
bersifat isolator karena tidak ada elektron yang dapat berpindah untuk
menghantarkan listrik. Pada suhu kamar, ada beberapa ikatan kovalen yang

4
lepas karena energi panas, sehingga memungkinkan elektron terlepas dari
ikatannya. Namun hanya beberapa jumlah kecil yang dapat terlepas, sehingga
tidak memungkinkan untuk menjadi konduktor yang baik.
Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa itu
mencoba memberikan doping pada bahan semikonduktor ini. Pemberian
doping dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam
jumlah lebih banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat
menghantarkan listrik.

3. PROSES SEMIKONDUKTOR
Doping semikonduktor

gb 2. diagram doping semikonduktor.


Distribusi Fermi-Dirac sebagai dasar struktur pita dalam semikonduktor.

Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik


adalah sifat elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol
dengan menambah sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidakmurnian ini
disebut dopant.
Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan
konduktivitasnya dengan faktor lebih besar dari satu milyar. Dalam sirkuit
terpadu modern, misalnya, polycrystalline silicon didop-berat seringkali
digunakan sebagai pengganti logam (J.G. Bednarz 1986).
Doping dalam produksi semikonduktor, doping menunjuk ke proses
yang bertujuan menambah ketidakmurnian (impuritya) kepada semikonduktor

5
sangat murni (juga disebut intrinsik) dalam rangka mengubah sifat listriknya.
Ketidakmurnian ini tergantung dari jenis semikonduktor. Pemberian doping
dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih
banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat mengahantarkan listrik.

Beberapa dopant biasanya ditambahkan ketika boule ditumbuhkan,


memberikan setiap wafer doping awal yang hampir seragam. Untuk
membedakan unsur sirkuit, wilayah terpilih (biasanya dikontrol oleh
photolithografi) didop lebih lanjut dengan Proses difusi atau implantasi ion,
metode kedua lebih populer dalam produksi skala besar karena kemudahan
pengontrolannya.

Jumlah atom dopant yang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah


perbedaan dalam kemampuan sebuah semikonduktor sangat kecil. Bila
sejumlah kecil atom dopant ditambahkan (dalam order 1 setiap 100.000.000
atom), doping ini disebut rendah atau ringan. Ketika lebih banyak atom
dopant ditambahkan (dalam order 10.000) doping ini disebut sebagai berat
atau tinggi. Hal ini ditunjukkan sebagai n+ untuk dopant tipe-n atau p+ untuk
doping tipe-p.

4. BAHAN SEMIKONDUKTOR
a. Persiapan Bahan semikonduktor

Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi dan


handal diperlukan untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia yang
diperlukan sangat tinggi karena adanya ketidaksempurnaan, bahkan dalam
proporsi sangat kecil dapat memiliki efek besar pada properti dari material.
Kristal dengan tingkat kesempurnaan yang tinggi juga diperlukan, karena
kesalahan dalam struktur kristal (seperti dislokasi, kembaran, dan retak
tumpukan) menganggu properti semikonduktivitas dari material. Retakan
kristal merupakan penyebab utama rusaknya perangkat semikonduktor.
Semakin besar kristal, semakin sulit mencapai kesempurnaan yang

6
diperlukan. Proses produksi massa saat ini menggunakan ingot (bahan
dasar) kristal dengan diameter antara empat hingga dua belas inci (300 mm)
yang ditumbuhkan sebagai silinder kemudian diiris menjadi wafer.

Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan kesempurnaan


struktur kristal untuk membuat perangkat semikonduktor, metode khusus
telah dikembangkan untuk memproduksi bahan semikonduktor awal.
Sebuah teknik untuk mencapai kemurnian tinggi termasuk pertumbuhan
kristal menggunakan proses Czochralski. Langkah tambahan yang dapat
digunakan untuk lebih meningkatkan kemurnian dikenal sebagai perbaikan
zona. Dalam perbaikan zona, sebagian dari kristal padat dicairkan. Impuritas
cenderung berkonsentrasi di daerah yang dicairkan, sedangkan material
yang diinginkan mengkristal kembali sehingga menghasilkan bahan lebih
murni dan kristal dengan lebih sedikit kesalahan.

Dalam pembuatan perangkat semikonduktor yang melibatkan


heterojunction antara bahan-bahan semikonduktor yang berbeda, konstanta
kisi, yaitu panjang dari struktur kristal yang berulang, penting untuk
menentukan kompatibilitas antar bahan.

b. Macam macam Semikonduktor dan Penggunaannya

Tabel 1. Macam-macam semikonduktor

No Nama SemiKonduktor Penggunaannya


1 Barium Titinate (Ba Ti) Termistor (PTC)
2 Bismut Telurida (Bi2 Te3) Konversi termo elektrik
3 Cadmium sulfide (Cd S) Sel Fotokonduktif
4 Gallium arsenide (Ga As) Dioda, transistor, laser, led,
generator gelombang
Mikro
5 Germanium (Ge) Diode, transistor

7
6 Indium antimonida (In Sb) Magnetoresistor, piezoresistor,
detektor
radiasi inframerah
7 Indium arsenida (In As) Piezoresistor
8 Silikon (Si) Diode, transistor, IC
9 Silikon Carbida (Si Cb) Varistor
10 Seng Sulfida (Zn S) Perangkat penerangan elektro
11 Germanium Silikon (Ge Si) Pembangkitan termoelektrik
12 Selenium (Se) Rectifier
13 Aluminium Stibium (Al Sb) Diode penerangan
14 Gallium pospor (Ga P) Diode penerangan
15 Indium pospor (In P) Filter inframerah
16 Tembaga Oksida Rectifier
17 Plumbun Sulfur (Pb S) Foto sel
18 Plumbun Selenium (Pb Se) Foto sel
19 Indium Stibium (In Sb) Detektor inframerah, filter
inframerah,
generator Hall

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Si dan nomor atom 14. Merupakan unsur terbanyak kedua di bumi.
Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini ditemukan
oleh (Jons Jakob Berzelius 1923) silikon hampir 25.7% mengikut berat.
Biasanya dalam bentuk silikon dioksida (silika) dan silikat. Silikon sering
digunakan untuk membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan
untuk mengisi bagian tubuh pasien dalam bentuk silikon.

5. CARA KERJA SEMIKONDUKTOR

Dalam kinerja semikonduktor kami mengambil transistor sebagai


contoh dari cara kerja semikonduktor. Pada dasarnya, transistor dan tabung

8
vakum memiliki fungsi yang serupa; keduanya mengatur jumlah aliran arus
listrik.

Untuk mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi


air murni. Jika sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan
tegangan DC tepat dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air berubah
menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada arus mengalir karena air
tidak memiliki pembawa muatan (charge carriers). Sehingga, air murni
dianggap sebagai isolator. Jika sedikit garam dapur dimasukan ke dalamnya,
konduksi arus akan mulai mengalir, karena sejumlah pembawa muatan
bebas (mobile carriers, ion) terbentuk. Menaikan konsentrasi garam akan
meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam dapur sendiri adalah
non-konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas.

Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit


pencemar ditambahkan, seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang
dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak
mengacaukan tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan electron
bebas dan hasilnya memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini
karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya, sedangkan Silikon
hanya 4. Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan
(oleh kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon
tipe-n (n untuk negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang
bermuatan negatif) telah terbentuk.

Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat
semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron di orbit
paling luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole,
pembawa muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.

Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan


oleh emisi thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat

9
filamen. Karena itu, tabung hampa tidak bisa membuat pembawa muatan
positif (hole).

Dapat disimak bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan


saling tolak menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-
pembawa muatan ini akan terdistribusi secara merata di dalam materi
semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode
junction) dimana sebuah semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor
tipe-n dibuat dalam satu keping silikon, pembawa-pembawa muatan ini
cenderung berpindah ke arah sambungan P-N tersebut (perbatasan antara
semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang
berlawanan dari seberangnya.

Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan


konduktivitas dari materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon
tetap dipertahankan. Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter
memiliki jumlah doping yang lebih besar dibandingkan dengan terminal
basis. Rasio perbandingan antara doping emiter dan basis adalah satu dari
banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari
transistor tersebut.

Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat


kecil, dalam ukuran satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci
dalam keberhasilan semikonduktor. Dalam sebuah metal, populasi pembawa
muatan adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan untuk setiap atom.
Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi isolator, pembawa muatan
harus disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam metal,
tegangan ini sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu
menghancurkannya. Namun, dalam sebuah semikonduktor hanya ada satu
pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan yang
diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalam sejumlah besar
semikonduktor dapat dicapai dengan mudah. Dengan kata lain, listrik di

10
dalam metal adalah inkompresible (tidak bisa dimampatkan), seperti fluida.
Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang bisa
dimampatkan. Semikonduktor dengan doping dapat dirubah menjadi
isolator, sedangkan metal tidak.

Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa


muatan, yaitu elektron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar
adalah aksi kegiatan dari pembawa muatan tersebut untuk menyebrangi
daerah depletion zone. Depletion zone ini terbentuk karena transistor
tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh tegangan yang diberikan di
antara basis dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh dua
diode yang disambungkan, sebuah transistor sendiri tidak bisa dibuat
dengan menyambungkan dua diode. Untuk membuat transistor, bagian-
bagiannya harus dibuat dari sepotong kristal silikon, dengan sebuah daerah
basis yang sangat tipis.

6. PENGELOMPOKAN SEMIKONDUKTOR

Semikonduktor saat ini mempunyai peranan penting di bidang


elektronika dan penggunaannya tidak terbatas pada arus lemah. Hal penting
dalam semi konduktor adalah memahami susunan pita dan atom konduksi
elektroniknya baik pada bahan konduktor maupun pada semi konduktor. Pada
bahan tersebut terdapat pita konduksi maupun pita valensi, dimana kedua pita
tersebut saling menumpuk, dan pada isolator jarak keduanya cukup jauh.
Pada semi konduktor jarak keduanya tidak terlalu jauh dan ini memungkinkan
terjadinya tumpang tindih jika dipengaruhi : panas, medan magnet, dan
tegangan yang cukup tinggi. Perbandingan jarak kedua pita disebut celah
energi.
Berbagai penelitian celah energi pada intan 6 ev dan intan merupakan
bahan isolator dengan resistivitas tinggi, sedangkan bahan semikonduktor
mempunyai celah energi lebih sempit daripada isolator 0,12 5,3 ev seperti
Si sebagai salah satu bahan semikonduktor dengan celah energi 1,1 ev.

11
Berdasarkan lebar dan sempitnya celah energi dari bahan-bahan intan,
semikonduktor, konduktor terlihat bahwa untuk menjadikan bahan
semikonduktor agar menghantar listrik diperlukan energi yang tidak besar.
Silikon dan germanium murni disebut semi konduktor intrinsik jika belum
mendapatkan bahan tambahan, sedangkan yang sudah mendapatkan bahan
tambahan disebut ekstrinsik. Bahan tambahan yang dimaksud arsenikum (As)
atau boron (B). Bahan semikonduktor yang mendapatkan tambahan As akan
menjadi semi konduktor jenis N, sedangkan yang mendapatkan tambahan B
akan menjadi semi konduktor jenis P.
Beberapa bahan tambahan untuk semikonduktor dapat dilihat pada tabel
Enegi Ionisasi di bawah ini ;
Tabel 2. Energi Ionisasi
Bahan Pengotoran Si (ev) Ge (ev)
(Tipe N)
Pospor 0,044 0,012
Arsen 0,049 0,013
Antimon 0,039 0,010

Bahan Pengotoran Si (ev) Ge (ev)


(Tipe P)
Boron 0,045 0,010
Aluminium 0,057 0,010
Gallium 0,065 0,011
Indium 0,16 0,011

12
Semikonduktor dikelompokkan menjadi dua yaitu ;

a. Semikonduktor Intrinsik

Semikonduktor intrinsik adalah semikonduktor yang belum disisipkan


atom-atom lain (atom pengotor). Untuk menjadikan pita valensi bertumpang
tindih dengan pita konduksi diantaranya diperlukan medan. Sebagai contoh :
Si mempunyai celah energi 1 ev. Ini diperkirakan beda energi antara dua inti
ion yang terdekat dengan jarak 1A0 10 10 m . Maka dari itu diperlukan

gradien medan 1V / 10 10 m untuk menggerakan elektron dari bagian atas


pita valensi ke bagian bawah pita konduksi. Namun gradien sebesar itu
kurang praktis. Kemungkinan lain untuk keadaan transisi yaitu tumpang
tindih kedua pita dapat diperoleh dengan pemanasan. Pada suhu kamar ada
juga beberapa elektron yang melintasi celah energi dan hal ini
menyebabkanterjadinya semi konduksi. Pada semikonduktor intrinsik,
konduksi tersebut disebabkan proses intrinsik dari bahan tanpa adanya
pengaruh tambahan. Kristal Si dan Ge murni adalah semikonduktor
intrinsik.

Elektron-elektron yang dikeluarkan dari bagian teratas pita valensi ke


bagian pita konduksi karena energi termal adalah penyeban konduksi.
Banyaknya elektron yang terkuat untuk bergerak melintasi celah energi
dapat dihitung dengan distribusi kemungkinan Fermi Dirac ;

P E ?
1
1? e E ? Ef / K .T
Dimana Ef : tingkat fermi, K : konstanta boltzman = 8,64.105 ev /0K, E-
Ef : Eg/2, Eg : besaran celah energi termal KT pada suhu kamar (0,026 ev).
Karena nilai 1 pada penyebut dapat diabaikan, maka persamaan di atas dapat
ditulis :

P(E) ? e(? Eg / 2KT )

13
Karena perpindahan elektron dari pita valensi, maka pada pita valensi
terjadi lubang di setiap tempat yang ditinggalkan elektron tersebut. Suatu
semi konduktor intrinsik mempunyai lubang yang sama pada pita valensi
dan elektron pada pita konduksi. Pada pemakaian elektron yang lari ke pita
konduksi dari pita valensi, misalnya karena panas dapat dipercepat
menggunakan keadaan kosong yang memungkinkan pada pita konduksi.
Pada waktu yang sama lubang pita valensi juga bergerak tetapi berlawanan
arah dengan gerakan elektron. Konduktivitas dari semi konduktor intrinsik
tergantung konsentrasi muatan pembawa tersebut yaitu ne dan nh.

b. Semikonduktor ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang sudah
dimasukkan sedikit ketidakmurnian (doping) atau pengotoran dari luar
(ekstraneous inqurities). Akibat doping ini maka hambatan jenis
semikonduktor mengalami penurunan Semikonduktor jenis ini terdiri dari
dua macam, yaitu tipe-N (pembawa muatan elektron) dan semikonduktor
tipe-P (pembawa muatan hole).

1) TIPE N

Misalnya pada bahan silikon diberi doping phosphorus atau


arsenic yang pentavalen yaitu bahan kristal dengan inti atom memiliki 5
elektron valensi. Dengan doping, Silikon yang tidak lagi murni ini
(impurity semiconductor) akan memiliki kelebihan elektron. Kelebihan
elektron membentuk semikonduktor tipe-n. Semikonduktor tipe-n
disebut juga donor yang siap melepaskan elektron.

14
gb 3. struktur stom semikonduktor type n.

2) TIPE P

Untuk mendapatkan silikon tipe-p, bahan dopingnya adalah bahan


trivalent yaitu unsur dengan ion yang memiliki 3 elektron pada pita
valensi. Karena ion silikon memiliki 4 elektron, dengan demikian ada
ikatan kovalen yang bolong (hole). Hole ini digambarkan sebagai
akseptor yang siap menerima elektron. Dengan demikian, kekurangan
elektron menyebabkan semikonduktor ini menjadi tipe-p.

gb 4. struktur stom semikonduktor type p.

7. ALAT SEMIKONDUKTOR
a. Alat Semikonduktor

Alat Semikonduktor atau semiconductor devices, adalah sejumlah


komponen elektronik yang menggunakan sifat-sifat materi semikonduktor,

15
yaitu Silikon, Germanium, dan Gallium Arsenide. Alat-alat semikonduktor
jaman sekarang telah menggantikan alat thermionik (seperti tabung hampa).
Alat-alat semikonduktor ini menggunakan konduksi elektronik dalam
bentuk padat (solid state), bukannya bentuk hampa (vacuum state) atau
bentuk gas (gaseous state). Alat-alat semikonduktor dapat ditemukan dalam
bentuk-bentuk dicrete (potongan) seperti transistor, diode, dll, atau dapat
juga ditemukan sebagai bentuk terintegrasi dalam jumlah yang sangat besar
(jutaan) dalam satu keping Silikon yang dinamakan Sirkuit terpadu (IC).
adapun jenis IC yang bertegangan tinggi (High Voltage IC) adalah IC
berdaya monolitik bertegangan tinggi dengan menggunakan struktur bebas-
pengancing dielektrik yang unik. Penggerak motor chip tunggal (single chip
motor driver), gate driver dan IC pencitraan ultrasound untuk aplikasi
industri, konsumen dan medis.

b. Dasar alat semikonduktor

Bila sebuah semikonduktor murni dan tidak ter"eksitasi" oleh sebuah


input seperti medan listrik dia mengijinkan hanya jumlah sangat kecil arus
listrik untuk berada dalam dirinya, dan ia merupakan sebuah insulator.
Alasan utama mengapa semikonduktor begitu berguna adalah konduktivitas
semikonduktor yang dapat dimanipulasi dengan menambahkan
ketidakmurnian (doping, dengan pemberian sebuah medan listrik, dikenai
cahaya, atau dengan cara lain. CCD, sebagai contoh, unit utama dalam
kamera digital, bergantung pada kenyataan bahwa konduktivitas
semikonduktor meningkat dengan terkenanya sinar. Operasi transistor
tergantung konduktivitas semikonduktor yang dapat ditingkatkan dengan
hadirnya sebuah medan listrik.

Konduksi arus dalam sebuah semikonduktor terjadi melalui elektron


yang dapat bergerak atau bebas dan lubang. Lubang bukan partikel asli;
dalam keadaan yang membutuhkan pengetahuan fisika semikonduktor untuk
dapat mengerti: sebuah lubang adalah ketiadaan sebuah elektron. Ketiadaan

16
ini, atau lubang ini, dapat diperlakukan sebagai muatan-positif yang
merupakan lawan dari elektron yang bermuatan-negatif. Untuk mudahnya
penjelasan "elektron bebas" disebut "elektron", tetapi harus dimengerti
bahwa mayoritas elektron dalam benda padat, tidak bebas, tidak
menyumbang kepada konduktivitas.

Bila sebuah kristal semikonduktor murni sempurna, tanpa


ketidakmurnian, dan ditaruh di suhu yang mendekati nol mutlak dengan
tanpa "eksitasi" (yaitu, medan listrik atau cahaya), dia tidak akan berisi
elektron bebas dan tidak ada lubang, dan oleh karena itu akan menjadi
sebuah insulator sempurna. Pada suhu ruangan, eksitasi panas memproduksi
beberapa elektron bebas dan lubang dalam pasangan-pasangan, tetapi
kebanyakan semikonduktor pada suhu ruangan adalah insulator untuk
kegunaan praktikum.

Sebagai contoh aplikasi Semikonduktor yaitu ; dioda dan transistor.

DIODA

Jika dua tipe bahan semikonduktor ini dilekatkanpakai lem


barangkali ya :), maka akan didapat sambungan P-N (p-n junction) yang
dikenal sebagai dioda. Pada pembuatannya memang material tipe P dan
tipe N bukan disambung secara harpiah, melainkan dari satu bahan
(monolithic) dengan memberi doping (impurity material) yang berbeda.

gb 5. simbol sambungan p-n

17
Jika diberi tegangan maju (forward bias), dimana tegangan sisi P
lebih besar dari sisi N, elektron dengan mudah dapat mengalir dari sisi N
mengisi kekosongan elektron (hole) di sisi P.

gb 6. forward bias.

Sebaliknya jika diberi tegangan balik (reverse bias), dapat


dipahami tidak ada elektron yang dapat mengalir dari sisi N mengisi hole
di sisi P, karena tegangan potensial di sisi N lebih tinggi. Dioda akan
hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja, sehingga dipakai untuk
aplikasi rangkaian penyearah (rectifier). Dioda, Zener, LED, dan Varactor.

Dioda Bertegangan Tinggi (High Voltage Diodes)

Menyediakan jajaran produk dioda daya yang serbaguna termasuk


tipe dioda kaca dengan keandalan yang tinggi, perangkat pelindung
tekanan tegangan (surge suppression) untuk melindungi peralatan
elektronik (terutama dalam aplikasi otomotif) dan jenis bertegangan tinggi
untuk pengoperasian tampilan pada frekuensi tinggi. Tersedia dalam
bentuk axial lead, press-fit dan paket pemasangan permukaan (surface
mount).

TRANSISTOR

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai


penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat
berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT)

18
atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang
sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.

GB 7. Transistor through-hole (dibandingkan dengan pita ukur sentimeter).

Transistor merupakan dioda dengan dua sambungan (junction).


Sambungan itu membentuk transistor PNP maupun NPN. Ujung-ujung
terminalnya berturut-turut disebut emitor, base dan kolektor. Base selalu
berada di tengah, di antara emitor dan kolektor. Transistor ini disebut
transistor bipolar, karena struktur dan prinsip kerjanya tergantung dari
perpindahan elektron di kutup negatif mengisi kekurangan elektron (hole)
di kutup positif. bi = 2 dan polar = kutup. (William Schockley pada
tahun 1951) adalah seseorang yang pertama kali menemukan transistor
bipolar.

GB 7.Transistor NPN dan PNP.

19
Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal. Tegangan atau arus
yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang
melalui 2 terminal lainnya. Transistor adalah komponen yang sangat
penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog,
transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog
melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil, dan penguat sinyal radio.
Dalam rangkaian rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian
rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori, dan komponen-
komponen lainnya.

Cara Kerja Transistor

Dari banyak tipe-tipe transistor modern, pada awalnya ada dua tipe
dasar transistor, bipolar junction transistor (BJT atau transistor bipolar)
dan field-effect transistor (FET), yang masing-masing bekerja secara
berbeda.

Transistor bipolar dinamakan demikian karena kanal konduksi


utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan: elektron dan
lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama harus
melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan
ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan
untuk mengatur aliran arus utama tersebut.

FET (juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu


jenis pembawa muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET).
Dalam FET, arus listrik utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit
dengan depletion zone di kedua sisinya (dibandingkan dengan transistor
bipolar dimana daerah Basis memotong arah arus listrik utama). Ketebalan
dari daerah perbatasan ini dapat dirubah dengan perubahan tegangan yang
diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal konduksi tersebut.

20
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Dari hasil presentasi pembahasan dan penyusunan makalah ini sekiranya
kami dapat menyimpulkan isi dari makalah ini yakni ;
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang
berada di antara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor pada
umumnya bersifat isulator (tidak menghantarkan arus listrik) pada suhu
mendekati 0, pada suhu kamar bersifat konduktor, makin tinggi suhunya
makin bersifat konduktor. Semikonduktor bisa diubah konduktivitasnya
dengan cara menyuntikkan menanbah atau mengurangi materi lain yang
bersifat konduktor atau isolator, sehingga semikonduktor memiliki resistansi.
Pemberian doping dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas
dalam jumlah lebih banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat
mengahantarkan listrik.
Semikonduktor intrinsik adalah semikonduktor yang belum disisipkan
atom-atom lain (atom pengotor).Semikonduktor ekstrinsik adalah
semikonduktor yang sudah dimasukkan sedikit ketidakmurnian (doping).
Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam bidang
elektronik adalah sifat elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara
terkontrol dengan menambah sejumlah kecil ketidakmurnian dan ini tidak
terbatas penggunaannya dalam arus lemah. Dalam sirkuit terpadu modern,
misalnya, polycrystalline silicon didop-berat seringkali digunakan sebagai
pengganti logam.

2. PENUTUP
Penyusunan yakin bahwa dalam melaksanakan tugas presentasi,
pembahasan maupun pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dan
kesalahan, untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan dan pembaca bersedia untuk saling bertukar pendapat demi

21
sempurnanya makalah ini.Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat baik
bagi kami maupun keluarga besar Jurusan Pendidikan Teknik Elektro dan semua
pembaca pada umumnya
Demikian makalah semikonduktor yang kami susun dari hasil presentasi,
pembahasan maupun didapat dari pustaka dunia tentang bahan semikonduktor
apabila dalam penyusunan dan penulisan ini ada salah ucapan bagi semua pihak
kami sangat mohon maaf. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

22
DAFTAR PUSTAKA

Priowirjanto Gatot. (2003) Ilmu Bahan Listrik 2. (http://ilmubahanlistrik/pdf)

Setiabudy Rudy. (2007) Material Teknik Listrik. Jakarta. Universitas Indonesia


(UI-Press)
Sumanto. (2005) Pengetahuan Bahan Mesin dan Listrik. Yogyakarta. Andi Offset

S Wasito. (1998) Pelajaran Elektronika 1A. Jakarta. Pusat Kursus Kursus

Zuhair. (2006) Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika. Yokyakarta.


SMK N 3 Yogyakarta
______(https://www.academia.edu/29303671/MAKALAH_semi_konduktor_didit
_new?auto=download)

______(http://semikonduktor/pengertian/alat/susunanatom/bahan/ppt/)

23

Vous aimerez peut-être aussi