Vous êtes sur la page 1sur 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit paget merupakan penyakit gangguan pada osteoklas dimana
osteoklas lebih aktif dibanding osteoblast, sehingga terjadi absorbsi tulang
yang berlebihan dan diikuti oleh pembentukan tulang baru yang juga
berlebihan oleh osteoblas. Tulang menjadi lebih besar dari normal, namun
struktur dalam tulangnya sangat kacau. Hal ini dapat menyebabkan nyeri
tulang, deformitas, dan kerapuhan tulang.
Sampai saat ini penyebab penyakit paget masih belum diketahui secara
pasti. Selain itu, penyakit paget juga mempunyai tanda dan gejala yang sangat
susah untuk diketahui sejak dini, karena tanda dan gejala awal yang muncul
sangat susah dibedakan dengan penyakit tulang lainnya. Sehingga sebagian
besar penderita penyakit ini mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit
paget secara pasti setelah adanya pemeriksaan-pemeriksaan yang mendukung
untuk penyakit ini. Oleh sebab itu, diperlukan pembelajaran yang lebih lanjut
dalam memahami penyakit paget ini.

1.2 Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut:

1.2.1 Tujuan Umum


Memahami Asuhan Keperawatan pada Pasien Osteitis deformans

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Agar mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang konsep
dasar penyakit Osteitis deformans.

1
2. Agar mahasiswa mampu memahami dan mengerti tentang asuhan
keperawatan pada pasien Osteitis deformans .

1.3 Manfaat Penulisan


1. Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Menambah literatur tentang penelitian, sehingga dapat menambah
pengetahuan bagi mahasiswa dalam institusi
2. Manfaat bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan digunakan sebagai masukan sebagai dasar
pertimbangan bagi masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Penyakit


2.1.1 Definisi
Osteitis deformans adalah suatu penyakit metabolisme pada tulang,
dimana tulang tumbuh secara tidak normal, menjadi lebih besar dan lunak.
Osteitis deformans adalah gangguan tulang yang ditandai oleh pola
remodeling tulang yang dipercepat.

2.1.2 Etiologi
Osteitis deformans /paget disease dapat disebabkan oleh infeksi
virus ( paramyxoviruses ) disamping faktor genetik. Penyakit ini jarang di
diagnosis/ditemukan menyerang pada orang dibawah umur 40 tahun. Laki-
laki dan perempuan sama-sama terpengaruh.

2.1.3 Patofisiologi
Kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa mereka memiliki penyakit
ini. Kasus yang ringan seringkali hanya menunjukkan sedikit gejala.Gejala
yang paling sering ditemukan adalah nyeri tulang.Nyeri terpusat di daerah
dekat persendian tulang.Biasanya nyeri tidak berhubungan dengan berat
ringannya aktivitas penderita.
Penyakit ini biasanya menyerang 1 atau 2 tulang, kadang hanya sebagian
kecil tulang yang terkena.Paling sering menyerang tulang panjang Dalam
keadaan normal, sel-sel yang menghancurkan tulang tua (osteoklas) dan sel-
sel yang membentuk tulang baru (osteoblas) bekerja seimbang untuk
mempertahankan struktur dan integritas tulang.
Pada penyakit Paget, aktivitas osteoblas dan osteoklas di beberapa daerah
tulang menjadi berlebihan dan tingkat pergantian pada daerah inipun
meningkat dengan sangat hebat. Daerah tersebut akan membesar tapi

3
strukturnya menjadi tidak normal dan menjadi lebih lemah daripada daerah
yang normal. Jika yang terkena adalah tulang tengkorak, maka kepala tampak
membesar dan kening terlihat lebih menonjol. Pembesaran tulang tengkorak
dapat menyebabkan :
1. Ketulian karena rusaknya telinga sebelah dalam ( koklea )
2. Sakit kepala karena penekanan saraf
3. Penonjolan vena di kuit kepala karena adanya peningkatan aliran darah
ke kepala
4. Gigi mulai goyah dan tanggal.
5. saraf yang menuju ke mata mungkin akan terpengaruh, menyebabkan
beberapa kehilangan visual

Jika yang terkena adalah tulang belakang, maka keluhan utamanya adalah
nyeri punggung bagian bawah.Kanalis spinalis menjadi sempit (keadaan ini
disebut sebagaistenosis spinalis) dan bisa menyebabkan mati rasa atau
lumpuh.
Patah tulang kompresi pada tulang belakang bisa menyebabkan tulang
belakang melengkung.Tulang belakang bisa membesar, menjadi lemah dan
melengkung, sehingga tinggi badan berkurang.
Pada anggota gerak (terutama tungkai yang menyangga berat badan),
tulang mudah mengalami patah, dengan masa penyembuhan yang lebih lama
dan mulai melengkung atau mengalami kelainan bentuk.Kaki menjadi
bengkok dan langkah menjadi pendek dan sedikit goyah.Kerusakan pada
tulang rawan sendi bisa menyebabkan terjadinya artritis.

4
2.1.4 Manifestasi Klinis
Gejala yang paling sering ditemukan yaitu:

1. Nyeri tulang
2. Nyeri terpusat di daerah dekat persendian tulang. Biasanya nyeri tidak
berhubungan dengan berat ringannya aktivitas penderita.

2.1.5 Pemeriksaan Penunjang


1. Radiologis
Tampilan dari radiologis sangatlah karakteristik untuk penyakit paget,
sehingga diagnosis jarang meragukan. Saat fase resorpsi tampak daerah
osteolisis yang terlokalisasi; gambaran yang paling khas adalah gambaran
seperti api yang memanjang sepanjang diafisis dari tulang (flame shaped
lesion atau blade of grass), atau bercak osteoporosis berbatas tegas di
tulang tengkorak (osteoporosis circumscripta). Kemudian tulang menjadi
menebal dan sklerotik dengan gambaran trabekula yang kasar.

2. CT-Scan dan MRI


CT-Scan dan MRI tidak diperlukan dalam penegakan diagnosis penyakit
paget, namun keduanya sangat berguna untuk mengevaluasi komplikasi
penyakit paget, seperti degenerasi ganas, kelainan artikular, dan
keterlibatan tulang belakang dengan gangguan neurologis.
Kelainan pada sendi membutuhkan CT-Scan atau MRI untuk
menggambarkan sejauh mana komplikasi sendi yang terjadi. CT-Scan dan
MRI juga berguna untukmendiagnosa dan mengevaluasi komplikasi
neurologis seperti invaginasi basilar,kompresi medulla spinalis, atau
hydrocephalus. Stenosis spinal dan keterlibatan vertebra paling baik di
evaluasi menggunakan CT-Scan atau MRI CT-Scan memberikan
visualisasi yang lebih baik untuk tulang dan fossa posterior, sedangkan
MRI memberikan gambaran yang lebih detil untuki otak, medulla spinalis,
cauda equina, dan jaringan lunak. Oleh karena itu, perubahan neoplastik

5
seperti sarcoma paget dan penyebarannya lebih baik dievaluasi
menggunakan MRI

3. Investigasi Biokimia
Kadar serum kalsium dan fosfat biasanya normal, namun pasien yang
imobilisasi dapat mengalami hiperkalsemia. Test rutin yang paling
berguna untuk mendiagnosa penyakit paget adalah penilaian konsentrasi
serum alkaline phospatase (merefleksikan aktifitas osteoblas dan
menunjukkan tingkat keparahan penyakit), dan kadar hydroxyproline di
urine selama 24 jam (berkorelasi dengan proses resoprsi tulang).

4. Bone Scan
Pemindaian tulang adalah alat bantu diagnostik yang sangat sensitif untuk
mengevaluasi sejauh mana lesi tulang yang terkena penyakit paget. Namun
pemindaian tulang kurang spesifik daripada foto radiologis polos,
sehingga perubahan yang dideteksi pada skintigrafi harus dikonfirmasi
oleh adanya perubahan pada minimal satu tempat pada tulang dengan foto
radiologis polos.

2.1.6 Penatalaksanaan
Biasanya, tak ada tindakan yang dianjurkan bagi pasien tanpa gejala. Nyeri
biasanya berespon dengan pemberian NSAID. Biphosphonate adalah obat
antiresorptive yang paling banyak digunakan dan saat ini dianggap sebagai
pilihan utama untuk terapi penyakit paget. Banyak klinis yang merasa
aminobiphosphonates seperti pamidronate, risedronate, dan zoledronic acid
lebih baik daripada jenis biphosphonate yang lama seperti etidronate dan
tiludronate karena aminobiphosphonates lebih efektif dalam mengurangi bone
turnover. Biphosphonate dapat diberikan secara oral maupun secara
intravena.
Kalsitonin, suatu hormon polipeptid dapat memeperlambat resorbsi
tulangdengan menurunkan jumlah dan ketersediaan osteoklas. Terapi

6
kalsitonin memungkinkan remodelling tulang pagetik abnormal menjadi
tulang lamelar normal, mengurangi nyeri tulang dan membantu mengurangi
komplikasi neurologis dan biokimia. Kalsitonin diberikan secara subkutan.
Efek samping berupa aliran panas pada wajah dan mual dapat diatasi dengan
memakai obat sebelum tidur atau bersama dengan antihistamin. Efek ini
cenderung kurang bersama dengan waktu. Terapi kalsitonin dilanjutkan untuk
3 bulan.
Disodium Etidronat (EHDP), suatu senyawa difosfat, menghasilkan
pengurangan pergantian tulangcepat dan mengurangi nyeri. Juga menurunkan
peningkatan fosfatase alkali serum dan kadar hidroksiprolin urine. Makanan
dapat menghambat penyerapannya. Efek samping mual, kram perut dan diare
dapat terjadi dan dapat dikurangi dengan menurunkan dosis. Dosis tinggi
dapat mencegah penyembuhan fraktur dan dapat berperan terjadinya
osteomalasia. Kalsitonin dan EHDP dapat dikombinasikan dan diberikan
kepada pasien dengan penyakit yang sangat aktif.
Plikamisin (Mithrachin), suatu antibiotik sitotoksik, dicadangkan bagi
pasien berat dengan gangguan neurologis atau bagi mereka yang resisten
terhadap terapi yang lain. Obat ini memiliki efek dramatik pada pengurangan
nyeri dan pada kalsium serum, alkali fosfatase dan kadar hidroksiprolin urine.
Diberikan secara infus intra vena dan perlu pemantauan fungsi hepar, ginjal
dan sumsum tulang selama terapi.
Fraktur ditangani sesuai lokasinya. Penyembuhan dapat terjadi bila
reduksi, imobilisai dan stabilitasnya memadai. Tidak adanya penyatuan
fraktur leher femur perlu ditangani dengan pemasangan dengan
endoprostesis.
Kehilangan pendengaran ditangani dengan alat bantu dengar dan teknik
komunikasi dilakukan pada orang yang menderita gangguan pendengaran
(mis. Membaca bibir, bahasa tubuh).
Biasanya operasi Orthopedi dilakukan jika ada salah satu komplikasi berikut :
1. Osteoarthritis yang menyebabkan nyeri
2. Fraktur pada tulang panjang

7
3. Deformitas berat
4. Nerve entrapment
5. Spinal stenosis
6. Osteosarcoma yang dapat didiagnosis dini

2.1.7 Komplikasi
1. Fraktur
2. Gagal jantung dapat terjadi karena tingginya kebutuhan aliran darah pada
tulang yang mengalami remodelling (gagal jantung high-output)
3. Gagal napas dapat terjadi apabila tulang toraks terkena dan mengalami
deformitas
4. Penyakit paget merupakan salah satu faktor resiko terjadinya sarkoma
(kanker tulang), mungkin hal ini berkaitan dengan tingginya kecepatan
siklus sel yang terjadi pada penyakit ini.
5. Komplikasi neurologis:kompresi saraf kranial, tuli konduktif (karena
osifikasi tendon stapedius/kompresi N.VIII) dan stenosis spinal.

2.1.8 Pengobatan
Pada kasus yang ringan, untuk mengurangi nyeri bisa diberikan
aspirin atau ibuprofen. Jika menyerang tungkai anjurkan untukmenggunakan
tongkat penyangga dan sedapat mungkin menghindari jatuh atau kecelakaan
yang bisa menyebabkan terjadinya patah tulang.Dua jenis obat yang biasanya
diberikan kepada penderita penyakit Paget:
1. Biphosphonat:obat untuk mengurangi reabsorpsi (penyerapan kembali)
tulang. Terdapat 5 jenis obat, 4 dalam bentuk tablet dan dalam bentuk
infus intravena. Bersamaan dengan pemberian obat ini biasanya juga
diberikan tambahan kalsium. Efek samping yang mungkin timbul adalah
mencret dan mual.Pengobatan dilakukan selama 6 bulan.

2. Calsitonin diberikan dalam bentuk suntikan harian atau semprot hidung.


Jika gejala sudah mereda, maka dosis obat diturunkan. Jika obat langsung

8
dihentikan, bisa terjadi kekambuhan. Sebanyak 20% penderita yang
menggunakan obat suntikan bisa mengalami efek samping berupa mual,
wajah kemerahan dan beser.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian
a. Identitas klien
Identitas klien meliputi biodata umum klien (nama, alamat, umur, jenis
kelamin, dan lain-lain), ras/suku bangsa, berat badan, dan faktor
lingkunagan ( pekerja berat )
b. Keluhan Utama
Adanya nyeri yang timbul pada daerah yang terkena. Nyeri bertambah jika
melakukan aktivitas atau bergerak. Terjadi penurunan tinggi badan dan
adanya deformitas pada daerah yang terkena. Rasa sakit tulang punggung
(bagian bawah), leher, dan pinggang, berat badan menurun.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
e. Riwayat Psikososial
f. Pola Nutrisi
Kurangnya asupan kalsium adanya riwayat perokok dan riwayat
mengkonsumsi alkohol serta riwayat minum minuman yang juga
bersoda.
g. Ativitas/istirahat
Keterbatasan/kehilangan fungsi pada bagian yang terkena, nyeri (mungkin
segera atau terjadi secara sekunder dari pembengkakan jaringan)
h. Sirkulasi
Hipertensi (kadang-kadang terlihat sebagai respon terhadap nyeri
/ansietas),pembengkakan jaringan atau massa, hematoma, pada sisi cedera,
kadang muncul keluhan sakit kepala

9
i. Neuro sensori
Deformitas, kesemutan, kelemahan atau hilang fungsi, hilang
gerakan/sensasi, spasme otot, terjadi penekanan saraf cranial dan kanalis
spinalis

2.2.2 Diagnosa yang mungkin muncul


1. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan pada tulang.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan deformitas tulang.
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri pada tulang.
4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan terhadap penyakit.
5. Resiko tinggi cidera berhubungan dengan abnormalitas tulang.

2.2.3 Intervensi Keperawatan


No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Nyeri akut Pain Level, Pain
berhubungan dengan Pain control Management
pembengkakan pada Comfort level Lakukan
tulang. pengkajian nyeri
Kriteria Hasil : secara
Batasan Mampu komprehensif
Karakteristik : mengontrol nyeri termasuk lokasi,
Perubahan selera (tahu penyebab karakteristik,
makan nyeri, mampu durasi frekuensi,
Perubahan tekanan menggunakan kualitas dan
darah tehnik faktor presipitasi
Perubahan nonfarmakologi Observasi reaksi
frekwensi jantung untuk mengurangi nonverbal dan
Perubahan nyeri, mencari ketidaknyamanan
frekwensi bantuan) Gunakan teknik

10
pernapasan Melaporkan komunikasi
Laporan isyarat bahwa nyeri terapeutik untuk
Diaforesis berkurang dengan mengetahui
Perilaku distraksi menggunakan pengalaman nyeri
(mis,berjaIan manajemen nyeri pasien
mondar-mandir Mampu Kaji kultur yang
mencari orang lain mengenali nyeri mempengaruhi
dan atau aktivitas (skala, intensitas, respon nyeri
lain, aktivitas yang frekuensi dan Evaluasi
berulang) tanda nyeri) pengalaman nyeri
Mengekspresikan Menyatakan rasa masa lampau
perilaku (mis, nyaman setelah Evaluasi bersama
gelisah, merengek, nyeri berkurang pasien dan tim
menangis) kesehatan lain
Masker wajah (mis, tentang
mata kurang ketidakefektifan
bercahaya, tampak kontrol nyeri
kacau, gerakan masa Iampau
mata berpencar Bantu pasien dan
atau tetap pada satu keluarga untuk
fokus meringis) mencari dan
Sikap melindungi menemukan
area nyeri dukungan
Fokus menyempit Kontrol
(mis, gangguan lingkungan yang
persepsi nyeri, dapat
hambatan proses mempengaruhi
berfikir, penurunan nyeri seperti suhu
interaksi dengan ruangan,
orang dan pencahayaan dan

11
lingkungan) kebisingan
Indikasi nyeri yang Kurangi faktor
dapat diamati presipitasi nyeri
Perubahan posisi Pilih dan lakukan
untuk menghindari penanganan nyeri
nyeri (farmakologi, non
Sikap tubuh farmakologi dan
melindungi inter personal)
Dilatasi pupil Kaji tipe dan
Melaporkan nyeri sumber nyeri
secara verbal untuk
Gangguan tidur menentukan
intervensi
Faktor Yang Ajarkan tentang
Berhubungan : teknik non
Agen cedera (mis, farmakologi
biologis, zat kimia, Berikan anaIgetik
fisik, psikologis) untuk
mengurangi nyeri
Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
Tingkatkan
istirahat
Kolaborasikan
dengan dokter
jika ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil

12
Monitor
penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic
Administration
Tentukan lokasi,
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat
Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis,
dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik
yang diperlukan
atau kombinasi
dari analgesik
ketika pemberian
lebih dari satu
Tentukan pilihan
analgesik
tergantung tipe
dan beratnya
nyeri
Tentukan
analgesik pilihan,

13
rute pemberian,
dan dosis optimal
Pilih rute
pemberian secara
IV, IM untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesik pertama
kali
Berikan analgesik
tepat waktu
terutama saat
nyeri hebat
Evaluasi
efektivitas
analgesik, tanda
dan gejala
2 Gangguan citra tubuh Body image Body image
berhubungan dengan Self esteem enhancement
deformitas tulang. Kaji secara verbal
Kriteria Hasil : dan non verbal
Batasan karakteristik Body image respon klien
: positif terhadap
Perilaku Mampu tubuhnya
mengenali tubuh mengidentifikasi Monitor frekuensi
individu kekuatan personal mengkritik

14
Perilaku Mendiskripsikan dirinya
menghindari secara faktual Jelaskan tentang
tubuh individu perubahan fungsi pengobatan,
Perilaku tubuh perawatan,
memantau tubub Mempertahankan kemajuan dan
individu interaksi sosial prognosis
Respon nonverbal penyakit
terhadap Dorong klien
perubahan aktual mengungkapkan
pada tubuh (mis; perasaannya
penampilan, Identifikasi arti
struktur, fungsi) pengurangan
Respon nonverbal melalui
terhadap persepsi pemakaian alat
perubahan pada bantu
tubuh (mis; Fasilitasi kontak
penampilan, dengan individu
struktur, fungsi) lain dalam
Mengungkapkan kelompok kecil
perasaan yang
mencerminkan
perubahan
pandangan
tentang tubuh
individu ( mis;
penampilan,
struktur, fungsi)
Mengungkapkan
persepsi yang
mencerminkan

15
perubahan
individu dalam
penampilan
Objektif
Perubahan aktual
pada fungsi
Perubahan aktual
pada struktur
Perilaku mengenali
tubuh individu
Perilaku memantau
tubuh individu
Perubahan dalam
kemampuan
memperkirakan
hubungan spesial
tubuh terhadap
lingkungan
Perubahan dalam
keterlibatan sosial
Perluasan batasan
tubuh untuk
menggabungkan
objek lingkungan
Secara sengaja
menyembunyikan
bagian tubuh
Secara sengaja
menonjolkan
bagian tubuh

16
Kehilangan bagian
tubuh
Tidak melihat
bagian tubuh
Tidak menyentuh
bagian tubuh
Trauma pada
bagian yang tidak
berfungsi
Secara tidak
sengaja
menonjolkan
bagian tubuh

Subjektif
Depersonalisasi
kehilangan melalui
kata ganti yang
netral
Depersonalisasi
bagian melalui kata
ganti yang netral
Penekanan pada
kekuatan yang
tersisa
Ketakutan terhadap
reaksi orang lain
Fokus pada
penampilan masa
lalu

17
Perasaan negatif
tentang sesuatu
Personalisasi
kehilangan dengan
menyebutkannya
Fokus pada
perubahan
Fokus pada
kehilangan
Menolak
memverifikasi
perubahan aktual
Mengungkapkan
perubahan gaya
hidup

Faktor Yang
Berhubungan:
Biofisik, Kognitif
Budaya, Tahap
perkembangan
Penyakit, Cedera
Perseptual,
Psikososial,
Spiritual
Pembedahan,
Trauma
Terapi penyakit

18
3 Intoleransi aktifitas Energy Activity
berhubungan dengan conservation Therapy
nyeri pada tulang. Activity Kolaborasikan
tolerance dengan tenaga
Batasan Self Care : ADL rehabilitasi medik
Karakteristik : dalam
Respon tekanan Kriteria Hasil : merencanakan
darah abnormal Berpartisipasi program terapi
terhadap aktivitas dalam aktivitas yang tepat
Respon frekwensi fisik tanpa disertai Bantu klien untuk
jantung abnormal peningkatan mengidentifikasi
terhadap aktivitas tekanan darah, aktivitas yang
Perubahan EKG nadi dan RR mampu dilakukan
yang Mampu Bantu untuk
mencerminkan melakukan memilih aktivitas
aritmia aktivitas sehari- konsisten yang
Perubahan EKG hari (ADL) secara sesuai dengan
yang mandiri kemampuan fisik,
mencerminkan Tanda-tanda vital psikologi dan
iskemia normal social
Ketidaknyamanan Energy Bantu untuk
setelah beraktivitas psikomotor mengidentifikasi
Dipsnea setelah Level kelemahan dan mendapatkan
beraktivitas Mampu sumber yang
Menyatakan berpindah: diperlukan untuk
merasa letih dengan atau tanpa aktivitas yang

Menyatakan bantuan alat diinginkan

merasa lemah Status Bantu untuk


kardiopulmunari mendapatkan alat
adekuat bantuan aktivitas

19
Faktor Yang Sirkulasi status seperti kursi roda,
Berhubungan : baik krek
Tirah Baring atau Status respirasi : Bantu untuk
imobilisasi pertukaran gas mengidentifikasi
Kelemahan umum dan ventilasi aktivitas yang
Ketidakseimbanga adekuat disukai
n antara suplai dan Bantu klien untuk
kebutuhan oksigen membuat jadwal
Imobilitas latihan diwaktu
Gaya hidup luang
monoton Bantu
pasien/keluarga
untuk
mengidentifikasi
kekurangan
dalam
beraktivitas
Sediakan
penguatan positif
bagi yang aktif
beraktivitas
Bantu pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
Monitor respon
fisik, emosi,
social dan
spiritual

20
4 Ansietas berhubungan Anxiety self- Anxiety
dengan kurang control Reduction
pengetahuan terhadap Anxiety level (penurunan
penyakit. Coping kecemasan)
Gunakan
Batasan Kriteria Hasil : pendekatan yang
Karakteristik Klien mampu menenangkan
Perilaku : mengidentifikasi Nyatakan dengan
Penurunan dan jelas harapan
produktivitas mengungkapkan terhadap pelaku
Gerakan yang gejala cemas. pasien
ireleven Mengidentifikasi, Jelaskan semua
Gelisah mengungkapkan prosedur dan apa
Melihat sepintas dan menunjukkan yang dirasakan
Insomnia tehnik untuk selama prosedur
Kontak mata yang mengontol cemas. Pahami
buruk Vital sign dalam prespektif pasien
Mengekspresikan batas normal. terhadap situasi
kekawatiran karena Postur tubuh, stres
perubahan dalam ekspresi wajah, Temani pasien
peristiwa hidup bahasa tubuh dan untuk
Agitasi tingkat aktivfitas memberikan

Mengintai menunjukkan keamanan dan

Tampak waspada berkurangnya mengurangi takut

Affektif : kecemasan. Dorong keluarga

Gelisah, Distres untuk menemani

Kesedihan yang anak

mendalam Lakukan back /

Ketakutan neck rub

21
Perasaan tidak Dengarkan
adekuat dengan penuh
Berfokus pada diri perhatian
sendiri Identifikasi
Peningkatan tingkat
kewaspadaan kecemasan
Iritabihtas Bantu pasien
Gugup senang mengenal situasi
beniebihan yang
Rasa nyeri yang menimbulkan
meningkatkan kecemasan
ketidakberdayaan Dorong pasien
Peningkatan rasa untuk
ketidak berdayaan mengungkapkan
yang persisten perasaan,

Bingung, Menyesal ketakutan,

Ragu/tidak percaya persepsi

diri Instruksikan

Khawatir pasien

Fisiologis : menggunakan

Wajah tegang, teknik relaksasi

Tremor tangan Berikan obat

Peningkatan untuk

keringat mengurangi
kecemasan
Peningkatan
ketegangan
Gemetar, Tremor
Suara bergetar
Simpatik :
Anoreksia

22
Eksitasi
kardiovaskular
Diare, Mulut kering
Wajah merah
Jantung berdebar-
debar
Peningkatan
tekanan darah
Peningkatan denyut
nadi
Peningkatan reflek
Peningkatan
frekwensi
pernapasan
Pupil melebar
Kesulitan bernapas
Vasokontriksi
superfisial
Lemah, Kedutan
pada otot
Parasimpatik :
Nyeri abdomen
Penurunan tekanan
darah
Penurunan denyut
nadi
Diare, Mual,
Vertigo
Letih, Ganguan
tidur

23
Kesemutan pada
ekstremitas
Sering berkemih
Anyang-anyangan
Dorongan cegera
berkemih
Kognitif :
Menyadari gejala
fisiologis
Bloking fikiran,
Konfusi
Penurunan lapang
persepsi
KesuIitan
berkonsentrasi
Penurunan
kemampuan belajar
Penurunan
kemampuan untuk
memecahkan
masalah
Ketakutan terhadap
konsekwensi yang
tidak spesifik
Lupa, Gangguan
perhatian
Khawatir,
Melamun
Cenderung
menyalahkan orang

24
lain.

Faktor Yang
Berhubungan :
Perubahan dalam
(status ekonomi,
lingkungan,status
kesehatan, pola
interaksi, fungsi
peran, status peran)
Pemajanan toksin
Terkait keluarga
Herediter
Infeksi/kontaminan
interpersonal

5 Resiko tinggi cidera Risk Kontrol Environment


berhubungan dengan Management
abnormalitas tulang. Kriteria Hasil : (Manajemen
Klien terbebas lingkungan)
Faktor Resiko : dari cedera Sediakan
Eksternal Klien mampu Iingkungan yang
Biologis (mis, menjelaskan aman untuk
tingkat imunisasi cara/metode pasien
komunitas, untuk mencegah Identifikasi
mikroorganisme) injury/cedera kebutuhan
Zat kimia (mis, Klien mampu keamanan pasien,
racun, polutan, menjelaskan sesuai dengan

25
obat, agenens faktor resiko dari kondisi fisik dan
farmasi, alkohol, lingkungan/peril fungsi kognitif
nikotin, pengawet, aku personal pasien dan
kosmetik, pewarna) Mampu riwayat penyakit
Manusia (mis, memodifikasi terdahulu pasien
agens nosokomial, gaya hidup untuk Menghindarkan
pola ketegangan, mencegah injury lingkungan yang
atau faktor kognitif, Menggunakan berbahaya
afektif, dan fasilitas (misalnya
psikomotor) kesehatan yang memindahkan
Cara ada perabotan)
pemindahan/transp Mampu Memasang side
or mengenali rail tempat tidur
Nutrisi (mis, perubahan status Menyediakan
desain, struktur, kesehatan tempat tidur yang
dan pengaturan nyaman dan
komunitas, bersih
bangunan, dan/atau Menempatkan
peralatan) saklar lampu
Internal ditempat yang
Profil darah yang mudah dijangkau
abnormal (mis, pasien.
leukositosis / Membatasi
leukopenia, pengunjung
gangguan faktor Menganjurkan
Koagulasi, keluarga untuk
trombositopenia, menemani pasien.
sel sabit, talasemia, Mengontrol
penurunan lingkungan dari
hemoglobin) kebisingan

26
Disfungsi biokimia Memindahkan
Usia perkembangan barang-barang
(fisiologis, yang dapat
psikososial) membahayakan
Disfungsi efektor Berikan
Disfungsi imun- penjelasan pada
autoimun pasien dan
Disfungsi integratif keluarga atau

Malnutrisi pengunjung

Fisik (mis, adanya perubahan

integritas kulit status kesehatan

tidak utuh, dan penyebab

gangguan penyakit.

mobilitas)
Psikologis
(orientasi afektif)
Disfungsi sensorik
Hipoksia jaringan

2.2.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi merupakan tindakan yang sudah dilaksanakan dalam
rencana keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan
independent, interdependent, dan dependent. Implementasi disesuaikan
dengan rencana keperawatan atau intervensi yang telah di buat atau di
susun.

2.2.5 Evaluasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan pada tulang teratasi.

27
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan deformitas tulang
teratasi.
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri pada tulang teratasi.
4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan terhadap
penyakit teratasi.
5. Resiko tinggi cidera berhubungan dengan abnormalitas tulang
teratasi.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Osteitis deformans adalah suatu penyakit metabolisme pada tulang,
dimana tulang tumbuh secara tidak normal, menjadi lebih besar dan lunak.
Osteitis deformans adalah gangguan tulang yang ditandai oleh pola
remodeling tulang yang dipercepat. Osteitis deformans /paget disease dapat
disebabkan oleh infeksi virus ( paramyxoviruses ) disamping faktor genetik.
Penyakit ini jarang di diagnosis/ditemukan menyerang pada orang dibawah
umur 40 tahun. Laki-laki dan perempuan sama-sama terpengaruh.
Kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa mereka memiliki penyakit
ini. Kasus yang ringan seringkali hanya menunjukkan sedikit gejala.Gejala
yang paling sering ditemukan adalah nyeri tulang.Nyeri terpusat di daerah
dekat persendian tulang.Biasanya nyeri tidak berhubungan dengan berat
ringannya aktivitas penderita.
Biasanya, tak ada tindakan yang dianjurkan bagi pasien tanpa gejala.
Nyeri biasanya berespon dengan pemberian NSAID. Biphosphonate adalah
obat antiresorptive yang paling banyak digunakan dan saat ini dianggap
sebagai pilihan utama untuk terapi penyakit paget. Banyak klinis yang merasa
aminobiphosphonates seperti pamidronate, risedronate, dan zoledronic acid
lebih baik daripada jenis biphosphonate yang lama seperti etidronate dan
tiludronate karena aminobiphosphonates lebih efektif dalam mengurangi bone
turnover. Biphosphonate dapat diberikan secara oral maupun secara
intravena.

29
DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth J. 2007. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta. Buku


Kedokteran EGC.
Davey, Patrick. At a Glance Medicine. 2003. Jakarta. Erlangga.
Davies, Kim. Buku pintar Nyeri Tulang dan Otot. 2007. Jakarta. Erlangga.
Doenges, Marilynn dkk. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. 2000. Jakarta.
EGC.
Robbins & Cotran. Buku Saku Dasar Patologis Edisi 7. 2006. Jakarta. EGC.
Sudiono, Janti. 2007. Gangguan Tumbuh Kembang Dentokraniofasial. Jakarta.
Buku Kedokteran EGC.
Yatim, Faisal. Penyakit Tulang dan Persendian. 2006. Jakarta. Pustaka Poupuler
Obor.

30

Vous aimerez peut-être aussi